Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANTROPOLOGI SOSIOLOGI PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SEBAGAI PRANATA SOSIAL

Diajukan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Antropologi Sosiologi


Pendidikan Kelas PAI A (Drs. Sabarudin, M.Si) untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Nilai Tugas Mata Kuliah Antropologi Sosiologi Pendidikan
Disusun Oleh:
Erwin Siswanto

14410143

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. karena beliau, kita bisa
membuat dan menyelesaikan tugas makalah dari mata kuliah Antropologi Sosiologi
Pendidikan yang dibimbing oleh Drs. Sabarudin, M.Si dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
materi yang disampaikan mengenai Pendidikan Sebagai Pranata Sosial dan
tentunya makalah ini kami sajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan tugas untuk menyelesaikan pembuatan makalah ini, semoga makalah
ini memberikan wawasan yang lebih luas, dan memberikan manfaat bagi semua
orang terutama kita yang membacanya, walaupun makalah ini masih terdapat
kekurangan.

Yogyakarta, 08 November 2016

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ....................................................................................

II

HALAMAN DAFTAR ISI.............................................................................

III

BAB I (PENDAHULUAN) ............................................................................

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Pembahasan .............................................................................

BAB II (ANALISA DAN PEMBAHSAN)....................................................

A. Visi, Misi, Dan Tujuan Pendidikan Nasional ......................................

B. Pendidikan Dan Pranta Sosial ..............................................................

C. Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial .......................................................

D. Karakter Pranata Sosial ........................................................................

E. Tipe-Tipe Pranata Sosial ......................................................................

BAB III (PENUTUP) .....................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah memanusiakan manusia yang bertujuan menganalisis
perkembangan dan kemajuan sosial. Pendidikan juga merupakan sebuah
proses sehingga pendidikan dapat dijadikan instrumen oleh individu untuk
berinteraksi secara tepat di komunitas dan masyarakatnya. Pendidikan
diselenggarakan untuk manusia Indonesia, sehingga manusia Indonesia
memiliki

kemampuan

mengembangkan

diri,

meningkatkan

mutu

kehidupan, meningkatkan martabat dalam rangka mencapai tujuan nasional.


Dalam mencapai tujuan pendidikan tersebut dibutuhkan adanya peran dari
pranata sosial untuk mendukung terselenggarakannya proses pendidikan
yang diharapkan. Pranata sosial memiliki tujuan utama berupa kebutuhan
khusus masyarakat. Misalnya: demi tercapainya sasaran lembaga, tiap
lembaga mempunyai fungsi ganda yang harus dilaksanakan.
Dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, harus ada
hubungan yang harmonis antara sekolah, keluarga, masyarakat, serta
lembaga-lembaga lain yang ada dalam masyarakat. Setiap unsur
mempunyai peran dan fungsi masing-masing yang saling mendukung satu

dengan yang lain, sehingga membentuk suatu kesatuan dalam sebuah


sistem.
B. Rumusan Masalah
1. Apa visi, misi, dan tujuan Pendidikan Nasional ?
2. Apa yang dimaksud pendidikan dan pranta sosial ?
3. Apa tujuan dan fungsi pranata sosial?
4. Apa saja karakter pranata sosial?
5. Apa saja tipe-tipe pranata sosial?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui visi, misi, dan tujuan Pendidikan Nasional ?
2. Mengetahui yang dimaksud pendidikan dan pranta sosial ?
3. Mengetahui tujuan dan fungsi pranata sosial?
4. Mengetahui karakter pranata sosial?
5. Mengetahui tipe-tipe pranata sosial

BAB II
PEMBAHASAN
1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Nasional
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional sebagai dasar hokum penyelenggaraan dan reformasi sistem
pendidikan nasional memuat visi dan misi pendidikan nasional:

a) Visi Pendidikan Nasional


Visi pendidikan nasional adalah mewujudkan sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

b) Misi Pendidikan Nasional


Misi Pendidikan Nasional adalah:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara
untuk sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan
masyarakat belajar.
3. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.

4. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan


sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan pengalaman,
sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global.
5. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tesebut, pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
2. Pendidikan Dan Pranta Sosial
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil manusia dapat
berkembang secara baik. Jika bertanya, apakah dan kapankah pendidikan itu
mulai ada, maka sebenarnya secara tegas kita bisa menjawab, bahwa
pendidikan muai ada sejak adanya manusia yang pertama. Hanya saja, apa isi
dan caranya yang mungkin berbeda.

Undang-undang RI Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang sadar yang teratur dan
sistematis, yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab
untuk mempengaruhi anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan citacita pendidikan. Dan juga dijelaskan defenisi lain dengan tegas, ialah bahwa
pendidikan merupakan bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada anak
dalam pertumbuhan jasmani maupun rohani untuk mencapai tingkat dewasa.2
Serta secara garis besar pendidikan sendiri dapat diartikan sebagai sebuah
proses perubahan sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Jadi bisa dapat ditarik secara garis besar dengan keadaan zaman
berkembang, bahwa pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan
metode-metode

tertentu

sehingga

orang

memperoleh

pengetahuan,

pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan, dan
jelaslah bahwa pendidikan berorientasi pada perubahan perilaku dan
peningkatan intelegensi.3
B. Pengertian Pranata Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, pengertian pranata sosial sering diartikan
dengan kelompok sosial atau asosiasi. Pranata atau institusi adalah norma atau
aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus. Norma/aturan dalam
pranata berbentuk tertulis (undang-undang dasar, undang-undang yang
berlaku, sanksi sesuai hukum resmi yang berlaku) dan tidak tertulis (hukum

Amir Daion Indrakususma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Usaha Nasional, 1973, Hal. 27
Bambang Prasetyo, Dkk, Sosiologi Pendidikan, Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka, 2012,
Hal.1.9
3

adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah sanksi sosial/moral (misalkan


dikucilkan)). Pranata bersifat mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri
tertentu yaitu simbol, nilai, aturan main, tujuan, kelengkapan, dan umur.4 Pada
uraian ini akan dijelaskan, bahkan ditegaskan, tentang pengertian pranata
sosial, dan perbedaannya dengan kelompok sosial atau asosiasi.5
Pengertian pranata sosial secara prinsipil tidak jauh beda dengan apa yang
sering dikenal dengan lembaga sosial, organisasi sosial maupun lembaga
kemasyarakatan, karena didalam masing-masing istilah itu tersirat adanya
unsur-unsur yang mengatur setiap perilaku masyarakat.
Menurut Horton dan Hunt (1987), yang dimaksud dengan pranata sosial
atau dalam istilah mereka lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk
mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyartakat dipandang penting.
Dengan kata lain, pranata sosial adalah sistem hubungan sosial yang
terorganisir yang mengejawantahkan nilai-nilai serta prosedur umum yang
mengatur dan memenuhi kegiatan pokok warga masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat (1979) yanng dimaksud dengan pranata sosial
adalah sistem-sistem yang menjadi wahana yang memungkin warga
masyarakat itu untuk berinteraksi menurut pola-pola resmi atau suatu sistem
tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas yang memenuhi
komplek kebutuhan dalam kehidupan masyarakat.

Drs. Ig. Wursanto (2003). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pranata, diakses pada tanggal 10 Nop. 16
5
Agus Santosa, Pranata Sosial, Yogyakarta, SMA N 3 Yogyakarta, 2009, Hal. 2

Pranata sosial pada hakikatnya bukan merupakan sesuatu yang bersifat


empirik, karena sesuatu yang empirik unsur-unsur yang terdapat di dalamnya
selalu dapat dilihat dan diamati. Sedangkan pranata sosial unsur-unsur yang
terdapat di dalamnya tidak semua mempunyai perwujudan fisik. Pranata sosial
adalah sesuatu yang bersifat konsepsional, artinya bahwa eksistensinya hanya
ditangkap dan dipahami melalui sarana pikir, dan hanya dapat dibayangkan
dalam imajinasi sebagai suatu konsep.
Tiga kata kunci dalam setiap pembahasan mengenai prabata sosial adalah:
1. Nilai dan norma
2. Pola perilaku yang dilakukan atau yang disebut prosedur umum
3. Sistem hubungan, yakni jaringan peran serta status yang menjadi
wahana untuk melaksanakan perilaku sesuai dengan prosedur umum
yang berlaku.
Oleh karena itu sesungguhnya didalam pranata sosial yang menjadi unsurunsur bukanlah individu-individu manusianya itu, akan tetapi kedudukankedudukan yang ditempati oleh para individu itu beserta aturan tingkah
lakunya. Dengan demikian pranata sosial adalah bak sebuah bangunan atau
konstruksi dari seperangkat aturan tingkah laku yang dan peranan yang sudah
terorganisir.
3. Tujuan Dan Fungsi Pranata Sosial
Diciptakan pranata sosial pada dasarnya mempunyai maksud serta tujuan
yang secara prinsipil tidak berbeda dengan norma-norma sosial, karena pranata
sosial sebenarnya memang produk dari norma sosial.

Secara umum, tujuan utama diciptakan pranata sosial, selain untuk


mengatur agar kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga
sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial warga masyarakat berjalan dengan
tertib dan lancar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.
Contoh: pranata keluarga mengatur bagaimana keluarga harus memelihara
anak. Sementara itu, pranata pendidikan mengatur bagaimana sekolah mendidik
anak-anak hingga menghasilkan lulusan andal.
Tanpa adanya pranata sosial, kehidupan manusia nyaris bisa dipastikan bisa
porak poranda karena jumlah sarana prasarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
relatif terbatas, sementara jumlah warga masyarakat yang membutuhkan justru
semakin banyak.
Untuk mewujudkan tujuan, menurut Soerjono Soekanto (1970)6, pranata
sosial di dalam masyarakat dengan demkian harus dilaksanakan fungsi-fungsi
berikut:
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana
bersikap atau bertingkah laku didalam usaha untuk memenuhi segala
kebutuhan hidup. Dengan demikian pranata sosial telah siap dengan
aturan atau kaidah sosial yang dapat harus dipergunakan oleh setiap
anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2010, Hal. 217-218

2. Menjaga keutuhan masyarakat dari ancaman perpecahan atau


disintergrasi masyarakat.

3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam mengadakan sistem


pengendalian sosial (social control). Sanki-sanksi atas pelanggaran
norma sosial merupakan sarana agar warga masyarakat tetap konform
terhadap norma sosial, sehingga ketertiban akan terwujud.
4. Karakter Pranata Sosial
Dalam kehidupan masyarakat banyak ditemui berbagai pranata sosial,
sehingga sering tidak mudah untuk membedakan antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu, untuk pemahaman lebih lanjut perlu kiranya mengenali karakteristik
umum dari pranata sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin, sebagai berikut:
(Soemardjan dan Soemardi, 1946:64-70)7
1. Pranata sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiranpemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas
kemasyarakatan. Karakteristik ini menegaskan kembali bahwa pranata
sosial terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial dan peranan sosial
dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Pranata sosial itu relatif mempunyai tingkat kekalan tertentu. Artinya,
pranata sosial itu pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang
tidak lekas lenyap dalam kehidupan masyarakat. Dan kekekalan pranata

Ibid, hal. 218-220

sosial dipengaruhi oleh usaha para warga masyarakat untuk semangkin


mengukukuhkan atau melestarikan bahwa ada kecenderungan manusia
meningkat melalui usaha untuk memperoleh serta meningkatkan
kedudukan akan peningkatan peranan dalam kehidupan.
3. Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai atau
diwujudkan. Tujuan dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah
yang ingin dicapai. Oleh kareana itu, tujuan akan termotivasi atau
terdorong manusia mengusahakan serta bertindak agar tujuan dapat
terwujud.
4. Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan
untuk

mencapai

tujuan.

Alat-alat

perlengkapan

pranta

sosial

dimaksudkan agar pranata yang bersangkutan dapat melaksanakan


fungsinya mencapai tujuan yang diinginkan. Dan perlatan yang
digunakan tergantung dari pranata yang bersangkutan, serta perlatan
pranata sosial bisa bersifat hardware maupun software, seperti sarana
prasarana yang harus tersedia untuk mewujudkan tujuan yang akan
dicapai.
5. Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambanglambang. Lambang di samping merupakan spesifikasi dari suatu pranata
sosial, juga tidak jarang dimaksudkan untuk pencerminan secara
simbolis yang menggambarkan tujuan dan fungsi pranata yang
bersangkutan. Lambang dari suatu pranata dapat berupa gambar
maupun tulisan ataupun slogan-slogan.

6. Pranata sosial itu mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak.
Dokumen yang dimaksud menjadi suatu landasan atau pangkal tolak
untuk mencapai tujuan serta melaksanakan fungsinya.
5. Tipe-Tipe Pranata Sosial
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial,
dimana satu dengan lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun
persamaan-persamaan. Persaamaan dari berbagai pranata sosial itu diantaranya,
disamping pada umumnya bertujuan mengatur pemenuhan kebutuhan warganya,
juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat kaidah dan peranan sosial.
Sedangkan perbedaan nya, dikemukakan oleh J.L Gillin dan J.P Gillin (1954)8,
bahwa pranata sosial itu diantaranya dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua) bagian:
1. Tingkat Kompleksitas Penyebaran
Besar kecilnya atau luas sempitnya penyebaran atau jangkauan
pranata sosial dalam kehidupan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Faktor dari dalam pranata sosial terkandung
nilai-nilai tertentu, sehingga kemampuan nilai-nilai untuk memenuhi
kebutuhan manusia itulah yang turut menentukan luas sempitnya
penyebaran. Disamping hal tersebut juga diwarnai oleh peranan yang
dipentaskan oleh para individu di dalam pranata sosial yang
bersangkutan, sehingga semakin besar yang dbawakan individu itu
semakin besar pula kemungkinan penyebaran pranata sosial di dadal

Ibid, Hal. 221-223

kehidupan masyarakat. Dengan berdasarkan tingkat kompleksitas


penyebaran, maka pranata sosial di kategorikan kedalam dua bentuk:
A. General social institutions.
Sesuai dengan namanya, maka pranata sosial ini dapat
dikatakan hampir terdapat pada setiap bentuk masyarakat,
sehngga

bersifat

universal.

Dari

kenyataan

tersebut

membuktikan bahwa pranata sosial mempunyai nilai yang tinggi


dalamkehidupan masyarakat terutama untuk kelangsungan
hidup.
Pranata sosial ini merupakan wahana atau tempat dari
berbagai pranata sosial sejenis yang relatif lebih kecil, karenanya
sifat pranata sosial yang demikian dapat dikatakan netral, umum,
atau tidak memhak komponen yang ada didalamnya. Seperti
Agama, adalah merupakan salah satu pranata sosial yang bersifat
universal atau umum.
B. Restriced social instutions.
Pranata sosial pada umumnya memiliki corak yang khas atau
khusus dalam kehidupan masyarakat. Kenyataan ini dipengaruhi
oleh kaidah-kaidah serta peranan-peranan yang terdapat didalam
pranata itu mempunyai kekhususan. Oleh karena itu, pranata ini
daya jangkauannya hanya terbatas pada kelompok, kelas,
maupun golongan tertentu saja, walaupun tidak menutup
kemungkinan

bahwa

seorang

warga

dapat

melakukan

perpindahan dari satu pranata sejenis yang khusus ini kepada


pranata lain.
2. Orientasi Nilai
Seperangkat kaidah sosial yang terkandung didalam setiap pranata
sosial mempunyai arti penting atau nilai didalam kehidupan masyarakat.
Namun,

mengingat

kaidah

sosial

itu

pada

dasarnya

dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa tingkatan yang bersifat hierarkis,


maka nilai-nilai dari kaidah tersebut juga dikelompokkan ke kategori
pokok dan kurang pokok.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan

nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka


mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara
bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan, dan jelaslah bahwa pendidikan
berorientasi pada perubahan perilaku dan peningkatan intelegensi.
Pranata sosial adalah bak sebuah bangunan atau konstruksi dari seperangkat
aturan tingkah laku yang dan peranan yang sudah terorganisir. Diciptakan
pranata sosial pada dasarnya mempunyai maksud serta tujuan yang secara
prinsipil tidak berbeda dengan norma-norma sosial, karena pranata sosial
sebenarnya memang produk dari norma sosial. Dalam kehidupan masyarakat
banyak ditemui berbagai pranata sosial, sehingga sering tidak mudah untuk
membedakan antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan masyarakat terdapat berbagai macam pranata sosial,
dimana satu dengan lain sering terjadi adanya perbedaan-perbedaan maupun
persamaan-persamaan.

Persaamaan

dari

berbagai

pranata

sosial

itu

diantaranya, disamping pada umumnya bertujuan mengatur pemenuhan


kebutuhan warganya, juga karena pranata itu terdiri dari seperangkat kaidah
dan peranan sosial.

Daftar Pustaka
Undang-undang RI Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Indrakususma, Amir Daion, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya, Usaha
Nasional, 1973
Prasetyo, Bambang, Dkk, Sosiologi Pendidikan, Tanggerang Selatan, Universitas
Terbuka,

2012

Santosa, Agus, Pranata Sosial, Yogyakarta, SMA N 3 Yogyakarta, 2009


Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan,
Jakarta,

Kencana Prenada Media Group, 2010

Drs. Ig. Wursanto (2003). Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pranata, diakses pada tanggal 10 Nop. 16

Anda mungkin juga menyukai