Disusun oleh :
Off G/2015 kelompok 5
1.Dyati Galuh Pratita
2.Mega Dwi Trisnawati
3.Nindis Pristya
4.Yunaida Dwi Permata
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karuniaNyalah sehingga penyusunan makalah berjudulMetamormofosis Serangga dan
Amphibia ini telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti mata kuliah Struktur Perkembangan Hewan II. Selesainya
penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada yang
terhormat:
1.
Ibu Umi Lestari yang telah mendukung dan memberi ide dan memberi
saran dan motivasi terhadap penulis karna dukungan beliau makalah ini telah
selesai dan sesuai dengan apa yang di inginkan oleh penulis.
2.
Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan moril dan materil.
3.
Serta kerabat-kerabat dekat dan rekan-rekan dari jurusan Biologi
khususnya offering G yang berbahagia. Semoga Allah SWT, memberikan balasan
atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkompeten.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini diantaranya yaitu:
1.
2.
1.3.
Tujuan Penulisan
2.
BAB II
ISI
2.1
Pengertian metamorfosis
Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara, sekitar,
setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi Metamorfosis adalah suatu
proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan
fisik dan atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi
akibat pertumbuhan sel dan differensiasi sel yang secara radikal berbeda. Hewan
yang mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupukupu dan serangga (Lianaindonesia, 2008). Metamorfosis biasanya terjadi pada
fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase
pupa, dan berakhir sebagai imago dewasa.
Selama hidupnya, serangga berubah bentuk beberapa kali. Perubahan bentuk ini
yang disebut metamorfosa. Ada dua macam metamorfosa, yakni metamorfosa
sempurna dan tidak sempurna.
2.2
a.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa.
Tapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase
pertama yang disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa
berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase
ini disebut instar. Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak
sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada
organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada
saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya
adalah telur nimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah
belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
Tahapan perkembangannya sebagai berikut:
1)
Telur
Nimfa
Nimfa ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan
dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis).
Tiap tahapan diantara pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya,
bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu
sampai dengan beberapa tahun untuk terus berkembang sampai cukup besar untuk
berubah menjadi dewasa.
3)
Imago
b.
Telur
2)
Larva, serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa.
Larva merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk
peralihan yang dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan
kembali alat-alat tubuh bagian dalam dan luar.
3)
Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu
serangga tidak melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan
mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan
sebagian sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa
menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut
histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut histogenesis.
4)
c.
Perubahan struktur tubuh pada serangga ini hampir tidak kelihatan, sehingga
seringkali disebut juga tidak mengalami metamorfosis. Contohnya serangga
ametabola adalah Collembola, Thysanura dan Diplura. Bentuk pradewasa
ametabola disebut nimfa.
Segera setelah menetas lahir serangga muda yang mirip dengan induknya.
Kemudian setelah tumbuh membesar dan mengalami pergantian kulit baru
menjadi serangga dewasa tanpa terjadi perubahan bentuk, hanya mengalami
pertambahan besar ukuran saja.
d.
Perkembangan serangga ini berubah secara bertahap dalam bentuk luarnya dari
telur sampai bentuk dewasa. Bentuk pradewasa disebut nimfa, mempunyai
kebiasaan serupa dengan yang dewasa. Kelompok serangga ini disebut juga
Paurometabola.
Contohnya antara lain, kutu (Phthiraptera), kepik (Hemiptera), rayap (Isoptera),
belalang (Orthoptera), lipas (Dictyoptera) (Gambar ). Selain itu ada pula serangga
yang termasuk di dalam kelompok metamorfosis sederhana tetapi stadium
pradewasanya hidup di air, contohnya ialah capung (Odonata). Bentuk pradewasa
disebut naiad atau tempayak. Kelompok serangga ini disebut juga Hemimetabola.
Serangga mengalami perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus hidupnya
mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago.
BAB III
3.1.
Kesimpulan
1.
Pada serangga terdapat dua macam metamorfosis utama, yaitu
hemimetabola dan holometabola.
2.
Tahap metamorphosis serangga yaitu : setelah menetas lahir serangga
muda yang mirip dengan induknya. Kemudian setelah tumbuh membesar dan
mengalami pergantian kulit baru menjadi serangga dewasa tanpa terjadi
perubahan bentuk, hanya mengalami pertambahan besar ukuran saja.
Metamorfosis bertahap (paurometabola)
3.
Serangga mengalami perubahan bentuk secara bertahap, selama siklus
hidupnya mengalami tiga stadia pertumbuhan, yaitu stadia telur, nimfa, dan imago
Daftar Pustaka