BAB I
TINJAUAN MATA KULIAH
1. Deskripsi mata kuliah
Mata kuliah ini membahas proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan
bagi pihak yang berkepentingan. Selain itu, mata kuliah ini juga membahas
terkait pengujian substantif atas siklus akuntansi perusahaan.
2. Kegunaan mata kuliah
Setelah mengikuti mata kuliah ini, pembaca diharapkan mampu melaksanakan
proses pengauditan dan penyusunan laporan auditan suatu entitas secara
profesional.
3. Sasaran belajar
Sasaran belajar yang ingin dicapai dari modul mata kuliah Pengauditan II ini
ialah:
1. Mampu memahami sifat pendapatan.
2. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penjualan kredit.
3. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi penerimaan kas.
4. Mampu memahami aktivitas pengendalian.
5. Mampu memahami transaksi penyesuaian penjualan.
6. Mampu memahami pengujian substantif atau piutang usaha
7. Mampu memahami penentuan risiko deteksi
8. Mampu memahami perancangan pengujian substantif
9. Mampu memahami prosedur awal dan analitis
10. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
11. Mampu memahami pengujian rincian saldo
12. Mampu memahami sifat siklus pengeluaran
13. Mampu memahami komponen pengendalian intern
14. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian
15. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas
16. Mampu memahami pengujian substansi atas saldo utang usaha
17. Mampu memahami penentuan risiko deteksi
18. Mampu memahami perancangan pengujian substansi
19. Mampu memahami prosedur awal
20. Mampu memahami prosedur analisis
21. Mampu memahami pengujian rincian transaksi
22. Mampu memahami pengujian rincian saldo
23. Mampu memahami sifat siklus produksi
24. Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi
BAB II
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII
BAB IX
BAB X
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB II
PENDAHULUAN
1. Sasaran pembelajaran yang ingin dicapai dari materi pembelajaran Audit Siklus
Pengeluaran: Pengujian Pengendalian ialah:
a) Mampu memahami sifat siklus pengeluaran
b) Mampu memahami komponen pengendalian intern
c) Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pembelian
d) Mampu memahami aktivitas pengendalian transaksi pengeluaran kas
2. Ruang lingkup bahan modul:
Modul ini disusun berdasarkan Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)
mata kuliah Pengauditan II. Penyusunan modul ini merujuk pada berbagai
referensi yang relevan. Hadirnya modul ini diharapkan mampu menambah
pengetahuan terkait dengan pengauditan pada siklus pengeluaran khususnya
pada pengujian pengendalian.
3. Manfaat mempelajari modul:
Setelah mempelajari modul ini, maka diharapkan pembaca memahami materi
terkait Audit Siklus Pengeluaran: Pengujian Pengendalian dengan pembahasan
BAB III
MATERI PEMBELAJARAN
3.1
Aktivitas utama dari siklus pengeluaran ialah (1) membeli barang dan jasa/
transaksi pembelian, dan (2) melakukan pembayaran/ transaksi pengeluaran
kas. Pembelian dan pengeluaran kas mempunyai pengaruh pervasive terhadap
laporan keuangan sebagaimana golongan transaksi dan akun-akun pada siklus
pengeluaran kas pada tabel berikut ini:
Golongan Transaksi
Pembelian
Pembayaran kas
Debit
Persediaan Barang Dagang
Persediaan Bahan Baku
Pembelian
Biaya Dibayar Dimuka
Aktiva Tetap
Aktiva Lainnya
Utang Usaha
Kredit
Utang Usaha
Kas
Diskon Pembelian
Retur Pembelian
Tabel 3.1
3.1.1
Tujuan Audit
Manajemen akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang
transaksi dan saldo siklus pengeluaran dalam laporan keuangan
perusahaan. Asersi-aseri ini mendefinisikan tujuan audit spesifik dari
program audit siklus sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Kategori Asersi
Kelompok
Eksistensi atau
Kejadian
Transaksi atau
Saldo
Transaksi
Saldo
Kelengkapan
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Transaksi
Saldo
Penyajian dan
Pengungkapan
Transaksi
Saldo
Tabel 3.2
3.1.2
Menggunakan
Pemahaman
Tentang
Bisnis
dan
perusahaan
manufaktur,
pedagang
besar,
dan
b. Materialitas:
Transaksi dalam siklus pengeluaran mempengaruhi lebih banyak
akun laporan keuangan dibandingkan siklus lainnya. Pentingnya
siklus pengeluaran juga bisa bervariasi menurut jenis usaha yang
dijalankan.
Pertimbangan lainnya tentang materialitas awal atas hutang usaha
dapat menjadi tolak ukur pentingnya rasio cepat (quick ratio) dan
rasio lancar (current ratio) bagi pemakai laporan keuangan, serta
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi rasio secara
signifikan. Pertimbangan sekunder ialah sistem akuntansi yang
terkomputerisasi harus mampu memilah pengeluaran menurut
kelompok beban dan besarnya transaksi, serta memudahkan
perhitungan observasi, jumlah total, dan rata-ratanya. Karena
pemasok ingin segera memperoleh pembayaran, maka biaya untuk
mendeteksi kesalahan hutang usaha tidaklah sebesar biaya untuk
mendeteksi kesalahan piutang usaha atau persediaan. Akibatnya,
jumlah materialitas yang lebih kecil mungkin dialokasikan ke siklus
pengeluaran dan hutang usaha.
c. Risiko Inheren
Dalam menilai risiko inheren untuk asersi-asersi siklus pengeluaran,
auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor penting yang bisa
mempengaruhi asersi-asersi diseluruh laporan keuangan,faktorfaktor tersebut antara lain:
a. Tekanan untuk menetapkan terlalu rendah beban agar dapat
membuat laporan yang memenuhi target profitabilitas atau norma
industri yang telah ditetapkan, yang dalam kenyataan tidak
tercapai akibat faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global,
nasional, atau regional yang mempengaruhi biaya operasi,
dampak
perkembangan
teknologi
terhadap
produktivitas
juga
harus
mempertimbangkan
faktor-faktor
yang
Rumus
Rata-rata Hutang
Usaha + Pembelian
365
Harga Pokok
Penjualan + Hutang
Usaha
Hutang sebagai
Persentase dari Total
Aktiva
Aktiva Lancar +
Kewajiban Lancar
Signifikan Audit
Pengalaman sebelumnya atas jumlah
hari perputaran hutang usaha
dipadukan dengan pengetahuan
tentang pembelian sekarang dapat
bermanfaat dalam mengestimasi
hutang periode berjalan. Semakin
pendek periode dapat menunjukkan
masalah kelengkapan.
Jumlah ini akan berubah sekitar
persentase yang sam dari tahun ke
tahun, kecuali perusahaan mengubah
kebijakan pembayarannya.
Saldo hutang usaha diluar neraca
bermanfaat dalam perbandingan
dalam data industri. Penurunan rasio
ini yang signifikan dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Kenaikan yang signifikan atas rasio
lancar dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Namun rasio ini juga dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Kenaikan yang signifikan atas rasio
lancar
dibandingkan
dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat
menunjukkan masalah kelengkapan.
Namun
rasio
ini
juga
dapat
dipengaruhi oleh perubahan akun
aktiva.
Tabel 3.3
3.2
tanya
jawab
dengan
manajemen
dan
personil
perusahaan,
kinerja perusahaan.
Seberapa sering dan seberapa cepat laporan manajemen direview.
Keputusan yang didasarkan atas laporan itu.
Kebijakan perusahaan untuk menindaklanjuti masalah yang berasal
dari laporan utama.
yang
berkaitan
dengan
aktivitas
siklus
transaksi pembelian.
Kontijensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok
yang penting.
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan.
Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda.
Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh
pegawai.
d. Pemantauan
Aktivitas pemantauan yang mengharuskan auditor mendapatkan informasi,
apabila berlaku, mencakup: (1) umpan balik yang terus menerus dari pemasok
perusahaan
menyangkut
setiap
masalah
pembayaran
atau
masalah
yang
pengendalian
dapat dilaporkan
internal
yang
atau
relevan,
kelemahan
yang
yang
ditemukan
material
atas
selama
audit
sebelumnya, dan (3) penilaian periodik oleh auditor internal tentang kebijakan
serta prosedur pengendalian yang berhubungan dengan siklus pengeluaran.
e. Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian
dengan
prosedur
untuk
mendapatkan
pemahaman
yang
dapat
mendukung
penurunan
penilaian
awal
atas risiko
3.3
Pengendalian pada suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan audit spesifik
untuk transaksi pembelian dimulai dengan mengidentifikasi beberapa dokumen
dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian
secara kredit.
Berikut tabel yang menjelaskan golongan transaksi, akun-akun, fungsi bisnis,
dan dokumen untuk siklus pembelian:
Golongan
Transaksi
Pembelian
Akun
Persediaan
Property, peralatan,
aset tetap lainnya
Beban dibayar dimuka
Utang usaha
Beban pabrik
Beban penjualan
Beban administrasi
Fungsi Bisnis
Pembuatan order
pembelian
Permintaan pembelian
Order pembelian
Penerimaan barang
dan jasa
Pengakuan utang
Laporan penerimaan
barang dan jasa
Faktur dari penjual
Memo debet
Voucher
File transaksi pembelian
Jurnal pembelian
Master file utang usaha
Daftar utang usaha
Laporan dari pemasok
Tabel 3.4
Pembuatan order pembelian:
Pengajuan permintaan untuk membeli barang atau jasa oleh pejabat perusahaan
klien adalah kegiatan awal siklus ini. Formulir yang digunakan dan pemberian
persetujuan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan yang
diterapkan perusahaan. Dokumen yang lazim digunakan ialah:
Pengendalian Komputer
(Pengendalian Manual
Dicetak Miring)
Komputer menghasilkan
Penerimaan
barang dan
jasa
Pencatatan
kewajiban
pengendalian
yang potensial
atas pembelian
dan kewajiban
yang belum
dicatat.
Pembelian
mungkin
dilakukan untuk
tujuan yang tidak
diotorisasi.
Pembelian
mungkin
dilakukan untuk
tujuan atau dalam
kuantitas yang
tidak diotorisasi.
Komputer melakukan
pengujian yang terbatas atas
permintaan dan pesanan
pembelian. Persetujuan yang
diperlukan berkaitan dengan
pengujian yang terbatas itu.
Pegawai dapat
menciptakan
nama pemasok
fiktif dan menagih
jasa yang tidak
diterima.
Barang mungkin
telah diterima
tetapi belum
dicatat.
Komputer membandingkan
nama pemasok pada pesanan
pembelian dengan file induk
pemasok.
Bagian
penerimaan
dapat menerima
barang yang tidak
pernah dipesan
atau diotorisasi.
Barang dan jasa
mungkin telah
diterima tetapi
kewajiban yang
dapat belum
dicatat.
Komputer mengecek
keabsahan pesanan
pembelian dalam pesanan
untuk pengajuan laporan
penerimaan.
Kewajiban
mungkin telah
dicatat untuk
barang dan jasa
yang belum
diterima atau
mungkin telah
dicatat dengan
jumlah yang tidak
benar.
Komputer mencocokkan
informasi dalam voucher
tentang nama pemasok, jenis
barang, kuantitas barang, dan
jumlah dollar terhadap
pesanan pembelian yang
telah diotorisasi serta laporan
penerimaan.
Faktur pemasok
yang sama
dibayar dua kali.
Pembelian
mungkin dicatat
dalam periode
akuntansi yang
salah.
Kesalahan
matematis
mungkin
dilakukan ketika
memroses
voucher.
Pembelian
mungkin
dibukukan atau
diikhtisarkan
secara tidak
benar.
Pembelian
mungkin
Pengendalian manual
mensyaratkan bahwa
informasi pendukung
dibatalkan dan voucher tidak
dapat diterbitkan tanpa
dokumen pendukung asli.
Komputer membandingkan
periode akuntansi dimana
voucher dicatat dengan
periode akuntansi penerimaan
barang.
Komputer mengecek
keakuratan matematis pada
voucher dan dokumen
pendukung.
Komputer membandingkan
jumlah akun buku pembantu
dengan akun pengendali buku
besar.
Komputer membandingkan
distribusi akun dalam voucher
Pembelian
mungkin dicatat
untuk barang dan
jasa yang tidak
diterima,
dibukukan kea
kun yang salah,
atau dengan
jumlah yang
salah.
Tabel 3.5
Keterangan:
P
: pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
D
: pengendalian yang potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
3.4
Kas:
Berikut tabel yang menjelaskan golongan transaksi, akun-akun, fungsi bisnis,
dan dokumen untuk siklus pembayaran:
Golongan
Transaksi
Pengeluaran
Kas
Akun
Fungsi Bisnis
Pembayaran dan
pencatatan
pengeluaran kas
Tabel 3.6
Pengolahan dan pencatatan pengeluaran kas:
Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan proses pembayaran yang akan
diperiksa auditor meliputi:
a. Check
Digunakan untuk pembayaran pembelian pada saat kewajiban jatuh tempo.
Apabila perusahaan menggunakan EDI, perusahaan akan mengirimkan
pembayaran ke pemasok secara elektronik melalui electronic funds transfer
(EFT) antara bank perusahaan klien dengan bank pemasok.
b. File transaksi pengeluaran kas
Cek mungkin
tidak dicatat
dengan tepat
Cek mungkin
diterbitkan untuk
pembelian yang
tidak diotorisasi
Voucher mungkin
dibayar dua kali
Pengendalian Komputer
(Pengendalian Manual
Dicetak Miring)
Komputer memperhitungkan
serangkaian cek bernomor
urut.
Komputer membandingkan
total dalam ikhtisar cek
dengan total voucher yang
dikirimkan untuk dibayar.
Akses ke blanko cek dan cap
tandatangan harus diawasi.
Komputer mencetak laporan
cek yang telah jatuh tempo
tetapi belum dibayar.
Total run to run
membandingkan saldo awal
kas, dikurangi pengeluaran
kas, dengan saldo akhir kas
serta saldo awal hutang usaha
dikurangi pengeluaran dengan
saldo akhir hutang usaha.
Komputer membandingkan
informasi dalam cek dengan
pesanan pembelian dan
informasi penerimaan atau
otorisasi lainnya.
Komputer melakukan
pengujian yang terbatas atas
pengeluaran yang besar dan
cek harus ditandatangani
secara manual.
P
D
D
Cek mungkin
diterbitkan
dengan jumlah
yang salah
Cek mungkin
diubah setelah
ditandatangani
Kekeliruan dapat
terjadi dalam
pencatatan cek
Pengeluaran ks
mungkin
dilakukan untuk
pembelian yang
tidak diotorisasi
atau dilakukan
dengan jumlah
yang salah.
Komputer membandingkan
jumlah cek dengan jumlah
voucher yang bersangkutan.
Pengendalian manual
mengharuskan bahwa
penandatangan cek
mengirimkan cek.
Rekonsiliasi bank secara
independen.
Komputer membandingkan
informasi dalam ikhtisar cek
dengan informasi dalam
voucher yang bersangkutan
Rekonsiliasi bank secara
independen.
D
D
Pengendalian Manajemen
Tingkat manajemen yang
tepat memonitor kas secara
harian, termasuk jumlah cek
yang ditulis setiap hari,
kewajaran jumlahnya, dan
jumlah yang didebetkan ke
hutang usaha setiap hari.
Tabel 3.7
Keterangan:
P
: pengendalian yang potensial untuk mencegah salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
D
: pengendalian yang potensial untuk mendeteksi salah saji atau penggunaan sumber
daya yang tidak diotorisasi.
LATIHAN
1. Asersi apa yang terutama penting bagi auditor dalam mengaudit hutang
usaha? Mengapa?
2. Sebutkan satu pengendalian yang mungkin diterapkan untuk setiap tujuan
dalam keenam tujuan pengujian audit transaksi pengeluaran kas. Untuk setiap
pengendalian,
sebutkan
efektivitasnya!
3. Apa yang dimaksud
satu
pengujian
voucher?.
pengendalian
Jelaskan
bagaimana
untuk
menilai
voucher
bisa
RANGKUMAN
Aktivitas utama dari siklus pengeluaran ialah (1) membeli barang dan jasa/ transaksi
pembelian, dan (2) melakukan pembayaran/ transaksi pengeluaran kas. Manajemen
akan menetapkan asersi implisit dan eksplisit tentang transaksi dan saldo siklus
pengeluaran dalam laporan keuangan perusahaan.
Auditor harus mempertimbangkan bisnis klien, kekuatan pasar eksternal yang
menggerakkan sektor bisnis, dan bagaimana kekuatan itu mempengaruhi siklus
pengeluaran perusahaan sebelum merancang program audit pengeluaran.
Transaksi dalam siklus pengeluaran mempengaruhi lebih banyak akun laporan
keuangan dibandingkan siklus lainnya. Pentingnya siklus pengeluaran juga bisa
bervariasi menurut jenis usaha yang dijalankan.
Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi
siklus
pengeluaran ialah:
a)
b)
c)
d)
e)
Lingkungan Pengendalian
Penilaian Risiko Manajemen
Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)
Pemantauan
Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian
Pengendalian pada suatu perusahaan yang relevan dengan tujuan audit spesifik
untuk transaksi pembelian dimulai dengan mengidentifikasi beberapa dokumen dan
catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan transaksi pembelian secara
kredit.
DAFTAR PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono. 2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA): Edisi II. Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara.
Boynton, William C., Raymond N. Johnson, Walter G. Kell. 2003. Modern Auditing
Edisi Ketujuh (Jilid II). Jakarta: Erlangga.