Anda di halaman 1dari 4

Diatri Mika Putra

1306368173
FA & Mekanika Perpatahan 02

Tugas-07
1. Tegangan yang dialami ketika pemakaian material bisa diklasifikasikan menjadi berbagai
bentuk sebagai berikut :
a. Tegangan tarik (tension stress)
b. Tegangan tekan (compression stress)
c. Tegangan geser (shear stress)

Gambar 1. Tegangan dan model kegagalannya.

2. Apabila suatu pelat atau batangan mengalami tegangan dari luar, maka ia akan
terdistribusi ke beberapa tempat lainnya. Namun adanya stress concentration dapat
mempengaruhi persebaran tegangan ini. Untuk mempermudah dalam penjelasannya,
berikut ini merupakan gambar skematis pelat dan batang yang terkena tegangan :

Diatri Mika Putra


1306368173
FA & Mekanika Perpatahan 02

Gambar 2. Distribusi tegangan pada pelat (plates) dan batangan (rods) akibat tegangan
tarik bila stress konsentrasinya (a) tidak ada, (b) dipermukaan dan (c) di bagian tengah.

Daerah yang diarsir merupakan gambaran dari distribusi tegangan yang dialami material.
Pada material pelat (plates) dan batangan (rods) yang tidak memiliki stress konsentrasi,
distribusinya cenderung seragam. Sedangkan pada material dengan stress konsentrasi,
distribusinya cenderung lebih tinggi pada daerah di sekitar stress konsentrasi. Daerah
tersebut yang kemudian akan menjadi tempat berawalnya retak (crack initiation).

3. Residual stress (tegangan sisa) merupakan tegangan yang tertinggal atau tersisa di dalam
struktur sebagai hasil dari perlakuan mekanis atau thermal atau keduanya. Contoh di bawah
ini merupakan proses terjadinya residual stress yang dihasilkan dari perlakuaan mekanis
(shot peening). Prinsip shot peening adalah dengan mendeformasi suatu material dengan
menggunakan bola baja pada seluruh area permukaan. Proses tumbukan yang terjadi
kemudian akan memberikan efek deformasi dan meninggalkan tegangan (residual stress).

Diatri Mika Putra


1306368173
FA & Mekanika Perpatahan 02
Gambar 3. Shot peening.
Efek residual stress pada material, yaitu:

Distorsi pada komponen

Menyebabkan kerusakan premature pada komponen

4. Residual Stress atau tegangan sisa merupakan hasil dari perlakuan mekanis atau thermal
atau keduanya. Perlakuan mekanis yang dapat menyebabkan tegangan sisa, antara lain:

Rolling

Casting

Forging

Shearing

Bending. Pada bending, tegangan sisa yang dihasilkan dapat berupa tensile dan
compressive stress.

Drawing

Machining

Grinding. Pada grinding, residual stress yang ditimbulkan dapat berupa tensile
dan compressive bergantung kepada kondisi operasinya.

Perlakuan thermal yang dapat menyebabkan tegangan sisa, antara lain:

Welding. Pada proses welding, residual stress yang ditimbulkan yaitu seperti pada
gambar di bawah ini.

Quenching. Pada quenching, material yang tebal dapat menyebabkan residual


compressive stress yang tinggi di permukaan dan residual tensile stress di dalam.

5. Shot peening membuat suatu material memiliki kekuatan fatik tinggi karena pada proses shot
peening menghasilkan residual compressive stress yang dapat mengurangi efek konsentrasi
tegangan dari notches, fillets, forging pits, surface defect dan HAZ padahasil lasan. Selain
itu, shot peening juga dapat menghilangkan residual tensile stress yang dapat menyebabkan
SCC. Sedangkan pada penghalusan permukaan yang terjadi adalah penghilangan efek

Diatri Mika Putra


1306368173
FA & Mekanika Perpatahan 02
konsentrasi tegangan dari notches, fillets, forging pits dan surface defect sehingga dapat
meningkatkan kekuatan fatiknya juga.

Anda mungkin juga menyukai