Anda di halaman 1dari 2

Budi daya itik pedaging dapat dikembangkan oleh masyarakat menjadi lebih baik dengan

menyediakan bibit yang berkualitas, mudah diproduksi, dan jumlahnya tersedia secara kontinu.
Beberapa jenis itik pedaging yang sudah dikenal di Indonesia seperti itik Peking, itik Manila.
Pengoptimalan produktivitas itik pedaging dapat dilakukan menyilangkan kedua jenis bangsa itik
yang berbeda sehingga dihasilkan final stock yang memiliki tingkat produksi daging tinggi dan
cepat (Basthomi, 2014).
Keunggulan itik manila dibanding unggas air lainnnya adalah ukuran badannya lebih
besar sehingga potensial sebagai penghasil daging dengan produksi telur cukup baik. Kandungan
protein daging itik manila hampir sama dengan daging ayam dan kandungan lemaknya rendah
dengan akumulasi lemak lebih banyak terjadi di bawah kulit. Disamping sebagai penghasil
daging, itik manila juga dimanfaatkan sebagai unggas pengeram dan diambil bulunya untuk
industri suttle cock. Itik manila mempunyai pertumbuhan lebih cepat dibanding itik, sehingga
sangat potensial sebagai unggas pedaging. Itik manila juga mempunyai kemampuan
memanfaatkan bahan pakan berserat kasar tinggi secara baik, sehingga pakannya dapat
bersumber pada sayuran, rumput dan gulma (Suwarta, 2013).
Itik berperan sebagai penghasil telur dan daging. Sebanyak 19,35% dari 793.800 ton
kebutuhan telur di Indonesia diperoleh dari telur itik. Perannya sebagai penghasil daging masih
rendah yaitu hanya 0,94% dari 1.450.700 ton kebutuhan daging nasional Tingkat produktivitas
itik lokal Indonesia baik telur maupun daging masih rendah dan masih berpeluang untuk
ditingkatkan (Pius, 2005).

Basthomi Izza Ashshofi, Woro Busono and Sucik Maylinda. 2014. Productive Performance Of
Hybrid Duck On Various Feather Color.Student of Animal Husbandry
Faculty,University of Brawijaya, Malang.
Pius P. Ketaren. 2005. Kebutuhan Gizi Itik Petelur Dan Itik Pedaging. Jurnal Wartazoa Vol. 12
(2).
Suwarta . 2013. Evaluasi Kinerja Itik Manila Jantan Dan Betina Pada Pemberian Ransum
Dengan Aras Protein Yang Berbeda. Jurnal Agrisains Vol. 4 (6).

Anda mungkin juga menyukai