Anda di halaman 1dari 41

PERENCANAAN STRUKTUR

BANGUAN AIR
1. Menentukan Catchment Area (Daerah Aliran Sungai)
Suatu bendung tetap, direncanakan mengairi daerah irigasi dengan memanfaatkan
air sungai X. Penggambaran Catchment Area dan Penetapan lokasi bendung,
dilakukan pada Peta Rupa Bumi Indonesia lembar 2316 14 daerah TALUDAA,
dengan skala 1 : 50.000 (1 cm digambar = 0.5km dilapangan; 1cm 2 = 0.25km2 = 25
ha).
Perhitungan luas Catchment Area dilakukan dengan cara grafis dan memperoleh
nilai luas Catchment Area:
Luas stasiun pengamatan A = 13.375 km2
Luas stasiun pengamatan B = 8.800 km2
Luas stasiun pengamatan C = 6.725 km2
= 28.900 km2 .

Jadi luas total adalah

2. Memilih Data Hujan Catchment Area (Daerah Aliran Sungai)


Adapun data-data untuk 3 stasiun pengamatan dengan data dikumpulkan selama 13
tahun, seperti pada tabel:
Tahun Pengamatan
1

Curah Hujan Harian Maximum (mm/hari)


Stasiun A
Stasiun B
Stasiun C
107.5
81
110

108.4

105

112

103.5

98

97.5

100.6

68

95

100.3

78

98

105.2

95

115

120.4

100

118

110

110

120

115

111

127

10

118

115

113

11

121.5

97

80

12

117

85

85

13

99.5

90

99

Jumlah

1426.9

1233

1369.5

Rata-rata

109.8

94.8

105.3

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
3. Analisa Hidrologi (Dengan Metode Gumble)
Digunakan untuk menganalisa data curah hujan yang terjadi pada lokasi Catchment
Area, atau daerah terdekat lokasi bendung. Data curah hujan yang harus tersedia
untuk dianalisa yaitu data yang terkumpul untuk minimal 10 tahun, guna mendapat
hasil (data) yang layak. Analisa hidrologi antara lain meliputi curah hujan maximum,
curah hujan DAS, analisa frekuensi sesuai pola distribusi data hujan.
Rumus Metode Gumbel:

X t X a K Sx
Dimana:

Xt

= Curah hujan maksimum pada Return Period

Xa

= Curah hujan rata - rata maksimum tiap stasiun

Sx

= Standar Deviasi
=

(XiXa)
n1

= Faktor Frekuensi untuk Gumble


=(yt yn) / Sn

Yt

= Reduce Variable
=

ln[ln

]
{ Tr1
Tr }

Yn

= Reduce Mean

Sn

= Reduce Standar Deviasi

Analisa hidrologi dimaksudkan untuk menganalisa data curah hujan yang terjadi
dalam lokasi Catchment Area. Data yang harus dianalisa yaitu data yang
dikumpulkan dalam setiap pengamatan pada daerah yang bersangkutan, yang
dilakukan/diamati

secara

khusus,

selama

beberapa

tahun.

Tetapi

dalam

penyelesaian tugas ini digunakan data-data yang ada pada format.

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR

Tabel Pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Jumlah
Xa

Stasiun A
Stasiun B
Xi
(Xi - Xa)2
Xi
(Xi - Xa)2
107.5
5.1
81
191.7
108.4
1.9
105
103.1
103.5
39.2
98
9.9
100.6
83.9
68
720.7
100.3
89.5
78
283.8
105.2
20.8
95
0.2
120.4
113.2
100
26.6
110
0.2
110
229.6
115
27.4
111
260.9
118
67.9
115
406.2
121.5
137.8
97
4.6
117
52.4
85
96.9
99.5
105.3
90
23.5
1426.9
1233.0
744.5
2357.7
109.8
94.8

Stasiun C
Xi
(Xi - Xa)2
110
21.7
112
44.3
97.5
61.6
95
107
98
54
115
93.2
118
160.1
120
214.7
127
468.9
113
58.6
80
642.4
85
414
99
40.3
1369.5
2380.7
105.3

Menentukan standar deviasi (Sx) :

Sx

Xi Xa
n 1

Sx

Xi Xa
744.5

7.88
n 1
13 1

Sx

Xi Xa
2357.7

14.02
n 1
13 1

Sx

Xi Xa
2380.7

14.09
n 1
13 1

Stasiun A

Stasiun B

Stasiun C

Menghitung nilai frekuensi faktor :


Diketahui :
Kala ulang banjir (Tr)

= 100 tahun

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
Tahun pengamatan (n)

= 13 tahun

Tabel Hubungan Reduced Mean yn Dengan Besarnya Sampel

Dikutip dari buku J.NEMEC/Engineering Hydrology


Tabel Reduced Standar Deviation sn Dengan Besarnya Sampel
n
10
11
12
13
14
15

sn
0.9496
0.9767
0.9833
0.9971
1.0095
1.0206

n
33
34
35
36
37
38

sn
1.1226
1.1225
1.1287
1.1313
1.1339
1.1363

n
56
57
58
59
60
61

sn
1.1696
1.1708
1.1721
1.1734
1.1747
1.1759

n
79
80
81
82
83
84

sn
1.1930
1.1938
1.1945
1.1953
1.1959
1.1967

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

1.0316
1.0411
1.0493
1.0565
1.0628
1.0696
1.0754
1.0811
1.0864
1.0915
1.0961
1.1004
1.1047
1.1086
1.1124
1.1159
1.1193

39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55

1.1388
1.1413
1.1436
1.1458
1.1480
1.1499
1.1519
1.1538
1.1557
1.1574
1.1590
1.1607
1.1623
1.1638
1.1658
1.1667
1.1681

62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

1.1770
1.1782
1.1793
1.1803
1.1814
1.1824
1.1834
1.1844
1.1854
1.1864
1.1873
1.1881
1.1890
1.1898
1.1906
1.1915
1.1923

85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100

1.1973
1.1987
1.1987
1.1994
1.2001
1.2007
1.2013
1.2020
1.2026
1.2032
1.2038
1.2044
1.2049
1.2055
1.2060
1.2065

Dikutip dari buku J.NEMEC/Engineering Hydrology


Untuk n = 13
Sn = 0.5070
Yn

= 0.9971

K =

Yt Yn
Sn

Tr 1
)]
Tr

Yt =

ln[ln (

ln[ln(

1001
)]
100

4.6001 0.5070
0.9971

= 4.6001

= 4.105

K
Menentukan besaran yang diharapkan terjadi selama t tahun (Xt)
Xt =Xa+(k Sx)

Stasiun A

Xt 100 = Xa+ ( k Sx ) =109.8+ ( 4.105 7.88 )=142.147 mm

Stasiun B

X t 100 = Xa+ ( k Sx ) =94.8+ ( 4.105 14.02 )=152.352 mm

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
Stasiun C

Xt 100 = Xa+ ( k Sx ) =105.3+ ( 4.105 14.09 ) =163.139 mm

Menghitung curah hujan rata-rata metode Poligon Thiesen


Rt 100 =

( Xt LuasA )+ ( Xt LuasB )+ ( Xt LuasC )


Lua sA + LuasB+ Luas C

( 142.147 13.375 )+ (152.352 8.8 )+ (163.139 6.725 )


13.375+8.8+ 6.725

150.233 mm/detik

4. Menghitung Debit Banjir Maksimum dengan Metode Melchior


Untuk menentukan besarnya debit sungai berdasarkan curah hujan perlu ditinjau
hubungan antara hujan dan aliran sungai. Besarnya aliran di dalam sungai
ditentukan terutama oleh besarnya hujan, intensitas hujan, luas daerah hujan, lama
waktu hujan, luas DAS dan ciri-ciri daerah aliran.
Rumus:
Rt
Qt= A R
200
Dimana:
Qt = Debit yang diharapkan terjadi pada return periode tertentu

= Koefisien aliran = 0.43


A

= Luas catchment area

= Curah hujan maximum tiap km2

Rt

= Curah hujan rata-rata pada return periode waktu tertentu

Rumus:
a b
F=
4
F=

1970
3960+1720
0.12

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
t c=

10 L
36 v

v =1.31(Q S 2)0.2
Dimana:
F
= luas elips
a

= sumbu terpanjang

= sumbu terpendek

= koefisien reduksi

tc

= waktu konsentrasi

= kecepatan aliran rata-rata

S = kemiringan
Q

= debit perkiraan

Panjang sumbu a = 15.9 cm = 7.95 km


Panjang sumbu b = 10.6 cm = 5.30 km
Data-data analisa perhitungan debit banjir (dipilih sungai yang terpanjang):
Panjang sungai (L)
= 8.05 km
Panjang sungai teoritis
= (8.05 x 0.9) = 7.245 km
Elevasi hulu
= 1200 m
Elevasi hilir
= 150 m
Luas total catchment area
= 28.9 km2
Curah hujan maks. untuk jakarta
= 200 mm/detik
Mencari beda Tinggi dibagi setiap 2 km sehingga di dapat 4 bagian
Panjang sungai Pengamatan
= 8.05 / 4
= 2.0125 km
= 2012.5 m
Panjang sungai teoritis Pengamatan = 2012.5*0.9 = 1811.25 m

Titik
a

Tinggi Titik
1200

Beda Tinggi

S = (beda Tinggi / Panjang sungai teoritis)

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR

500

0.2761

220

0.1215

280

0.1546

50

0.0276

700

480

200

150
`
S Rata-Rata

0.14495

Tabel Yang Digunakan dalam Perhitungan Debit maksimum (Metode Melchior)


Tabel Presentase Menurut melchior
F
0
10
50
300
-

1
44
37
29
20
12

2
64
57
45
33
23

3
80
70
57
43
32

4
89
80
66
52
42

Lama Hujan, t (jam)


5
6
8
92
92
93
82
84
87
70
74
79
57
61
69
50
54
66

10
94
90
83
77
74

12
95
91
88
85
83

16
96
95
94
93
92

24
100
100
100
100
100

Sumber : Subarkah (1980)


Tabel Perkiraan Intensitas Hujan Harian Menurut Melchior
Luas
Ellips
(km)
0.14
0.72
1.20
7.20

I
(m/detik/km
)
29.60
22.45
19.90
14.15

Luas
Ellips
(km)
144
216
288
360

I
(m/detik/km
)
4.75
4.00
3.60
3.30

Luas
Ellips
(km)
720
1080
1440
2100

I
(m/detik/km
)
2.30
1.85
1.55
1.12

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
14
29
72
108

11.85
9.00
6.25
5.25

432
504
576
648

3.05
2.85
2.65
2.45

2880
4320
5760
7200

1.00
0.70
0.54
0.48

Sumber : Subarkah (1980)


Tabel Penambahan Presentase Melchior
tc (menit)
0 - 40
40 - 115
115 - 190
190 - 270
270 - 360
360 - 450
450 - 540
540 - 630
630 - 720
720 - 810
810 - 895

%
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

tc (menit)
895 - 980
980 - 1070
1070 - 1155
1155 - 1240
1240 - 1330
1330 - 1420
1420 - 1510
1510 - 1595
1595 - 1680
1680 - 1770
1770 - 1860

%
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

tc (menit)
1860 - 1950
1950 - 2035
2035 - 2120
2120 - 2210
2210 - 2295
2295 - 2380
2380 - 2465
2465 - 2550
2550 - 2640
2640 - 2725
2725 - 2815

%
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34

Sumber: Subarkah (1980)


a) Koefisien Pengaliran = 0.43
=

b) Menghitung Koefisien Reduksi


F=

F=

1970
3960+1720
0.12
1
a b
=
4

33.093=

1
5.30 7.95
= 33.093 km2
4

1970
3960+1720
0.12

3993.0931720 =

1970
0.12
2

3993.093 479.1711720 +206.4 =1970


1720 2 +4199.493 2449.171=0

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
=

4199.493 4199.493 417202449.171


21720

=1.478
Di dapat

= 1.478

c) Taksir nilai I
Plot luas elips ke dalam table Perkiraan Intensitas Hujan Menurut Melchior, lalu
dilakukan interpolasi nilai I terhadap nilai F.
F (Km)
29
33.093
72

I (m/detik/km)
9.00
X
6.25
X=

(33.09329)
( 6.259.00 ) +(9.00)
(7229)

X =8.738

m3/det/km2

Maka, nilai curah hujan maksimum sehari (I) = 8.738 m3/det/km2


d) Mengitung Debit (Q)
Q1= I A
Q1=1.478 8.738 28.9
Q1=373.237

m3/det

e) Menghitung kecepatan aliran rata-rata (v)


v =1.31(Q1 S 2)0.2
v =1.31(373.237 0.144952 )0.2
v =1.978 m/det

10

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
f) Menghitung waktu konsentrasi (tc)
t c=

10 L
36 v

t c=

10 8.05
36 1.978

t c =1.130 jam

g) Nilai

dilihat pada Tabel Presentase

menurut Melchior berdasarkan

Luas Elips (F) dan Lama hujan (tc) di interpolasi sebanyak 2 kali hingga didapat

nilai

F (km)
10
33.093
50
X=

Lama Hujan, tc (jam)


1
1.130
2
37
x
57
z
29
y
45

(1.1301)
( 5737 ) + ( 37 )=39.60
(21)

Y=

(1.1301)
( 4529 )+ ( 29 )=31.08
(21)

Z=

(33.09310)
( Y X ) + ( X )
(5010)

(33.09310)
( 31.0839.60 ) + ( 39.60 )=34.68
(5010)

Maka nilai

= 34.68 %

= 0.3468

h) Koefisien Reduksi

= 1.478 * 0.3468
= 0.513

11

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR

i) Hitung I sebenarnya I
I =

I2 =

(10R )
(36tc)

( 100.513200 )
=25.221
( 361.130 )

I I

Coba lagi (kembali ke poin d)

d) Mengitung Debit (Q) (Iterasi 1)


Q1= I A
Q1=0.513 25.221 28.9
Q1=373.919

m3/det

e) Menghitung kecepatan aliran rata-rata (v)


2 0.2

v =1.31(Q1 S )

v =1.31(373.919 0.144952)0.2
v =1.978 m/det

f) Menghitung waktu konsentrasi (tc)


t c=

10 L
36 v

t c=

10 8.05
36 1.978

t c =1.130 jam

12

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR

g) Nilai

dilihat pada Tabel Presentase

menurut Melchior berdasarkan

Luas Elips (F) dan Lama hujan (tc) di interpolasi sebanyak 2 kali hingga didapat

nilai

F (km)
10
33.093
50
X=

Lama Hujan, tc (jam)


1
1.130
2
37
x
57
z
29
y
45

(1.1301)
( 5737 ) + ( 37 )=39.60
(21)

Y=

(1.1301)
( 4529 )+ ( 29 )=31.08
(21)

Z=

(33.09310)
( Y X ) + ( X )
(5010)

(33.09310)
( 31.0839.60 ) + ( 39.60 )=34.68
(5010)

Maka nilai

= 34.68 %

= 0.3468

h) Koefisien Reduksi

= 1.478 * 0.3468
= 0.513
i) Hitung I sebenarnya I
I =

I2 =

13

(10R )
(36tc)

( 100.513200 )
=25.221
( 361.130 )

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
I =I

Ok

d) Menghitung harga taksiran curah hujan (I)


Karena suatu konsentrasi (tc) harus sama dengan lamanya hujan, maka harga I2
dipertinggi dengan suatu harga tertentu. Besarnya waktu konsentrasi (t c) diplot ke
table Penambahan Presentase Melchior untuk mencari nilai kenaikan dalam
presentase.
tc = 1.130 Jam = 67.8 menit, maka terjadi kenaikan sebesar 3 %.
I =I + ( P v I )
I =25.221+ ( 0.03 25.221 )
I =25.978

m3/det/km2

Maka, besarnya taksiran curah hujan (I) = 26.330 m3/det/km2


e) Menghitung debit puncak banjir (Q)
Q= A I
Q=0.43 28.9 25.978

Q=322.829

m3/det

Maka,
Qt 100 =322.829

R t 100
200

Qt 100 =322.829

150.233
200

Qt 100 =279.586

m3/det

Maka, debit yang diharapkan terjadi pada kala ulang 100 tahun maksimum
= 242.498 m3/det.
5. Menghitung Tinggi Banjir Rencana di Hilir Bendung (Tail water)

14

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
Perhitungan Muka Air Maksimum Sebelum Ada Bendung
Untuk menghitung tinggi air maksimum pada bendung digunakan
rumus:
1
v = R2 /3 S 1/ 2
n
R=

A
P

(Manning)
Q=v A

Dimana:
v
= kecepatan aliran (m/det)
Q

= debit (m3/det)

= jari-jari hidrolis

= luas penampang basah (m2)

= keliling basah (m)

= kemiringan sungai rata-rata

n = koefisien kekasaran dari manning


diambil n = 0.035 (Untuk Saluran Tidak beraturan)
Kemiringan dasar sungai rata-rata ditinjau sejauh 2 km dari lokasi bendung.
Dari peta didapat :
Elevasi dasar sungai di lokasi bendung = 150 m
Elevasi 2Km Ke Hulu = 200m
Elevasi 2Km Ke Hilir = 100m
H = 200 100 = 100 m
S ratarata =

H
100
=
=0.0278
0.9 L 0.9 4000

Setelah pemancangan dan perbaikan talud sungai, diperoleh penampang sungai di


lokasi bendung sebagai berikut :
T
h

1
m

b
Dengan b 60 m dan m = 1
Untuk penampang trapezium:
A= ( b+mh ) h=( 60+ h ) h

15

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
P=b+2 h 12 +m2=60+2 h 2
R=

A
P

Didapat Tabel hubungan h da Q sebagai berikut :

Grafik Hubungan h dan Q


1
h

0.5
0

Tabel coba-coba tinggi muka air maksimum di coba dari antara ketinggian
h= 0.9-1:
h
A
P
R
V
Q
2
3
(m)
(m )
(m)
(m)
(m/det)
(m /det)
0.9
54.81
62.545584 0.8763209 4.3624432
239.106
242.498
0.91
55.4281 62.573869 0.8858027 4.3938546
243.543
0.9076509 55.282884 62.567224 0.8835758 4.3864874
242.498
Syarat Q coba-coba = Q desain = 242.498 m3/det, didapat h = 0.9076 m 0.95 m
Dari tabel diperoleh tinggi muka air maksimum di sungai sebelum sebelum di
bendung = 0.95 m
6. Perhitungan Hidrolis Bendung
a) Penentuan tinggi elevasi mercu
Menentukan tinggi elevasi Mercu, oleh beberapa faktor, sebagai patokan dapat
digunakan angka-angka sebagai berikut:
Elevasi sawah tertinggi

= 152.00 m

Tinggi muka air sawah

0.10 m

Kehilangan tekanan air dari saluran tersier ke sawah

0.10 m

Kehilangan tekanan air dari saluran sekunder ke saluran tersier

0.10 m

Kehilangan tekanan air dari saluran primer ke saluran sekunder

0.10 m

16

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
Kehilangan tekanan air akibat kemiringan

0.15 m

Kehilangan air dari sungai ke saluran primer

0.20 m

Kehilangan Tekanan air akibat Eksploitasi

0.10 m

Kehilangan tekanan air pada alat-alat ukur

0.40 m

Kehilangan tekanan untuk Bangunan-bangunan lain

0.25 m

Tinggi elevasi mercu

= 153.50 m

b) Perhitungan Tinggi Bendung


Tinggi bendung adalah jaak antara lantai muka bendung sampai pada puncak
bendung.
Diketahui :
Elevasi sawah tertinggi
Elevasi dasar sungai di lokasi bendung
Elevasi mercu bendung
Tinggi mercu bendung
= elevasi peil mercu elevasi dasar sungai

= 152 m
= 150 m
= 153.5 m
= 153.5 - 150

= 3.5 m

c) Perhitungan Lebar Bendung


Lebar bendung adalah jarak bagian dalam antara tembok di sebelah kanan dan
kiri, dibuat sama dengan leba rata-rata nomal sungai.
Lebar rata-rata sungai :
h
0.95
bn =b+m =60+1
m
1
bn =60.95

Lebar pintu penguras (bilas) :


1
1
b p = b n= 60.95
10
10

17

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
b p =6.095

6.095
=2.032
2.1 m
3

m, dibagi menjadi 3 pintu

b p =2.1 3=6.3

Lebar pilar : bb = 1.5m

1.5 = 4.5

Karena ada 3 pintu jadi Lebar pilar = 3

Lebar efektif bendung (beff) dengan lebar pilar Bb = 1 m :


beff =b nbb 0.2 b p=60.954.50.2 6.3
beff =55.19

Maka lebar bendung adalah 55.19 m


d) Perhitungan Tinggi Muka Air Maksimum di Atas Mercu Bendung
Tinggi muka air di atas mercu bendung adalah muka air sedikir di atas udik
bendung sebelum muka air berubah bentuk menjadi melengakung ke bawah.
k0
H0

h0
d
P

Perhitungan tipe mercu tipe Vlugter. Aliran dianggap sempurna dengan rumus
pengalirannya :
Rumus Bundsch :
Q=mbd gd
d=

2H 0
3

Untukharga k0 dan m dicari dengan rumus Vonwoerd :


2
4 2 3 1
k0 27 m h n+ P

( )

h
r

( )

m=1.490.018 5
Dimana :

18

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
b

= lebar efektif bendung (m)

= percepatan gravitasi (m/det2)

= tinggi air di atas mercu (m)

= tinggi energi kecepatan (m)

= koefisien pengaliran

P = tinggi bendung (m)


Q
= debit rencana (m3/det)
r

= jari-jari puncak mercu (m)


0

= tinggi tekanan/tinggi kecepatan

Langkah Perhitungan :
Mencari nilai jari-jari puncak mercu yang sesuai dengan syarat jari-jari puncak
yaitu 0.7h0 < r < h0
Coba-coba nilai r sehinggah memperoleh nilai h 0. Setelah itu kontrol dengan

persamaan diatas.
Bila ternyata nilai r tidak memenuhi syarat ulangi perhitungan.

Nilai r diambil = 1.2 m


Dengan P = 3.5 m
Di dapat tabel coba-coba nilai h untuk r = 1.2:
h0
m
k0
H0 = h0+k0
(m)
1
1.177500 0.0101436 1.0101436
1.1
1.189875 0.0131935 1.1131935
1.2
1.202000 0.0167438 1.2167438
1.3
1.213875 0.0208157 1.3208157
1.4
1.225500 0.0254282 1.4254282
1.5
1.236875 0.0305972 1.5305972
1.6
1.248000 0.0363367 1.6363367
1.5872888 1.246599
0.035575 1.6228638

d
0.6734291
0.7421290
0.8111625
0.8805438
0.9502854
1.0203981
1.0908911
1.0819092

Q
(m /det)
112.48474
131.49685
151.79630
173.37853
196.24081
220.38153
245.79983
242.49800
3

Syarat Qcoba-coba (242.498) = Q Desain (242.498).. ok


h0 yang diambil = 1.6 m
Kontrol rmin
0.7 h0 < r < h0

19

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
0.7 (1.6) < 1.2 < 1.6
1.12 < 1.2 < 1.6 ..ok
Sehinggah Tinggi Elevasi Air diatas Mercu
= Tinggi Elevasi Mercu + Tinggi Air diatas Mercu
= 153.5 + 1.6
= 155.1 m

e) Pemilihan Tipe Bendung


Sungai biasanya mengandung lumpur pada waktu hujan dan tidak mengandung
batu-batu besar karena itu digunakan tipe bendung Vlugter.
k
h

H
P

r
R

D
a

Keadaan izin terbagi 2 :


4 Z
< <10
3 H
Maka D = L = R = 1.1
a=0.15 H

2a

L
Z+H

H
Z

1 Z 4
< <
3 H 3

Maka D = L = R = 0.6 H + 1.4


a=0.20 H

Dimana :

20

P
h

H
Z
= 3.5 m
= 1.6 m

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
k

= 0.04 m

H0

= 1.63 m

= hawal k = 0.95 0.04 = 0.91

=H+ b

Z
H

= 1.63 + 0.91= 2.54

= 2.54/1.63 = 1.56 (masuk dalam syarat 1)

Jadi : D = L = R = 1.1 (2.54) +(1.63) = 4.43 m


1.63
a=0.15(1.63)
2.54

a=0.2 m
2 a=0.4

f) Back Water Curve


Back Water Curve adalah kurva untuk mengetahui sampai dimana pengaruh
kenaikan muka air setalah adanya penempatan bendung.
2h
L= c
I
Dimana :
L
= panjang pengaruh pengembangan ke arah hulu
I

= kemiringan sungai

hc

= tinggi kenaikan muka air di titik bendung

hc =H hawal=1.630.95=0.68 m
Maka :
2 h 2 0.68
L= c =
=48.9
I
0.0278

m 49

g) Menentukan Panjang Lantai Muka


Lantai muka berfungsi untuk mengurangi tekanan air keatas pada bidang kontak
antara pondasi bangunan dengan dasar pondasi dan juga untuk memperpanjang
jalannya aliran air (creepline). Makin pendek creepline makin kecil pula
hambatannya, sehingga konstruksi lantai muka air semakin panjang demikian
pula sebaliknya. Perbedaan tinggi air dihilir dan dihulu bending mengakibatkan

21

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
adanya aliran dibawah bending sebagai akibat dari perbedaan tekanan pada
dasar bendung. Hal ini lama-kelamaan akan menimbulkan penggerusan,
terutama di ujung belakang bendung. Cara yang sering digunakan yaitu dengan
mebuat dinding vertical dari beton atau besi dimuka sebelum bending itu agar
jalan yang ditempuh aliran adalah jalan hambatannya paling kecil.

Teori Bligh
Besarnya perbedaan tekanan sebanding dengan panjang jalannya air (creep
line) :
H=

L
c

Dengan :
H = beda tekanan
c

= creep ratio

= panjang creep line

Supaya konstruksinya aman terhadap tekanan air maka :


L
H=
L H c
c Sehinggah
Panjang Lantai muka : Lm = L- LV - LH
LV
= 8.5 m
LH
= 16.5 m
Catatan :
Bidang yang bersudut 45o dianggap sebagai bidang vertikal sedangkan
bidang yang bersudut < 45o dianggap horizontal.
Beda tekanan sebesar : H = R = 4.43 m
Creep ratio = 9
L H c
L 4.43 9

L 39.87

Teori Lane
Teori ini merupakan merupakan pengembangan dari teori Bligh. Lane
memberikan koreksi terhadap teori Bligh dan mengatakan bahwa energi yang

22

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
dibutuhkan untuk melewati jalan horizontal lebih kecil dari pada vertical dengan
perbandingan 1 : 3.
L =3 LH
Jadi dianggap v
1
H c=L v + L H
3
1
L=Lv + L H H c
3
Dengan :
L
= panjang creep line
c

= creep ratio

=3

Lv

= panjang bagian vertical

= 8.5 m

LH

= panjang bagian horizontal

= 16.5 m

1
8.5+ ( 16.5 )=14
m 3 4.43=13.29 m
3

L 14

Diambil L = 40m
Panjang lantai muka :

Lm = L - LV - LH
Lm = 40 8.5 16.5
Lm = 15 m

Menghitung tebal lantai muka.


Syarat :
t + H
t
2.2
Dengan

H=

panjang lantaimuka 15
= =0.375
panjang creepline 40

Direncanakan :
t = 0.4 m
t

t + H 0.4+ 0.375
=
=0.352 m
2.2
2.2

0.4 0.375

..OK!!

0.4
m
0.2
m
15 m

Menghitung tebal ruang olakan.


Direncanakan (pot m-m) :

23

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUAN AIR
t

= 0.4 m

t + H 0.4+ 0.375
=
=0.352 m
2.2
2.2

0.4 0.276

'P

..OK!!

m
'
m

Direncanakan (pot p-p)


t = 0.8 m

0.4 m

0.8 m

0.2
m

t + H 0.8+0.375
=
=0.731 m
2.2
2.2

0.8 0.696

4.43 m

0.4 m

..OK!!

Kontrol Gaya angkat (Uplift) pada ruang olakan:

0.2
m

0.4
m

0.8m

0.2
m
4.83
m

Ux=( Hx

24

Lx
h) w

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

3.08
m
3
m

0.48
m
5.52
m

A
II

6.2
m

III

0.9
m
0.5
m
3.9
m

0.5
m

D
C

IX
E
F

IV

VII
I

G V
H

VII
VI

J
K

1.97
96 m

12.6
m

2.5
m

1.5
m

5m
10 m
3m
60.6
m

3.5
m

1.5
m

27.9
m

10.1
m

STABILITAS BENDUNG
Gaya-gaya yang bekerjapadabendung :

Gaya BeratBendung

Gaya Gempa

Tekanan Lumpur

Gaya Hidrostatis

Gaya Uplift

Untukmempermudahperhitungan,
tubuhbendungdibagiatasbeberapabagian.Berikutperhitungangaya yang bekerja.
1. Gaya Berat Bendung
Bendungdirencanakanterbuatdaribetondengan

= 2.4 t/m3

Rumus Gaya Berat :


G=F
Dimana :
F : Luas bagian yang ditinjau
: Berat jenis beton

Perhitungangayaberattiap-tiapbagiansepertiditabelkanberikutini :
Bagia
n
F(m2) G=F*
21.8 47.96
I
01
24
8.28 18.21
II
06
74

y(m)
6.339
79
7.140
14

x(m)
46.75
45

III

2.7

5.94

4.85

44

IV

2.5

5.5

4.15

41.5

39
13.9
5
47.4
3

85.8

1.95

43

30.69
104.3
46

24.05

0.55

0.25
1.633
33
4.066
67

3.465
5.399

4.7
11.35

VI
VII
VIII
IX
X

0.25
1.57
5
2.45

28.7
41
41.33
33
46.75

My=G
*y
304.0
7
130.0
7
28.80
9
22.82
5
167.3
1
7.672
5
170.4
3
2.236
7
16.28
6
61.29

Mx=G
*x
2242.
2
819.7
8
261.3
6
228.2
5
3689.
4
738.0
9
2994.
7
22.55
143.2
2
252.4

44
139.
94

61
307.8
7

y =

M x 911.01
=
=2.96 m
G
307.87

x =

M y 11392
=
=37 m
G
307.87

09

911.01

11392

2. Gaya gempa
Gaya

gempa

yang

diperhitungakanadalahgempa

bekerjapadatitikberatbendung yang ditinjau.


Rumus :
K= G
Dimana:
= KoefisienGempa = 0.03 (Untuktanahlembek)
G = Total gayaberat
K=0.03 307.87

K=9.24 t()
Momenakibatgayagempa K y =9.24 2.96=27.33

tm

3. Tekanan lumpur
Endapan Lumpur diperhitungkansetinggimercubendung.
s
= Berat jenis Lumpur = 1.6 t/m3

= 300 (sudutgeserdalam)

3m

s h2 k a
H=
2

horizontal

yang

ka =

1sin 1sin 30
=
=0.333
1+ sin 1+ sin30

H=

1.6 32 0.333
=0.9 t
2

Momenakibattekananlumpur:
1
M =0.9
3 +6.2+1.9796 =8.262 tm
3

(( )

4. Gaya hidrostatis

Keadaan air normal


air =1 t/m3

3m
H =0.5 w h2 =0.5 1 32=4.5 t
M =H

1
1
3 + 5+2.08 =4.5
3 + 6.2+ 1.9796 =41.3 tm
3
3

(( )

) (( )

Keadaan air banjir


3.08 m
3m

10.68 m

12.6 m
w

Gaya(

2.5 m 3 m

Jarak

Mome

31.9 m

10 m

t)
38.3m
7.689
5
2.306
9

178m

53.4m

1
2

n
8.6543 331.3
354.87
46.15
2
102.42
44.4
5
20.633 3679.9
3
3
3.5598 190.08
6
9
4658.5
8

Jarak = jaraktitikberatketitik yang ditinjau (M)


M = 4659 tm
H = - 15 t
V = 188.3 t
5. Gaya Uplift
Untuk menghitung gaya uplift harus dicari tekanan pada tiap titik sudut pada creep
line, kemudian dapat dihitung besarnya gaya yang bekerja pada tiap bidang.
Teori Bleigh
L
Px =H x x H
L
Dimana :
Px
= Uplift pressure di titik x
Hx

= Tinggi energy di hulu bendng/jarak x ke muka air

Lx

= Panjang creep line sampai titik x

= Panjang total creep line = 60.6 m

= Beda tinggi =10.7 m

Jarak = jarakantaragaris yang ditinjaukedasarbendung


Keadaan air normal
Px =H x

Lx
H
L

Px =H x 0.1762 Lx
Titik
A

Hx
3.4

Lx
12.6

Px
1.1795

b
5.8

V (ton)
-

H (ton)
23.661

jarak
6.3

momen
149.06

9.2

12.6

6.9795

9.2

15.1

6.53892

6.9

15.1

4.23892

6.9

16.6

7.4

16.6

4.47457

7.4

18.1

4.21023

11.3

18.1

11.3

56

1.43109

11.3

66.1

-0.3488

12.26

66.1

9.2

155.46

2.3

12.395

5.8954

73.071

1.5

6.1601

4.3204

26.614

0.5

2.1123

4.4704

9.4428

1.5

6.5136

4.16

27.097

3.9

24.025

8.06

193.64

37.9

180.81

0.4

72.323

10.1

5.4654

0.4

2.1861

0.95999

0.1259

1.36

0.1712

215.85
151.09

62.319
43.623

709.07
496.35

b
-

V (ton)
-

H (ton)
-

jarak
-

momen
-

5.8

37.792

6.3

238.09

2.5

22.83

9.2

210.04

8.11023

16.898

3.97457

2.5

0.61116

Uplift pressure 70%


Dimana :
b = lebarduatitik yang ditinjau
P1 + P 2
b
V =H=
2

Keadaanbanjir
Tinggi air di atasmercu = 3.076 m
H

= 14 m

Px =H x

Lx
H
L

Px =H x 0.227 L x
Titik

Hx

Lx

Px

6.4758

12.6

3.61578

12.276

12.6

9.41578

12.276

15.1

8.84832

D
E

9.9758
9.9758

15.1
16.6

10.476

16.6

6.70784

10.476

18.1

6.36736

14.376

18.1

14.376

56

1.66457

14.376

66.1

-0.628

15.336

66.1

17.706

5.8954

104.39

1.5

9.5671

4.3204

41.334

0.5

3.2289

4.4704

14.435

1.5

9.8064

4.16

40.795

3.9

32.438

8.06

261.45

37.9

226.11

0.4

90.444

10.1

5.2347

0.4

2.0939

0.95999

-0.142

1.36

-0.193

273.55
191.48

91.022
63.716

1002.9
702.01

10.2674

6.20784

2.3
6.54832

0.332

Uplift pressure 70%

KONTROL STABILITAS BENDUNG


1. Keadaan normal
Resume :
Jenisgaya
Beratsendiri
Gaya gempa
Tekananlumpur
Gaya hidrostatis
Gaya uplift

V (ton)
307.87
43.6231
351.493

H (ton)
9.24
0.9
-15.12
63.7155
58.7314

MT (tm)
12303.1
12303.1

Kontrolterhadapeksentrisitas
1
e B
Syarat :
6
Dengan B

= lebar horizontal = 60.6 m.

B
1
e= a B
2
6

1
B
6

= 10.1 m

MG (tm)
27.33
8.2616
4658.6
496.35
5190.5

a=

M lawan M guling 123035191


=
=20.2 m
V
351.493

B
60.6
e= a=
20.2=10 m
2
2

1
B
6

10 m 10.1m

..OK!!

Kontrolterhadapgayageser
Syarat : SF > 1.5
SF=

V f
H

Dengan f
0.577
SF=

= koefisien geser antara konstruksi dasar =

351.49 0.577
=3.4532
58.731

SF >

1.5

3.4532> 1.5

Kontrolterhadapgayaguling
SF > 1.5
SF=

M T 12303
=
=2.3703
M G 5190.5

SF >

1.5

2.3703>

..OK!!

1.5

..OK!!

Kontrolterhadapgayatekanantanah

Syarat : max max
max =

V
6e
1
B
B

max =

351.49
60
1
60.6 c
60.6

)
)

tan

tan 30

max =0.06 t/m2


max =0.01 kg/cm2
max max
0.01 0.9

..OK!!

Kontrolkeadaan air normal


SF >1.5
F=

G + W
307.87 +0
=
=2.038
V
151.0915259

SF >

1.5

2.038>

1.5

..OK!!

Dari

hasilkontrol,

dapatdiambilkesimpulanbendunganlayakberoperasidalamkeadaan normal.

2. Keadaanbanjir
Resume :
Jenisgaya
Beratsendiri
Gaya gempa
Tekananlumpur
Gaya hidrostatis
Gaya uplift

V (ton)
307.87
188.345
191.484
311.009

H (ton)
0
9.23611
0.9
-15.12
63.7155
58.7314

MT (tm)
12303.1
12303.1

Kontrolterhadapeksentrisitas
Syarat :

Dengan B

1
B
6
= lebar horizontal = 60.6 m.

B
1
e= a B
2
6

1
B
= 10.1 m
6

MG (tm))
27.33
8.2616
4658.6
702.01
5396.2

a=

M lawan M guling 123035396


=
=22 m
V
311.0089

B
60.6
e= a=
22=8 m
2
2

1
B
6

8 m 10.1 m

..OK!!

Kontrolterhadapgayageser
Syarat : SF >

1.5

Dengan f = koefisiengeser = 1.5


SF=

V f
H

SF=

311.01 1.5
=7.9432
58.731

SF >

1.5

7.9432> 1.5

..OK!!

Kontrolterhadapgayaguling
SF >
SF=

1.5

M T 12303
=
=2.28
M G 5396.2

SF >

2.28>

1.5
1.5

..OK!!

Kontrolterhadapgayatekanantanah
max max

Syarat :

max =

V
6e
1
B
B

max =

311.01
48
1
60.6 c
60.6

max =1.07

t/m2

max =0.11

kg/cm2

max max
0.11 0.9

..OK!!

Kontrolkeadaan air normal


SF >1.5

F=

G + W
307.87+0
=
=1.608
V
191.4837904

SF >

1.5

1.608>

1.5

..OK!!

Dari hasilkontrol,
dapatdiambilkesimpulanbendunganlayakberoperasipadakeadaanbanjir.

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN AIR
Pintu Pengambilan
Luastanahyang akandialiri: 4000 ha
Debit saluraninduk :
Q

c NFR A
e

Dimana :
A

: Luassawah yang akandialiri

: koefisienpenguranganrotasi = 0.8

NFR : Pemberian air normal = 1.1 ltr/dtk/Ha


e

: efisiensisaluran (primer = 90%, sekunder = 90%, tersier = 80%)


Q=

c . NFR . A 0.8 1.1 4000


ltr
m3
=
=5432.099
=5.432
e
0.9 0.9 0.8
det
det

Rumuspengaliran : Q=0.385 b h 2 g h
Dimana :
Q = debit saluran intake
= Koef. Pengaliran (0.65)
b = Lebarpintupengambilan
h = Tinggi air diatasmercubendung
g = Gravitasi
ukuranpintupengambilandiambil
b:h=2
b = 2h
Sehingga :
Q=0.385 0.65 2 h h 2 9.81 h
h
h

5
2

= 2.45023
= 1.431 m

Maka b = 2 x h = 2 x 1.431 = 2.862 m


TinggiAmbang

37

= TinggiMercu h

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN AIR
= 3 1.431
= 1.569 m

SketsatinggiAmbang :
1.569 m
3m

DimensiBalokPadaPintuPengambilan
Perhitunganunutkbalokdadasarkanbahwabalok

yang

rendah

yang

akanmenerimatekananterbesardanditinjaumuka air banjir


hbanjir = 3 + 3.075814 = 6.075814 m
h1

= 1.431 + 3,075814 = 4.506814 m

h (tinggibalok) diambil 30 cm = 0.3 m


w

= 1 t/m3
P2

P1= w h1=1 4.507=4.507

P2= w ( h 1h ) =1 ( 4.5070.3 )=4.207


P=

( P1 + P2 )
2

h=

t/m2
t/m2

h
1

h
P1

( 4.507+ 4.207 )
0.3=1.3071 t/m2
2

Lebarpintu intake = 2

1.431 = 2.862 m

1
1
2
2
M max= P L = 1.3071 2.862 =1.338
tm
8
8

38

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN AIR
M max=133800

kg cm

et

= 150 kg/cm2

Balokdarikayubesidengan

Karenakonstruksiselaluterendambanjirmakateganganlenturizinakandikalikandeng
anfaktor 2/3 (PKKI 71 Hal 7)
Jadi :
2
= 150=100
kg/cm2
3
=

M max
M max
133800
133800
=
=
=
100
2
w
1 2
1 2
5
t
kg/cm2
t 3
t 3 10
6
6

5t =

133800
=1338
100

t=16.358 cm

17 cm

Jadi, ukuranbalokuntukpintupengambilanadalah 30 x 17 cm.


Kontrol:

M max
133800
=150
w
5 17 2

150 92.595

..OK!!

PintuPenguras
Tinggipintupenguras = tinggibendung = 3 m
Digunakankayukelas1 : = 150 kg/cm2
1
Lebarmaksimumpintupenguras: 10

Bn =

1 ( 2 3.075814 )

=18.6413
10
0.033

Gaya-gaya yang bekerja :


Tekananlumpursetinggimercubendung
Tekanan air banjir

39

(h1 h)

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN AIR
A

C
Lump
ur

h=3
m

h1 =
4.507m

h i Kw

TekananAir :

Tekanan Lumpur :

AB = w (h1h) k w

s=1.6 t /m3

AB =1( 4.5073) 1

=30

AB =1.507 t/m2

CD= w h1 k w

EC= s k 2 h

CD=1 4.507 1

EC=1.6

CD=4.507 t/m2

EC=1.6 t/m2

30
3
( 1sin
1+sin 30 )

ED=EC +CD=1.6+ 4.507=6.107 t/m2


q=h

AB+ ED
1.507+6.107
=3
=11.421
t/m
2
2
11.421
t/m2

1
1
M max= q L2= 11.421 18.64132=496.097
t m 49609700
8
8
W y=

40

M max 49609700
=
=330731.333

150

kg cm

cm3

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

PERENCANAAN STRUKTUR
BANGUNAN AIR
Tinggipintudibagimenjadi 6 bagian ; h = 300/6 = 50 cm
w y=

b2 50
=8.333 b2
6

330731.333=8.333 b 2
b=199.218 cm

200 cm

Diambil h = 50 cm dan b = 200 cm


Kontrol :
2

b h 200 50
w y=
=
=333333.333
6
6

M max
496097000
=150
w
333333.333

150 148.820

41

..OK!!

JUSAK JAN SAMPAKANG_090211042

Anda mungkin juga menyukai