Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A. Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan
dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek strukltur ditetapkan juga
standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra
berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer)
B. Tujuan MPKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekososongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
C. Pilar pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
perhatian khusus
Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
3
Ruangan :
Tanggal
Jumlah perawat:
Jumlah pasien
Wakt
:
Kegiatan
Keterangan
u
07.00
Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek SDM
dan sarana prasarana.
08.00
09.00
10.00
(tindakan)
Perawat 2 :..(nama)
(tindakan)
Perawat 3 :..(nama)
(tindakan)
11.00
12.00
13.00
14.00
Operan
2. Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian Ketua Tim adalah:
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi
-
tanggung jawabnya.
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Merencanakan asuhan keperawatan
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
Perawat:
Ruangan :
Tanggal
Nama pasien
Waktu
Kegiatan
07.00
Operan
:
Keterangan
Pasien 1(tindakan)
Pasien 2(tindakan)
Pasien 3..(tindakan)
09.00
Supervisi
perawat
(dapat
diatur
sesuai
kondisi
dan
kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10.00
11.00
Pasien 1(tindakan)
Pasien 2(tindakan)
Pasin 3..(tindakan)
12.00
13.00
14.00
Operan
Ruangan
Tanggal
Nama pasien
1. _____________
4. ___________________
2. _____________
5. ___________________
3. _____________
6. ___________________
Waktu
Kegiatan
Ke
t
07.0
14.0
21.0
Operan
makan
dan
15.0
22.0
Pasien 1
(tindakan)
Pasien 2
(tindakan)
Pasien 3
(tindakan)
09.0
16.0
23.0
Pasien 4
(tindakan)
Pasien 5
(tindakan)
Pasien 6
(tindakan)
10.0
17.0
24.0
Pasien 1
(tindakan)
Pasien 2
(tindakan)
Pasien 3
(tindakan)
11.0
18.0
05.0
Pasien 4
(tindakan)
Pasien 5
(tindakan)
Pasien 6
(tindakan)
12.0
19.0
obat pasien
Istirahat
4.
13.0
20.0
06.0
14.0
21.0
07.0
Operan
Presentasi RH =
Jumlah RH yg dibuat
x 100%
pelaksana
Melakukan audit dokumentasi
Membuat laporan bulanan
mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses
kegiatan (aktifitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional)
b.
beberapa
Perawat
Pelaksana
yang
memberikan
asuhan
sore, malam)
Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
11
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi
tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke
Tim yang mengalami kekurangan anggota.
e. Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift
pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk
itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada.
Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua
Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana)
yang paling kompeten di antara anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik
yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota
Timnya.
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua
Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya
didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim.
i. Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
j. Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadual dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga
perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan
dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada
hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang
selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai anggota
yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur)
terutama yang telah berdinas pada malam hari.
3. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama
perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat
menjalankan dinas di tiap shift.
12
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap
Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung
jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar
pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan
pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan
tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah
keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi
kolega kesehatan lain keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan
keperawatan pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum
operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Contoh Daftar Pasien:
No
Nama
Nama
Nama
Perawat
Pagi
Sore
Malam
Pasien
Dokter
Katim
PJ
7/11-
6/11-
6/11-07
07
07
Tim I
1
Ferri
Dr.
Anita
Beti
Beti
Ulfa
Ujang
Zulkifli
Anton
Anita
Ujang
Beti
Ulfa
Ujang
Arman
Dr.
Anita
Henny
Henny
Pusti
Ujang
Bary
Anita
Ulfa
Henny
Ulfa
Ujang
Dullah
Anita
Tito
Tito
Pusti
Ujang
Ahmad
Anita
Pusti
Tito
Pusti
Ujang
Dirman
Anita
Anita
Anita
Pusti
Ujang
Anton
Dr.
Anton
Dr.
Meti
Dr.
Meti
Dr.
Meti
13
Dr.
Anton
Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan
oleh ketua Tim berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum
c.
perawat asosiet karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam.
Dinas sore tanggal 6 November 2007 adalah Ulfa dan Pusti.
Dinas malam tanggal 6 November 2007 adalah Ujang.
Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim
motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan
post conference, dan manajemen konflik
Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain
yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian,
pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya yang bermuara
pada melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya (Marquis
& Houston, 1998).
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu
kelola,
jika
perlu
dilakukan
pendelegasian.
Untuk
memaksimalkan
14
Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Menciptakan budaya motivasi
Manajemen waktu: Rencana Harian
Komunikasi efektif melalui kegiatan:
Operan antar shift
Pre conference tim
Post conference tim
Manajemen konflik
Pendelegasian dan supervisi
organisasi
Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa
dikerjakan
Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan
tindakan
Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering
mungkin
Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
Menjadi role model bagi staf
Memberikan reinforcement sesering mungkin
15
berikut:
Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan
memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian
pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian
c.
a.
Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam
organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan
melalui proses :
Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya
Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah
tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber
dilakukan
Pendelegasian
melalui
tugas
mekanisme
ini
pelimpahan
dilakukan
secara
tugas
dan
berjenjang.
17
Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil
yang berhalangan.
c.
-
pendelegasian tugas
Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang
menggunakan
format
dengan
menggunakan
instrumen/kuisioner yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self
evaluasi
4. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan
kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang mumpuni
dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya
dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana.
Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
18
Kepala Ruangan.
Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim
terkait
dengan
kemampuan
asuahan
keperawatan
yang
dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi
staf maka disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing
staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal supervisi.
19
c.
5. Komunikasi efektif
a. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya
pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi
yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar menukar pikiran, perasaan,
pendapat dan saran yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang bekerjasama.
c.
20
dilakukan
sekali
tiap
bulan
dengan
menggunakan
instrumen/kuisioner.
6. Manajemen konflik
a. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang
yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang
memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di
ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik
maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi
konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
b. Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
- Bersaing
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana
seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri
tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara
inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik
yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu
organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.
-
Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah
pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerjasama.
Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang
mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan
dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun
yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win
solution.
Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang
berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain
tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada
21
konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian
konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelasaian yang terjadi
adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk
menggunakan metode ini.
-
Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak
yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan
dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak
yang lain. Ini suatu upaya lose win solution. Upaya penyelesaian konflik
dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena
kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di
masa mendatang.
Berkompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang
berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan
hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu
pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masingmasing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin
tetap harmonis.
c.
22
23
keperawatan yaitu :
Audit struktur
Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan,
termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar,
SOP dan rekam medik; pelanggan.
Audit proses
Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan
untuk menentukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat
bersifat retropektif, concurrent, atau peer review. Retropektif adalah audit
dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui
pemeriksaan
dokumentasi
asuhan
keperawatan.
Concurrent
adalah
Audit hasil
Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien,
kondisi SDM, dan indikator mutu.
24
Catatan :
Jumlah hari perawatan adalah hasil penjumlahan lama hari rawat pasien yang
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu
Jumlah hari per satuan waktu adalah jumlah hari dalam satu periode waktu
Catatan :
Jumlah hari perawatan pasien keluar adalah jumlah hari perawatan pasien
keluar hidup atau mati dalam satu periode waktu.
25
Jumlah pasien keluar (hidup atau mati): jumlah pasien yang pulang atau
meninggal dalam satu periode waktu.
Di MPKP pengukuran TOI dilakukan oleh kepala ruangan yang dibuat setiap
bulan dengan rumus sbb:
(Jumlah TT x hari) hari perawatan RS
TOI
b.
dokumen
asuhan
26
c.
Survey Kepuasan
Menurut Philip Kotler, Survey kepuasan pelanggan adalah tingkat keadaan
yang dirasakan seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan
penampilan atau outcome produk yang dirasakan dalam hubungannya dengan
harapan seseorang
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan
pasien, keluarga, perawat dan tenaga kesehatan lain.
Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien pulang, diberikan
saat selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang
dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey
kepuasan dilakukan 6 bulan sekali.
d.
Kriteria
Sll
Sr
27
Kd
Petunjuk :
Sll
: selalu nilai 4
Sr
: sering nilai 3
Kd
: kadang-kadang nilai 2
Tp
: tidak pernah nilai 1
Nilai :
Total nilai x 100%
2. Pilar II: sistem penghargaan (Compensatory Reward)
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan
professional berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian
kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang
MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen
keperawatan
khususnya
manajemen
sumber
daya
manusia
(SDM)
28
Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawat baru.
a.
29
Proses seleksi dimulai dari telaah dokumen untuk menetapkan perawat yang
memenuhi syarat menjadi kepala ruangan, perawat primer/ketua tim, dan
perawat pelaksana/asosiet.
Semua perawat yang memenuhi kriteria dipanggil untuk tes tulis. Hasil tes
tulis menetapkan perawat pelaksana yang memenuhi kriteria dan bakal calon
c.
1.
a.
1)
a)
b)
c)
30
2)
d)
e)
f)
3)
g)
h)
i)
j)
k)
Pengorgansasian
Membuat struktur organisasi
Membuat jadual dinas bersama ketua tim
Membuat daftar pasien bersama ketua tim
Pengarahan
Mamimpin operan
Mengawasi dan mengarahkan kegiatan pre dan post conference
Memberi motivasi pada tim perawat di ruangan
Mendelegasikan tugas pada bawahan dengan jelas
Memfasilitasi kolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain dalam
l)
lainnya.
Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
Compensatory reward
Melakukan rekruitmen tenaga perawat
Melakukan seleksi tenaga perawat
Melakukan orientasi
Melakukan penilaian kinerja
Melakukan pengembangan tenaga perawat
Hubungan Professional
Memimpin rapat keperawatan
Mengawasi pelaksanaan konfrensi kasus
Mengikuti rapat tim kesehatan
Mengawasi pelaksanaan visit dokter
Asuhan keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang
ada
2. Perawat Primer/Ketua Tim
a. Pendekatan Managemen :
1) Perencanaan
31
2)
-
untuk pasien
Membuat rencana jangka pendek
Pengorgansasian
Menyusun jadual dinas bersama Kepala Ruangan
Membuat daftar pasien bersama Kepala Ruangan
Membagi tugas kepada perawat pelaksana sesuai dengan kemampuan
perawat pelaksana
Bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain untuk mengintegrasikan
Conference
Memberikan pengarahan pada perawat pelaksana masing-masing secara
individual
- Memberikan motivasi kepada perawat pelaksana
- Mendelegasikan tugas kepeda perawat pelaksana secara jelas
4) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan
-
b.
1.
2.
c.
1.
2.
d.
1.
Compensatory reward
Melakukan orientasi kepada perawat baru
Menilai kinerja Perawat Pelaksana
Hubungan Professional
Memimpin konfrensi kasus
Mengikuti visit dokter
Asuhan keperawatan
Menguasai asuhan keperawatan pada pasien sesuai masalah keperawatan yang
ada
3. Perawat Pelaksana
a. Membuat rencana jangka pendek (rencana harian) tindakan keperawatan yang
b.
c.
d.
e.
32
d.
Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat
primer dan perawat asosiet. Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan
menggunakan supervisi baik secara langsung (observasi) maupun tidak
langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala ruangan disupervisi/
dievaluasi oleh kepala bidang perawatan dan fasilitator/konsultan; kinerja
perawat primer disupervisi/ dievaluasi oleh kepala bidang perawatan,
fasilitator/konsultan
dan
kepala
ruangan;
kinerja
perawat
pelaksana
Perawatan
bertanggung
jawab
mengobservasi
dan
menilai
e.
merupakan
salah
satu
proses
yang
berhubungan dengan manajemen SDM. Tujuannya adalah membantu masingmasing perawat mencapai kinerja sesuai dengan posisinya dan untuk
pengakuan/penghargaan terhadap kemampuan profesional tenaga perawat
yang akan memaksimalkan pencapaian jenjang karir. Bentuk pengembangan
tenaga perawat di ruang MPKP adalah Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan
dan Program pengembangan jenjang karier.
Pada tahap awal bekerja di ruang MPKP, perawat mendapat penjelasan
tentang proses pengembangan yang dapat diikuti.
33
D. KOMPONEN-KOPMPONEN MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional,
1.
2.
3.
4.
1.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
atas :
Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Voley kateter/intake output dicatat
Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 6 jam/24 jam :
Segala diberikan/dibantu
Posisi yag diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi
Pagi
Sore
Mala
34
Klasifikas
i
Minimal
0,17
0,14
0,10
Partial
0,27
0,15
0,07
Total
0,36
0,30
0,20
Sebagai contoh :
Ruang perawatan bedah terdapat 30 pasien, yang terdiri dari 10 pasien
minimal, 15 pasien partial, dan 5 pasien total. Maka jumlah perawat yang
diperlukan untuk jaga pagi adalah :
10 x 0,17 = 1,7
15 x 0,27 = 4,05
5 x 0,36 = 1,8
-------------------Jumlah = 7,55 dan dibulatkan menjadi 8 orang perawat yang dibutuhkan
untuk dinas pagi.
Untuk mengetahui kebutuhan aktual tenaga keperawatan diruang perawatan
sebaiknya dilakukan setiap hari selama minimal 22 hari, dan dalam waktu
yang sama.
Misalnya rata-rata perawat yang diperlukan di Ruang Bedah menurut
perhitungan Douglas adalah 10 orang perawat, maka jumlah yang diperlukan
a.
b.
c.
d.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
mempertimbangkan :
a. Minimal care : 1-2 jam/24 jam
b. Moderate care/partial care : 3 - 4 jam/24 jam
c. Total care : 5 6 jam/24 jam.
Contoh :
Berdasarkan soal pada klasifikasi tingkat ketergantungan pasien pada Ruang
Rawat yaitu terdapat 30 orang pasien, yang terdiri dari 10 minimal care, 15
partial care dan 5 total care. Maka jumlah rata-rata jam perawatan adalah :
Perawatan minimal : 10 x 2 = 20 jam/10 pasien.
Perawatan partial : 15 x 4 = 60 jam/15 pasien
Perawatan total : 5 x 6 = 30 jam/5 pasien.
= 110 : 30 3,66 4 jam
Menentukan komposisi tenaga :
Abdellah dan Levine pada tahun 1965 (Gillies, 1994) menyarankan kombinasi
tenaga keperawatan yaitu 55 % tenaga profesional dan 45 % tenaga non
profesional. Bila disesuaikan dengan katagori tenaga keperawatan di
Indonesia, maka 55 % minimal lulusan D III Keperawatan dan 45 % tenaga
keperawatan lulusan SPK. Intermountain Health Care menyarankan bahwa
36
penugasan
pemberian
asuhan
rencana
asuhan
keperawatan
dalam
timdakan
keperawatan.
Keuntungan :
a. Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung
b.
c.
d.
e.
f.
g.
gugat meningkat.
Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
Terciptanya kolaborasi yang baik.
Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.
Metoda ini mendukung pelayanan professional.
Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
a. Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat
professional.
b. Biaya yang diperlukan banyak.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan
masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan.
1.
2.
3.
4.
39
40
dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina
a.
b.
c.
d.
e.
2.
tindakan medik.
3. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi
keperawatan primer ehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP
akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi
pada renpra sesuai kebutuhan klien.
4. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi
yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung
jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan.
Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen
dan kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan
pemimpin yang efektif.
5. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan
keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi
dan penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan
medis atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.
Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek
keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh
Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah
41
42
management approach,
43
Pilar-pilar
professional
diaplikasikan
dalam bentuk
aktivitas-aktivitas
Modul I
: Manajemen Keperawatan
2.
Modul II
: Compensatory Reward
3.
Modul III
: Professional Relationship
4.
Modul IV
Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP
dengan model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika
tenaga keperawatan yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah
meningkat ke bentuk MPKP Profesional.
44