Camera
Camera
kita kuasai:
1. White Balance
Untuk melakukan pengaturan white balance kita memerlukan benda berwarna putih, bisa
menggunakan kertas, baju ataupun dinding. Anggap saja kita menggunakan kertas maka caranya
adalah menempatkan kertas pada bidang tertentu, gunakan pencahayaan yang sedang (tidak
kurang atau kelebihan), gunakan manual fokus dan usahakan seluruh frame foto terisi dengan
kertas tersebut. Pengaturan white balance bisa dengan menggunakan skala kelvin atau dengan
gambar-gambar untuk menyatakan suhu pencahayaan ruangan seperti cloudy, tungsteen, white
flourescent dll. Nah, gambar yang kita ambil tadi merupakan patokan untuk mengoreksi white
balance untuk mendapatkan ketajaman gambar sesuai dengan suhu ruangan.
Berikut adalah tabel Skala Kelvin
Skala Kelvin
Dari Skala Kelvin diatas menunjukkan bahwa 1.000 kelvin berwarna merah dan 10.000kelvin
berwarna langit biru, hal ini menunjukkan bahwa apabila settingan kelvin kita terlalu tinggi akan
berwarna kekuningan, dan apabila settingan kelvin kita terlalu rendah akan berwarna kebiruan.
Aturlah skala kelvin sesuai gambar diatas, hasil foto haruslah tampak netral, yakni tidak
kekuningan atau kebiruan.
2. Fokus
fokus lensa
Pengaturan fokus secara manual dapat dilakukan dengan cara menggeser ke mode Manual(M)
panel fokus yang ada di lensa. Dengan begitu fokus dapat kita atur ketajamannya secara manual
dengan cara memutar ring fokus pada lensa. Gunakan mode auto apabila tidak ingin repot
mengaturnya, fokus akan bergerak otomatis untuk menyesuaikan zoom. Beberapa teknik
pengambilan gambar yang berkaitan dengan jarak adalah 1.Extreme Long Shot(Pandangan
Sangat Luas) 2. Long Shot (pandangan lebih Dekat dari ELS) 3. Medium Long Shot(Manusia
dari lutut sampai kepala) 4. Medium Shot (onjek diatas pinggang sampai kepala) 5. Medium
Close Up(Objek manusia dari dada sampai kepala) 6. Close Up(Wajah) 7. Big Close
Up(Hidung / mata) 8. Extreme Close Up(Pori-pori kulit) yang mempunyai detail sangat jelas.
3. Diafragma
pengaturan aperture
Diafragma disimbolkan dengan f yakni pengaturan bukaan lensa, seperti kita lihat pada gambar
disamping, semakin kecil nilai f nya maka semakin besar bukaan lensanya. Angka f yang
kecil(bukaan besar) akan menyebabkan Depth of Field(DOF) / area tajam lebar meliputi objek
utama dan background akan nampak jelas, sedangkan semakin besar pengaturan f(bukaan kecil)
Depth of Fieldnya akan sempit yakni objek didepan jelas, sedangkan objek
dibelakang/backgorund buram. Ukuran f sendiri terdiri dari f/1,4(yang terkecil) hingga f/16(yang
terbesar). Diaframa termasuk 1 dari 3 komponen eksposur yang sangat bermanfaat mengatur
intensitas cahaya yang masuk ke lensa.
4. Shutter Speed
kabur. Lebih baik lagi apabila menggunakan shutter release / aksesori kamera untuk
menggantikan peran tangan kanan dalam menekan tombol shutter. Alat ini juga bisa dikendalikan
dari jarak jauh sehingga gambar yang dihasilkan akan lebih tajam.
5. ISO
ISO merupakan tingkat kesensitifan sensor kamera. Semakin tinggi ISO maka semakin sensitif
pula sensor sehingga gambar yang dihasilkan akan memiliki lebih banyak cahaya, sebaliknya
semakin rendah settingan ISO maka semakin minim pula cahaya yang masuk ke sensor kamera .
Seperti gambar diatas, semakin rendah ISO semakin rendah pula noise, sebaliknya semakin
tinggi ISO maka semakin tinggi pula noisenya. Kita harus menemukan setting ISO yang pas
untuk kamera, dan dari kasus gelas diatas pada kisaran 320-800 karena lebih dari itu gambar over
exposure dan kurang dari itu gambar terlihat redup atau kurang cahaya. ISO tinggi biasanya
digunakan saat malam hari atau saat cahaya benar benar minim. Agar gambar yang dihasilkan
maksimal gunakanlah ISO 100 dan naikkan hanya jika memang dibutuhkan. Ingat, menaikkan
ISO juga berarti menaikkan Noise.
http://askthephotographer.com/2014/03/fotografi-portrait-mengalahkan-sinarmatahari