Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun
kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil,
yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota
(Sumardi, 1993).
Bagian-bagian bunga juga bermacam macam, bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga
(pedicellus), dasar bunga (receptaculum), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari
(stamen), dan putik (pistillum). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga
(pedunculus), daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), tangkai daun (pedicellus), dan
bunga (flos) (Parwata, 2009).
Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk mengadakan
penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuk buah dengan biji yang digunakan untuk
perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji (Resmisari, 2008).
Kita tidak akan mengetahui secara jelas atau detail tentang bagian, rumus, dan diagram
masing masing bunga, jika tidak melakukan penelitian. Maka dari itu dalam praktikum kali ini
praktikan mengambil judul Bagian Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram bunga.

1.2 Tujuan
Agar dapat mengenal bermacam macam susunan bagian bunga, dan perbedaam bungan
jantan dan betina

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bagian Bunga


Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut turut dari tepi
luar bunga bagian tengah kalix (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan),
ginesium (kelamin betina) (Fahn, 1991).
Bunga pada umumnya mempunyai bagian bagian berikut (Moertolo, 2004):
a.

Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, padanya

seringkali terdapat daun daun peralihan, yaitu bagian bagian yang menyerupai daun,
berwarna hijau, yang seakan akan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga.
b. Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas ruas
yang amat pendek, sehingga daun daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian
bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain, bahkan biasanay lalu tampak duduk dalam
satu lingkaran.
c.

Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang

masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang tulang atau urat urat yang masih jelas.
Biasanya hiasan bunga dapat di bedakan dalam dua bagian yang masing masing duduk dalam
satu lingkaran. Jadi bagian bagian hiasan bunga itu umumnya tersusun dalam dua bagian antara
lain: kelopak (kalix) dan mahkota bunga (corolla).
d.

Alat alat kelamin jantan (androecium), bagian ini sesungguhnya juga merupakan

metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium terdiri atas sejumlah benang sari
(stamen).
e.

Alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut

putik (pistilum), juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang disebut daun buah (carpella).
Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan setiap putik dapat terdiri atas
beberapa daun buah.
Melihat bagian bagian yang terdapat pada bunga maka bunga dapat di bedakan dalam
(Tjitrosoepomo, 1995):
1. Bunga lengkap (flos completusl), yang terdiri atas: lingkaran daun daun kelopak, lingkaran
daun daun mahkota, lingkaran benang benang sari dan satu lingkaran daun daun buah.
2. Bunga tidak lengkap atau bunga tidak sempurna (flos incompletusl), jika salah satu bagian
hiasan bunga atau salah satu alat kelaminnya tidak ada. Jika bunga tidak mempunyai hiasan

bunga, maka bunga itu di sebut telanjang (nudus), juka hanya mempunyai salah satu dari kedua
macam alat kelaminnya, dinamakan berkelamin tunggal (unisexualis).
Bunga yang mempunyai tenda bunga (perigonium), jadi jika kelopak dan mahkotanya sama
bentuk maupun rupanya, sering kali di anggap sebagai bunga yang tidak lengkap pula.
Berdasarkan alat alat kelamin yang terdapat pada masing masing bunga, orang
membedakan(Hidayat, 1995):
a.

Bunga banci atau berkelamin dua (hermaproditus), yaitu bunga yang padanya terdapat

benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga ini sering
dinamakan pula bunga sempurna atau bunga lengkap, karena biasanya pun jelas mumpunyai
hiasan bunga yang terdiri atas kelopak dan mahkota, misalnya bunga terung (Solanum
melongena L.). ditunjukkan dengan lambang: .
b. Bunga berkelamin tunggal (unisexsualis), jika pada bunga hanya terdapat salah satu dari
kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada padanya dapat dibedakan lagi
dalam:
1. Bunga jantan (flos musculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari tanpa putik,
misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan. Bunga jantan sering kali di
tunjukkan dengan lambang: .
2. Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benang sari, melainkan
hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun dalam tongkolnya. Bunga betina di
tunjukkan dengan lambang: .
c. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika bunga tidak terdapat baik benang sari maupun
putik, misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga matahari (Helianthus annuus L.).
Penelitian mengenai jenis kelamin bunga, menunjukkan bahwa satu batang tumbuhan,
misalnya sebatang tanaman jagung, dapat memperlihatkan dua macam bunga, yaitu bunga jantan
yang tersusun sebagai bulir majemuk pada ujung tanaman dan bunga betina yang tersusun
sebagai tongkol dan terdapat dalam ketiak ketiak daunnya. Bertalian dengan kelamin bunga
yang terdapat pada suatu tumbuhan, orang membedakan tumbuhan yang (Muzayyinah, 2008):
a.

Berumah satu (monoecus), yaitu tumbuhan yang mempunyai bunga jantan dan bunga betina

pada satu individu (satu batang tumbuhan).


b. Berumah dua (dioecus), jika bunga jantan dan bunga betina terpisah tempatnya, artinya ada
individu yang hanya mendukung bunga jantan saja, dan ada individu yang mendukung bunga
betina saja.

c.

Poligam (polygamus), jika pada suatu tumbuhan terdapat bunga jantan, bunga betina, dan

bunga banci bersama sama.


Letak bunga pada tumbuhan yang dianggap sebagai poligom yaitu suatu jenis tumbuhan
yang bersifat (Parwata, 2009):
1.

Gynodioecus: jika pada suatu individu hanya terdapat bunga betina saja, sedangkan pada

individu lain bunga banci. Gejala ini terdapat pada berbagai jenis tumbuhan yang berbunga bibir
(Labiatae).
2. Androdioecus: jika pada individu yang satu hanya terdapat bunga jantan saja, sedangkan
yang lain terdapat bunga banci.
3. Monoeco polygamus: jika pada suatu individu terdapat bunga - bunga jantan, betina, dan
banci bersama sama.
4. Gynomonoecus: jika pada suatu individu terdapat bunga betina dan bunga banci bersama
sama.
5. Trioecus atau trioeco _ polygamus: jika bunga jantan, bunga betina, dan bunga banci masing
masing terdapat terpisah pada individu yang berlainan.
Bagian bagian bunga yang merupakan metamorfosis daun (kelopak, mahkota, benang
sari, dan daun buah)dapat kita jumpai dalam susunan yang berbeda beda, yaitu (Salisbury,
1992):
a. Terpencar, tersebar, atau menurut suatu spiral (acyclis).
b. Berkarang, melingkar (cyclis), jika daun daun kelopak, benang benang sari, dan daun
daun buah, masing masing tersusun dalam suatu lingkaran.
c. Campuran (hemicyclis), yaitu jika bagian bunga tadi ada yang duduk berkarang, sedang
sebagian lain duduk terpencar.
Simetri adalah sifat suatu benda atau badan yang juga biasa di sebut untuk bagian bagian
tubuh tumbuhan, jika benda tadi oleh sebuah bidang dapat di bagi menjadi dua bagian,
sedemikian rupa, sehingga kedua bagian itu saling dapat menutupi. Bidang pemisah dapat
dianggap merupakan sebuah cermin datar dan bagian yang satu merupakan bayangan cermin
bagian yang lainnya. Bidang yang dapat dibuat untuk memisahkan suatu benda dalam dua bagian
yang satu sama lain merupakan bayangannya dalam cermin datar, dinamakan bidang simetri
(Savitri, 2005).
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut, dan
bertalian dengan simetri itu dapat dibedakan bunga yang (Savitri, 2008):

a.

Asimetris atau yidak simetris, jika bunga tidak bisa dibuat satu bidang simetri dengan jalan

apapun juga.
b. Setangkup tunggal (monosimetris atau zygomorphus), jika pada bunga hanya dapat di buat
satu bidang simetri saja yang membagi bunga tadi menjadi dua bagian yang setangkup.sifat ini
biasanya ditunjukkan dengan lambang (anak panah).
Bergantung pada letaknya bidang simetri, bunga setangkup tunggal dapat dibedakan lagi
dalam 3 macam (Sulasmi, 2004):
1. Setangkup tegak, jika bidang simetri berimpit dengan bidang median.
2. Setangkup mendatar, jika bidang simetri tegak lurus pada bidang median, dan tegak lurus
pula pada pada arah vertikal.
3. Setangkup miring, jika bidang simetrinya memotong bidang median dengan sudut yang lebih
kecil (lebih besar) dari 90.
c. Setangkup menurut dua bidang, dapat pula dikatakan setangkup ganda, yaitu bunga yang
dapat dijadikan dua bagian yang setangkup menurut dua bidang simetri yang tegak lurus satu
sama lain.
d. Beraturan atau bersimetri banyak, yaitu jika dapat dibuat banyak bidang simetri untuk
membagi bunga itu dalam dua bagiannya yang setangkup. Bunga yang beraturan sering kali
ditunjukkan dengan lambang * (bintang).
Baik dakuncup daun maupun dalam kuncup bunga, bagian bagiannya yang berupa daun
daun itu terletak yang sedemikian rupa, hingga bagian tumbuhan yang bersangkutan dapat
dijadikan tanda pengenal. Mengenai keadaan daun daun dalam kuncup itu dapat dibedakan dua
hal, yaitu (Kartasapoetra, 2004):
a. Pelipatan daun daun itu dalam kuncup (vernatio).
b. Letak daun daun dalam kuncup terhadap daun daun lainnya (aestivatio).
Keadaan bagian bagian bunga, kususnya mengenai kelopak dan mahkota, sewaktu bunga
masih dalam keadaan kuncup (Sumardi, 1993).
a. Pelipatan (vernatio) daun daun kelopak dan mahkota.
Pada bunga yang masih kuncup keadaan daun daun kelopak dan mahkota dapat bermacam
macam yaitu:
1. Rata (vernatio plana).
2. Terlipat ke dalam sepanjang ibu tulangnya terlipat ke arah adaxial
conduplicata atau vernatio conduplicata).
3. Terlipat sepanjang tulang-tulang cabangnya (vernatio plicata).
4. Terlipat tak beraturan (vernatio corrugativa).
5. Tergulung ke dalam menurut poros bujur (vernatio involuta).
6. Tergulung ke luar menurut poros bujur (vernatio revoluta).

(vernatio

7. Tergulung ke satu arah menurut poros bujur (vernatio convoluta).


8. Tergulung ke dalam menurut poros lintang (vernatio circinatim involuta).
9. Tergulung ke luar menurut garis lintang (vernatio circinatim revoluta).
10. Terlipat ke bawah dan ke dalam (vernatio inclinata).
11. Terlipat menurut poros lintang keluar (vernatio reclinata).
b. Letak daun daun kelopak dan mahkota terhadap sesamanya (aestivatio).
Mengenal hal inipun ada bermacam macam susunan, di antaranya yang sering kita jumpai
ialah:
1. Terbuka (aperta).
2. Berkatup (valvata).
3. Berkatup dengan tepi melipat ke dalam (induplcata).
4. Berkatup dengan tepi melipat ke luar (reduplicata).
5. Menyirap (imbricata), dapat dibedakan lagi:
a. Yang terpuntir ke satu arah (convoluta atau contorta).
Jika daun kelopak atau mahkota tampak seakan-akan terpuntir, jika menurut arah putarannya di
bedakan menjadi:
1. Terpuntir ke kiri (sinistrorsum contortus), jika arah putaran sesuai dengan arah putaran jarum
jam, sehingg tepi yang sebelah kiri yang selalu di bagian atas menutupi tepi kanan yang
sesamanya.
2. Terpuntir ke kanan (dextrorsum contortum), jika arah putaran berlawanan dengan arah
putaran jarum jam, sehingga tepi kananlah yang selalu di bagian atas menutupi tepi kiri
sesamanya.
b. Mengikti rumus 2/5 (quincuncialis). Jika arah putaran tadi menyebabkan letak daun-daun
kelopak atau mahkota seperti duduk daun yang mengikuti rimus daun 2/5.
c. Kohlearis (cohlearis). Mengikuti garis sepiral seperti pada rumah siput. Jika bunga dengan 5
daun kelopak atau lima daun tajuk: 1 daun sama sekali di luar, 1 daun sama sekali di dalam,
susunan koheat dapat di bedakan lagi menjadi:
1. kohlearis visnal atau kohlearis berdekatan (cochlearis paratact), yaitu daun yang sama
sekali di dalam lang sung berbatasan dengan daun yang sama sekali di luar.
2. kohlearis distal atau kohlearis berjauhan (cochlearis apotact), yaitu jika daun yang sama
sekali di luar tidak lang sung berbatasan dengan daun yang sama sekali di dalam. Tapi di
antaranya ada daun yang tepinya satu di luar dan yang satu di dalam.
3. kohlearis turun (adaxial), jika daun yang paling luar letaknya dekat dengan satu sumbu
pokok.
4. kohlearis naik (abaxial), jika yang paling dekat dengan sumbu pokok yang paling dalam,
sedang daun yang paling luar menjauhi sumbu pokoknya.

BAB III
METODOLOGI
2.1

Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum Pemuliaan Tanaman Materi Penyandraan Bunga

Allogami di laksanakan pada hari rabu 28 September 2016 pada pukul


09.00-11.00 WIB di Lab Lapang Teknologi Produksi Pangan Politeknik Negeri
Jember
2.2

Bahan dan Alat


-

Kertas HVS
Alat tulis
Kaca Pembesar
Bunga

2.3 Cara Kerja

Mengamati Bunga Anggrek Putih dan Ungu , Bunga Kelapa Sawit Jantan
betina , Bunga papaya , dan di gambar di kertas Hvs lalu menulis pada bagianbagian bunga yang sedang di amati

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bunga Anggrek :

Bagian Bagian Bunga dan Fungsinya


Secara umum, bagian -bagian bunga terdiri atas 4 bagian, yakni tangkai, kelopak, mahkota,
benangsari, dan putik. Tiap tiap bagian bunga mempunya fungsinya masing masing. Berikut
adalah penjelasan dari bagian-bagian bunga tersebut.

1. Tangkai bunga
Tangkai bunga merupakan bagian bunga yang berada di bagian bawah bunga. Tangkai pada
bunga mempunyai peran penting yakni sebagai penopang bunga sekaligus sebagai penyambung
antara bunga dan batang atau ranting.
2. Kelopak bunga
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang mempunyai peran untuk melindungi mahkota
bunga ketika bunga masih dalam keadaan kuncup. Kelopak bunga ini umumnya memiliki bentuk
dan warna hijau atau menyerupai daun.
3. Mahkota bunga
Mahkota bunga umumnya mempunyai warna yang beragam dan mencolok. Mahkota bunga juga
menjadi bagian yang paling menarik dari bunga. Karenanya, mahkota bunga sering disebut
sebagai perhiasan bunga.
Warna mahkota bunga umumnya berwarna warni dan beragam, seperti merah, kuning, hijau,
pink, ungu dan lainnya. Warna bunga yang mencolok ini berguna agar dapat memikat kupu-kupu
atau serangga lain untuk hinggap pada bunga tersebut. Serangga yang hinggap inilah yang
mempunyai peran dalam membantu proses penyerbukan.
4. Benang Sari
Benang sari merupakan bagian bunga yang ada pada bagian tengah bunga. Letak benang sari
umumnya berdekatan dengan mahkota bunga. Fungsi benang sari yang utama adalah sebagai alat
kelamin bunga jantan. Benang sari ini juga masih terbagi lagi atas tangkai sari dan kepala sari.
5. Putik

Putik terdapat pada bagian tengah-tengah bunga. Putik pada umumnya dikelilingi oleh benang
sari. Fungsi putik yang utama adalah sebagai alat kelamin bunga betina.
Putik pada bunga juga masih terbagi lagi atas kepala putik dan tangkai putik. Pada bagian dasar
tangkai putik, terdapat bakal buah. Bakal buah ini adalah bagian yang nantinya berubah menjadi
buah dan biji.
Buah dan biji akan terbentuk setelah serbuk sari berhasil menempel di bagian kepala putik dan
terjadi proses penyerbukan. Proses penyerbukan merupakan awal perkembangbiakan atau proses
reproduksi pada tumbuhan untuk menghasilkan tanaman yang baru.

Bunga Kelapa Sawit :

Bunga Jantan

Bunga Kelapa Sawit Jantan


Perhatikan gambar di atas dengan seksama! Karakteristik bunga kelapa sawit yang berjenis
kelamin jantan adalah memiliki bentuk yang ramping memanjang. Ujung kelopak bunganya pun
agak meruncing. Yang paling menonjol yaitu diameter bunga jantan lebih kecil daripada bunga
betina.
Sedangkan tangkai bunga jantan berukuran lebih panjang ketimbang bunga betina, dengan
bentuk tangkai yang lonjong. Tandan bunga jantan terbungkus oleh seludang bunga di mana akan
pecah menjelang waktu anthesis. Setiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet yang
panjangnya sekitar 10-20 cm dan diameternya berkisar 1-1,5 cm. Masing-masing spikelet ini
berisi antara 500-1500 kuntum bunga penghasil tepung sari.
Bunga kelapa sawit jantan akan mekar dalam waktu 2-4 hari dimulai dari bagian bawah spikelet.
Setiap bunganya mengandung hingga jutaan tepung sari dan berbobot 40-60 gram. Bunga jantan
yang sedang dalam masa anthesis akan mengeluarkan bau wangi yang semerbak. Selanjutnya
tepung sari akan mati setelah berumur 3-4 hari dari masa anthesis.
Bunga Betina

Bunga Kelapa Sawit Betina


Perhatikan dengan teliti gambar di atas! Bunga kelapa sawit yang berjenis kelamin betina
memiliki kekhasan pada bentuknya yang oval membulat. Ujung kelopak bunganya pun tampak
agak rata. Diameter bunga kelapa sawit betina lebih besar dibandingkan dengan bunga pejantan.
Bunga betina mempunyai tandan bunga yang terbungkus oleh seludang bunga. Seludang ini akan
pecah ketika 15-30 hari sebelum receptive. Setiap tanda bunga betina mengandung 100-200
spikelet, di mana masing-masing spikelet mempunyai 15-20 kuntum bunga betina. Kuntum
bunga yang memiliki putik inilah yang nantinya akan diserbuki oleh tepung sari dari bunga
jantan.
Masa receptive pada bunga kelapa sawit betina ditandai dengan bunga yang mekar dimulai dari
spikelet. Putik bunga berwarna krem dan akan mengandung cairan berkelir putih kekuningan
setelah merekah. Bunga yang beraroma wangi semerbak artinya siap menerima tepung sari untuk
penyerbukan.
Sayangnya, waktu mekar bunga jantan dan bunga betina pada satu pohon kelapa sawit ini
berbeda. Sehingga kecil kemungkinannya terjadi penyerbukan per pohon, melainkan lebih
banyak pembuahan secara silang antar-pohon. Proses penyerbukan bunga secara alami dilakukan
oleh angin dan serangga.
Mengetahui perbedaan bunga kelapa sawit jantan dan betina sangat diperlukan dalam budidaya
kelapa sawit. Tujuannya adalah untuk memahami jenis kelamin bunga tersebut sehingga petani
bisa membantu proses pembuahan bunga dengan benar.

Bunga Pepaya :

Bunga pepaya
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas
: Dilleniidae
Ordo
: Violales
Famil
: Caricaceae
Genus
: Carica
Spesies
: Carica papaya L.
Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga
kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai
pepaya gantung" yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara
partenogenesis. Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat
tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau
duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga
biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bunga merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan magnoliophyta ( tumbuhan
berbuga ),karena bunga merupakan organ reproduksi bagi tumbuhan tersebut. Bentuk-bentuk
bunga sangat beragam tergantung pada jenis tumbuhan tersebut.
4.2 Saran
Sebaiknya sebelum dan sesudah praktikum diadakan doa bersama. Waktu praktikum
sebaiknya lebih diatur agar peserta melaksanakan praktikum secara serempak.Selain itu
dharapkan memperhatikan waktu sholat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1.2008. bunga. http://id.wikipedia.org.wiki/bunga. Diakses pada tanggal 2 Januari 2012
Anonim.2.2009. http://www.plantamor.com/ Diakses pada tanggal 3 Januari 2012
Anonim.3.2011. http://putroeintan.blogspot.com/2011/ Diakses pada 3 Januari 2011
Tjitro soepomo, Gembong. 2005. Morfologi tumbuhan.Yogyakarta:Gadjah mada university

Anda mungkin juga menyukai