Contoh:
Kasus skandal watergate adalah contoh ideological corruption, dimana
sejumlah individu memberikan komitmen mereka kepada presiden Nixon ketimbang
kepada undang-undang atau hukum. Penjualan aset BUMN untuk mendukung
pemenangan pemiliha umum dari partai politik tertentu adalah contoh dari jenis
korupsi ini.
2. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
a. Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi.
b. Kolusi adalah permufakatan atau kerja sama secara melawan hukum antarPenyelenggara Negara atau antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat, dan atau negara.
c. Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara Negara secara melawan hukum
yang menguntungkan kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Djaja, Ermansjah. 2010. Memberantas Korupsi Bersama KPK. Jakarta: Sinar Grafika
Ciri-ciri korupsi dijelaskan oleh Shed Husein Alatas dalam bukunya Sosiologi
Korupsi sebagai berikut.
a. Korupsi senantiasa melibatkan lebih dari satu orang. Hal ini tidak sama dengan
kasus pencurian atau penipuan. Seorang operator yang korup sesungguhnya tidak
ada dan kasus itu biasanya termasuk dalam pengertian penggelapan (fraud).
b. Korupsi padaumumnya dilakukan secara rahasia, kecuali korupsi itu telah
merajalela dan begitu dalam sehingga individu yang berkuasa dan mereka yang
berada di dalam lingkungannya tidak tergoda untuk menyembunyikan
perbuatannya. Namun, walaupun demikian motif korupsi tetap dijaga
kerahasiaannya.
c. Korupsi melibatka elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik. Kewajiban dan
keuntungan itu tidak selalu berupa uang.
d. Mereka yang mempraktikkan cara-cara korupsi biasanya berusaha untuk
menyelubungi perbuatannya dengan berlindung di balik pembenaran hukum.
e. Mereka yang terlibat korupsi menginginkan keputusan yang tegas dan mampu
untuk mempengaruhi keputusan-keputusan itu.
f. Setiap perbuatan korupsi mengandung penipuan, biasanya dilakukan olah badan
publik atau umum (masyarakat).
g. Setiap bentuk korupsi adalah suatu pengkhianatan kepercayaan.
c. Pungutan liar jenis pungutan tidak sah yang dilakukan oleh Pemda, yaitu
pungutan yang dilakukan tanpa ketetapan berdasarkan peraturan daerah, tetapi
hanya dengan surat-surat keputusan saja.
d. Penyuapan, yaitu seorang pengusaha menawarkan uang atau jasa lain kepada
seseorang atau keluarganya untuk suatu jasa bagi pemberi uang
e. Pemerasan, yaitu orang yang memegang kekuasan menuntut pembayaran uang
atau jasa lain sebagaiganti atau timbal balik fasilitas yang diberikan.
f. Pencurian, yaitu orang yang berkuasa menyalahgunaan kekuasaanya dan
mencuri harta rakyat, langsung atau tidak langsung.
g. Nepotisme, yaitu orang yang berkuasa memberikan kekuasaan dan fasilitas
pada keluarga atau kerabatnya, yang seharusnya orang lain juga dapat atau
berhak bila dilakukan secara adil.
Hartanti, Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika