Disusun Oleh :
NAMA
: STEFANUS HENDRO
NIM
: 1409055010
S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat serta
hidayahNya Saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dosen pengajar mata kuliah Teknik
Terowongan yang telah memberi gambaran tentang pokok pembahasan serta rekanrekan yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Saya tahu dalam proses penyelesaian makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran saya butuhkan untuk perbaikan dalam penyusunan makalah
yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua, atas
perhatiannya. Saya ucapkan terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
2.1 Pengaruh Tekanan Akibat Stress Re-arrangement..........................................
2.2 Shotcrete Sebagai Penyangga Sementara........................................................
2.3 Urutan Pekerjaan Pembuatan Terowongan.....................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1 Kesimpulan......................................................................................................
3.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan
Adapun tujuan dibuat makalah ini adalah :
- Mengetahui Konsep Pembuatan Terowongan Dengan Metode New Austrian
Tunneling Methods
BAB II
PEMBAHASAN
menggunakan shotcrete dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum
lining concrete. Pada masa lalu digunakan kayu atau baja sebagai konstruksi penyangga
sementara.
Menurut
batuan sering kali terjadi penurunan bagian atas terowongan, kayu khususnya dalam
keadaan lembab akan sangat mudah mengalami keruntuhan.
Meskipun baja memiliki sifat fisik yang lebih baik, effisiensi kerja busur baja sangat
tergantung dari kualitas pengganjalan (kontak baja dan batuan).
Wedge shape bodies pada kedua sisi bergeser pada permukaan lingkaran MOHR ke arah
rongga. Arah pergerakan tegak lurus terhadap main pressure.
Konvergensi
Pada pertambahan bentang (span), selanjutnya menyebabkan atap dan lantai mulai
mengalami konvergensi.
Pada tahap berikutnya gerakan bertambah batuan menekuk dibawah pengaruh tekanan
lateral dan tersembul (heave) ke arah rongga. Metode tunneling konvensional, efek
tekanan akibat stress re-arrangement tidak diketahui dengan baik, sehingga seringkali
terjadi terowongan runtuh sebelum lining concrete.
membentuk
permukaan
keras
dan
dengan
demikian
batuan
yang
keras
shotcreting.
Electric Supply
Instalasi dan besarnya daya yang diperlukan untuk peralatan yang memerlukan
listrik.
Ventilating
Suplai udara bersih yang diperlukan bagi pernapasan, dan mendilusi gas maupun
debu akibat pekerjaaan terowongan, sehingga menjaga kesehatan kerja.
Drainage System
Penirisan terowongan agar tidak mengganggu pekerjaan tunneling terciptanya
kesehatan kerja.
Surveying
Adalah pekerjaan penentuan titik pusat terowongan dan arah relatif terhadap titik ikat di
permukaan, sekaligus menjaga besarnya diameter terowongan.
Konstruksi Portal
Adalah pekerjaan awal dari penggalian terowongan yang letaknya di awal penggalian
dan harus dipastikan kokoh untuk menjaga keselamatan pekerjaan penggalian
terowongan.
Pemboran
Adalah pekerjaan pemboran dengan menggunakan alat mekanis jumbo drill dan atau
jack leg, sesuai dengan kondisi batuan.
Charging
Adalah pekerjaan pengisian bahan peledak, baik dengan priming dan isian utama
dengan pola dan teknik peledakan yang telah ditentukan.
Blasting
Adalah peledakan yang dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditentukan dengan
menggunakan pola delay dan metode peledakan yang telah disesuaikan dengan kondisi
batuan dan geometri terowongan.
Mucking
Adalah pengambilan batuan hasil penggalian dengan menggunakan loader dan
dilanjutkan dengan alat angkut belt conveyor, lori, atau truk.
Scalling
Adalah pembersihan batuan menggantung (hanging rock) sebelum dilakukan
pekerjaan selanjutnya.
Shotcreting Sebagai Penyangga Sementara
Adalah suatu konstruksi penyangga sementara yang direncanakan untuk mencegah
lepasan (loosening) dengan penyemprotan campuran semen dan air (slurry) ke
permukaan dinding terowongan dengan atau tanpa ditambahkan dengan wiremesh.
Rockbolting
Adalah pemasangan penyanggaan atau perkuatan aktif, dimana batuan diusahakan untuk
menyangga dirinya sendiri.
Lining Concrete
Adalah pengecoran permukaan tunnel dengan beton, sehingga permukaan licin dan
kuat.
Grouting
Adalah pengisian rongga batuan dengan menggunakan fluida cemented yang sifatnya
sebagai penyangga aktif sama dengan rocbolting.
2.4 Pekerjaan Pembetonan
Setelah galian terowongan selesai digali dan telah diberi lapisan shotcrete maka tahap
berikutnya adalah pekerjaan pembetonan yang meliputi tahapan:
Pembesian
Pemasangan Bekisting
Pengecoran Beton
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini tunnel dibagi dalam keadaan dua bagian yaitu bagian
bawah dan bagian atas atau disebut juga dengan half face tunnel. Pembetonan
dimulai pada bagian bawah dan selanjutnya bagian atas. Menggunakan alat-alat
tackle untuk mengangkat, menyetel, dan membongkar bekisting setelah dicor untuk
bagian bawah, sedangkan untuk pembetonan bagian atas menggunakan alat
traveler. Uraian selengkapnya dan lebih rinci disajikan dalam bentuk rangkaian
ilustrasi seperti pada bagian berikut:
CROSS SECTION PENAMPANG GALIAN TUNNEL DENGAN METODE
GALIAN FACE
METODE PELAKSANAAN
EXCAVATION HEADRACETTUNNEL
TAHAPAN EXCAVATION :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pasang fore poling (besi ulir D-25) dengan panjang 2.5 m (jika ada).
Chipping face galian dengan jack hammer.
Pasang steel rib.
Pasang wiremesh layer 1.
Shotcrete layer 1.
Pasang wire mesh layer 2 + shotcrete layer 2, kembali ke No.1 dst.
1. Fore Poling.
Pembesian sepanjang 45 m
Concrete bagian bawah sepanjang 21.50 m ke -1
Concrete bagian bawah sepanjang 21.50 m ke-2
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke-1
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke -2
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke -3 & 4
BEKISTING TUNNEL
BAGIAN ATAS
1. Bekisting plat baja 4 mm
2. Gerobak/Traveler
3. Skore vertical dilas dengan pengaku
canal C (dilas dengan gerobak)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pembesian sepanjang 45 m
Concrete bagian bawah sepanjang 21.50 m ke -1
Concrete bagian bawah sepanjang 21.50 m ke-2
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke-1
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke -2
Concrete bagian atas sepanjang 13.10 m ke -3 & 4
2. Buka bekisting tunnel atas dan geser kereta dan relnya ke lokasi selanjutnya untuk
digunakan lagi.
Sumber : Buku Referensi untuk Kontraktor bangunan gedung dan sipil oleh PT. PP
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep NATM telah secara luas diterima dalam bidang struktur bawah tanah dan
terowongan yang didesain dan konstruksi di Negeri China sejak 1980. Dengan cara
yang sama di dunia, ada beberapa penjelasan dan definisi di dalam pasar konstruksi dan
akademi. Dalam Praktek, ada pada umumnya suatu gap besar antar pekerja dilibatkan
dalam pemahaman arti dari NATM. Dalam kontribusi ini, konsep NATM di Negeri
China adalah pertama ditinjau. Pengaruh menyangkut konsep NATM pada analisa
kuantitaif pada desain terowongan dan konstruksi dengan singkat diuraikan dalam
kaitan dengan FEM. yang didasarkan pada Situasi praktis di Negeri China, diskusi
memusat pada kerugian NATM aplikasi. Yang menjadi penyebab utama adalah dalam
kaitan dengan maksud/arti berbeda dalam prakteknya. Usul diusulkan kepada pendidik
yang sedang menghamburkan konsep NATM.
Ruang bawah tanah terus meningkat diciptakan untuk menemui kebutuhan struktur
bawah tanah yang bergelombang di dalam kedua area yang pedesaan dan berkenaan
dengan kota. Dalam menciptakan suatu ruang bawah tanah, merupakan salah satu
ukuran paling utama untuk mengembangkan kapasitas yang memuat perlindungan
maksimum menyangkut dinding untuk menyediakan stabilitas menyangkut ruang yang
digali itu. prinsip atau Filosofi ini adalah inti dari New Metoda Pembangunan Terowong
Dari Austria ( NATM).
3.2 Saran
Sebaiknya dosen memberikan referensi sebagai dasar acuan pembuatan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
Elliott, M.A., 1981. Chemistry of Coal Utilization. John Wiley & Sons, Inc. New York.
Lowry, H.H., 1963. Chemistry of Coal Utilization. John Wiley & Sons, Inc. New York
Ward, C.R.,
Publications. Melbourne.
http://www.pusdiklatminerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/itemlist/tag/New
%20Austrian%20Tunneling%20Method. Dibuka 23 november 2016 jam 17.00 wita