Anda di halaman 1dari 1

Obat Anti-inflamasi Non-Steroid (NSAID)

Klasifkasi dari NSAID berdasarkan struktur kimiawi:


Salisilat: aspirin, asam etofinamic, asam flufenamic, asam mefenamat, asam tolfenamat
Indoles: indomethacin, sulindac, tolmetin
Asam fenilalkanoik: diklofenak, fenoprofen, flurbiprofen, ibuprofen, ketoprofen, ketorolac,
naproxen, piroxicam, sutopofen
Pyrazolones: oxyphenbutazone, phenylbutazone

Sediaan mata topikal beberapa NSAID menyediakan bioavailibilitas okular dengan sedikit
toksisitas. Obat-obat ini bekerja terutama dengan menghalangi sintesis prostaglandin melalui
penghambatan siklooksigenase, enzim yang mengkatalisis konversi asam arachidonat menjadi
prostaglandin. Beberapa oftalmolog memakai kombinasi kortikosteroid topikal dan NSAID
untuk mengatasi peradangan mata.
Flurbiprofen (Ocufen) 0.03% dan suprofen (Profenal) 1% telah dipersetujui FDA untuk
menghambat miosis selama operasi katarak. Ketorolac (Acular) 0.5% disetujui untuk pemakaian
dalam konjungtivitis alergika musiman. Diclofenak (Voltaren) dan ketorolac (Acular) merupakan
sediaan NSAID topikal pertama yang disetujui untuk pengobatan radang pascabedah setelah
operasi katarak dan untuk meredakan nyeri fotofobia pascabedah refraktif kornea dengan laser.
Saat ini tersedia dua obat topikal NSAID tambahan yaitu suspensi nepafenac (Nevanac) dan
larutan bromfenac (Xibrom) dan suspensi indomethacin (Indocid).

Kortikosteroid Topikal
Terapi kortikosteroid topikal diindikasikan pada kondisi peradangan di segmen anterior. Aktivitas
antiradang kortikosteroid dan turun-turunannya bervariasi. Kekuatan relatif prenidsolon terhadap
hidrokortison adalah 4 kali, deksametason dan betametason, 25 kali. Efek sampingnya tidak
berkurang dengan obat yang lebih kuat meskipun dosis teraputiknya lebih kecil. Lama
pengobatan tergantung jenis lesi dan berkisar antara beberapa hari sampai beberapa bulan. Terapi
awal pada peradangan mata berat berupa penetesan tiap 1 atau 2 jam sewaktu pasien terjaga. Bila
respons tampak baik, dosisnya diturunkan secara bertahap dan dihentikan sesegera mungkin.
Efek samping terapi steroid lokal adalah eksaserbasi keratitis herpes simpleks, keratitis jamur,
glaukoma sudut terbuka dan pembentukan katarak. Efek ini lebih ringan pada terapi steroid
sistemik.
Indikasi pemberian kortikosteroid pada konjungtivitis viral adalah bila terbentuknya
pseudomembrane atau infiltrate pada subepitelial kornea.

Anda mungkin juga menyukai