Anda di halaman 1dari 5

19

III.

MATERI DAN METODE

3.1. Materi
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum Teknologi Pembenihan Ikan adalah
sebagai berikut. Kakaban sebanyak satu buah sebagai media menempel telur. Aerator
sebanyak satu buah sebagai alat untuk penyuplai oksigen. Rol kabel sebanyak empat
buah sebagai tempat untuk mengalirkan arus listrik. Bak fiber satu buah sebagai
wadah budidaya. Saringan tepung sebanyak satu buah sebagai wadah benih ikan.
Timbangan sebanyak satu buah sebagai alat

menimbang bobot indukan ikan.

Waterquality checker sebanyak satu buah sebagai alat untuk mengukur kualitas air.
Sendok sebanyak dua buah sebagai alat untuk mengambil telur. Kain lap bersih
sebanyak satu buah sebagai penutup kepala ikan. Bulu ayam sebanyak satu buah
sebagai alat pengaduk telur saat fertilisasi. Mangkuk sebanyak satu buah sebagai
wadah telur matang gonad. Senter sebanyak tiga buah sebagai alat penerangan.
Ember sebanyak satu buah sebagai wadah ikan. Spuit Suntik sebanyak dua buah
sebagai alat penyuntik ovaprim. Water Heater sebanyak lima buah sebagai alat
penstabil suhu. Mikroskop sebanyak satu buah sebagai alat pengamatan embrio telur
ikan. Petridish sebanyak empat buah sebagai wadah pengamatan telur. Tang potong
sebanyak tiga buah sebagai alat pemotong tungkak kepala lele. Cotton Buth sebanyak
satu pack sebagai alat pengambilan hipofisa. Sterofoam sebanyak satu buah sebagai
alat untuk membuat saringan tepung mengapung. Gelas Beaker sebanyak satu buah
sebagai tempat pengenceran sperma ikan. Baskom sebanyak satu buiah sebagai alat
pencampuran sel sperma dengan sel telur ikan lele.

20

3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum Teknologi Pembenihan Ikan adalah
Ovaprim sebanyak 0,5 ml sebagai bahan perangsang proses pemijahan ikan lele.
Induk lele yang digunakan mempunyai berat 1,1 kg untuk induk betina dan 0,83
untuk induk jantan.

3.2. Metode
3.2.1. Seleksi induk
Metode yang dilakukan dalam seleksi induk adalah sebagai berikut:
1.

Mengamati stok calon induk ikan pada kolam indukan.

2.

Seleksi calon indukan berjumlah 1 (satu) pasang berdasarkan pengamatan


morfologi calon indukan yang baik.

3.

Timbang calon indukan hasil seleksi.

4.

Pisahkan calon indukan jantan dan betina ke dalam akuarium/bak pemijahan.

3.2.2. Teknik pemijahan


Teknik pemijahan terhadap indukan ikan lele, dilakukan dengan menggunakan
metode pemijahan buatan. Teknik pemijahan tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Mengambil indukan ikan lele yang akan disuntik.

2.

Menimbang induk yang akan digunakan.

3.

Menentukan dosis ovaprim yang akan digunakan. Induk jantan menggunakan


ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg berat indukan jantan dan indukan betina
menggunakan 0,3 ml/kg berat indukan betina.

21

4.

Posisikan suntikan ke arah intramuskular dengan kemiringan 450.

5.

Melakukan proses pemijahan secara buatan.

6.

Melakukan proses stripping telur 8 jam setelah penyuntikan induk betina.

7.

Stripping telur dibarengi dengan pengambilan sperma dari indukan jantan.

8.

Melakukan proses fertilisasi dengan bantuan bulu ayam.

3.2.3.

Inkubasi telur
Metode yang dilakukan dalam inkubasi telur adalah sebagai berikut, dengan

cara:
1.

Menstripping indukan betina.

2.

Meletakkan seluruh hasil telur stripping ke dalam mangkok lalu timbang


keseluruhan.

3.

Mengambil 1 gram sampel telur, hitung berat masing-masing telur dan hitung
reratanya untuk menentukan berat 1 (satu) butir telur.

4.

Menghitung berat keseluruhan telur (minus berat Mangkok).

5.

Mencampurkan telur dengan sperma dengan bantuan bulu ayam.

6.

Menebar telur kewadah sarana yang telah disiapkan.

7.

Mengamati sampai telur menetas.

3.2.4. Pemeliharaan larva


Metode yang dilakukan dalam pemeliharaan larva adalah sebagai berikut:

22

1.

Mengamati perkembangan larva mulai hari ke-2 sampai


dengan hari ke-3.

2.

Mengamati perkembangan organ tubuh larva dengan


menggunakan mikroskop.

3.

Pemanenan larva.

3.3. Pengamatan Data


3.3.1. Fekunditas
Menurut Effendi (2004) nilai fekunditas dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
Fekunditas = (Berat keseluruhan teur : Berat satu telur)
3.3.2. Indeks kematangan gonad
Menurut Effendi (2004) nilai hatching rate (HR) dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
IKG (%) = (Berat keseluruhan teur : Berat induk) x 100%
3.3.3. Fertilisasi rate
Menurut Effendi (2004) nilai Fertilisasi Rate (FR) dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
FR (%) = (Jumlah telur terbuahi : Jumlah telur sampel) x 100%
3.3.4. Hatching rate
Menurut Effendi (2004) nilai hatching rate (HR) dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
HR (%) = (Jumlah telur menetas : Jumlah telur terbuahi) x 100%

23

3.3.5. Survival rate


Menurut Effendi (2004) nilai Survival Rate (SR) dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut :
SR (%) = (Jumlah larva akhir : Jumlah larva awal) x 100%
3.3.6. Kualitas air
Pengukuran kualitas air dilakukan setiap 4 jam sekali menggunakan water
quality checker. Variabel kualitas air yang diukur diantaranya kadar oksigen terlarut
(DO), pH dan Suhu.

Anda mungkin juga menyukai