Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

METAMORFOSIS SERANGGA DAN AMPHIBIA


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Sruktur Perkembangan Hewan II
Yang dibimbing oleh Ibu Drs. Umie Lestari, M.Si

Disusun oleh :
Off G/2015 kelompok 5
1.Dyati Galuh Pratita
2.Mega Dwi Trisnawati
3.Nindis Pristya
4.Yunaida Dwi Permata

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
November 2014


Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNyalah sehingga penyusunan makalah berjudulMetamormofosis Serangga dan
Amphibia ini telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II. Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1.
Ibu Umi Lestari yang telah mendukung dan memberi ide dan memberi
saran dan motivasi terhadap penulis karna dukungan beliau makalah ini telah
selesai dan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis.
2.

Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materil.

3.
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan dari jurusan Biologi
khususnya offering G yang berbahagia. Semoga Allah SWT, memberikan balasan
atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten.

Malang, 21 November 2016

Tim Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Kehidupan serangga adalah proses perkembangan atau berubahnya bentuk


dan ukuran tubuhnya yang tidak akan kembali lagi ke bentuk semula dengan
berbagai kegiatannya. Dimana serangga tersebut melakukan berbagai gerakan,
tumbuh, berkembangbiak, peka terhadap lingkungan dan mengadakan proses
metabolisme.
Keberadaan serangga sebagai salah satu komponen biotik dalam suatu
ekosistem mutlak diperlukan. Keberadaanya dalam ekosistem mengakibatkan
berlangsungnya interaksi antara serangga dengan komponen biotik lainnya.
Hewan ini juga merupakan contoh klasik metamorfosis. Setiap serangga
mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap
melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali sangat
dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa
disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga
seringkali dicirikan oleh tipe metamorfosisnya

1.2.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini diantaranya yaitu:
1.

Bagaimana siklus hidup serangga ?

2.

Bagaimana tahap-tahap metamorphosis pada serangga ?

1.3.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang terdapat dalam makalah ini diantaranya yaitu:


1.

Untuk mengetahui siklus hidup serangga

2.

Untuk mengetahui tahap-tahap metamorphosis pada serangga

BAB II
ISI
2.1

Pengertian metamorfosis

Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar,
setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi Metamorfosis adalah suatu
proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan
fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi
akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda. Hewan
yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupukupu dan serangga (Lianaindonesia, 2008). Metamorfosis biasanya terjadi pada
fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase
pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa.
Selama hidupnya, serangga berubah bentuk beberapa kali. Perubahan bentuk ini
yang disebut metamorfosa. Ada dua macam metamorfosa, yakni metamorfosa
sempurna dan tidak sempurna.
2.2
a.

Jenis jenis Metamorphosis


Hemimetabola (Metamorfosis tidak sempurna)

Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa.
Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase
pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa
berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase
ini disebut instar. Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak
sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada
organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada
saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya
adalah telur nimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah
belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
Tahapan perkembangannya sebagai berikut:
1)

Telur

Telur diletakkan secara beragam, beberapa serangga menyatukan telurnya secara


pasif, misalnya pada Plasmida (walkingstick), yang lain menempelkan telur pada
substratnya satu-satu atau dalam kelompok. Jenis-jenis Vrysopidae (Neuroptera)
meletakkan telur dengan tungkai yang kaku yang panjang; telur terdapat di ujung
tangkai. Berbagai jenis serangga (belalang lapangan, belalang sembah, lipas)
meletakkan telur dalam paket, disebut ooteka atau paket telur; dalam satu paket
terdapat banyak telur. Bahan untuk melekatkan telur atau untuk pembuatan paket
berasal dari kelenjar penyerta (accessory glands).
2)

Nimfa

Nimfa ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis).
Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya,
bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu
sampai dengan beberapa tahun untuk terus berkembang sampai cukup besar untuk
berubah menjadi dewasa.
3)

Imago

Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua


organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.

b.

Holometabola (metamorfosa sempurna)

Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap menunjukan


perubahan wujud yang sanagt berbeda (sempurna). Tahapnya adalah sebagai
berikut ; telur larva pupa dewasa. Larvanya berbentuk ulat tumbuh dan
mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva menghasilkan pelindung keras
disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa berkembang menjadi bagian
tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi, dan organ lainnya yang
merupakan struktur Insecta dewasa.
Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Sementara di dalam pupa, serangga
akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva,
menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi
dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Contoh Insecta ini adalah
kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase
remajanya tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya
hidup pada fase dewasa hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di
bawah tanah selama 13 hingga 17 tahun. Kedua spesies ini melakukan
metamorfosis tidak sempurna.
Tahapan dari metamorfosis sempurna adalah:
1)

Telur

2)
Larva, serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.
Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk
peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan
kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar.

3)
Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu
serangga tidak melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan
mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan
sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa
menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut
histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
4)

Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.

c.

Tanpa metamorfosis / ametamorfosis (ametabola).

Perubahan struktur tubuh pada serangga ini hampir tidak kelihatan, sehingga
seringkali disebut juga tidak mengalami metamorfosis. Contohnya serangga
ametabola adalah Collembola, Thysanura dan Diplura. Bentuk pradewasa
ametabola disebut nimfa.
Segera setelah menetas lahir serangga muda yang mirip dengan induknya.
Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit baru
menjadi serangga dewasa tanpa terjadi perubahan bentuk, hanya mengalami
pertambahan besar ukuran saja.
d.

Metamorfosis bertahap (paurometabola)

Perkembangan serangga ini berubah secara bertahap dalam bentuk luarnya dari
telur sampai bentuk dewasa. Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai
kebiasaan serupa dengan yang dewasa. Kelompok serangga ini disebut juga
Paurometabola.
Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap (Isoptera),
belalang (Orthoptera), lipas (Dictyoptera) (Gambar ). Selain itu ada pula serangga
yang termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana tetapi stadium
pradewasanya hidup di air, contohnya ialah capung (Odonata). Bentuk pradewasa
disebut naiad atau tempayak. Kelompok serangga ini disebut juga Hemimetabola.
Serangga mengalami perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus hidupnya
mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago.

BAB III
3.1.

Kesimpulan

1.
Pada serangga terdapat dua macam metamorfosis utama, yaitu
hemimetabola dan holometabola.

2.
Tahap metamorphosis serangga yaitu : setelah menetas lahir serangga
muda yang mirip dengan induknya. Kemudian setelah tumbuh membesar dan
mengalami pergantian kulit baru menjadi serangga dewasa tanpa terjadi
perubahan bentuk, hanya mengalami pertambahan besar ukuran saja.
Metamorfosis bertahap (paurometabola)
3.
Serangga mengalami perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus
hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago

Daftar Pustaka

Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.


Baehaki. 1992. Pengertian Metamorfosis serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Campbell, N. A, J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid
II. Jakarta: Erlangga.
Hanapi. 1997. Entomologi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Nonadita. 2008. Metamorfosis serangga. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta
Suroso, AY. 2003. Ensiklopedi dan Sains Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.
Wilis. 2001. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka cipta

Anda mungkin juga menyukai