Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP

SATUAN OPERASI
FLUIDISASI I

Disusun oleh :
KELOMPOK :
NAMA

: 1. SHINTYA FEBRIZA

061530400337

2. ANGELIA DERAJANNAH

061530400321

3. M. ISKANDAR AL-HAKIM

061530400334

4. YUNI KHAIRUNNISA

061530400341

5. INDRI APRIYANA

061530400329

6. YUNIA SARI F.

061530401017

Dosen Pembimbing : Ir. Selastia Yulianti, M.si

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2016/2017ALIRAN MELALUI UNGGUN DIAM DAN TERFLUIDISASI


MENGGUNAKAN UDARA SEBAGAI FLUIDA

A. TUJUAN :

Menentukan penurunan tekanan (h) pada unggun diam dan terfluidisasi

Menbuktikan persamaan CARMAN- KONZENY

Mengamati kelakuan fluidisasi


B. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :

1 Set peralatan Fluidisasi 1


Gelas Kimia 500 ml

Neraca Analitik

Jangka Sorong

Piknometer

Corong

Balotini Halus

1 Kg

C. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)


D. DASAR TEORI
Fluidisasi adalah metoda pengontakan butiran-butiran padatan dengan
fluida baik cair maupun gas. Metoda ini diharapkan butiran padatan memiliki sifat
seperti fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi, tinjau suatu kolom berisi
sejumlah partikel padat berbentuk bola. Melalui unggun padatan ini kemudian
dialirkan gas dari bawah keatas. Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat
akan tetap diam, karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa

menyebabkan perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian


disebut unggun diam atau fixed bed.
Kalau laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan di
mana unggun padatan akan tersuspensi di dalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini,
sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi, misalnya
adanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya.
Pressure Drop
Aspek utama yang akan ditinjau dalam percobaan ini adalah mengetahui
besarnya pressure drop di dalam unggun padatan yang terfluidisasi. Hal ini
mempunyai arti yang cukup penting karena selain erat sekali hubungannya dengan
besarnya energi yang diperlukan juga bisa memberikan indikasi tentang kelakuan
unggun selama operasi berlangsung. Penentuan besarnya hilang tekan di dalam
unggun terfluidisasikan.
Pressure Drop damal Unggun Diam
Korelasi matematik yang menggambarkan hubungan antara hilang tekan
dan dengan laju alir fluida dalam suatu sistem unggun diam diperoleh pertama
kali pada tahun 1922 yaitu dengan menggunakan bilangan-bilangan tak
berdimensi.
Perssure Drop pada Unggun Terfluidisasikan
Pada keadaan ini dimana partikel-partikel zat padat seolah-olah terapung
di dalam fluida sehingga terjadi kesetimbangan antara berat partikel dengan gaya
apung dari fluida disekeliling gaya seret oleh fluida yang naik = berat partikel
gaya apung atau pressure drop pada unggun x luas penampang = volume unggun
x fraksi zat padat x densitas zat padat densitas fluida
Kecepatan Minimum Fluidisasi

Yang dimaksud dengan kecepatan minimum fluidisasi (dengan notasi Vnf)


adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana fluidisasi mulai terjadi.
Harganya didapat dengan mengkombinasikan persamaan ergun dengan neraca
massa terfluidisasikan.
Porositas Unggun
Porositas unggun menyatakan fraksi kosong didalam ruang unggun.
Fenomena-fenomena yang dapat terjadi pada proses fluidisasi antara lain:
1. Fenomena fixed bed yang terjadi ketika laju alir fluida kurang dari laju
minimum yang dibutuhkan untuk proses awal fluidisasi. Pada kondisi ini
partikel padatan tetap diam.
2. Fenomena minimum or incipient fluidization yang terjadi ketika laju alir
fluida mencapai laju alir minimum yang dibutuhkan untuk proses
fluidisasi. Pada kondisi ini partikel-partikel padat mulai terekspansi.
3. Fenomena smooth or homogenously fluidization terjadi ketika kecepatan
dan distribusi aliran fluida merata, densitas dan distribusi partikel dalam
unggun sama atau homogen sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan
seragam.
4. Fenomena bubbling fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung
pada unggun terbentuk akibat densitas dan distribusi partikel tidak
homogen.

5. Fenomena slugging fluidization yang terjadi ketika gelembung-gelembung


besar yang mencapai lebar dari diameter kolom terbentuk pada partikelpartikel padat. Pada kondisis ini terjadi penorakan sehingga partikelpartikel padat seperti terangkat.

6. Fenomena chanelling fluidization yang terjadi ketika dalam unggun


partikel padatan terbentuk saluran-saluran tabung vertical.

7. Fenomena disperse fluidization yang terjadi saat kecepatan alir fluida


melampaui kecepatan maksimum aliran fluida. Pada fenomena ini
sebagian partikel akan terbawa aliran fluida dan ekspansi mencapai nilai
maksimum.

Fenomena-fenomena fluidisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh factorfaktor:


a. Laju alir fluida dan jenis fluida
b. Ukuran partikel dan bentuk partikel
c. Jenis dan densitas partikel serta factor interlock antar partikel
d. Porositas unggun

e. Distribusi aliran
f. Distribusi bentuk ukuran fluida
g. Diameter kolom
h. Tinggi unggun
Untuk menentukan penurunan tekanan (h) pada unggun diam (fixed) dapat
digunakan persamaan CARMAN-KONZENY sebagai berikut :
3

( 1 )
P
Dp

x
x
=150
+1,75
2
2
L

p (Vm ) ( 1 )
Dimana :
Dp

= ukuran partikel (mikron)

= tinggi balotini dalam kolom (m)

= viskositas air

10
)

10
)

Vw

= viskositas kinematik air

= density air(kgm-3)

= density partikel (kgm-3)

= porositas bed =

Re

= bilangan Reynold rata-rata yang dihitung berdasarkan kecepatan


superficial (

massa partikel
( density partikel ) ( volbed )

dp .Vsm . w
dan tak berdimensi.
w

Bila laju alir (Q diukur dalam L/s) dan Vsm (kecepatan superficial ratarata) dalam /s, maka:
Vsm =
Dimana:
A = luas penampang unggun

Qx 103
A

Karena penurunan tekanan diukur dalam mmH2O maka:


P
=h x 103
w . g

dimana g = 9,81 Nm-2

Maka persamaan dasar dari CARMAN-KONZENY akan menjadi :

150 L ( 1 ) ( Vsm) w 1,75 L ( Vsm ) (1 )


h=
+
2 3
2
3
Dp . . w . g
Dp. . w . g

penurunan

tekanan

pada

fluidisasi

dapat

103 mmH2O
diperkirakan

dengan

menggunakan persamaan
P = L (1-)(s-w) g
Sehinga didapat :
h=

L
( 1 )( sw ) x 103 mm H 2 O
w

nilai w dan Vm di ukur dari data 1

E. LANGKAH KERJA
a) Mengisi kolom pengatur ukuran udara.
b) Menutup kran pengatur ukuran udara.
c) Memeriksa apakah pembacaan manometer udara pada posisi nol ()), bila
tidak atur hingga posisi tersebut.
d) Menjalankan pokpa udara dan mengatur aliran udara pada kenaikkan 1
L/min.
e) Mencatat unggun, pembacaan manometer dan jenis unggun.
f) Mentabulasikan pada tabel..
g) Menentukan densitas partikel dengan menimbang sejumlah volume pasir.
F. DATA PENGAMATAN
Laju Alir

Penurunan

Tinggi Unggun

(m3/hour)

Tekanan

(cm)

Jenis Unggun

0.5
0.7
0.9
1.1
1.5

(mmH2O)
72.8
81.5
84.7
85.9
86.9

9
10
10.5
11
11.5

Fied Bed
Minimum
Smooth
Bubbling
Slugging

A. Grafik Hubungan Antara Laju Alir (Q) dan Penurunan


Tekanan (P) Secara Praktek
Laju alir
0,5
0,7
0,9
1,1
1,5

Penurunan Tekanan
72,8
81,5
84,7
85,9
86,9

Grafik Hubungan Antara Laju Alir dengan Penurunan Tekanan


90
f(x) = 12.55x + 70.57
R = 0.71

85

Penurunan Tekanan (mmH2O)

80

Penurunan Tekanan

75

Linear (Penurunan
Tekanan)

70
65
0

Laju Alir (m3/h)

B. Grafik Hubungan Antara Laju Alir (Q) dan Penurunan


Tekanan (P) Secara Teori
Laju alir
0,5
0,7
0,9
1,1
1,5

Penurunan Tekanan
0
9,9962
14,9988
20,0014
24,9915

Grafik Hubungan Antara Laju Alir dengan Penurunan Tekanan


30
25 f(x) = 23.98x - 8.54
R = 0.92
20
Penurunan Tekanan
15
Linear (Penurunan
Penurunan Tekanan (mmH2O
10
Tekanan)
5
0
1
02

Laju Alir (m3/h)

G. PERHITUNGAN

Unggun Diam

h = 0 mmH2O

Unggun Terfluidisasi
Rumus :

L
( 1 )( sw )
w

h =

x103 mmH2O

Diketahui :
Densitas Unggun= 3.1719 gr/ml
Massa partikel = 5245.83362 gr
w = 1.2 kg/m3
s = 3171.9 kg/m3

1. Laju alir 0.7 m3/hour


Volume bed = r2t
= 3.14 x (7.65cm)2x (10cm)
= 1837.6065 cm3

=
=

massa partikel
partikel x Vol bed
5245.833 g
3.1719 g/ml x (1 837.6065)c m3

= 0.9

h =
=

L
(1 ) ( sw ) x103 mmH2O

( 0.1 m)
( 10. 9 ) ( 3171.91.2 ) x103 mmH2O
3171.9 kg /m3

= 9.9962 mmH2O
2. Laju alir 0.9 m3/hour
Volume bed = r2t
= 3.14 x (7.65cm)2x (10.5 cm)
= 1929.486825 cm3

massa partikel
partikel x Vol bed

5245.833 g
3
3.1719 g/ ml x (1929.486825 )cm

= 0.8571

h =
=

L
(1 ) ( sw ) x103 mmH2O

( 0.1 m)
( 10.8571 ) ( 3171.91.2 ) x103 mmH2O
3171.9 kg /m3

= 14.9988 mmH2O
3. Laju alir 1.1 m3/hour
Volume bed = r2t
= 3.14 x (7.65cm)2x (11 cm)
= 2021,36715 cm3

=
=

massa partikel
partikel x Vol bed
5245.833 g
3
3.1719 g/ ml x (2021,36715)cm

= 0.8181

h =
=

L
(1 ) ( sw ) x103 mmH2O

( 0.1 m)
( 10.8181 ) ( 3171.91.2 ) x103 mmH2O
3171.9 kg /m3

= 20.0014 mmH2O
4. Laju alir 1.5 m3/hour
Volume bed = r2t
= 3.14 x (7.65cm)2x (11.5 cm)
= 2113,2474 cm3

massa partikel
partikel x Vol bed

5245.833 g
3
3.1719 g/ ml x (2113.2474 ) cm

= 0.7826

h =
=

L
(1 ) ( sw ) x103 mmH2O

( 0.1 m)
( 10.7826 ) ( 3171.91.2 )
3171.9 kg /m3

x103 mmH2O

= 24.9915 mmH2O

H. ANALISA PERCOBAAN
Pada Percobaan ini digunakan seperangkat alat Fluida, compressor dan
unggun yang berupa tepung sebagai bahan utama dan terfluidisasi menggunakan
udara sebagai fluida. Dimana tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan
penurunan tekanan pada unggun diam dan terfluidisasi dengan menggunakan
persamaan CARMAN-KONZENY adalah semakin tinggi laju a;iram udara yang
diberikan maka pergerakan butiran-butiran padat akan semakin cepat.
Fluidisasi itu sendiri adalah metode pengontakan zat padat dengan
fluida baik zair maupun gas. Dimana fluida yang berupa gas dialirkan kedalam
kolom yang berisi unggun. Aspek utama untuk mengetahui besarnya pressure
drop ( beda tekan) yang perlu diperhatikan adalah pembacaan manometer, tinggi
unggun dan pengaturan laju alir. Laju alir yang digunakan dimulai dari
0.5;0.7;0.9;1.1;1.5 m3/h. pada laju alir yang cuup rendah butiran padat akan tetap
diam karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan demikian disebut dengan fied-bed
(unggun diam). Saat kecepatan fluida diperbesar, partikel yang awalnya diam
mulai bergerak sehingga pada laju alir yang semakin tinggi maka butiran-butiran
padat akan semakin bergerak membuat perubahan posisi dan mencapai loncatanloncatan butiran padat pada titik maksimum.
Data yang diperoleh menunjukkan unggun diam pada laju alir 0.5 m 3/h.
dan unggun mulai terekspansi/terfluidisasi minimum mencapai tinggi unggun
10cm pada laju alir 0.7 m3/h. sedangkan fluida mulai terfluidisasi smooth pada

laju alir 0.9 m3/h. Fenomenan smooth ini terjadi karena kecepatan dan distribusi
aliran fluida yang merata, distribusi partikel dalam unggun sama atau homogen
sehingga ekspansi pada setiap partikel padatan seragam dan pada fenomena
bubbling fluidization terjadi ketika gelembung gelembung pada unggun terbentuk
akibat densitas dan distribusi partikel tidak homogeny.
I. KESIMPULAN
- Fluidisasi adalah peristiwa dimana unggun berisi butiran padat berkelakuan
seperti fluida karena di aliri udara.
- Semakin besar laju alir udara yang diberikan, maka akan semakin besar pula
penurunan tekanannya.
- Terjadinya fluidisasi diakibatkan adanya laju aliran yang besar
- Dari data yang diperoleh didapat :
1. Laju alir unggun diam

= 0.5 m3/h

2. Laju alir unggun minimum

= 0.7 m3/h

3. Laju alir unggun smooth

= 0.9 m3/h

4. Laju alir unggun bubbling

= 1.1 m3/h

5. laju alir unggun slugging

= 1.5 m3/h

- Faktor-faktor yang mempengaruhi fluidisasi:


1. Ukuran Partikel 2. Densitas Partikel 3. Diameter Kolom 4. Struktur

DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet.2016.Petunjuk Praktikum Satuan Operasi -1. Politeknik Negeri


Sriwijaya. Palembang
www. Scribd.com/aliran-fluidisasi

www.documentips.com/jenis-jenis-fluidisasi-terfluidakan

Anda mungkin juga menyukai