Lapres Bakteri
Lapres Bakteri
PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
Dalam pengolahan makanan, mikroorganisme seperti bakteri tidak diinginkan karena
biasanya bakteri merusak makanan, namun beberapa produk tertentu justru sengaja
menggunakan bakteri untuk proses fermentasi (Fardiaz, 1992). Bakteri merupakan
mikroorganisme prokariotik berukuran sekitar (0,5-1,0 m x 2,0-5,0 m) dan memiliki
3 bentuk dasar yang dimiliki oleh bakteri yaitu, bulat (coccus), batang (bacillus), dan
spiral. (Dwijoseputro, 1985). Karena ukuran yang sangat kecil ini bakteri hanya dapat
diamati dengan mikroskop. Untuk mengamati bakteri, harus dilakukan secara aseptis
(Hadioetomo, 1993).
Teknik aseptis merupakan suatu metode atau teknik di dalam memindahkan kultur
bakteria dari satu tempat ke tempat lain agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain
ke dalam kultur.
Bakteri pada umumnya tidak memiliki zat warna sehingga memiliki sifat tembus cahaya
(Waluyo, 2007). Cara paling mudah untuk mengamati bakteri adala dengan metode
pewarnaan. Dengan metode ini, fisiologi bakteri juga dapat dibedakan dengan
membedakan dinding selnya.
Metode pewarnaan ada tiga yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, dan
pewarnaan khusus (Hadi Utomo, 1993). Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan 1
macam zat warna untuk meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan
sekelilingnya.
Metode pewarnaan paling umum adalah pewarnaan gram. Dengan pewarnaan gram,
bakteri bisa digolongkan menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Dalam
metode ini, bakteri yang menahan warna kristal ungu (pewarna utama) disebut gram
positif, sedang bakteri yang menunjukkan warna merah (counterstain) saat pengamatan
disebut bakteri gram negatif.
Pengenceran
digunakan
sebagai
metode
penghitungan
koloni
dalam tingkat
pengenceran tinggi dapat menghasilkan jumlah koloni yang tinggi pula (Suwawiria,
1999).
Ada pula pewarnaan negative. Pewarnaan ini mewarnai latar belakang bakteri sehingga
bakteri yang transparan akan kontras dengan lingkungannya. Pewarnaan ini
menggunakan tinta india atau nigrosin.
Pewarnaan spora bertujuan untuk membedakan sel vegetative dengan spora. Pewarna
yang digunakan adalah pewarna hijau Malachite green dan safranin dimana pewarna
tersebut akan tetap diikat oleh spora walaupun sudah dicuci dengan air.
Seperti yang sudah disebutkan, bekerja dengan bakteri harus dilakukan dengan cara
aseptis. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi. Tindakan ini meliputi sterilitas
alat, penyumbat pada media, dan pemanasan cawan petri (Harmita, 2008).
dari
dilaksanakannya
praktikum
ini
adalah
untuk mengetahui
cara
mengidentifikasi bakteri dari cairan acar rebung, mengetahui morfologi bakteri dengan
metode pewarnaan gram, pewarnaan negatif, dan pewarnaan spora, dan mengetahui
karakteristik bakteri yang diperoleh dari cairan acar rebung dan beberapa biakan bakteri
seperti Eschericia coli, Starter Kombucha, dan Bacillus cereus.
2. MATERI METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Dalam praktikum kali ini digunakan mikroskop cahaya, bunsen, kaca preparat datar
serta penutupnya, tabung reaksi, rak tabung reaksi, penyangga preparat, pipet tetes,
mikropipet, bluetip, penangas (hotplate), jarum ose, cawan petri, otoklaf, colony
counter, inkubator, kertas buram, dan label.
2.1.2.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah cairan acar rebung, biakan
bakteri Eschericia coli, biakan bakteri Starter Kombucha, biakan bakteri Bacillus
cereus, alkohol, aquades, nigrosin, violet kristal, pewarna safranin, pewarna hijau
malachite, media NA (Nutrient Agar), dan tissue.
2.2. Metode
Pewarna gram (dilakukan kelompok 1-4), kelompok 1-2 menggunakaan cairan acar
rebung dan kelompok 3-4 menggunakan biakan bakteri Eschericia coli. Pewarna negatif
(dilakukan kelompok 5-7) menggunakan Starter Kombucha. Pewarna spora (dilakukan
kelompok 8-10) menggunakan Bacillus cereus. Perhitungan jumlah bakteri pada cairan
acar rebung dilakukan kelompok 1-10.
2.2.1.
Pewarnaan Gram
Pewarnaan Negatif
Pewarnaan Spora
Biakan bakteri Bacillus cereus 1 ose diletakkan di kaca preparat. Kaca preparat terlebih
dahulu dibersihkan dengan alkohol. Jarum ose dipanaskan di atas nyala api bunsen
sampi menyala merah. Kaca preparat yang sudah ada bakterinya ditetesi dengan
aquades sebanyak satu tetes dan kemudian difiksasi dikeringkan di atas nyala api
bunsen sampai mengering. Selanjutnya, setetes pewarna Malachite green diteteskan di
atas suspensi bakteri dan dipanaskan selama 5 menit diatas air yang dipanaskan
menggunakan hotplate dan penyangga preparat, setelah 5 menit, kaca preparat dibilas
dengan air mengalir pada aliran yang tidak terlalu deras lalu didiamkan sampai
mengering. Langkah selanjutnya, diberi pewarna safranin dan dibiarkan selama 1 menit
lalu dibilas dengan air mengalir yang tidak deras dan dikeringkan kembali
menggunakan kipas angin. Preparat yang telah disiapkan diamati dengan mikroskop
dnegan perbesaran 10x40. Hasil yang diperoleh difoto, digambar, dan diberi keterangan.
2.2.4.
Semua tindakan yang dilakukan dalam percobaan perhitungan jumlah bakteri yang
terdapat pada cairan acar rebung dilakukan secara aseptis. Tangan harus dibersihkan
dengan alkohol setiap kali tahapan kerja dilakukan dan masker harus selalu dipakai,
mulai dari pemanenan, pengenceran, penuangan media secara spread plate (platting)
harus dilakukan didekat nyala api bunsen. Perlakuan aseptis ditujukan untuk
meminimalisasikan kontaminasi pada mikroorganisme yang terlibat.
Langkah pertama adalah preparasi median NA (Nutrient Agar) , yaitu 10 ml media NA
steril pada tabung reaksi ditungkan ke cawan petri yang sudah disterilkan. Dalam hal ini
saat sebelum dan sesudah penuangan NA, pinggiran cawan petri dipanaskan pada api
bunsen. Tutup kembali cawan petri dan diamkan hingga NA memadat supaya dapat
digunakan untuk platting. Sambil menunggu tahap platting, sampel cairan acar rebung
diambil sebanyak 1 ml dengan mikropipet. Sampel tersebut dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
1
faktor pengenceran
3. HASIL PENGAMATAN
3.1.
Pewarnaan Gram
Hasil pengamatan bakteri dengan pewarnaan gram dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Pewarnaan Gram
Kelompok
Gambar
Keterangan
E1
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
E2
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
E3
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Eschericia coli
: 10 x 40
: Merah
: Bacil (batang)
E4
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Eschericia coli
: 10 x 40
: Merah
: Bacil (batang)
3.2.
Pewarnaan Negatif
Hasil pengamatan bakteri dengan pewarnaan negatif dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pewarnaan Negatif
Kelompok
Gambar
Keterangan
E5
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Starter Kombucha
: 10 x 100
: Transparan
: Coccus, bacil
E6
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Starter Kombucha
: 10 x 100
: Transparan
: Coccus, bacil
E7
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Starter Kombucha
: 10 x 100
: Transparan
: Coccus
3.3.
Pewarnaan Spora
Hasil pengamatan bakteri dengan pewarnaan spora dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Pewarnaan Spora
Kelompok
Gambar
Keterangan
E8
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Bacillus cereus
: 10 x 100
: Pink muda
: Bacil (batang)
E9
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Bacillus cereus
: 10 x 100
: Pink muda
: Bacil (batang)
E10
Bakteri
Perbesaran
Warna
Ket
: Bacillus cereus
: 10 x 100
: Pink muda
: Bacil (batang)
3.4.
Perhitungan Jumlah Bakteri pada Cairan Acar Rebung
Hasil penghitungan jumlah bakteri pada cairan acar rebung dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Penghitungan Jumlah Bakteri pada Cairan Acar Rebung
Jumlah koloni
Kel
Sampel
E1
10-2
10-3
113
18
1,13 x 104
1,8 x 104
1,13 x 104
E2
194
229
1,94 x 104
2,29 x 105
1,94 x 104
E3
15
1 x 102
1,5 x 104
1 x 102
E4
114
28
1,14 x 104
2,8 x 104
1,14 x 104
E5
56
35
5,6 x 103
3,5 x 104
5,6 x 103
E6
56
13
5,6 x 103
1,3 x 104
5,6 x 103
E7
70
32
7 x 103
3,2 x 104
7 x 103
E8
85
66
8,5 x 103
6,6 x 104
8,5 x 103
E9
123
103
1,23 x 104
1,03 x 105
1,23 x 104
E10
62
176
6,2 x 103
1,76 x 105
6,2 x 103
3. PEMBAHASAN
4.
5. Semua langkah yang dikerjakan dalam praktikum kali ini harus dikerjakan secara
aseptis. Alat-alat yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu dengan alkohol.
Praktikan diwajibkan menggunakan masker dan jas lab, serta membersihkan tangan
dengan alkohol. Saat pengamatan berlangsung dan praktikan mengambil bakteri,
proses harus dilakukan di dekat nyala api supaya tidak ada kontaminan yang
mencemari (Hadioetomo, 1993).
6.
7. Volk dan Wheeler (1993) menyatakan bahwa untuk mengamati bakteri, maka
dilakukan pewarnaan. Metode yang digunakan yakni pewarnaan gram, pewarnaan
negative, dan pewarnaan spora.
8.
9.
positif dan gram negatif (Volk & Wheller, 1993). Pemberian lugol berfungsi untuk
meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh bakteri. Penambahan pewarna
safranin(counter strain) berguna sebagai pembeda terhadap zat warna primer (Lay,
1993). Pada pewarnaan negatif, pewarna nigrosin berfungsi untuk menjadi latar
belakang dari sampel sehingga bakteri yang transparant dapat terlihat jelas dalam
pengamatan mikroskop. Pewarnaan spora larutan malachite greeen berguna untuk
memberikan warna hijau yang menunjukkan spora (Trihendrokesowo, 1989).
10.
11. Pada percobaan ini, data kloter E menunjukkan bahwa bakteri acar rebung
menunjukkan warna ungu pada kelompok 1 dan 2, merupakan gram positif. Warna
merah muncul pada kelompok 3 dan 4 yang menggunakan sampel bakteri e. coli,
merupakan bakteri gram negatif.
10
(bacillus) pada semua sampel. Hasil ini dapat terlihat jelas dengan menggunakan
perbesaran 10x40 pada mikroskop.
12.
13. Pada pewarnaan negatif digunakan sampel Starter Kombucha. Pada pengamatn kali
ini digunakan lensa dengan perbesaran 10x40. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan warna bakteri ini adalah putih bening dan berbentuk coccus dan bacil
pada kelompok 5 dan 6, serta coccus pada kelompok 7. Hal ini sesuai dengan teori
Harley & Prescot (2002), bahwa bakteri yang diamati dengan pewarnaan negatif
berwarna transparan.
14.
15. Bakteri yang digunakan dalam percobaan pewarnaan spora adalah Bacillus cereus.
Pada pengamatan ini digunakan lensa dengan perbesaran 10x40 pada mikroskop.
Pada pengamatan kali ini kelompok E8-E10 mendapatkan hasil bakteri berwarna
pink muda dengan bentuk bacil. Warna merah yang tampak berasal dari safranin
yang menunjukkan sel vegetatif.
16.
17. Pada perhitungan jumlah bakteri pada cairan acar rebung didapatkan hasil seperti
pada tabel pengamatan. Perhitungan berdasarkan hasil jumlah koloni yang terlihat
pada media, kemudian dihitung total koloni pada tiap pengenceran. Kelompok E1
total koloni untuk pengenceran 10-2 sebanyak 1,13 x 104 dan total koloni
pengenceran 10-3 sebanyak 1,8 x 104 . Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut
sebesar 1,13 x 104. Kelompok E2 total koloni untuk pengenceran 10-2 sebanyak 1,94
x 104 dan total koloni pengenceran 10-3 nya 2,29 x 105. Rata rata untuk kedua
pengenceran tersebut sebesar 1,94 x 104. Kelompok E3 total koloni untuk
pengenceran 10-2 sebanyak 102 dan total koloni pengenceran 10-3 sebanyak 1,5 x 104 .
Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut sebesar 102. Kelompok E4 total koloni
untuk pengenceran 10-2 sebanyak 1,14 x 104 dan total koloni pengenceran 10-3
sebanyak 2,8 x 104. Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut sebesar 1,14 x
104. Kelompok E5 total koloni untuk pengenceran 10-2 sebanyak 5,6 x 103 dan total
koloni pengenceran 10-3 sebanyak 3,5 x 104 . Rata rata untuk kedua pengenceran
tersebut sebesar 5,6 x 103. Kelompok E6 total koloni untuk pengenceran 10-2
sebanyak 5,6 x 103 dan total koloni pengenceran 10-3 sebanyak 1,3 x 103 . Rata rata
untuk kedua pengenceran tersebut sebesar 5,6 x 103. Kelompok E7 total koloni
untuk pengenceran 10-2 sebanyak 7 x 103 dan total koloni pengenceran 10-3 sebanyak
11
3,2 x 104. Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut sebesar 7 x 103. Kelompok
E8 total koloni untuk pengenceran 10-2 sebanyak 8,5 x 103 dan total koloni
pengenceran 10-3 sebanyak 6,6 x 104 . Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut
sebesar 8,5 x 103. Kelompok E9 total koloni untuk pengenceran 10-2 sebanyak 1,23 x
104 dan total koloni pengenceran 10-3 sebanyak 1,03 x 105. Rata rata untuk kedua
pengenceran tersebut sebesar 1,23 x 104. Kelompok E10 total koloni untuk
pengenceran 10-2 sebanyak 6,2 x 103 dan total koloni pengenceran 10-3 sebanyak 1,76
x 105 . Rata rata untuk kedua pengenceran tersebut sebesar 6,2 x 103.
18.
19. Kelompok yang mendapat koloni yang lebih banyak pada pengenceran 10
-3
mengalami kontaminasi saat praktik atau vortex yang belum maksimal sehingga
pencampuran tidak sempurna.
20. KESIMPULAN
21.
Bentuk dari bakteri dari cairan acar rebung, Eschericia coli dan Bacillus cereus
negatif
bertujuan
untukmenjadikan latar belakang dari sampel menjadi gelap sehingga bakteri dapat
22.
23.
24.
25. Semarang, 22 Oktober 2016
26. Praktikan,
27.
28.
29.
30.
31. (Yasmine Nathania Hudiono)
32. 16.I2.0002
33. DAFTAR PUSTAKA
34.
Asisten dosen,
Ira Yuliani
Phoa,Adelina
12
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47. Volk, W. A &M. F. Wheeler. (1993). Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 1.
Erlangga. Jakarta.
48.
49. Fardiaz, S. (1992). Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
50.
51. Waluyo, L. (2007). Mikrobiologi Umum. UMM Pres. Malang.
52. LAMPIRAN
52.4. Perhitungan
53.
54.
Jumlah Koloni
1
= jumlah koloni x
ml
faktor pengenceran
Pengenceran 102
56.
Hasil 2=
13
57.
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=18 x 3 =1,8 x 10 4 CFU / ml (Bukan TPC )
61.
ml
10
63.
64.
E2
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=194 x 2 =1,94 x 104 CFU /ml(TPC )
65.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=229 x 3 =2,29 x 105 CFU /ml(TPC )
66.
ml
10
Pengenceran 103 2,29 x 10 5
=
=11,8(2)
Pengenceran 102 1,94 x 10 4
KeduanyaTPC =
67.
4
Rata-rata = 1,94 x 10 CFU /ml
68.
69.
E3
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=1 x 2 =1 x 102 CFU /ml( Bukan TPC )
70.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
4
=15 x 3 =1,5 x 10 CFU /ml (Bukan TPC )
71.
ml
10
73.
74.
E4
Pengenceran 10-2
14
75.
Jumlah Koloni
1
4
=114 x 2 =1,14 x 10 CFU /ml (TPC)
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=28 x 3 =2,8 x 10 4 CFU / ml (Bukan TPC )
76.
ml
10
78.
79.
E5
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=56 x 2 =5,6 x 10 3 CFU / ml(TPC )
80.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=35 x 3 =3,5 x 10 4 CFU /ml (TPC )
81.
ml
10
Pengenceran 103 3,5 x 104
=
=6,25( 2)
Pengenceran 102 5,6 x 103
KeduanyaTPC =
3
Rata-rata = 5,6 x 10 CFU /ml
83.
84.
85.
86.
E6
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
3
=56 x 2 =5,6 x 10 CFU / ml(TPC )
87.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
4
=13 x 3 =1,3 x 10 CFU /ml (Bukan TPC )
88.
ml
10
91.
E7
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=70 x 2 =7 x 103 CFU /ml(TPC )
92.
ml
10
15
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=32 x 3 =3,2 x 104 CFU / ml(TPC )
93.
ml
10
94.
3
Rata-rata = 7 x 10 CFU /ml
95.
96.
E8
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=85 x 2 =8,5 x 10 3 CFU /ml(TPC )
97.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
4
=66 x 3 =6,6 x 10 CFU /ml(TPC )
98.
ml
10
Pengenceran 103 6,6 x 10 4
=
=7,76( 2)
Pengenceran 102 8,5 x 10 3
KeduanyaTPC =
99.
3
Rata-rata = 8,5 x 10 CFU /ml
100.
101.
102.
103.
104.
E9
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=123 x 2 =1,23 x 104 CFU /ml(TPC )
105.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=103 x 3 =1,03 x 105 CFU /ml(TPC )
106.
ml
10
Pengenceran 103 1,03 x 105
=
=8,37( 2)
2
4
Pengenceran 10
1,23 x 10
KeduanyaTPC =
16
107.
108.
109.
E10
Pengenceran 10-2
Jumlah Koloni
1
=62 x 2 =6,2 x 103 CFU /ml (TPC )
110.
ml
10
Pengenceran 10-3
Jumlah Koloni
1
=176 x 3 =1,76 x 10 5 CFU /ml(TPC )
111.
ml
10
3
113.
114.
114.4.
Pengenceran 10
1,76 x 10
=
=28,39( 2)
2
3
Pengenceran 10
6,2 x 10
KeduanyaTPC =
Laporan Sementara