Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Secara khusus, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan/atau latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat,
untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam
berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo,
2008: 3, 11).
Pada pelaksanaan pendidikan di setiap institusi, tidak akan terlepas dari
aturan dan hukum di setiap institusi tersebut. Sehingga semua civtas akademik di
institusi tersebut harus mematuhi dan memacu pada aturan-aturan yang ada dalam
pendidikan tersebut. Antikorupsi mempunyai prinsip-prinsip yaitu akuntabilitas,
transparansi, kebijakan dan kontrol kebijakan. Oleh karena itu, pada pelaksanaan
pendidikan, harus dipraktikan prinsip-prinsip anti korupsi tersebut agar
pendidikan dapat berjalan sesuai aturan dan tidak ada yang menyeleweng.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep hukum dan
aturan
1.2.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep pendidikan
1.2.3 Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep aturan atau hokum
pendidikan didalam institusinya
1.3 METODA PENULISAN

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, kami menggunakan


metode wawancara kepada ketua jurusan Keperawatan Bandung Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung. Selai itu, kami juga mencari bahanbahan melalui internet.

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 PENGERTIAN HUKUM DAN ATURAN


Menurut KBBI, hukum merupakan peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat dan dilakukan oleh penguasa atau pemerintah ; undangundang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat;
keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan).
Pengertian hukum menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. Hugo de Groot dalam De Jure Belli ac facis (1625) mengatakan
hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjalani
keadilan.
b. Van Vollenhoven dalam Het Adat recht van Nederland Indie
mengatakan hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup yang
bergolak terus-menerus keadaan bentur dan membentur tanpa henthentinya dengan gejala-gejala lainnya.
c. Aristoteles
Hukum adalah rangkaian peraturan yang mengikat baik rakyat maupun
penguasa.
Hukum adalah kumpulan peraturan hidup yang sifatnya memaksa
berisikan perintah dan larangan serta dibuat oleh badan resmi atau badan
berwajib dengan tujuan untuk mengatur ketertiban dalam kehidupan masyarakat.
Hukum memiliki sanksi yang tegas.
Sedangkan, aturan adalah patokan atau acuan yang dibuat untuk
mempengaruhi dan membatasi dalam berperilaku dengan tujuan menciptakan
ketertiban dalam bermasyarakat. Kumpulan dari aturan yang telah dibuat dan
disepakati disebut sebagai hukum. Sehingga,siapa saja yang melanggar hukum
dapat dikenakan sanksi.

2.2 PENGERTIAN PENDIDIKAN


Pengertian pendidikan menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1.

Prof. H. Mahmud Yunus : Yang dimaksud pendidikan ialah suatu usaha


yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak
yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak
sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan citacitanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan
apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat,

bangsa, negara dan agamanya.


2. Prof. Dr. John Dewey : Menurutnya pendidikan merupakan suatu proses
pengalaman. Karena kehidupan merupakan pertumbuhan, maka pendidikan
berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa dibatasi oleh usia.
Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan
menambah kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan.
3. M.J. Langeveld : Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing
manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu
usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar
mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

2.3 PRINSIP-PRINSIP ANTI KORUPSI


Prinsip-prinsip antikorupsi pada dasarnya merupakan langkah-langkah
antisipatif yang harus dilakukan agar laju pergerakan korupsi dapat dibendung
4

bahkan diberantas. Pada dasarnya prinsip-prinsip antikorupsi terkait dengan


semua aspek kegiatan public yang menuntut adanya integritas, objektivitas,
kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat, dan meletakkan kepentingan public di
atas kepentingan individu.
Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk
mencegah terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran
(fairness), kebijakan dan control kebijakan.
Berikut ini penjelasan mengenai prinsip-prinsip antikorupsi, diantaranya :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian anatara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip
akuntabilitas merupakan pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya
korupsi. Prinsip ini pada dasarnya dimaksudkan agar kebijakan dan langkahlangkah

atau

kinerja

yang

dijalankan

sebuah

lembaga

dapat

dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas membutuhkan


perangkat-perangka pendukung, baik berupa perundang-undangan (de jure)
maupun dalam bentuk komitmen dan dukungna masyarakat (de facto), baik
pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga
(Bappenas,2002).
Akuntabilitas sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan
mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk
dapat memberikan jawaban kepada sejumlah otoritas eksternal (Dubnik 2005)
2. Transparansi
Transparansi meruakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan
dilakukan secara terbuka, sehingga segala bentuk penyimpangan dapat
diketahui oleh public (Prasojo,2007). Transparansi menjadi pintu masuk,
sekaligus control bagi seluruh proses dinamika structural kelembagaan. Dalam
bentuk yang paling sederhana, keterikatan interaksi antara dua individu atau
lebih mengharuskan adanya transparansi mengacu pada keterbukaan dan
kejujuran untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan karena kepercayaan,
keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga
5

bagi mahasiswa untuk dapat melanjutkan tanggung jawabnya pada masa kini
dana masa mendatang (Kurniawan,2010).
Dalam prosesnya, terdapat lima proses

dalam

transparansi,

yaitu

penganggaran, penyusunan kegiatan, pembahasan, pengawasan, dan evaluasi.


3. Kewajaran
Prinsip fairness atau kewajaran ini ditunjukkan untuk mencegah
terjadinya manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam
bentuk mark up maupun ketidakwajaran dalam bentuk lainnya. Sifat-sifat
prinsip ketidakwajaran ini terdiri dari lima hal penting komperehensif dan
disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran dan informatif. Komperehensif
dan

disiplin

berarti

mempertimbangkan

keseluruhan

aspek,

berkesinambungan, taat asas, prinsip pembebanan, pengeluaran dan tidak


melampaui batas (off budget). Fleksibilitas artinya adalah adanya kebijakan
tertentu untuk mencapai efisiensi dan efektifitas. Terprediksi berarti adanya
ketetapan dlam perencanaan atas dasar asas value for money untuk
menghindari defisit dalam tahun anggaran berjalan. Anggaran yang terprediksi
merupakan cerminan dari adanya prinsip fairness di dalam proses perencanaan
pembangunan. Kejujuran mengandung arti tidak adanya bias perkiraan
penerimaan maupun pengeluaran yang disengaja yang berasal dari
pertimbangan teknis maupun politis. Kejujuran merupakan bagian pokok dari
prinsip fairness. Penerapan sifat informatif agar dapat tercapainya sistem
informasi pelaporan yang teratur dan informatif. Sistem informatif ini
dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja, kejujuran dan proses pengambilan
keputusan selain itu sifat ini merupakan ciri khas dari kejujuran.
4. Kebijakan
Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi
penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Kebijakan anti
korupsi ini tidak selalu identik dengan undang-undang anti korupsi, namun
bisa berupa undang-undang kebebasan mengakses informasi, undang-undang
desentralisasi, undang-undang anti-monopoli, maupun lainnya yang dapat
6

memudahkan masyarakat mengetahui sekaligus mengontrol terhadap kinerja


dan penggunaan anggaran negara oleh para pejabat negara. Aspek-aspek
kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan,
kultur kebijakan. Kebijakan anti korupsi akan efektif apabila didalamnya
terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan kualitas
dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.
Kebijakan yang telah dibuat dapat berfungsi apabila didukung oleh aktoraktor penegak kebijakan yaitu kepolisian, kejaksaan, pengadilan, pengacara,
dan lembaga pemasyarakatan. Eksistensi sebuah kebijakan tersebut terkait
dengan nilai-nilai, pemahaman, sikap, persepsi dan kesadaran masyarakat
terhadap hukum atau undang-undang anti korupsi. Lebih jauh lagi kultur
kebijakan ini akan menentukan tingkat partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.
5. Kontrol kebijakan
Kontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul
efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan
berupa partisipasi, evolusi dan reformasi. Kontrol kebijakan partisipasi yaitu
melakukan kontrol terhadap kebijakan dengan ikut serta dalam penyusunan
dan pelaksanaannya. Kontrol kebijakan evolusi yaitu dengan menawarkan
alternatif kebijakan baru yang dianggap lebih layak. Kontrol kebijakan
reformasi yaitu mengontrol dengan mengganti kebijakan yang dianggap tidak
sesuai.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hukum dan aturan dalam pendidikan di jurusan Keperawatan Bandung
Poltekkes Kemenkes Bandung mengacu pada aturan-aturan yang dibuat oleh
pemerintah. Karena Poltekkes Kemenkes Bandung sekarang ini dibawah
7

pembinaan

Dikti, maka aturan yang dipakai dan digunakan di Poltekkes

Kemenkes Bandung ini adalah aturan yang dikeluarkan oleh Dikti. Aturan-aturan
yang dikeluarkan oleh Kementrian Dikti adalah tentang Undang-undang
pendidikan tinggi, Undang-undang system pendidikan nasional, standar nasional
perguruan tinggi. Contohnya, SKS untuk program studi Diploma III adalah 112
SKS, 1 Semester itu efektifnya minimal terdiri dari 14 minggu, dan lain
sebagainya. Semua aturan-aturan yang ditetapakan oleh Kementrian Dikti telah
ditetapkan oleh jurusan Keperawatan Bandung ini.
Akan tetapi, karena Poltekkes Kemenkes Bandung berada di bawah
Kementrian Kesehatan, maka Jurusan Keperawatan juga tetap mengikuti
peraturan yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan. Misalnya ada muatanmuatan materi yang harus dimasukan dalam setiap jurusan. Maka dari itu,
pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bandung sudah
mengikuti aturan-aturan yang berlaku yang ditetapkan oleh Kementrian Dikti dan
Kementrian Kesehatan.
Orang-orang yang terlibat dalam bidang pendidikan adalah dosen, karyawan
seperti yang menyediakan peralatan di laboratorium yang ditujukan untuk
memperlancar pelaksanaan PBM dan juga tentunya mahasiswa pula terlibat
aturan dan hukum dalam bidang pendidikan.
Upaya agar kebijakan yang telah dibuat oleh institusi atau kampus itu bisa
berjalan dengan efektif yaitu pertama, Jurusan Keperawatan Bandung ini harus
mempunyai target. Rencana pun harus ada targetnya. Supaya bisa memenuhi
target, maka diperlukan adanya monitoring dari kepemimpinan. Jika ada suatu
kendala dan permasalahan yang tidak bisa terpecahkan, maka akan diadakan
rapat dengan semua dosen. Rapat itu media untuk mengevaluasi mengapa target
tersebut tidak tercapai. Contohnya, target IPK mahasiswa diatas 3,25, akan tetapi
target tersebut tidak tercapai. Maka akan diadakan rapat evaluasi mahasiswa,
dosen dan program punya kontribusi ketidaktercapaiannya.
8

Seseorang yang melanggar aturan akan mendapatkan sanksi atau surat


peringatan (SP). Selain itu, juga adanya surat teguran. Sanksi tersebut mengacu
pada PP No. 3 mengenai pengaturan pemerintah tentang disiplin. PP No.3 ini bisa
menjadi aturan yang berlaku bagi karyawan baik dosen atau tenaga kependidikan.
Apabila terjadi pelanggaran pada aturan ini maka akan dilakukan tindakan berupa
teguran dan selanjutnya akan diberikan SP. Kemudian, jika mendapatkan SP 1,2,3
akan mendapatkan pembinaan, dan bila hukuman ini tidak memiliki dampak maka
akan dilakukan pelaporan kepegawaian Direktorat.
Bila tidak bisa dibina dilaporkan ke bagian bidang kepegawaian Direktorat,
nanti kepegawaian direktorat yang akan memanggil dalam PP No. 53 apabila
pimpinan yang lebih tinggi tidak memanggil, tidak mengingatkan maka dianggap
bersekongkol jadi ketika ada kesalahan yang ditemukan, masalah pimpinannya
yang disini itu terlibat yang membiarkan membuat salah dia juga akan
mendapatkan hukuman nantinya. Ada hukuman ringan dan ada juga hukuman
sedang.
Jadi bisa kami simpulkan, bahwa pelaksanaan aturan dan hukum dalam
bidang pendidikan di Jurusan Keperawatan Bandung Poltekkes Kemenkes
Bandung ini sudah mengikuti prinsip-prinsip antikorupsi diantaranya Akuntabiitas,
Transparansi, Kewajaran, Kebijakan, dan kontrol kebijakan. Karena dalam
pelaksanaannya, prinsip akuntabilitas sudah terpenuhi yaitu antara aturan yang
ditetapkan oleh Kementrian Dikti dan Kementrian Kesehatan sudah dilaksanakan
dengan baik di Jurusan Keperawatan Bandung ini. Dan juga ada aturan-aturan
tambahan yang diterapkan di jurusan Keperawatan Bandung inipun sudah
dilaksanakan.

Lalu dalam prinsip transparansi pula sudah ditetapkan seperti

semua civitas akademika, baik dosen, mahasiswa dan seluruh karyawan


mengetahui aturan-aturan dan hukum yang berlaku di jurusan Keperawatan
Bandung ini. Lalu dalam prinsip kewajaran. Menurut kami, prinsip kewajaran ini
sudah terpenuhi, karena aturan dan hukum di jurusan keperawatan Bandung ini
sudah menerapkan lima hal penting yaitu komperehensif dan disiplin, fleksibilitas,
9

terprediksi, kejujuran dan informatif. Lalu dalam bidang kebijakan, jurusan


Keperawatan Bandung ini sudah memenuhi prinsip kebijakan, karena sudah jelas
yang membuat kebijakan di Poltekkes Kemenkes Bandung ini yaitu dari
Kementrian Dikti dan Kementrian Kesehatan dan institusi hanya menjalannkannya
saja. Lalu dalam prinsip Kontrol Kesehatan, sudah baik pula Jurusan Keperawatan
Bandung ini, karena kebijakan-kebijakan yang tidak wajar, bisa dirubah sedikit
dan dijalankan dengan sebaik mungkin. Dalam aturan dan hukum pun sudah jelas
ada hukumannya dan semua aturan dan hukum dalam bidang pendidikan dan
sudah terlaksana dengan baik
Dengan demikian, prinsip antikorupsi di bidang pendidikan dalam Poltekkes
Kemenkes Bandung ini khusunya di jurusan keperawatan Bandung, sudah
memenuhi prinsip-prinsip anti korupsi.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Hukum adalah kumpulan peraturan hidup yang sifatnya memaksa berisikan
perintah dan larangan serta dibuat oleh badan resmi atau badan berwajib dengan
10

tujuan untuk mengatur ketertiban dalam kehidupan masyarakat. Hukum memiliki


sanksi yang tegas.
Sedangkan, aturan adalah patokan atau acuan yang dibuat untuk
mempengaruhi dan membatasi dalam berperilaku dengan tujuan menciptakan
ketertiban dalam bermasyarakat. Kumpulan dari aturan yang telah dibuat dan
disepakati disebut sebagai hukum. Sehingga,siapa saja yang melanggar hukum
dapat dikenakan sanksi.
Dalam konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk
mencegah terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran
(fairness), kebijakan dan control kebijakan.
Dalam menjalankan aturan dan hukum di bidang pendidikan, Jurusan
Keperawatan Bandung sudah menjalankan aturan-aturan yang diberikan oleh
Kementrian Dikti dan Kementrian Kesehatan sudah baik. Karena aturan-aturan
tersebut sudah sangat di terapkan oleh jurusan keperawatan Bandung ini.
4.2 SARAN
Dengan makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat memilih
manfaat yang tersirat didalamnya dan kami juga mengharapkan bahwa makalah ini bisa
dijadikan acuan untuk pembuatan aturan dan hukum yang sesuai dengan prinsip anti
korupsi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran
kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

2015,

Pengertian

Pendidikan

Menurut

Para

Ahli,

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02/15-pengertian-pendidikanmenurut-para.html\. Diakses pada 18 November 2015

11

Anonim.

2012.

Prinsip-prinsip

Antikorupsi.

http://adrypu.blogspot.co.id/2012/02/prinsip-prinsi-antikorupsi.html\

Diakses pada 18 November 2015


Haryanto.

2012.

Pengertian

Pendidikan

Menurut

http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/.

Ahli.
Diakses

pada 18 Novmber 2015


Listyarti, Retno dan Setiadi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai