Bab III
Bab III
hasil
perhitungan
metode
pembobotan
Dasar Teori
penggalian,
paling banyak
Kelompok XV
penyangga.
Perkiraan
kekuatan
dan
sifat
perkiraan awal
deformasi
massa
disebut Klasifikasi Geomekanika atau lebih dikenal dengan Rock Mass Rating
(RMR). Setelah bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah mengalami
penyesuaian
dikarenakan
adanya
penambahan
data
masukan
sehingga
Bieniawski membuat perubahan nilai rating pada parameter yang digunakan untuk
penilaian klasifikasi massa batuan tersebut. Pada penelitian ini, klasifikasi massa
Kelompok XV
beraturan.
batuan
yang
akan
memberikan
indikasi
kekerasan
setelah
dikalibrasikan. Pada sisi luar alat terdapat skala bacaan yang akan menunjukkan
nilai pantulan dari batuan tersebut. Operator bisa melakukan pengujian dengan
arah horizontal atau vertikal (masing-masing posisi akan diberikan faktor koreksi
Kelompok XV
Gambar 3.1
Skala bacaan Schimdt Hammer
Tabel 3.1
Rating Tingkat Kekerasan Batuan
Deskripsi Kualitatif
Sangat kuat sekali (exceptionally strong)
Sangat kuat (very strong)
Kuat (strong)
Sedang (average)
Lemah (weak)
Sangat lemah (very weak)
UCS (MPa)
>250
100-250
50-100
25-50
5-25
1-5
<1
PLI (MPa)
>10
4-10
2-4
1-2
Penggunaa
n UCS lebih
dianjurkan
Rating
15
12
7
4
2
1
0
Kualitas Batuan
Rating
Sangat Jelek
Jelek
Sedang
Baik
Sangat Baik
3
8
13
17
20
Dalam menghitung nilai RQD, metode hasil core digunakan apabila core
logs tersedia. Tata cara untuk menghitung RQD menurut Deere 1967, hanya
bagian yang utuh dengan panjang lebih besar dari 100 mm (4 inchi) yang
dijumlahkan kemudian dibagi panjang total pengeboran (core run). Selama
pengukuran panjang core pieces, pengukuran harus dilakukan sepanjang garis
tengahnya. Core yang retak akibat aktivitas pengeboran harus digabungkan
kembali dan dihitung sebagai satu bagian utuh. Ketika ada keraguan
apakahretakan diakibatkan oleh pengeboran atau karena alami, pecahan itu bisa
dimasukkan kedalam bagian yang terjadi secara alami. Semua retakan yang
bukan terjadi secara alami tidak diperhitungkan pada panjang core untuk RQD
(Deere, 1967). Panjang total pengeboran (core run) yang direkomendasikan
adalah lebih kecil dari 1,5 m.
RQD=
panjang core 10 cm
100
panjang total core
........(3.1)
Selain metode langsung dengan hasil core dalam menghitung nilai RQD
dengan melihat scanline yang digunakan apabila core log tidak tersedia. Menurut
Priest and Hudson, 1976 yaitu:
Sumber: : http://ilmubatugeologi.blogspot.co.id
Gambar 3.2
Scanline
c. Spasi bidang dikontinyu
Kelompok XV
................................(3.2)
Sumber : : http://ilmubatugeologi.blogspot.co.id
Gambar 3.3
Discontinuitas Spacing
Pengukuran Jarak atau spasi kekar bidang diskontinuitas dapat dilakaukan
dengan metode scanline. Scanline pada permukaan lereng atau bukaan tambang
minimal 50 m dengan menyesuaikan kondisi medan yang terdapat di lapangan
dan ketersediaan alat. Pada pengukuran dilapangan kebanyakan jarak kekar yang
terukur pada scanline merupakan jarak semu.
Tabel 3.3
Jarak Spasi Antar Kekar
Deskripsi
Sangat lebar (very wide)
Lebar (wide)
Sedang (moderate)
Rapat (close)
Sangat rapat (very close)
Rating
20
15
10
8
5
Tabel 3.4
Kondisi Kekar
Discontinuit
y length
(persistence
)
<1m
1-3m
3 - 10 m
10 - 20 m
> 20
Rating
Separation
(aperture)
None
< 0.1 mm
0.1 - 1.0 mm
1 - 5 mm
> 5 mm
Rating
Roughness
Very rough
Rough
Slightly
rough
Smooth
Slickensided
Rating
Infilling
(gouge)
None
Hard filling
< 5 mm
Hard filling
> 5 mm
Soft filling
< 5 mm
Soft filling
> 5 mm
Rating
Weathering
Ratings
Unweathere
d
Slightly
weathered
Moderately
weathered
Highly
weathere
d
Decompose
Rating
Kelompok XV
Tabel 3.5
Kondisi Air Tanah
Kondisi Umum
Terdapat
Terdapat
tetesan air
aliran air
10 25 m
25 125 m
>125 m
<0,1
0,1 0,2
0,2 0,5
>0,5
10
Kering
Lembab
Basah
None
<10 m
0
15
sebelumnya. Bobot yang diberikan untuk parameter ini sangat tergantung pada
hubungan antara orientasi kekar-kekar dengan metode penggalian yang dilakukan.
Oleh karena itu bobot parameter ini biasanya diperlakukan terpisah dengan 5
parameter lainnya. Arah umum dari bidang diskontinu berupa strike dan dip akan
mempengaruhi kestabilan lubang bukaan. Hal ini ditentukan oleh sumbu dari
lubang bukaan tersebut, apakah searah dip atau berlawanan arah dengan dip
bidang diskontinu.
Kelompok XV
100-81
80-61
60-41
40-21
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
300 400
200 300
100 200
kPa
kPa
kPa
35 45 o
25 35 o
15 - 25 o
>400 kPa
Sudut Geser
dalam
Deskripsi
>45o
20-0
Sangat
Jelek
<100 kPa
< 25 o
Ground
class
Very
good
rock
81-100
Full face:
3m advance
Good
rock
61-80
Full face:
1.0-1.5m advance;
Complete support 20 m
from face
Fair
rock
41-60
Kelompok XV
Rock Bolt
Shotcrete
Steelset
s
No support
Locally
bolts in
crown, 3m
long,
spaced
2.5m with
occasional
wire mesh
Systematic
bolts 4m
long,
spaced 1.5
- 2m in
crown and
walls with
wire mesh
in crown
50mm in
crown
where
required
None
50 - 100mm
in crown,
and 30mm
in sides
None
Poor
rock
21-40
Systematic
bolts 4 - 5m
long,
spaced 1 1.5m in
crown and
walls with
wire mesh
100 150mm in
crown and
100mm in
sides
Light ribs
spaced
1.5m
where
required
Medium to
heavy ribs
Multiple drifts:
150 spaced
200mm in 0.75m with
0.5 - 1.5m advance in top
Very
crown,
steel
heading; Install support
poor
150mm
in
lagging
concurrently with
rock
sides, and
and
excavation; shotcrete as
< 21
50mm on
forepoling
soon as possible after
face
if required.
blasting
Close
invert
Sedangkan untuk menentukan kestabilan lubang bukaan dapat ditentukan
Systematic
bolts 5 - 6m
long,
spaced 1 1.5m in
crown and
walls with
wire mesh.
Bolt invert
melalui stand-up time dari nilai RMR menggunakan grafik span terhadap stand-up
time. Keakuratan dari stand-up time ini menjadi diragukan karena nilai stand-up
time sangat dipengaruhi oleh metode penggalian, ketahanan terhadap pelapukan
(durability), dan kondisi tegangan in-situ yang merupakan parameter penting yang
tidak tercakup dalam metode klasifikasi RMR. Oleh karena itu, sebaiknya grafik ini
digunakan hanya untuk perbandingan semata.
(Anonim, 2016)
Kelompok XV
*Sumber: wikimedia.org/wikipedia/commons/
Gambar 3.4
Grafik stand-up time RMR
Parameter
Strength
Of
Range of Values
Point Load Strength
>10 Mpa
4-10 Mpa
2-4 Mpa
1-2 Mpa
Index
compressive test is
>250 Mpa
100-250 Mpa
50-100 Mpa
25-50 Mpa
Comp. Strength
2
3
4
Rating
15
Drill core Quality RQD
90% - 100%
Rating
20
Spacing of discontinuities
>2m
Rating
20
Condition
of
Very rough surfaces
Discontinuitties
Not continuous
(see E)
No separation
Unweathered wall rock
Kelompok XV
Rating
Ground
30
Inflow per 10 m
None
12
75%-90%
15
0.6-2 m
15
Slickensided
surfaces
or Gouge < 5
mm thick
or Separation
1-5 mm
Continuous
25
<10
7
50%-75%
10
200-600 mm
10
Slightly rough
surfaces
Separation < 1 mm
Highly weathered
walls
20
10-25
4
25%-50%
8
60-200 mm
8
Slickensided
surfaces
or Gouge < 5 mm
thick
or Separation 1-5
mm
Continuous
10
25-125
preferred
5-25
Mpa
2
1-5
<1 Mpa
Mpa
1
<25%
3
<60 mm
5
<0.1
0.1-0.2
0.2-0.5
>0.5
Completely dry
Damp
Wet
Dripping
Flowing
15
10
Rating
Fair
-5
-7
-25
Unfavourable
-10
-15
-50
60 - 41
III
Fair rock
Very Unfavourable
-12
-25
40 21
IV
Poor rock
< 21
V
Very Poor rock
III
IV
200 - 300
25 - 35
100 200
15 25
< 100
< 15
3 - 10 m
2
10 - 20 m
1
> 20
0
> 5 mm
0
Slickensided
0
Soft filling > 5 mm
0
Decomposed
Separation (aperture)
Rating
Roughness
Rating
Infilling (gouge)
Rating
None
6
Very rough
6
None
6
< 0.1 mm
5
Rough
5
Hard filling < 5 mm
5
0.1 - 1.0 mm
4
Slightly rough
3
Hard filling > 5 mm
3
1 - 5 mm
1
Smooth
1
Soft filling < 5 mm
2
Weathering
Ratings
Unweathered
6
Slightly weathered
5
Moderately weathered
3
Highly weathered
1
Dip 45 900
Dip 20 - 450
Very favourable
Favourable
Very Unfavourable
Fair
Fair
Unfavourable
Fair
Tabel 3.8
Parameter Rock Mass Rating
Kelompok XV
Q=
RQD Jr
Jw
Jn
Ja SRF
................................(3.3)
Dimana:
RQD adalah Rock Quality Designation
Jn adalah jumlah set kekar
Jr adalah nilai kekasaran kekar
Ja adalah nilai alterasi kekar
Jw adalah faktor air tanah SRF adalah faktor berkurangnya tegangan
RQD/Jn Menunjukkan struktur massa batuan.
Jr/Ja merepresentasikan kekasaran dan karakteritik gesekan diantara bidang
kekar stsu material pengisi.
Jw/SRF merepresentasikan tegangan aktif yang bekerja.
Dalam menjelaskan keenam parameter yang digunakan untuk menghitung
nilai Q, Barton (1974) membagi enam parameter tersebut menjadi tiga bagian :
a. RQD/Jn mempresentasikan dari struktur massa batuan, menunjukka ukuran
dari blok batuan. Untuk klasifikasi massa batuan Q-system, RQD dapat pula
dihitung menggunakan persamaan:
RQD=100,43,68 ................................(3.4)
Dimana, = frekuensi kekar (1/spasi). Sedangkan untuk pembobotan joint set
number (Jn) dapat dilihat pada tabel
Kelompok XV
Jn
0.5 1
2
3
4
6
9
12
15
etc
Crushed rock, earthlike
20
Kelompok XV
Jr
4
3
2
1.5
1.5
1
0.5
1
1
Value
water press.
Notes
(kgf/cm2)
A
locally
Medium
D
E
competent
Rock with unfilled joint
Large inflow or high pressure
Exceptionally
high
inflow
inflow
or
pressure,
high
inflow
< 1,0
0,66
1,0 2,5
Factor C or F are crude
0,5
2,5 10,0
estimates; increase Jw
if drainage is installed
or
1,0
0,33
0,2
2,5 10,0
>10
0,1
Special problems
caused by ice formation
are not considered
or
pressure
Tabel 3.12
Parameter SRF
Description
SRF
Weakness zones intersecting excavation, which may cause
Notes
Reduce these values of SRF
B
C
D
E
Kelompok XV
5,0
2,5
7,5
5,0
F
G
2,5
5,0
Dequivalen =
Span atauTinggi
ESR
.....................................(3.5)
Tabel 3.11
Excavation Support Ratio (Barton ET AL., 1974)
Excavation category ESR
A. Temporary mine openings
3-5
1,6
1,3
1,0
0,8
Kelompok XV
Gambar 3.5
Rock classes
Barton et al. (1980) memberikan informasi tambahan terhadap panjang
rockbolt, span maksimum, dan tekanan penyangga atap untuk melengkapi
rekomendasi penyangga pada publikasi yang diterbitkan tahun 1974. Panjang L
dari rockbolt ditentukan dari lebar penggalian (B) dan nilai
persamaan :
0,15 B
ESR
ESR melalui
.........................(3.6)
Kelompok XV
Gambar 3.6
Stand-up time
(A Realistic Approach to Estimate Stand-up time, Rammammurthy T, 2007)
Grimstad dan Barton (1993) memberikan hubungan antara nilai Q dengan
tekanan penyangga atap permanen Proof melalui persamaan:
2 ( Jn ) Q 1 /3
P roof =............................................................... (3.8)
3 Jr
Jika jumlah dari joint kurang dari 3, maka memakai persamaan :
.....................................................................(3.9)
2.0 1/ 3
P roof
Jr
Kelompok XV
Author, Year
Tunnels
RMR = 9 ln Q + 44
Bieniawski, 1976
Tunnels
Tunnels
RMR = 5 ln Q + 60.8
Cameeron, 1981
Tunnels
RMR = 5.9 ln Q + 43
RMR = 8.7 ln Q + 38
Tunnels, sedimentary
rock
RMR = 10 ln Q + 39
Moreno, 1980
Comments
50.81
Gambar 3.7
Grafik Korelasi antara RMR dan Q-system (Bieniawski, 1989)
3.3. Alat dan Bahan
Kelompok XV
Kelompok XV
Hasil Scanline
Dari hasil pengukuran kekar yang dilaksanakan dilapangan didapat data
Dip
Dip direction
Strike
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jarak antar
kekar (cm)
Jarak bukaan
kekar (cm)
Panjang
kekar (cm)
63
55
62
43
61
51
22
40
51
N 242 E
N 245 E
N 245 E
N 239 E
N 233 E
N 134 E
N 130 E
N 123 E
N 141 E
N 152 E
N 155 E
N 155 E
N 149 E
N 143 E
N 44 E
N 50 E
N 33 E
N 51 E
34,9
41,4
27,8
52,3
9,9
7
37
16
0
0,5
0,7
0,5
0,4
0,6
0,8
0,6
0,5
0,7
68
73,7
68
80
55
96
106
114
94,5
Tabel 3.15
Pengukuran kedudukan kekar wall
No
Dip
Dip direction
Strike
.
1
2
3
4
5
6
7
8
Jarak antar
kekar (cm)
Jarak bukaan
kekar (cm)
Panjang
kekar (cm)
50
46
44
45
39
13
33
28
266
269
252
248
251
271
259
270
176
179
162
158
161
181
169
180
0,08
0,33
0,46
0,3
0,27
0,23
0,39
0,13
0,4
0,5
0,3
0,6
0,3
0,6
0,3
0,7
78
86
9
85
71
158
108
65
Tabel 3.16
Form Scanline
Parameter
Arah garis pengukuran
Panjang Scanline
Kelompok XV
Lokasi Pengukuran
Heading
Wall
N3E
N 176 E
2,5 m
2,5 m
Kuarsit
62,8 mPa
9
2
0,2514 m
Kuarsit
45,4 mPa
9
2
0,27 m
5,89 mm
4,625 mm
Smooth
Rough
Panjang kekar
0,8391 m
0,920 m
None
Unweathered
94,89 %
99,962 %
Wet
Completely Dry
N 155 E/62
N 162 E/44
(Perpendicular)
(Parallel)
Kondisi
Kekar
Gambar 3.8
Sketsa Scanline Heading
Gambar 3.9
Sketsa Scanline Wall
2. Pengolahan data
Kelompok XV
Gambar 3.10
Arah Umum Penyebaran Kekar Heading
Tabel 3.17
Nilai RMR untuk heading
Parameter
Measurement
Value
62,8 MPa
Rating
7
RQD
94,89 %
20
Spacing of discontinuity
Discontinuity Length
Separation
Discontinuit
Roughness
y Condition
Infilling
Weathering
0,2514 m
0,8391 m
5,89 mm
Smooth
Hard Filling < 5mm
Moderately
10
6
1
1
5
3
Kelompok XV
Wet
N 155 E/62
(Perpendicular)
-
7
-12
48
III (Fair Rock)
-
Gambar 3.11
Grafik hubungan antara span, stand-up time dan RMR
(after Bieniawski, 1989 & 1993)
Pada lokasi heading tersebut memiliki lebar maksimum lubang bukaan
sebesar 2,5 m yang mampu bertahan tanpa adanya bantuan sistem
penyanggaan buatan selama kurang lebih 13,1 hari.
3) RMR (Rock Mass Rating) wall
Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan
dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan yang terdapat
pada batuan wall yang diuji.
Kelompok XV
Gambar 3.12
Arah Umum Penyebaran Kekar Wall
Tabel 3.18
Nilai RMR untuk wall
Parameter
Measurement
Value
45,4 mPa
Rating
7
RQD
99,962 %
20
Spacing of discontinuity
Discontinuity Length
Separation
Discontinuit
Roughness
y Condition
Infilling
Weathering
Ground water
Discontinuity Orientation
Total Rating
0,27 m
0,962 m
4,625 mm
Rough
None
Unweathered
Completed dry
N 162/44 (parallel)
-
20
6
1
5
6
6
6
-5
81
I (Very Good
Kelompok XV
rock)
Gambar 3.13
Grafik hubungan antara span, stand-up time dan RMR
(after Bieniawski, 1989 & 1993)
Pada lokasi wall tersebut memiliki lebar maksimum lubang bukaan
sebesar 2,5 m yang mampu bertahan tanpa adanya bantuan sistem
penyanggaan buatan selama kurang lebih dari 142,8 hari.
5) Rekomendasi penyanggaan berdasarkan RMR
Berdasarkan table 3.7 rekomendasi penyangga (Bieniawski, 1989) dengan
nilai RMR yang didapat dari hasil perhitungan pembobotan tiap-tiap parameter
batuan yaitu untuk heading sebesar 48 yang merupakan klasifikasi batuan
sedang atau medium (fair rock), maka untuk penggaliannya sendiri dapat
dilakukan secara top heading and bench dengan kemajuan 1,0 1,5 m.
Kemudian diperlukan adanya penyanggaan setelah peledakan dan 10 m dari
face. Penyangga batuan dengan menggunakan rock bolt yang dipasang di atas
dengan panjang 4 m, spasi 1,5 - 2 m dengan wire mesh yang tidak permanen
Kelompok XV
Parameter
Nilai
Bobot
94,89 %
94,89
Smooth, undulating
Tidak Teralterasi
Wet
0,5
RQD
Jumlah Pasang Kekar (jn)
Tingkat Kekasaran Kekar
(jr)
Joint Alteration
Joint Water Reduction
(Jw)
Stress Reduction Ratio
Q=
RQD Jr Jw
x x
Jn
Ja SRF
Kelompok XV
7,5
3,163
Gambar 3.14
Stand-up Time Q-System Heading
Pada lokasi heading tersebut memiliki lebar maksimum lubang bukaan
sebesar 5,07 m dan nilai Q sebesar
bantuan sistem penyanggaan selama kurang lebih dari 125,8 jam atau 5,3 hari.
Kelompok XV
Gambar 3.15
Kelas Massa Batuan Q-system Heading
D equivalen =
Span atauTinggi
ESR
=
5,07
1,6
= 3,17
Dari pembacaan grafik pada gambar 3.15 dapat diketahui dengan nilai D eq
sebesar 3,17 dan nilai Q sebesar 3,163 dapat diketahui bahwa heading
terowongan tersebut merupakan kelas massa batuan D (poor). Dari pembacaan
grafik juga didapatkan bahwa heading tersebut tidak perlu dilakukan penyanggan
buatan (unsupported) dan untuk spasi rock bolt sebesar 1,5 m.
Kelompok XV
Parameter
Nilai
Bobot
99,962 %
99,96
Rough or irregular,
(jr)
Joint Alteration
Joint Water Reduction (Jw)
undulating
Tidak Teralterasi
Completely Dry
Multiple shear zone In
RQD
Q=
competent rock
RQD Jr Jw
x x
Jn
Ja SRF
Gambar 3.16
Stand-up Time Q-System Wall
Kelompok XV
3
1
1
7,5
9,99
Gambar 3.17
Kelas Massa Batuan Q-System Wall
D equivalen =
Span atauTinggi
ESR
=
8,03
1,6
= 5,02
Dari pembacaan grafik pada gambar 3.17 dapat diketahui dengan nilai D eq
sebesar 1,56 dan nilai Q sebesar 3,163 dapat diketahui bahwa wall terowongan
tersebut merupakan kelas massa batuan C (fair). Dari pembacaan grafik juga
didapatkan bahwa wall tersebut tidak perlu dilakukan penyanggan buatan
(unsupported) dan untuk spasi rock bolt sebesar 2,0 m.
Kelompok XV
Kelompok XV