Anda di halaman 1dari 1

Fathurrahman M Idris

(20140420029)
BANK SENTRAL TERHADAP KURS

Seluruh kegiatan ekonomi dan keuangan dilakukan menggunakan uang. Fungsi uang tidak hanya
dipergunakan sebagai alat pembayaran, tetapi juga sebagai media penyimpan kekayaan dan bahkan untuk
berspekulasi bagi sebagian masyarakat. Pengertian uang tidak terbatas pada uang kartal, yaitu uang
kertas maupun logam, tetapi telah berkembang menjadi berbagai bentuk dan variasinya seiring dengan
perkembangan pesat di sektor keuangan, dari uang giral, simpanan di bank, kartu kredit, dan sebagainya.
Alhasil, perkembangan jumlah uang yang beredar akan berpengaruh langsung terhadap kegiatan ekonomi
dan keuangan dalam perekonomian, apakah itu konsumsi, investasi, ekspor-impor, suku bunga, nilai tukar,
pertumbuhan ekonomi, dan juga inflasi. Dengan peran seperti ini wajar apabila bank sentral mempunyai
tujuan dan diberi tanggung jawab untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai dari mata uang yang
diedarkan tersebut. Terlebih lagi pada dunia modern sekarang ketika uang sebagai fiat money, dalam arti
bahwa Negara memberikan kewenangan kepada bank sentral untuk menerbitkan dan mengedarkan uang
tersebut atas dasar kepercayaan, tanpa adanya kewajiban untuk menyediakan sejumlah emas atau
cadangan lain sebagai jaminan dari penerbitan uang tersebut seperti pernah dialami pada jaman standar
emas. Karena itu, kestabilan nilai dari mata uang tersebut merupakan kewajiban mendasar bagi bank
sentral agar kepercayaan negara dan masyarakat dapat terpelihara. Dalam prakteknya, kestabilan nilai
dari mata uang dimaksud mencakup kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa (yang diukur dan
tercermin pada laju inflasi) serta kestabilan terhadap mata uang negara lain (yang diukur dan tercermin
pada perkembangan nilai tukar atau kurs mata uang)
Kestabilan nilai mata uang, baik dalam arti inflasi maupun nilai tukar, sangat penting untuk
mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Nilai
uang yang stabil dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat dan dunia usaha dalam melakukan
berbagai aktivitas ekonominya, baik konsumsi maupun investasi, sehingga perekonomian nasional dapat
bergairah. Lebih dari itu, inflasi yang terkendali dan rendah dapat mendukung terpeliharanya daya beli
masyarakat, khususnya yang berpendapatan tetap seperti pegawai negeri baik sipil maupun militer dan
masyarakat kecil. Bagi golongan masyarakat ini, yang umumnya mencakup sebagian besar penduduk,
harga-harga yang terus membubung menyebabkan kemampuan daya beli untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari akan semakin rendah. Demikian pula, inflasi dan nilai tukar yang tidak stabil akan mempersulit
dunia usaha dalam perencanaan kegiatan bisnis, baik dalam kegiatan produksi dan investasi maupun
dalam penentuan harga barang dan jasa yang diproduksinya. Pengalaman Indonesia dengan terjadinya
krisis nilai tukar di tahun 1997 1998 menunjukkan betapa pentingnya mencapai dan menjaga laju inflasi
yang rendah dan nilai tukar yang stabil tersebut.
Untuk dapat mencapai tujuan dalam menjaga kestabilan nilai mata uang, kepada bank sentral
diberikan beberapa kewenangan dalam melakukan tugasnya. Tugas pertama adalah merumuskan dan
melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar atau suku bunga dalam
perekonomian agar dapat mendukung pencapaian tujuan kestabilan nilai uang tersebut dan sekaligus
mampu mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Tugas kedua adalah mengatur dan
melaksanakan sistem pembayaran, yang mencakup sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan
prosedur yang digunakan dalam mengatur peredaran uang antar pihak dalam melakukan kegiatan
ekonomi dan keuangan dengan menggunakan instrumen pembayaran yang sah. Tugas ketiga adalah
mengatur dan mengawasi perbankan. Peran penting perbankan terutama dalam memobilisasi dana
masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit maupun bentuk pembiayaan lainnya untuk dunia
usaha. Lebih dari itu, perbankan mempunyai peran vital dalam pelaksanaan kebijakan moneter karena
sebagian besar peredaran uang dalam perekonomian berlangsung melalui perbankan. Demikian pula
aktivitas perbankan sangat erat kaitannya dengan penyelenggaraan sistem pembayaran, karena
peredaran uang maupun pelaksanaan sistem pembayaran non tunai pada umumnya dilakukan melalui
perbankan. Dengan kata lain, pelaksanaan tugas kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan pengaturan
perbankan saling terkait dan saling mendukung dalam pencapaian tujuan kestabilan nilai uang yang
menjadi tujuan dan tanggung jawab bank sentral

Anda mungkin juga menyukai