Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
World Health Organisation (WHO) terdapat 530.000 wanita hamil meninggal akibat
hipertensi pada saat persalinan di seluruh dunia. Angka Kematian Ibu (AKI ) di Subsahara Afrika
270/100.000 kelahiran hidup, di Asia Selatan 188/100.000 kelahiran hidup dan di Asia Tenggara
35/100.000 (World Health Organisation, 2015).
AKI di Indonesia 266/100.000 kelahiran hidup. Penurunan AKI di Indonesia masih
terlalu lambat untuk mencapai target tujuan pembangunan yaitu menurunkan kematian ibu
selama kehamilan dan persalinan, rentang tahun 2003-2009 penurunan AKI di Indonesia, jauh
dari target yang ingin dicapai pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelahiran
hidupdan 115/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009).Angka kematian maternal paling
banyak adalah pada waktu nifas (49,12%), disusul kemudian pada waktu bersalin sebesar
(26,99%) dan pada waktu hamil sebesar (23,89%) (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
2009).
Hipertensi menyebabkan gangguan sekitar 5-10% dari seluruh kehamilan, dan dapat
menjadi suatu komplikasi yang mematikan, yaitu pendarahan dan infeksi, yang berkontribusi
besar terhadap morbiditas dan angka kematian ibu.Dengan hipertensi, sindrom preeklampsia,
baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang paling berbahaya (Khan dkk,
2006)
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit dalam kehamilan dan merupakan
salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbilitas ibu bersalin. Di Indonesia
mortalitas dan morbiliotas hipertensi dalam kehamilan juga masih tinggi. Hal ini disebabkan
selain oleh etiologi tidak jelas, juga oleh perawatan dalam persalinan masih ditangani oleh
petugas non medis dan system rujukan yang belum sempurna.Hipertensi dalam kehamilan dapat
dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
dalam kehamilan harus benar-benar dipahami oleh semua tenaga medis baik dipusat maupun
daerah (Prawirohardjo, 2010).
Sindrom preeclampsia, baik sendiri atau yang berasal dari hipertensi kronis, adalah yang
paling berbahaya (Khan dkk, 2006). Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang didapatkan sebelum

kehamilan. Apabila tidak diketahui sebelum kehamilan, maka hipertensi kronik didefinisikan bila
didapatkan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg
sebelum kehamilan 20 minggu (mellyna huliana, 2007). Hipertensi dalam kehamilan dapat
dialami oleh semua lapisan ibu hamil sehingga pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi
dalam kehamilan harus benar benar dipahami oleh semua tenaga medis (Prawirohardjo,2010).
Terdapat berbagai upaya untuk mengontrol tekanan darah pada ibu hami salah satunya adalah
olahraga secara teratur (Maryuni dkk. 2011)
Studi pendahuluan yang telah dilakukan di .. Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
hipertensi dalam kehamilan

Anda mungkin juga menyukai