Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.


Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan tanggung jawab sosial (CSR)
ini menjadi tren global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global
terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan
kaidah-kaidah sosial dan prinsip-prinsip hak azasi manusia (HAM). Banyak pihak
menyambut gembira perkembangan ini. Semakin lama semakin disadari bahwa walaupun
perusahaan (sektor bisnis) selama ini sudah berkontribusi sangat positif terhadap
pembangunan dunia, pada saat yang sama perusahaan harus diminta semakin bertanggung
jawab. Karena, upaya memupuk laba cenderung (meski tidak selalu) mengabaikan tanggung
jawab sosial.
Salah satu bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering diterapkan di
Indonesia adalah community development. Perusahaan yang mengedepankan konsep ini akan
lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga
akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju
dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat,
menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun
citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa
percaya dari masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga
masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan
bermanfaat.
Kepedulian kepada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sangat luas, namun
secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di
dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan
komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan
suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh
memperhitungkan

akibatnya

terhadap

seluruh

pemangku

kepentingan(stakeholder)

perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat
keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan
kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.
Setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon
dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama,
perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan

memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya


memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme (saling menguntungkan). Ketiga,
kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan
menghindari konflik sosial.
1.2 Tujuan.
Untuk dapat mengerti dan memahami tentang bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan
yang baik dan dapat mengimplementasikannya.

BAB II PEMBAHASAN
2.1Pengertian tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial pelaku bisnis atau lebih dikenal di dunia multinasional sebagai
Corporate Sosial Responsibility(CSR). Berikut ini adalah beberapa pengertian CSR menurut
lembaga bisnis international ataupun dari para pakar ekonomi bisnis:
Menurut Bank Dunia Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah komitmen bisnis
untuk berkontribusi berkelanjutan ekonomi pembangunan yang bekerja dengan karyawan
atau perwakilan mereka, masyarakat setempat dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kualitas hidup, dengan cara yang baik untuk bisnis dan baik untuk
pengembangan.
Menurut Organisasi Ekonomi Uni Eropa Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah
Konsep dimana perusahaan mengintegrasikan sosial dan lingkungan kekhawatiran dalam
operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan
mereka atas dasar sukarela.
Ricky W. Griffin dan Michael W.Pustay menyebutkan bahwa Corporate Sosial Responsibility
(CSR) adalah kumpulan kewajiban organisasi untuk melindungi dan memajukan masyarakat
di mana organisasi berada
Dari beberapa definisi di atas selalu mengacu pada kenyataan bahwa tanggung jawab
sosial perusahaan merupakan bagian penting dari strategi bisnis yang berkaitan erat dengan
keberlangsungan usaha dalam jangka panjang. Di samping itu, apa yang dilakukan dalam
implementasi dari tanggung jawab sosial tersebut tidak berdasarkan pada tekanan dari
masyarakat, pemerintah, atau pihak lain, tetapi berasaldari kehendak, komitmen, dan etika
moral dunia bisnis sendiri yang tidak dipaksakan. Contohnya adalah : bertanggung jawab
terhadap lingkungan alam sekitar untuk tidak merusak, kesejahtraan bagi masnyarakat
sekitar, investor (stakeholder organisasi) untuk memaksimalkan pekerja, konsumen, profit,
dan aspek bisnis lainnya

2.2 Bidang Bidang Tanggung Jawab Sosia


Organisasi dapat menerapkan tanggung jawab social terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan, terhadap lingkungan alam, dan kesejahteraan social. Beberapa organisasi
mengetahui tanggung jawab mereka di ketiga bidang itu dan berusahan sungguh sungguh

untuk mencapainya, yang lainnya menekankan hanya satu atau dua bidang tanggung jawab
sosial. Dan sedikit sekali yang tidak mengetahui tanggung jawab sosial sama sekali.
a. Stakeholder Organisasi
Stakeholder organisasi adalah orang dan organisasi yang dipengaruhi langsung oleh
praktek organisasi tertentu dan mempunyai kepentingan terhadap kinerja organisasi itu.
Kebanyakan perusahaan berkonsentrasi terhadap konsumen, karyawan dan investor.
Organisasi yang bertanggung jawab terhadap konsumen berusaha untuk memperlakukan
mereka dengan adil dan jujur, dengan menjanjikan untuk memberikan harga yang sesuai,
menganggap penting jaminan produk, menepati komitmen pengiriman dan menjaga
kualitas produk yang mereka jual. Contoh perusahaan multinasional yang menerapkan ini
adalah Toyota, Dell Computer, Daimler-Chrysler dan Volkswagen.
Organisasi yang bertanggung jawab secara social dalam menghadapi karyawan, akan
memperlakukan pekerja secara adil, membuat mereka sebagai tim dan menghargai
kebebasan dan kebutuhan dasar mereka sebagai manusia. Organisasi yang telah
membangun reputasi kuat dibidang ini adalah HONDA.
Organisasi yang bertanggung jawab terhadap investor, manajer akan mengikuti prosedur
akuntansi yang benar, memberikan informasi yang cukup pada pemegang saham tentang
kondisi keuangan perusahaan, dan mengelola organisasi untuk melindungi hak pemegang
saham dan investasi.
b. Lingkungan Alam
Belum terlalu lama, banyak organisasi tanpa terkecuali membuang kotoran, limbah
produksi dan sampah ke sungai, ke udara dan tanah kosong. Ketika Royal Dutch/Shell
pertama kali mengeksplorasi sungai Amazon untuk potensi lokasi pengeboran di akhir
1980-an, krunya menebangi hutan dan meninggalkan sampah di sungai tersebut.
Sekarang banyak undang-undang yang mengatur pembuangan limbah material. Dalam
banyak hal, perusahaan-perusahaan telah semakin bertanggung jawab secara social
terhadap pembuangan bahan polusi dan perlakuan secara umum terhadap lingkungannya.
Kembali ke Shell, ketika meluncurkan ekspedidi eksplorasi yang terakhir ke daerah
bagian sungai Amazon, kelompok ini melibatkan ahli biologi untuk mengawasi
perlindungan lingkungan dan ahli antropologi untuk membantu tim lebih efektif
berinteraksi dengan suku asli.
Perusahaan juga telah mengembangkan cara-cara yang layak dan ekonomis untuk
menghindari hujan asam dan pemanasan global, menghindari penipisan ozon, dan
mengembangkan metode alternative menangani kotoran, limbah produksi dan sampah
biasa.Contohnya adalah Procter and Gamble yang menggunakan bahan daur ulang untuk
wadah-wadahnya dan Starbuck meneluarkan rencana membayar supplier kopi bonus
tambahan 10 sen per pound jika mereka menunjukkan komitmen untuk melindungi

lingkungan. Dalam hal ini internet juga memainkan peranan penting dalam konservasi
sumber daya dengan mengurangi biaya energy dan polusi dalam transaksi bisnis.
c. Kesejahteraan Sosial Umum
Contoh-contohnya adalah mencakup memberi sumbangan untuk kegiatan sosial,
organisasi amal, dan yayasan nirlaba, asosiasi , museum, serta mengambil peranan dalam
meningkatkan kesehatan dan pendidikan masyarakat. Bahkan beberapa orang percaya
bahwa perusahaan harus turut bertindak lebih luas untuk memperbaiki ketidakmerataan
politik dan sosial yang ada di dunia. Dan akhirnya dipercaya bahwa untuk
memperlakukan stakeholder dan lingkungan dengan penuh tanggung jawab, maka
organisasi bisnis internasional juga harus bisa mendorong kesejahteraan social umum
masyarakat Negara tersebut.
2.3 Mengelola tanggung jawab sosial lintas budaya.
Mengelola Tanggung Jawab Sosial Lintas Batas Dalam hal pengelolaan tanggung jawab,
bisnis biasanya membuat beberapa usaha aktif untuk mengatasi tanggung jawab sosial.
Perusahaan akan mengadopsi satu dari empat pendekatan berbeda terhadap tanggung jawab
social.
2.4 Pendekatan terhadap tanggung jawab sosial.
Pendekatan tanggung jawab sosial. Mengingat adanya perbedaan pendapat, tidaklah
mengherankan jika korporasi menerapkan sejumlah ppendekatan tanggung jawab sosial,
diantaranya :
a. Sikap pandang menghalangi
Organisasi yang mengambil apa yang mungkin disebut sikap pandang menghalangi
( obsstructionist stance ) sosial biasanya melakukan sedikit mungkin untuk mengatasi
masalah sosial atau lingkungan saat mereka melintas garis etika atau hukum yang
memisahkan praktek yang dapat diterima dari yang tidak dapat diterima, tanggapan
mereka niasanya menolak atau menghindari menerimatanggung jawab atas tindakan
mereka. Contohnya beberapa tahun lalu, manajemen puncak dibeberapa organisasi luar
negeri dari astra, perusahaan swedia , dituduh sebagai tempat ketidakbenaran mulai dari
pelecehan seksual sampai penyimpangan penggunaan sumber daya perusahaan untuk
kepentingan pribadi. Ketika permasalahan ini muncul kepermukaan, pejabat kotamadya
swedia menolak adanya kesalahan bahkan sebelum mereka menyelidiki. Sama halnya
nestle dan danone telah dituduh melanggar perjanjian internasional yang ditandatangani
tahun 1981 untuk mengendalikanpemasaran formula bayi yang mengganti air susu ibu.
Perjanjian ini menekankan pentingnya ibu menyusui nestle dan danone, sekalipun
demikian, ditemukan memberikan ibu-ibu di afrika barat contohnya gratis susu bubuk dan
melanggar standart label pada formula bayi dinegara Togo Barat dan Burkina Faso. Tetapi
perusahaan ini menolak adanya pelanggaran dan berpendapat bahwa tindakan mereka

semuanya ada dalam perjanjian. Selain itu kedua perusahaan sekarang melihat bahwa
perjanjian ini tidak sesuai karena krisis HIV AIDS menyatakan bahwa penggunaan
formula bayi dapat mengurangi penularan virus dari ibu menyusui yang terinveksi kebayi
mereka.
b. Sikap Pandang Bertahan
Satu tahap berganti dari sikap pandang menghalangi adalah sikap pandang bertahan,
dimana organisasi akan melakukan segala sesuatu yang dipersyaratkan secara hukum tapi
tidak lebih. Pendekatan ini sering dihadapi perusahaan yang stidak simpati pada konsep
sosial. Manajer diperusahaan yang bersikap bertahan berkeras bahwa pekerjaan mereka
adalah menghasilkan usprofit contohnya perusahaan seperti ini akan memasang
pengendalian polusi sesuai denga perundang undangan, tetapi tidak akan memasang
peralatan dengan kualitas lebih tinggi meskipun itu dapat mengatasi polusi lebih lagi.
Perusahaan tembakau seperti Philips Moris mengambil posisi ini dalam usaha
pemasarannya di United States, merka secara hukum disyaratkan memasukkan peringatan
kepada perokok tentang produk mereka dan membatasi iklan dimedia. Didalam negeri,
mereka mengikuti peraturan ini sesuai yang tertulis diundang undang, tetapi mereka
menggunakan metode marketing yang lebih kuat dinegara yang tidak mempunyai
peraturan seperti ini. Dibanyak negara di afrika, contohnya, rokok dipromosikan besar
besaran mengandung kadar tar dan nikotin yang lebih tinggi daripada yang dijual United
States dan sedikit memakai label peringatan kesehatan. Perusahaan yang mengambil posisi
ini kecil kemungkinan melakukan kesalahan daripada perusahaan yang bersikap
menghalangi dan umumnya mengakui kesalahan saat ditemukan dan kemudian mengambil
perbaikan.
c. Sikap akomodatif
Sebuah perusahaan yang mengadopsi sikap pandang akomodatif memenuhi persyaratan
hukum dan pesyaratan etika tetapi juga akan melakukan lebih dari persyaratan ini yang
kasus tertentu. Perusahaan perusahaan ini dengan sukarela setuju untuk berpartisipasi
dalam program sosial dan banyak organisasi akan menanggapi permintaan dana untuk litle
league baseball, program sepakbola dan lainnya. Vodaphone telekomunokasi di afrika
contohnya mensponsori liga crickat di pretoria, afrika selatan. Intinya meskipun demikian
adalah bahwa seseorang umumnya harus menegetuk pintu dan meminta organisasi .tidak
secara proaktif mencari kegiatan kegiatan untu menyumbang semacam itu
d. Sikap proaktif
Tingkat tertinggi dari tanggung jawab sosial dapat diperhatikan oleh peruahaan adalah
sikap pandang yang proaktif. Perusahaan yang menghadapi pendekatan ini sungguh
sungguh mendukung tanggung jawab sosial. Mereka melihat diri mereka sendiri sebagai
warga masyarakat dan secara proaktif mencari kesempatan untuk menyumbang.

Sikap pandang yang proaktif bukan merupakan batas yang jelas tetapi semata mata
mendefinisikan tahapan tahapan sepanjang ontinus pendekatan ini. Organisasi tidak
selalu tepat dalam satu kategori.
2.5 Mengelola kesesuaian terhadap peraturan
Seperti yang dilihat bahwa ada celah bagi manajer yang gagal untuk mengadopsi standar
etika tinggi dan bagi perusahaan untuk mengelak dari tanggung jawab hukumnya.
Seharusnya mereka bisa memandang tanggung jawab social sama seperti mereka
memandang strategi bisnis yang lain. Dengan memandang bahwa tanggung jawab social
juga memerlukan perencanaan, pengambilan keputusan, pertimbangan dan evaluasi yang
cermat. Dimana dalam pengelolaannya, tanggung jawab social harus sesuai dengan
peraturan atau kesesuaian dengan hukum yang berlaku. Misalnya pimpinan eksekutif
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk menyesuaikan dengan hokum yang
terkait dalam hal perekrutan, pembayaran, keselamatan dan kesehatan kerja.
Pengelolaan tanggung jawab harus memiliki kesesuaian dengan etika, yaitu dengan
memberikan pelatihan mengenai etika dan menyusun panduan serta peraturan etika.
Selain itu pengelolaan tanggung jawab tidak luput dari hal pemberian bantuan
kemanusiaan. Seperti membangun pengolahan limbah sehingga masyarakat yang tinggal
di daerah aliran sungai dapat terhindar dari bahayanya limbah beracun. Contoh paling
nyata adalah ketika perusahaan Merck, mengembangkan obat untuk cacing hati pada
anjing. Disaat yang sama mereka mengetahui bahwa obat ini juga dapat menyembuhkan
penyakit yang umum dikenal dengan buta sungai akibat penyakit menular yang
disebabkan oleh gigitan lalat hitam pada penduduk yang tinggal di sub sahara yang
tergolong warga termiskin di dunia. Merck memutuskan untuk memberikan obat ini
secara gratis bagi mereka, dan sejak tahun 1987 telah menyumbangkan lebih dari 250 juta
dos obat kepada kira-kira 30 juta orang Afrika di sub sahara.
2.6 Dimensi informal tanggung jawab social.
Selain perlunya peraturan formal dalam pengelolaan tanggung jawab social, diperlukan
juga adanya dimensi informal dari perusahaan Yaitu pada prakteknya hal ini ditunjukkan
oleh kepemimpinan dan budaya organisasi didalam perusahaan. Serta bagaimana
organisasi merespon atau menanggapi teguran dirjen yang terjadi dalam oganisasinya sering
menjadi indikasi sikap pandang organisasi terhadap tanggung jawab sosial.
Kepemimpinan dan budaya organisasi Prakteknya kepemimpinan dan budaya organisasi
dapat berpengaruh jauh ke mendefinisikan sikap tanggung jawab sosial yang akan diadopsi
perusahaan dan orang orangnya.
Tiupan peluit (wistle blowing) adalah penyingkapan oleh seorang karyawan tentang tindakan
ilegal atau tidak etis ke bagian lain di dalam organisasi. Bagaimana organisasi merespon
praktik ini sering mengindikasikan sikap pandang terhadap tanggung jawab sosial.

2.7 Mengevaluasi tanggung jawab sosial.


Organisasi apapun yang serius tentang tanggung jawab harus memastikan bahwa usahanya
menghasilkan keuntungan yang diinginkan. Khususnya, ini memerlukan konsep pengendalian
tanggung jawab sosial. Banyak organisasi sekarang mensyaratkan karyawan menandatangani
pernyataan menyetujui untuk mentaatinya. Organisasi juga harus mengevaluasi bagaimana ia
merespon contoh-contoh perilaku hukum atau etika yang meragukan.
Untuk melihat keefektifitasan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial, perushaan perlu
melakukan evaluasi, dan umumnya dilakukan secara formal. Yaitu dengan rutin
melakukan audit sosial perusahaan, yang merupakan analisa formal dan teliti mengenai
efektifitas kinerja sosial perusahaan. Audit mensyaratkan bahwa sebuah perusahaan secara
jelas mendefinisikan semua tujuan sosial, menganalisa sumber yang ia korbankan untuk
masing-masing tujuan, menentukan bagaimana ia mencapai tujuan, dan membuat rekomedasi
tentang bagian mana yang memerlukan perhatian khusus
2.8 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1. Manfaat bagi Perusahaan
Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. Kegiatan perushaan dalam
jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi positif di masyarakat. Selain membantu
perekonomian masyarakat, perusahaan juga akan dianggap bersama masyarakat membantu
dalam mewujudkan keadaan lebih baik di masa yang akan datang. Akibatnya ,perusahaan
justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali menawarkan sesuatu kepada
masyarakat. Perusahaan tidak saja dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli
masyarakat, tetapi juga dianggap menawarkan sesuatu yang membawa perbaikan masyarakat.
2. Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan
akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Artinya terdapat kerjasama yang saling
menguntungkan ke dua pihak. Hubungan bisnis tidak lagi dipahami sebagai hubungan antara
pihak yang mengeksploitasi dan pihak yang tereksploitasi, tetapi hubungan kemitraan dalam
membangun masyarakat lingkungan kebih baik. Tidak hanya di sector perekonomian, tetapi
juga dlam sektor sosial, pembangunan dan lain-lain.
3. Manfaat bagi Pemerintah
Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab
sosial. Pemerintah pada akhirnya tidak hanya berfungsi sebagai wasit yang menetapkan
aturan main dalam hubungan masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi
pihak yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat legtimasi untuk
mengubah tatanan masyarakat agar ke arah yang lebih baikakan mendapatkan partner dalam

mewujudkan tatanan masyarakat tersebut. Sebagian tugas pemerintah dapat dilaksanakan


oleh anggota masyarakat, dalam hal ini perusahaan atau organisasi bisnis.
2.9 STUDY KASUS
Study Kasus Mengamati tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan UNILEVER
yang merupakan perusahaan besar didunia.Salah satu kewajiban menyoroti yang muncul
dalam bisnis perusahaan adalah untuk mengadopsi perilaku etis dan moral dalam manajemen
operasi mereka (Novak, 1996) yang menghasilkan fakta bahwa organisasi terikat untuk
memproyeksikan tanggung jawab mereka terhadap masyarakat. Hal ini menunjukkan
gambaran yang jelas kristal yang menyerang dalam pikiran adalah bahwa organisasi tidak
dapat mengekstrak dan mengembangkan reputasi yang kuat dalam lingkungan bisnis tanpa
mempertimbangkan pelanggan dan masyarakat di mana ia melakukan serangkaian
operasinya. Oleh karena itu, kinerja sosial mengarahkan nasib organisasi, sampai batas
tertentu. Unilever, sebagai perusahaan produk konsumen terkemuka telah menganalisis
pentingnya memenuhi kebutuhan masyarakat dan pemangku kepentingan dan telah
mengambil implikasi sehingga menghasilkan output yang bermanfaat bagi para stakeholder.
Tulisan ini ditujukan untuk memberikan analisis terhadap pemeriksaan kinerja sosial
Unilever.
2.9.1 latar belakang masalah study kasus
Unilever adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia multinasional memperluas wilayah
usahanya ke hampir 170 negara. Perusahaan ini telah mempekerjakan 163.000 orang pada
akhir tahun 2009 merekrut 90% tenaga kerja mereka dari pasar domestik di mana ia
beroperasi bisnisnya. Ini telah mengambil tanggung jawab memenuhi kebutuhan lebih dari 2
miliar orang di seluruh masyarakat, setiap hari (Unilever, website).
Menjadi multinasional besar, cakrawala dari mewajibkan tanggung jawab sosial
perusahaan jauh lebih banyak daripada perusahaan kecil biasa, karena merupakan salah
satu tantangan terbesar dari setiap multinasional untuk mempertahankan legitimasi sosial
mereka (Drucker, 2001). Saat ini, perusahaan tidak diharapkan untuk fokus sebagian pada
dampak sosial tetapi mereka harus beroperasi sebagai anggota premium masyarakat
dengan mempertimbangkan lingkup perilaku etis dan moral dalam cara terbaik mungkin
mereka (Frank, 1999). Oleh karena itu, Unilever meninggalkan kebutuhan bisnis yang
terlewat untuk memperbesar pentingnya terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Visi
Unilever jelas mendefinisikan jalan bahwa organisasi ini telah memberikan perhatian
untuk mempertahankan standar tinggi etika perusahaan terhadap konsumen dan
pemegang saham. Karena tidak ada organisasi yang dapat menopang tanpa memberikan
pentingnya nilai-nilai social.
2.9.2

Analisis Kasus

Organisasi yang menawan hati para stakeholder sebagai mitra dan membuat isu mereka
sebagai tujuan strategis untuk memecahkan, dapat memiliki sukses luar biasa (Freeman,
1984). Oleh karena itu, tidak tantangan baru bagi Unilever untuk mengurangi dampaknya
terhadap masyarakat dan stakeholder. Selama 100 tahun terakhir, pendirinya telah
memberikan merek konsumen atas dunia yang paling dan memenuhi kebutuhan
stakeholder juga. Upgrade baru terhadap perbaikan yang lebih baik dari masyarakat dan
stakeholders dalam norma-norma Unilever. Mereka tidak peduli dengan usaha usaha
mereka melakukan atau berfokus pada ide membuat dan menjual. Manajemen dan para
eksekutif Unilever telah melakukan tanggung jawab mereka dari kepemimpinan
perusahaan sedemikian rupa sehingga menjadi konsumen terbesar di dunia produk
perusahaan akhirnya bertindak dengan cara terbaik atas nama para pemangku
kepentingan. Perusahaan ini selalu membawanya pelanggan dan masyarakat dalam
keprihatinan strategis dari setiap operasi bisnis.
2.9.3 Penyelesaian study kasus
Unilever telah terentang operasi bisnis untuk lebih dari 170 negara memenuhi kebutuhan
2 miliar pelanggan setiap hari. Dengan lini produk yang besar, pelanggan menuntut
keterjangkauan yang sama, kualitas, periklanan dll upaya di semua produk-produknya.
Pada tahun 2004, Unilever lini produk dianggap sebagai yang paling terjangkau dan
fleksibel di sebagian besar negara berkembang (Maplecroft, 2004).
Unilever memiliki hampir 19.000 mitra bisnis strategis di seluruh dunia menurut laporan
dari tim Maplecroft (2004). Unilever telah membuat kode bisnis yang tepat untuk mitra
strategis yang membuat mereka memenuhi syarat untuk menjadi bagian dari produksi
19%. Kode ini berkaitan dengan prinsip-prinsip umum yang berkaitan dengan integritas
bisnis, tanggung jawab yang berkaitan dengan karyawan, konsumen akhir yang melayani
dan kelestarian lingkungan operasinya.
Masalah-masalah berkenaan dengan masyarakat selalu menerima umpan balik positif dari
Unilever. Di era masa lalu Unilever telah melayani lebih dari lebih dari 13.000
masyarakat (Maplecroft, 2004). Unilever telah menganalisis gravitasi manfaat yang dapat
mencapai dengan melayani masyarakat dengan cara terbaik mungkin. Lebih dari 200 juta
orang yang dilayani langsung oleh masyarakat yang dijalankan oleh Unilever.
Pendekatan Baru dari Unilever
Organisasi yang sangat berinvestasi dalam kegiatan CSR sebagai operasi strategis bisnis
yang menghasilkan keuntungan kompetitif yang lebih besar atas pesaing mereka (Porter
dan Cramer, 2002). Oleh karena itu, pada tahun 2009, Unilever diubah pendekatannya
dalam mencapai visi utama dengan memberikan merupakan hal penting untuk

mengurangi dampak dari operasinya di lingkungan, itu bekerja dengan (Unilever,


website). Ini adalah tantangan besar untuk mempertahankan dengan komitmen organisasi
telah merencanakan sejauh ini karena pengurangan ini dimulai dari produksi barang ke
konsumsi. Pembuangan produk harus dalam dirancang sedemikian rupa bahwa dampak
keseluruhan terhadap lingkungan berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi omset serta
keuntungan rasio marjin memberikan semacam ancaman pada laba pemegang saham.
Tapi perusahaan mengambil tantangan ini dan membuat keseimbangan seperti yang
memenuhi kebutuhan pelanggan juga dan stabilitas kepentingan stakeholder juga
dipertahankan.
Dalam situasi ini organisasi ini tidak dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Oleh
karena itu, telah mengambil langkah untuk mendidik pelanggan mengenai penggunaan
yang efisien dari produk disertai dengan fashion sumber daya yang efisien.
Unilever menjadi besar dan salah satu perusahaan makanan terbesar terlibat dengan
sejumlah besar komitmen bahwa itu berharap untuk mencapai. Pendekatan baru dan visi
Unilever tidak cukup untuk mendefinisikan tujuan masa depan sehubungan dengan
masalah masyarakat dan lingkungan untuk mencapai keberlanjutan. Unilever telah
mempertahankan kecepatan reguler dalam menetapkan tujuan yang lebih tinggi terhadap
masyarakat dan lingkungan.
Untuk mencapai tujuan masa depan sehubungan dengan masyarakat dan stakeholders
Unilever telah merancang sejumlah program melalui mana ia mencapai visi dan tujuan.
Ada sejumlah program yang Unilever menunjukkan kemajuan dan di antara mereka
beberapa termasuk mencapai dari 100 juta orang menjalani Uji Usia jantung pada tahun
2020, membimbing pelanggan untuk menggunakan jumlah minimal garam dalam
penggunaan sehari-hari produk dengan mengurangi ke 5 g per hari pada 2015, dan
melakukan tinjauan reguler pada portofolio produk perusahaan yang harus memenuhi
persyaratan kebersihan dan gizi produk makanan (Unilever, website). Demikian pula, ada
komitmen lain juga yang menunjukkan tanggung jawab sosial didefinisikan seperti
mengurangi CO2 dari proses manufaktur sebesar 25% lebih pada Untuk mencapai
tantangan ini Unilever mengambil rumahnya sendiri produksi dan membuat start pertama
dan menjadi sukses dalam meningkatkan ramah lingkungan lingkungan dari pabrik, itu
dimiliki. Selama 15 tahun terakhir, mereka memungkinkan untuk operasi mereka untuk
bekerja dalam suasana yang memiliki dampak signifikan rendah terhadap lingkungan.
Pelepasan gas CO2 dari energi berkurang menjadi 41%, konsumsi air telah turun sebesar
73% dan total limbah menjadi 23% per ton produksi dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya produksi. Tapi mereka tidak tinggal dengan prestasi banyak, mereka akan
terus menerus bekerja dan perencanaan untuk mencapai semboyan mereka untuk
mengurangi dampak lebih dan lebih
Operasi dikendalikan secara signifikan yang dampaknya berkurang jauh. Tantangan
terbesar yang datang ke depan adalah jaringan rantai nilai sebagai jumlah emisi dari

pabrik-pabrik tetap untuk sebagian kecil. Sumber bahan baku dan konsumsi konsumen
dari produk adalah dampak terbesar yang dihasilkan dari produk-produk Unilever. Dalam
hal ini, mereka membuat rencana dan program dengan pelanggan, organisasi non
pemerintah dan seluruh organisasi mitra untuk menyelesaikannya pada setiap tahap dari
seluruh jaringan mulai dari pemasok di satu ujung dan digunakan pelanggan produk di
ujung lain .
Menjadi perusahaan makanan dua pertiga dari kesepakatan bahan baku dengan produk
pertanian. Mereka membuat ambisi mereka untuk membeli produk-produk pertanian dari
sumber yang berkelanjutan, yang mengakibatkan sertifikat Palm Hijau dengan menutup
15% volume produk minyak dari sumber yang berkelanjutan. Demikian pula, mereka
membuat ambisi mereka untuk mengambil pemasok untuk produk mereka yang akan
mencakup volume 100% bahan baku yang berkelanjutan, pada tahun 2015 (Unilever,
website).
Sejauh pelanggan yang bersangkutan, mereka perlu merenungkan tentang dampak yang
dihasilkan oleh mereka juga. Unilever telah mengakui bahwa produk yang mereka
tawarkan kepada pelanggan mereka memiliki dampak terbesar terhadap lingkungan.
Contoh penggunaan deterjen adalah cukup untuk memberikan bukti air dan penggunaan
energi untuk sebagian tahun 2015, pembelian dari semua minyak kelapa sawit dari
sumber yang berkelanjutan dan terus menerus pengurangan produksi sampah per ton yang
diperoleh dari proses manufaktur .
Memang komitmen masa depan yang menantang tetapi mereka memiliki dampak besar
pada masyarakat serta stakeholder. Unilever telah membuat kemajuan dalam mencapai
komitmen masa depannya sampai tanggal ini. Sangat jelas bahwa ia akan mencapai target
sebelum waktu yang telah ditetapkan pada program tertentu komitmen.
Unilever memiliki keunggulan kompetitif dalam menjaga hubungan baik dengan individu
dan bisnis yang memiliki saham itu bisnisnya. Perusahaan ini memiliki portofolio yang
terdiversifikasi mulai lebih pasangan 19.000 bisnis strategis dalam bentuk, mereka
distributor pemasok dan pelanggan bisnis. Operasi bisnis Unilever memiliki dampak lebih
besar pada lembaga pemerintah dan non pemerintah, masyarakat lokal, pelanggan,
konsumen dll Oleh karena itu, Unilever memiliki untuk menganalisis inti dari
keterlibatannya di semua negara operasinya. Secara teoritis, tidak mungkin untuk
menunjukkan dan memberikan pengarahan keprihatinan stakeholder itu berurusan
dengan, namun, asosiasi bisnis utamanya adalah orang penting yang meliputi instansi
pemerintah dan non pemerintah. Tanggung Jawab Sosial Eropa adalah sebuah organisasi
nirlaba yang mengarahkan dan Unilever singkat untuk terlibat dalam tanggung jawab
sosial perusahaan (Unilever, website). Demikian pula, terdapat asosiasi-asosiasi bisnis
dan pemegang saham yang juga merupakan kebijakan dalam mencapai pertumbuhan
berkelanjutan memiliki dampak yang besar pada masyarakat.
2.9.4 Kesimpulan study kasus

Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa Unilever menjadi organisasi terbesar adalah
memenuhi kebutuhannya dari pelanggan dan masyarakat dengan cara paralel. Kinerja
masa lalu dan masa kini implikasi terhadap tanggung jawab sosial perusahaan adalah
menyoroti snapshot jernih implikasi masa depan yang lebih besar. Stakeholder Unilever
dan badan usaha mereka dalam dilapisi dengan program pembangunan masa depan yang
berkaitan dengan masyarakat.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan.

Daftar pustaka
http://id-text.123doc.org/document/20659-etika-dan-tanggung-jawab-sosial-dalam-bisnisinternasional.htm
http://madani-ri.com/web/?p=178
http://ayuradu.blogspot.co.id/2013/11/tanggung-jawab-sosial-suatu-bisnis.html
Ricky W. Griffin dan Michael W. Pustay. 2005. Bisnis international

Anda mungkin juga menyukai