PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
balik ke jantung;
vasodilatasi sistemik: sepsis, antihiprtensi dan anafilaksis;
obstruksi renovaskuler:aterosklerosis, trombosis, emboli
dan
vaskulitis;
vasokontriksi ginjal;
gangguan autoregulasi ginjal;
sindrom hepatorenal;
sindrom kardiorenal.
b. Renal/Intrinsik
a) Penyakitglomerulus: glomerulonefritis, vaskulitis, lupus eritematosus sistemik,
koagulasi intravaskular diseminata dan skleroderma
b) Nekrosis tubular akut: iskemiah,h inhfhehkshhi, toksin
c) Nefritis interstishiahhl: reaksi alergi obat,pieloneritis,limfoma,leukimiadan
Sindrom Sjorgen
d) Obstruksi intratubular: asam urat akibat sindrom lisis tumor dan obat-obatan
c. Postrenal (obstruksi) pada ureter, leher kandung kemih dan uretra. Dapat disebabkan
oleh
urolitiasis,
bekuan
darah,
keganasan,
kompresi
ekstrarenal
(fibrosis
2.3 Patofisiologi
Menurut Menurut Tanto (2014), patofisiologi gangguan ginjal akut dikelompokkan
menurut etiologi gangguan ginjal akut sebagai berikut:
a. gangguan ginjal akut prerenal
terjadi hipoperfusi ke ginjal. Parenkim ginjal tidak mengalami jejas, tetapi hipoperfusi
yang lama/berat dapat menyebabkan iskemia (nekrosis tubular akut). Hipovolemia
mencetuskan respon seperti aktivasi saraf simpatik, sistem renin angiotensin aklosteron
(RAA) dan pelepasan anginin vasopresin. Pada hipoperfusi ringan, perfusi autoregulasi ke
glomerulus dapat dipertahankan dengan vasodilatasi arteri aferen yang diinduksi oleh refleks
miogenik lokal serta prostaglandin. Namun, pada kondisi hipoperfusi berat, kompensasi tidak
adekuat sehingga LFG menurun dan terjadilah gangguan ginjal akut.
b. gangguan ginjal renal
mekanisme jejas tergantung pada penyebab. Sebagai contoh, akan dijelaskan
patogenesis pada nekrosis tubular akut (Acute Tubular Necrosis, TNT). Pada ATN terdapat 4
fase:
sel-sel ginjal.
fase pemulihan, LFG kembali kepada kondisi premorbid. Pada kondisi
haus,
Renal
seperti
- ATN:
ingin jatuh
Hipotensi ortostatik,
takikardi, penurunan
JVP,
turgor
menurun,
kulit
mukosa
kering
Stigmata sirosis hati,
hipertensi
Tanda-tanda
jantung kongestif
Sepsis
dan
gagal
-
Postrenal
riwayat
- Nyeri suprapubik
- Nyeri pada perut
hipovolemi,
syok,
- Kolik
menandakan
sepsis dan operasi
adanya obstruksi pada
besar
ureter
SLE
(demam,
- Nokturia, frekuensi
arthralgia,
rash
dan
pembesaran
eritematosa)
prostat menandakan
Nyeri pada pinggang
adanya patologi pada
menandakan oklusi
prostat.
arteri/vena ginjal
Oliguria,
edema,
hipertensi
sebagainya.
dan
hematuria
menandakan
-
glomerulonefritis
Hipertensi maligna
Hasil pemeriksaan biokimiawi darah (kadar Na, Cr, urea plasma) dan urin
(osmolalitas urin, kadar Na, Cr, urea urin) secara umum dapat mengarahkan pada
penentuan tipe AKI, seperti yang terlihat pada tabel 2 (Sinto Robert,2010).
Tabel 2. Kelainan Analisis Urin (Dimodifikasi)
Indeks diagnosis
Urinalisis
AKI prarenal
Silinder hialin
>1,020
>500
Gravitasi spesifik
Osmolalitas
urin
(mmol/kgH20)
Kadar natrium urin (mmol/L)
Fraksi ekskresi natrium (%)
Fraksi ekskresi urea (%)
AKI renal
Abnormal
~1,010
~300
<10(<20)
>20 (>40)
<1
<35
>40
>8
>1
>35
<20
<3
NaCl 0,9%
Hilangnya cairan saluran kemih dan gastrointestinal: infus NaCl
0,45% atau NaCl 0,9%
Asidosis
hipotonik
Batasi asupan diet K(<40 mmol/hari)hindari diuretic hemat K
Potassium-binding ion axchage resins
Gukosa (50 ml dextrose 50%) dan insulin (10 unit)
Natrium bikarbonat (50-100mmol)
Agonis 2 (salbutamol 10-20 mg inhalasi atau 0,5-1 mg IV)
Kalsium glukonat (10 ml larutan 10% dalam 2-5 menit)
Natrium bikarboat (upayakan bikarbonat serum > 15 mmol/L
Metabolik
Hiperfosfotemia
PH>7,2)
Batasi asupan diet fosfat (<800mg/hari)
Hiperkalemia
Hipokalsemia
Nutrisi
1.1.
Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2016 pukul 09.30 WIB diruang penyakit
dalam No.3 lantai 2 RS Umum Muhammad Husein Palembang. Pengkajian dilakukan
dengan teknik wawancara dengan pasien dan keluarga pasien dan pemeriksaan fisik
terhadap pasien :
a Identitas Pasien/Biodata
Nama
: Tn.S
Umur
: 55 thn
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Status perkawinan
: Menikah
Suku/bangsa
: Batak/Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
Dx medis
: Ny. C
Umur
: 50 thn
Jenis kelamin
: Perempuan
Suku/bangsa
: Batak/Indonesia
Agama
: Kristen Protestan
Pekerjaan
: PNS
: Istri
: 081994722061
10
Keluhan Utama
Jumlah urine sedikit, pucat (anemis), mual, muntah dan tidak nafsu makan,
nafas berat bila banyak minum, atau melakukan kerja berat, merasa sangat lemah.
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Inspeksi : Rambut beruban dan bersih..
Palpasi : Benjolan tidak ada, rambut tidak kasar
2. Muka
Inspeksi : Wajah oval,edema, bersih,sianosis tidak ada
Palpasi : Wajah oedema
3. Mata
Inspeksi : palpebia edema (kiri/kanan), konjungtiva anemis (kiri/kanan),
pupilisokor sclera ikterus (kiri/kanan), reflek cahaya positif.pengihatan kabur.
4. Telinga
Inspeksi : Tidak ada serumen (kirii/kanan),bentuk simetris (kiri/kanan)
Palpasi : Tidak ada benjolan (kiri/kanan), nyeri (-/-)
11
5. Hidung
Inspeksi : Tidak ada secret, pernafasn menggunakan cuping hidung, lubang
hidung mengembang.
Palpasi: benjlan tidak ada, nyeri tidak ada.
6. Mulut dan faring
Inspeksi : Mukosa bibir kering, gigi lengkap, caries (-), lidah agak putih, nafas
bau urea.
7. Leher
Inspeksi:
Tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi:
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid
8. Thoraks
Inspeksi : Gerakan simitris (kiri/kanan), tidak ada jejas,
Palpasi : Tidak ada benjolan di thorax (kiri/kanan), vocalfremitus tidak ada
Perkusi : Resonan (kiri/kanan)
Auskultasi : rhonchi +/+ pada basal paru, wheezing -/-..
9. Jantung
Inspeksi : ictus cordis
Palpasi : Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kananics
2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan, capillary refill 2 3detik.
Perkusi : Dullness.
Auskultasi : Bunyi s1 dan s2 tunggal, gallop (-), mumur (-).
10 Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan.
Auskultasi : Bising usus 8-15x/i
Palpasi : tdak mengalami nyeri
Perkusi : Tympani
11. Ekstremitas (atas dan bawah)
Inspeksi:
Tangan:
- Terlihat adanya oedem (kiri/kanan)
- Terlihat adnya bekas luka bakar (kiri/kanan)
- Kulit tampak kering (kiri/kanan)
Kaki :
- Terlihat adanya oedem (kiri/kanan)
- Terlihat adnya bekas luka bakar (kiri/kanan)
12
h Eliminasi
Klien mengatakan jumlah urine sedikit 2-3x sehari
Klien mengatakan penurunan haluaran urine
i
Neorosensori
Klien mengatakan Sakit kepala, penglihatan kabur, tonus otot , fremor
Nutrisi
Klien mengatakan Anoreksia, mual, muntah, dan hanya menghabiskan porsi
makan
k Interaksi sosial
Klien tidak dapat bekeja dengan berat sebelum dibawa ke rumah sakit, dan
iinteraksi terhadap masyarakat di sekitarnya baik.
l
Pemeriksaan Hematologi:
ureum darah 60mg/dl,
kreatinin darah 5mg/dl,
HB 10 gr/dl.
BUN : 10-20mg/dl,
Albumin 1,9 mg/dl
Klien mengatakan berkemih hanya 2-3x sehari, mual, muntah dan tidak nafsu
makan
Klien mengatakan nafas berat jika banyak minum, bila melakukan kerja berat
merasa sangat lemah.
Klien mengatakan pernah mengalami luka bakar hingga 50% tubuhnya satu tahun
yang lalu.
Klien mengatakan banyak minum atau melakukan kerja berat nafasnya sesak.
Data objektif:
-
mg/dl, HB 10gr/dl.
Nafas berbau urea
Data
Ds :
Etiologi
Penurunana
sedikit
Klien mengatakan berkemih
Masalah
Kelebihan
volume cairan.
2.
tubuh
(oedema
anasarka)
Konjungtiva Anemis
Mukosa dan kulit tampak
kering
BB 45kg sekarang,BB 40kg
dahulu
TD: 160/100 mmHg
S: 38
Ureum darah 60 mg/dl
Kreatinin darah 5mg/dl
Ds :
-
Anoreksia
Klien mengeluh mual, muntah Mual,muntah
14
Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
biasanya
Klien
juga
mengatakan
3.
tampak kering
BB 45kg sekarang,BB 40kg
dahulu
TD: 160/100mmhg
S: 380c
HB: 10 gr/dl
Albumin 1,9 mg/dl
ureum darah 60mg/dl,
Ds :
Asidosis
Resiko
ketidakefektifan
pola nafas
Do :
-
TD: 160/100mmhg
S: 38 c
RR: 28x/menit
Kreatinin: 5mg/dl
Ureum:60mg/dl
BUN:10-20mg/dl
16
1.5. NCP
NO
1.
Diagnosa
Keperawatan
Kelebihan
volume
Tujuan
Intervensi
Setelah
dilakukan
cairan asuhan
Mandiri:
keperawatan 1.
2.
b.d penurunan selama 3 x 24 jam
3.
fungsi ginjal
maka
klien
akan 4.
Ds :
menunjukan
status
Klien
keseimbangan
mengeluh
dengan KH:
berkemih
mengatakan
berkemih
Edema
berkurang/hilang
Klien
TTV normal
mengatakan
Ureum
opernah
luka
bakar
hingga
50%
tubuhnya satu
tahum yg lalu.
normal(20-
normal
14,9mg/dl)
Do :
Tampak
penimnunan
cairan
pada
tubuh
(oedema
anasarka)
kulit
40mg/dl)
mengalami
untuk edema
Peningkatan
Klien
Konjungtiva
17
(12,4-
anemis
Mukosa
kulit
dan
tampak
kering
BB:
40
kg
dahulu, 45 kg
sekarang
TD:
130/80
mmhg
S: 38 c
RR: 30x/i
Ureum darah
60 mg/dl
Kreatinin
darah 5mg/dl
Perubahan
nutrisi
Setelah
dilakukan Mandiri
kurang asuhan
keperawatan 1.
2.
dari kebutuhan selama 2 x 24 jam
3.
tubuh
b/d maka nutrisi klien 4.
Anoreksia
terpenuhi.KH:
tidak
mual
muntah
Klien
juga Klien
menunjukkan
mengeluh
peningkatan
mual,muntah
makan
menghabiskan
40mg/dl)
siang hari
5. Berikan klien atau orang terdekat
daftar makanan atau cairan yang
diizinkan dan dorong terlibat
oral higiene.
7.
Timbang BB tiap hari.
dan
tidak Klien meningkatkan
8. Kolaborasi,awasi
pemeriksaan
nafsu makan
porsi makan
laboratorium
(albumin,dan
Klien
Nafas tidak berbau
kalium.
mengatakan
9. Kolaborasi, konsul dengan ahli
urine
hanya
gizi dalam pemenuhan nutrisi
Ureum normal (20
porsi
makan
1,5mg/dl)
biasanya
Klien
juga
mengatakan
tubuhnya
terasa sangat
lemah
Do :
Konjungtiva
pucat
Nafas
berbnau
urine
BB: 42 KG
HB: 10 gr/dl
3.
Resiko
Setelah
ketidakefektifan
asuhan
dilakukan Mandiri
keperawatan 1. Kaji status pernafasan setiap 4
maka
respiratory
menunjukan
status
Ds :
keseimbangan
ciran
Klien
klien
dengan KH:
mengatakan
nafasnya
TTV normal
akan
jam
2. Bantu
dan
ajarkan
klien
19
dan Ureum
berat
sesak
jika
klien
1,5mg/dl)
banyak
minum
atau
melakukan
kerja berat
Klien
juga
mengatakan
tubuhnya
terasa sangat
lemah
Do :
Nafas
berbau urine
Nafas
kussmaul
S: 38 c
RR: 30x/i
Ureum darah
60mg/dl
Kreatinin
darah 5mg/dl
HB:
(20-
40mg/dl)
dirasakan
normal
10
gr/dl
20
2 jam
5. Pantau tanda vital setiap 4 jam
6. Kolaborasi,pemberian oksigenasi
sesuai indikasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan ginjal akut (GGA) adalah Gangguan ginjal akut merupakan suatu sindrom
klinis yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya dalam
beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat (Wilson,2005). Dari
contoh kasus yang dibahas di makalah di atas ada tiga diagnosis yang didapat yaitu kelebihan
volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal, perubahan nutrisi berhubungan
dengan anoreksia mual, muntah dan ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan asidosis
respiratori.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
Gangguan Ginjal Akut
pembaca pada umumnya. Namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh karena itu
kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah di masa yang akan datang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto.LJ. 2000. Diagnosa KeperawatanAplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC.
Jakarta.
Sinto,Robert dkk.2010.(Acute Kidney Injury: Pendekatan Klinis dan Tata Laksana). Majalah
Kedokteran Indonesia,Volum: 60(2). Diakses pada tanggal 3 November 2016
Tanto,Chris.2014.Kapita Selekta Kedokteran.Media Aesculapius:Jakarta
Wilson.2005.Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. EGC:Jakarta
22
23