Anda di halaman 1dari 4

kunci bagi keberhasilan produksi lada. Karena itu perlu dilakukan upaya pembibitan yang baik.

Caranya adalah dengan penggunaan media tanam yang baik bagi akar dalam arti suatu media
yang mampu menyediakan unsur hara dan mendukung perkembangan akar (struktur tanah
porus). Penggunaan media tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit yang ditanam.
Secara umum media tanam yang digunakan haruslah mempunyai sifat yang ringan, murah,
mudah didapat, gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan bibit yang optimum.
Media penyetekan yang baik adalah media yang mempunyai porositas cukup, airase baik,
drainase baik, kapasitas mengkat air tinggi, dan bebas patogen. Selain menggunakan bahan stek
yang baik keberhasilan pertumbuhan stek lada perdu adalah dengan menggunakan sungkup saat
masa pembibitan. Penggunaan sungkup pada pembibitan bertujuan untuk memperoleh
kelembaban yang tinggi serta suhu yang rendah. Kelembaban tinggi dan suhu rendah akan
merangsang pertumbuhan

bibit. Lengkungan atap sungkup menyebabkan pantulan sinar

matahari menjadi relatif lebih sempurna (Hapsari, 2003).

Salah satu jenis rumah tanam adalah sungkup plastik. Sungkup plastik merupakan rumah
plastik berbentuk terowongan. Selain biaya pembuatannya lebih hemat dibandingkan bentuk
konvensional, lengkungan atap sungkup menyebabkan pantulan sinar matahari menjadi relatif
lebih sempurna (Hapsari, 2003). Pertumbuhan tanaman dipengaruhi panjang gelombang, durasi
(lama

penyinaran),intensitas,

dan

arah datangnya

sinar

cahaya (Chory,

1997). Secara

fisiologis, cahaya mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung bagi tubuh tanaman.
Pengaruhnya pada metabolisme secara langsung melalui fotosintesis. Sedangkan pengaruh tidak
langsungnya melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang merupakan respon
metabolik dan lebih kompleks (Fitter dan Hay, 1991)
Tanaman lada sekarang banyak dibudidayakan di Indonesia (Aceh, Bangka, Lampung,

Kalimantan Barat). Di luar Indonesia yaitu di India, Tiongkok, Thailand, Vietnam, Amerika Selatan,
India Selatan. Tanaman lada ini menghasilkan 2 jenis lada yaitu lada putih (muntok/bangka) dan
lada hitam. Perbedaan lada putih dan lada hitam hanya terletak pada cara penanganan pasca
panen saja. Lada putih diperoleh dari buah lada yang kulitnya dihilangkan, sedangkan lada hitam
diperoleh dari buah lada yang kulitnya tidak dihilangkan (Tjitrosoepomo, 1994).
Lada putih berguna untuk bumbu masak, sebagai penyedap dan pelezat, pengawet daging,
campuran bahan obat-obat tradisional, dan dapat dijadikan minuman kesehatan. Sedangkan lada
hitam digunakan minyaknya yang wangi sebagai parfum (Sarpian, 2004).

Lada menempati urutan ke empat setelah minyak sawit, karet dan kopi, dengan nilai
ekspor lebih dari 140,31 juta dollar Amerika Serikat. Adapun perbibit lada di Indonesia pada
tahun 2009 telah mencapai luasan 185.941 Ha (Ditjenbun, 2010). Menurut Yuhono (2005) Lada
memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, yaitu sebagai sumber devisa, penyedia
lapangan kerja, bahan baku industri, dan konsumsi langsung. Di Provinsi Bengkulu luas area
perkebunan lada saat ini tercatat oleh Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu tahun 2012 yakni
4.920 hektare dengan produksi rata-rata 2.742 ton per tahun. Bibit yang unggul dan berkualitas
baik akan lebih menjamin keberhasilan usaha yang dilakukan, tetapi perlu didukung juga oleh
penguasaan dan penerapan teknik budidaya yang tepat untuk mendapatkan hasil yang secara
kuantitas dan kualitas dapat dipertanggungjawabkan (Lawani, 1995).
kunci bagi keberhasilan produksi lada. Karena itu perlu dilakukan upaya pembibitan
yang baik. Caranya adalah dengan penggunaan media tanam yang baik bagi akar dalam arti
suatu media yang mampu menyediakan unsur hara dan mendukung perkembangan akar (struktur
tanah porus). Penggunaan media tanam yang tepat akan menentukan pertumbuhan bibit yang
ditanam. Secara umum media tanam yang digunakan haruslah mempunyai sifat yang ringan,
murah, mudah didapat, gembur dan subur, sehingga memungkinkan pertumbuhan bibit yang

optimum. Media penyetekan yang baik adalah media yang mempunyai porositas cukup, airase
baik, drainase baik, kapasitas mengkat air tinggi, dan bebas patogen. Selain menggunakan bahan
stek yang baik keberhasilan pertumbuhan stek lada perdu adalah dengan menggunakan sungkup
saat masa pembibitan. Penggunaan sungkup pada pembibitan bertujuan untuk memperoleh
kelembaban yang tinggi serta suhu yang rendah. Kelembaban tinggi dan suhu rendah akan
merangsang pertumbuhan

bibit. Lengkungan atap sungkup menyebabkan pantulan sinar

matahari menjadi relatif lebih sempurna (Hapsari, 2003).

fungsi utama sitokinin adalah memacu pembelahan sel. Skoog dan beberapa kawannya
menemukan bahwa jika empulur batang tembakau, kedelai dan beberapa tumbuhan dikotil lain
dipisahkan dan dibiakkan secara aseptic pada medium-agar yang mengandung auksin dan hara
yang tepat, akan terbentuk masa sel yang tak terspesialisasi, tak beraturan, dan khususnya
poliploid, yang disebut kalus. Jika sitokinin juga ditambahkan, sitokinesis terpacu sekali, seperti
yang pernah dikemukakan. Besarnya pertumbuhan sel baru dapat dipakai sebagai uji biologi
yang peka dan sangat khas bagi sitokinin, dan penting untuk menyusun batasan bagi senyawa ini
(diulas oleh Skoog dan leonard, 1968; serta oleh Skoog dan Amstrong, 1970).
Terdapat dua bukti utama yang menyatakan keterlibatan sitokinin; banyak jenis sitokinin
mampu menggantikan sebagian factor yang dibutuhkan akar untuk menunda penuaan, dan
kandungan sitokinin helai daun meningkat berlipat ganda ketika akar liar terbentuk. Pada
tanaman bunga matahari, kandungan sitokinin dalam cairan xylem meningkat selama masa
pertumbuhan cepat, kemudian sangat menurun saat pertumbuhan berhenti dan tanamn mulai

berbunga. Hal tersebut menunjukkan bahwa berkurangnya angkutan sitokinin dari akar ke tajuk
mengakibatkan penuaan terjadi lebih cepat (Skene, 1975).
Thimann (1987) menyatakan bahwa sitokinin mampu melakukan hal tersebut dengan cara
mempertahankan keutuhan membrane tonoplas. Bila tidak, protease dari vakuola akan merembes
ke sitoplasma dan menghidrolisisprotein-larut serta protein membrane kloroplas dan
mitokondria. Sejalan dengan gagasan ini, YY Leshem dan beberapa kawannya di Israel
memperoleh banyak bukti bahwa sitokinin melindungi membrane dari perusakan (leshem, 1988).

Anda mungkin juga menyukai