Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRATIKUM

PROTISTA

PENGGUNAAN APLIKASI SIMRIVER


Disusun oleh :

Nama

: Khuzyia Rizqi Triavi Ananda

Nim

: 24020115130074

Kelompok

:5

Asisten

: Lania Yuchanitz Fatma

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji, syukur, dan ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah membantu penulis dalam penyusunan laporan pratikum
individu ini sebagai persyaratan dalam merengkuh tugas akhir semester tiga.
Penulis sungguh bersyukur atas segala bantuan yang selalu membangunkan
penulis ketika merasa jatuh dan terpuruk, yang selalu menguatkan penulis ketika
merasa lemah dan tak berdaya, dan yang selalu mengingatkan penulis bahwa ada
beberapa orang yang selalu menunggu untuk dibuat bangga. Sehingga laporan
pratikum dengan judul penggunaan aplikasi simriver dapat terselesaikan tepat
waktu dengan bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan
rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. IbuDra. Riche Haryati, Msiselaku dosen pengampu pada mata kuliah
Protista.
2. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan laporan pratikum
individu.
Semoga laporan pratikum ini menambah wawasan mengenai dunia
protistaguna dijadikan salah satu sumber pendalaman materi khususnya dalam
ilmu biologi. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan pratikum ini. Oleh karena itu penulis minta maaf kepada

beberapa pihak yang merasa kurang berkenan dan semoga laporan pratikum ini
dapat bermanfaat.

Semarang, 10 November 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................2
2.1 SimRiver........................................................................................... 2
2.2 Diatom dan Klasifikasi..........................................................................2
2.3 Indeks Saprobik.................................................................................. 3
BAB 3. METODE PENELITIAN....................................................................5
BAB 4. HASIL PENGAMATAN.....................................................................9
4.1. Hasil Spesies Diatom...........................................................................9
4.2. Worksheet Individual.........................................................................10
BAB 5.................................................................................................... 12
PEMBAHASAN....................................................................................... 12

5.1. Musim Semi.................................................................................... 12


BAB 6. PENUTUP.................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20

HALAMAN PENGESAHAN

Semarang, 11 November 2016


Mengetahui,
Asisten

Pratikan

Lania Yuchanitz Fatma


24020113140099

Khuzyia Rizqi T. A.
24020115130074
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air. Begitu
tergantungnya kehidupan manusia terhadap air, maka kualitas hidup manusia
sangat tergantung dari kualitas air yang dikonsumsi. Air yang baik dan sehat
membuat ekosistem sehat dan tetap terjaga sehingga pada akhirnya
menjadikan manusia lebih sejahtera. Sebaliknya, kualitas air yang buruk
berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan. Pada banyak kasus,
buruknya kualitas air menyebabkan penyakit pada manusia, kerugian, dan
kematian.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia. Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan
antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk
mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.
Berdasarkan pernyataan diatas, diperlukan suatu parameter tingkat
pencemaran air, maka terciptalah suatu software yang dinamakan SimRiver.
SimRiver merupakan suatu software yang menunjukan hubungan antara
diatom-diatom dengan kualitas perairan pada suatu area tertentu. SimRiver
digunakan untuk mengetahui kualitas air di suatu area perairan tertentu.
Software ini salah satu upaya agar masyarakat mampu melestarikan dan
mengelola perairan dengan benar.
1.2 Tujuan
1.1.1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi keanekaragaman protista dengan
menggunakan aplikasi SimRiver.
1.1.2. Mahasiswa mampu mengetahui kulitas perairan tertentu dengan
menggunakan aplikasi SimRiver.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 SimRiver
SimRiver merupakan suatu paket perangkat lunak pendidikan
yang mempromosikan pemahaman tentang hubungan antara aktivitas
2

manusia, kualitas air sungai, dan diatom. SimRiver merupakan perangkat


lunak simulasi paket yang dikembangkan Dr Shigeki Mayama dari Tokyo
Gakugei University dan rekan-rekan kerjanya. Pengguna dapat dengan
mudah belajar bahwa keanekaragaman spesies diatom dan pengaruh
masyarakat dalam mengubah keadaan lingkungan dan membawa
perubahan ini berhubungan langsung dengan kualiatas air dan analisanya
dapat dilakukan dengan menggunakan simulasi SimRiver. Pengguna juga
dapat menghitung indeks saprofik. Indeks ini merupakan nilai numerik
untuk mengukur kualitas air pada contoh yang spesifik. Pembangunan
daerah pemukiman dalam simulasi SimRiver memperlihatkan gambaran
realistis populasi kualitas air dan diatom. Parameter simulasi dibatasi
oleh faktor di bawah ini. Software digunakan harus dilakukan dengan
memahami beberapa tersebut (Rohmimohtarto 2007).
2.2 Diatom dan Klasifikasi
Diatom termasuk dalam algae kelas Bacillariophyceae dengan
penyusun utama dinding sel dari silica. Disebut diatom karena selnya
terdiri dari dua valve (dua atom), dimana yang satu menutupi yang
lainnya seperti layaknya kaleng pastiles. Diatom umumnya uniseluler
(soliter), namun pada beberapa spesies ada yang hidup berkoloni dan
saling bergandengan satu sama lainnya. Diatom dibagi menjadi dua
ordo berdasarkan bentuknya, yaitu Centrales dan Pennales. Ordo
Centrales bila dilihat dari atas atau bawah berbentuk radial simetris dan
lingkaran, sedangkan Ordo Pennales valvanya berbentuk memanjang.
Karena dinding sel diatom terbentuk dari silikat, apabila matidinding
sel tersebut masih utuh dan mengendap di dasar perairan sebagai
sedimen. Berdasarkan tempat hidupnya, diatom dibagi dua, yaitu :
planktic diatom dan benthic diatom. Planktic diatom hidup di kolom air
dan sangat dipengaruhioleh arus air, sedangkan benthic diatom hidup
menempel pada substrat tertentu.Dinding sel benthic diatom lebih tebal
(berat) dibanding planktic diatom. Sebagian besar planktic diatom
didominasi oleh ordo Centrales, sedangkan ordo Pennales
mendominasi benthic algae (Basmi, 2000).
Menurut Guiry (2015), klasifikasi diatom sebagai berikut :
Empire
: Eukaryota
Kingdom
: Chromista
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Fragilariophyceae
Order
: Tabellariales
Family
: Tabellariaceae
Genus
: Diatoma

Menurut Basmi (2000) berdasarkan substratyang ditempeli, bentuk


diatom dibagi menjadi :
1. Epiphytic, yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada
tanaman lain.
2. Epipsammic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada pasir
3. Epipelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada sedimen
4. Endopelic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel dalam
sedimen
5. Epilithic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada
permukaan batu
6. Epizoic: yaitu benthic diatom yang hidup menempel pada hewan.
2.3 Indeks Saprobik
Indeks saprobik adalah salah satu monitoring sungai atau badan air lainnya
untuk menentukan tingkat pencemaran yang terjadi. Kelebihan indeks
saprobik adalah jangkuan yang cukup luas dan akurat bagi terjadinya suatu
pencemaran badan air. Beberapa organisme plankton bersifat toleran dan
mempunyai respon yang berbeda terhadap perubahan kualitas perairan.
Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan indeks
saprobik, dimana indeks ini digunakan untuk mengetahui tingkat
ketergantungan atau hubungan suatu organisme dengan senyawa yang
menjadi sumber nutrisinya. Sehingga dapat diketahui hubungan kelimpahan
plankton dengan tingkat pencemaran suatu perairan.
1. Polisaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya
berat, sedikit atau tidak adanya oksigen terlarut (DO) di dalam perairan,
populasi bakteri padat, dan H2S tinggi.
2. - Mesosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya
sedang sampai dengan berat, kandungan oksigen terlarut (DO) di dalam
perairan meningkat, tidak ada H2S, dan bakteri cukup tinggi.
3. - Mesosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang tingkat pencemarannya
ringan sampai sedang, kandungan oksigen terlarut (DO) dalam perairan
tinggi, bakteri sangat menurun, menghasilkan produk akhir nitrat.
4. Oligrosaprobik, yaitu saprobitas perairan yang belum tercemar
atau mempunyai tingkat pencemaran ringan, penguraian bahan organik
sempurna, kandungan oksigen terlarut (DO) di dalam perairan tinggi,
jumlah bakteri sangat rendah.

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1.

Alat
1. Laptop
2. Aplikasi SimRiver

3.2.

Bahan
1.Data diatom pada lokasi yang berbeda

3.3.

Cara Kerja
1. Aplikasi SimRiver dibuka dengan alamat :
http://www.u-gakugei.ac.jp/~diatom/indonesia/simriver/index.html
2. Bahasa dipilih.

3. Dipilih level 3 dan klik mulai.

4. Dipilih tata guna lahan (hutan,sawah dan pemukiman) dan populasi (0-

10.000) untuk menciptakan lingkungan dari hulu sampai hilir. Dapat juga
dipilih instalasi pengolahan limbah sebagai opsi di daerah pemukiman.

5. Dipilih musim dan lokasi pengambilan sampel diatom, kemudian klik ok.

6. Diidentifikasi jenis diatomnya, untuk mendukung identifikasi dapat

dilihat dengan Diatom Guide di sebelah kanan sebagai sistem pendukung


identifikasi. Klik diatom pada preparat, kemudian klik diatom pada
diatom guide yang dianggap sama dengan diatom pada preprat. Boks
dialog akan muncul apakah jawaban benar atau salah. Ketika semua
diatom pada preparat selesai diidentifikasi, maka boks dialog berhasil
muncul.

7. Klik tabel spesies untuk mengetahui diversitas spesies .

8. Muncul grafik penempatan diatom yang diperoleh kedalam tiga kategori,

klik lanjut.
9. Muncul tabel hitung indeks saprobik, kemudian hasil hitung indeks

saprobik dihubungkan dengan ketentuan kualitas air.

10. Klik intruksi lembar kerja, kemudia pilih membuat cara kerja secara

individu.
11. Hasil yang telah diperoleh dicatat pada lembar kerja A, dan dilakukan

pengulangan cara untuk keempat bagian sungai lainnya.

BAB 4. HASIL PENGAMATAN


4.1. Hasil Spesies Diatom
4.1.1. Musim Semi
Sampling Diatom paling toleran
Hulu
Navicula veneta

Setelah
hulu

Diatom cukup toleran


Ulnaria ulna
Nitzschia solgensis
Achnanthidium exiguum
Achnanthes brevipes

Nitzschia palea

Ulnaria ulna
Achnanthidium exiguum
Sellaphora pupula

Diatom sensitive
Nitzschia linearis
Cocconeis placentula
Karayevia clevei
Planothidium lanceolatum
Achnanthidium pyrenaicum
Melosira varians
Achnanthidium convergens
Achnanthes subhudsonis
Achnanthidium minutissimum
Rhoicosphenia abbreviata
Nitzschia linearis
Cocconeis placentula
Karayevia clevei

Bagian
Nitzschia palea
Navicula veneta
tengah
antara
hulu dan
hilir

Nitzschia hantzchiana
Navicula gregaria
Pinnularia gibba
Sellaphora pupula

Sebelum
hilir

Nitzschia palea
Sellaphora seminulum

Nitzschia hantzchiana
Navicula gregaria
Pinnularia gibba

Hilir

Ulnaria ulna
Nitzschia solgensis
Achnanthidium exiguum

10

Planothidium lanceolatum
Achnanthidium pyrenaicum
Nitzschia dissipata
Achnanthidium convergens
Achnanthes subhudsonis
Rhoicosphenia abbreviata
Amphora pediculus
Gomphoneis okunoi
Nitzschia dissipata
Staurosira construens
Encyonema silesiacum
Navicula cryptocephala
Planothidium lanceolatum
Nitzschia linearis
Cocconeis placentula
Staurosira construens va
Venter
Achnanthidium convergens
Achnanthidium minutissimum
Pinnularia subgibba
Nitzschia dissipata
Staurosira construens
Encyonema silesiacum
Navicula cryptocephala
Planothidium lanceolatum
Nitzschia linearis
Cocconeis placentula
Staurosira construens va
venter
Achnanthidium pyrenaicum
Amphora pediculus
Navicula viridula var.rostellat
Reimeria sinuata
Navicula nipponica
Nitzschia linearis
Cocconeis placentula
Karayevia clevei
Planothidium lanceolatum
Achnanthidium pyrenaicum
Fragilaria capucina
Nitzschia dissipata
Encyonema silesiacum
Achnanthidium convergens
Achnanthes subhudsonis
Achnanthidium minutissimum
Rhoicosphenia abbreviata

Amphora pediculus

4.2. Worksheet Individual


Population numbers you can select are different among the land use.
Forest 0, 10, 20, 50
Farm 0, 10, 20, 50, 100, 200, 500
Residense 0, 10, 20, 50, 100, 200, 500, 1000, 2000, 5000, 10000
Sewage treatment plant can be set only in residence area.
Environment around River 1
Area

Land use

Sewage palnt

Population

Up stream

Forest

Absent

10

Up middle

Farm

Absent

10

Middle stream

Residense

Absent

20

Down middle

Farm

Absent

20

Down stream

Forest

Absent

10

Season

Spring

Result of SimRiver practice 1


Area

Number
of
species

Ratio of three categories

Saprobic
Index

Water
quality

Up stream

15

A: 1.7

B:19

C: 79.3 (%)

1.34

Up middle

15

A: 3.1

B: 12.5 C: 84.4 (%)

1.28

Middle
stream

17

A: 7.4

B: 13.2 C: 79.4 (%)

1.42

Down middle

18

A: 7.7

B: 14.1 C: 78.2 (%)

1.44

Down stream

16

A: 0

B: 13.3 C:86.7 (%)

1.2

11

BAB 5
PEMBAHASAN
Pratikum Protista mengenai percobaan SimRiver dilaksanakan pada hari
jumat, 4 November 2016 di Laboratorium Ekologi Departemen Biologi Fakultas
Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang. SimRiver merupakan
suatu software yang diciptakan oleh Dr. Shigeki Mayamadari Universitas Tokyo
Gakugei beserta rekan-rekannya. Pengguna dapat mempelajari dan memahami
hubungan di antara aktivitas manusia, lingkungan sungai dan diatom dengan
mudah. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak bisa
dipisahkan,mengingat ketiganya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu
sama lain.Melalui aplikasi ini, pengguna dapat melihat indeks saprobik yang yang
dimiliki oleh suatu perairan berdasarkan keberadaan diatomnya. Saat ini,
SimRiver bukan hanya digunakan oleh para pelajar-pelajar di Jepang, tetapi juga
hampir semua pelajar diseluruh dunia telah menggunakan aplikasi ini.
5.1. Musim Semi
Percobaan penelitian pencemaran air menggunakan aplikasi SimRiver
yang pertama dengan memilih tata guna lahan (hutan,sawah dan pemukiman)
dan populasi (0-10.000) untuk menciptakan lingkungan dari hulu sampai hilir
lalu dipilih musim dan lokasi pengambilan sampel diatom, seperti berikut :

12

Area

Land use

Sewage palnt

Population

Up stream

Forest

Absent

10

Up middle

Farm

Absent

10

Middle stream

Residense

Absent

20

Down middle

Farm

Absent

20

Down stream

Forest

Absent

10

Season

Spring

Setelah mengidentifikasi diatom dengan kelima area (Hulu, Setelah Hulu,


Bagian Tengah Antara Hulu dan Hilir, Sebelum Hilir dan Hillir) dengan
pilihan musim semi didapatkan hasil sebagai berikut :
Area

Number
of
species

Ratio of three categories

Saprobic
Index

Water
quality

Up stream

15

A: 1.7

B: 19

C: 79.3 (%)

1.34

I (clean)

Up middle

15

A: 3.1

B: 12.5 C: 84.4 (%)

1.28

I (clean)

Middle
stream

17

A: 7.4

B: 13.2 C: 79.4 (%)

1.42

I (clean)

Down
middle

18

A: 7.7

B: 14.1 C: 78.2 (%)

1.44

I (clean)

Down
stream

16

A: 0

B: 13.3 C:86.7 (%)

1.2

I (clean)

Berdasarkan hasil menggunakan aplikasi SimRiver, indeks saprobik adalah


skor yang mengindikasikan tingkat pencemaran air. Adapun rentang skor
indeks saprobik adalah 1-4. Dimana 1 adalah yang paling bersih dan 4 adalah
yang paling tercemar. Hubungan antara indeks saprobik dengan kualitas air di
gambarkan dengan tabel berikut :
Indeks Saprobik
1,00 1,49

Kualitas air
Bersih

13

Level kualitas air


I

1,50 2,49
2,50 -3,49
3,50 4,00

Agak tercemar
Tercemar
Tercemar berat

II
III
IV

Setiap level kualitas air juga setara dengan kategori di bawah ini :
I : Oligotrofik
II : mesosaprobik
III : mesosaprobik
IV : Polisaprobik
5.1.1. Sungai Bagian Hulu
Hasil pengamatan pada sungai bagian hulu dengan musim semi
didapatkan nilai indeks saprobik sebesar 1.34 yang berarti bahwa
kualitas air pada level I (bersih) dan termasuk dalam kategori
Oligotrofik.Menurut Dahuri (1995), sungai dalam keadaan bersih
termasuk dalam golongan Oligosapobik, yaitu saprobitas perairan yang
belum tercemar atau mempunyai tingkat pencemaran ringan,
penguraian bahan organic sempurna, kandungan oksigen terlarut (DO)
di dalam perairan tinggi, dan jumlah bakteri sangat rendah.
Jumlah spesies sebanyak 15, jumlah diatom 29, pada daerah ini
terdapat 3 macam spesies yang ditandai sebagai A, B dan C. A mewakili
diatom yang paling toleran, B mewakili diatom yang cukup toleran dan
C mewakili diatom yang sensitive. Persentase diatom A sebanyak 1.7%,
B 19%, dan C 79.3%. Diatom paling toleran adalah jenis diatom
Navicula veneta. Menurut Nontji (2008), Navicula veneta merupakan
murapakan protista yang sering ditemukan pada musim panas.
Mempunyai diktisom kompleks perinuklear dan terletak hanya dalam
sitoplasma pusat. Mitokondria jarang pada sitoplasma tengah, namun
berlimpah pada sitoplasma peifer, dan mengisi banyak dari deretan
sitoplasma transvacuolar. Jenis diatom yang cukup toleran yaitu
Ulnaria ulna, Nitzschia solgensis, Achnanthidium exiguum dan
Achnanthes brevipes. Jenis diatom yang sensitive memiliki persentase
cukup banyak yang berarti bahwa diatom ini hanya mampu hidup
dengan lingkungan yang bersih, dengan begitu dapat dikatakan bahwa
sungai bagian hulubelum tercemar dan masih bersih, jenis diatom
tersebut yaitu Nitzschia linearis, Cocconeis placentula, Karayevia
clevei, Planothidium lanceolatum, Achnanthidium pyrenaicum,
Melosira varians, Achnanthidium convergens, Achnanthes subhudsonis,
Achnanthidium minutissimum, dan Rhoicosphenia abbreviata. Jumlah
diatom terbanyak diduduki oleh Nitzschia linearis dan Cocconeis
placentula.Karakteristik dari Nitzschia linearis yaitu sebagai berikut :

14

Menurut Guiry (2015), klasifikasi ilmiah dari Nitzschia linearis


adalah sebagai berikut :
Empire
Kingdom
Phylum
Class
Subclass
Order
Family
Genus
Spesies

: Eukaryota
: Chromista
: Bacillariophyta
: Bacillariophyceae
: Bacillariophycidae
: Bacillariales
: Bacillariaceae
: Nitzschia
: Nitzschia lineralis

Menurut Manoy (2010) bahwa karakteristik dari Nitzchia linearis


adalah memiliki badan minyak amorf mengisi helai sitoplasa tertentu
dan mungkin tidak terdapat leukosin. Mempunyai pyrenoid yang
merupakan membrane pembatas dan tetesan minyak yang ditemukan
berdekatan dengan pyrenoid tersebut. Pyrenoid diatom lain, Cymbella
affinis, juga membrane terbatas. Membrane membatasi pyrenoid
adalah gabungan dari bagian terminal cakram kloroplas, memfasilitasi
gerakan cepat fotosintat ke dalam matriks pyrenoid, dimana tetesan
minyak karakteristik dapat dibentuk. Fibril Carinial ditemukan sendiri
sendiri di setiap pori carnial dan mungkin terlibat dalam gerak dari
Nitzchia linearis.
5.1.2. Sungai Bagian Setelah Hulu
Hasil pengamatan pada sungai bagian setelah hulu dengan musim
semi didapatkan nilai indeks saprobik sebesar 1,28 yang berarti bahwa
kualitas air pada level I (bersih) dan termasuk dalam kategori
Oligotrofik. Jumlah spesies sebanyak 15, jumlah diatom 32 dan
didapatkan persentase dari 3 macam spesies yaitu A: 3.1 % B: 12.5 %
dan C: 84.4 %. Spesies diatom paling toleran yaitu Nitzschia palea
sedangkan spesies diatom cukup toleran, Ulnaria ulna, Achnanthidium
exiguum, dan Sellaphora pupula serta jenis diatom sensitive yaitu
Nitzschia linearis, Cocconeis placentula, Karayevia clevei,
Planothidium lanceolatum, Achnanthidium pyrenaicum Nitzschia
dissipata, Achnanthidium convergens, Achnanthes subhudsonis,
Rhoicosphenia abbreviata, Amphora pediculus, dan Gomphoneis
okunoi. Jumlah diatom terbanyak diduduki oleh Nitzschia linearis dan
Cocconeis placentula.
5.1.3. Sungai Bagian Tengah Antara Hulu dan Hilir
Hasil pengamatan pada sungai bagian tengah antara hulu dan hilir
dengan musim semi didapatkan nilai indeks saprobik sebesar 1,42 yang

15

berarti bahwa kualitas air pada level I (bersih) dan termasuk dalam
kategori Oligotrofik. Jumlah spesies sebanyak 17, jumlah diatom 34
dan didapatkan persentase dari 3 macam spesies yaitu A: 7.4 % B: 13.2
% C: 79.4 %. Spesies diatom paling toleran yaitu Nitzschia paleadan
Navicula venetasedangkan spesies diatom cukup toleran, Nitzschia
hantzchiana,Navicula gregaria,Pinnularia gibba,dan Sellaphora
pupula serta jenis diatom sensitive yaitu Nitzschia dissipata, Staurosira
construens, Encyonema silesiacum, Navicula cryptocephala, Nitzschia
linearis, Cocconeis placentula, Staurosira construens var. Venter,
Achnanthidium convergens, Achnanthidium minutissimum, dan
Pinnularia subgibba. Jumlah diatom terbanyak diduduki oleh. Berikut
ini karakteristik dari Planothidium lanceolatum, sebagai berikut :

(Anonim, 2015)
Klasifikasi Planothidium lanceolatum berdasarkan Bukhtiyarova
(1999), sebagai berikut :
Empire
: Eukaryota
Kingdom
: Chromista
Phylum
:Bacillariophyta
Class
: Bacillariophyceae
Subclass
: Bacillariophycidae
Order
: Cocconeidales
Family
: Achnanthidiaceae
Genus
: Planothidium
Spesies
: Planothidium lanceolatum
Planothidium mempunya frustula heterovalvar, dengan katup raphe
sedikit cekung dan cembung pada katup rapheless. Katup yang
berbentuk bulat panjang lanset, dengan bulat, bercotok atau berbentuk
kepala apeks. Striae multiseriate. Katup raphe memancar ke arah
striae dan raphe menonjol. Celah raphe terminal panjang, melengkung
dan dibelokkan secara sepihak.
Banyak spesies Planothidium, tapi tidak semua, memiliki area
pusat asimetris pada katup rapheless. Internal, daerah ini tengah

16

dikenakan depresi berbingkai, dan dalam beberapa kasus, kerudung


juga hadir. Perhatikan bahwa istilah alternatif untuk tenda adalah
"cave" dan "cavum". Struktur depresi berbingkai dan kap tidak diakui
sampai mereka diperiksa di bawah mikroskop elektron scanning.
Sebelumnya, struktur yang disebut 'hufeisenfrmige Fleck "dalam
bahasa Jerman, atau" kuku-tanda "atau" struktur tapal kuda "dalam
bahasa Inggris. Sel memiliki kebiasaan pertumbuhan adnate, di mana
mereka terikat oleh katup raphe muka dengan substrat tersebut
(Spaulding, 2008).
5.1.4. Sungai Bagian Sebelum Hilir
Hasil pengamatan pada sungai bagian sebelum hilir dengan musim
semi didapatkan nilai indeks saprobik sebesar 1,44 yang berarti bahwa
kualitas air pada level I (bersih) dan termasuk dalam kategori
Oligotrofik. Jumlah spesies sebanyak 18, jumlah diatom 39 dan
didapatkan persentase dari 3 macam spesies yaitu A: 7.7 B: 14.1 C:
78.2 (%). Spesies diatom paling toleran yaitu Nitzschia palea dan
Sellaphora seminulumsedangkan spesies diatom cukup toleran,
Nitzschia hantzchiana,Navicula gregariadan Pinnularia gibba serta
jenis diatom sensitive yaitu Nitzschia dissipata, Staurosira construens,
Encyonema silesiacum, Navicula cryptocephala, Planothidium
lanceolatum , Nitzschia linearis, Cocconeis placentula, Staurosira
construens var. Venter, Achnanthidium pyrenaicum, Amphora pediculus,
Navicula viridula var.rostellata, Reimeria sinuata danNavicula
nipponica. Jumlah diatom terbanyak diduduki oleh Planothidium
lanceolatum.
5.1.5. Sungai Bagian Hilir
Hasil pengamatan pada sungai bagian hilir dengan musim semi
didapatkan nilai indeks saprobik sebesar 1,2 yang berarti bahwa kualitas
air pada level I (bersih) dan termasuk dalam kategori Oligotrofik.
Jumlah spesies sebanyak 16, jumlah diatom 30 dan didapatkan
persentase dari 3 macam spesies yaituA: 0 B: 13.3 C:86.7 (%). Spesies
diatom paling toleran tidak ada dikarenakan nilai indeks saprobik
sangat rendah yaitu 1.2 yang berarti bahwa air sangat bersih sedangkan
spesies diatom cukup toleran, Ulnaria ulna,Navicula solgensisdan
Achnanthidium exiguumserta. Karakteristik Ulnaria ulna sebagai salah
satu diatom cukup toleran sebagai berikut :

17

(Anonim, 2015)
Klasifikasi dari Ulnaria ulna menurut Aboal (2003) sebagai
berikut:
Empire
: Eukaryota
Kingdom : Chromista
Phylum
: Bacillariophyta
Class
: Fragilariophyceae
Order
: Licmophorales
Family
: Ulnariaceae
Genus
: Ulnaria
Spesies
: Ulnaria ulna
Menurut Spaulding (2013), bentuk dari Ulnaria ulna memanjang dan
sempit. Sternumnya menyempit pada bagian tengah dengan strie yang
berasal dari ujung satu dan lainnya. Spesies ini sering ditemukan di
danau dan sungai. Spesies ini menempel pada substrat dengan
mucilagus yang disekresikan oleh pori apical. Katup linier dan
memanjang, dengan beberapa spesies mendekati panjang 50 m, yang
lain mencapai lebih dari 500 m panjang. Sebuah sternum sentral sempit,
dengan striae yang memenuhi dari setiap sisi katup atau sedikit offset.
Sebuah daerah pusat dapat muncul, bervariasi dari kecil dan oval,
persegi panjang dan memperluas ke margin katup. Daerah pusat
mungkin berisi "striae semu", atau striae samar yang hadir atas
sebagian, atau semua, dari daerah pusat. Satu sampai dua rimoportulae
muncul, pada satu atau kedua apeks. Pada banyak spesies, apeks yang
jelas berparuh. Striae yang belang-belang dan mungkin uniseriate atau
biseriate.
Jenis diatom sensitive pada sungai bagain hilir yaitu Nitzschia
linearis,
Cocconeis
placentula,Karayevia
clevei,Planothidium
lanceolatum, Achnanthidium pyrenaicum,Fragilaria capucina,Nitzschia
dissipata,Encyonema
silesiacum,Achnanthidium
convergens,Achnanthes
subhudsonis,
Achnanthidium
minutissimum,Rhoicosphenia
abbreviata,
danAmphora
pediculus.Jumlah diatom terbanyak diduduki oleh Nitzschia linearis.

18

BAB 6. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Cara menggunakan simriver yaitu dengan mengunduh aplikasi simriver,
kemudan membuka aplikasi, pilih bahasa, pili lavel, pilih tata guna lahan,
populasi dan musim, pilih lokasi pengambilan sampel, identifiksi diatom
dengan diatom guide, jawab deversitas spesies, hitung indeks saprobik dan
hasil digunakan pada lembar kerja.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada setiap bagian perairan dalam
keadaan bersih atau belum tercemar. Spesies diatom yang ditemukan yaitu
Nitzschia lineralis, Ulnaria ulna, Melosira varians, Karayevia clevei, dan
Planothidium lanceolatum.
6.2. Saran
Saran yang perlu diperhatikan dalam praktikum ini yaitu diperlukan
ketelitian saat melakukan identifikasi diatom dan berhati hati dalam melakuka
indeks sapobik, dan dibutuhkan ketelitian.

19

DAFTAR PUSTAKA
Aboal, M., Alvarez Cobelas, M., Cambra, J. & Ector, L. (2003). Floristic list of
non-marine diatoms (Bacillariophyceae) of Iberian Peninsula,
Balearic Islands and Canary Islands. Updated taxonomy and
bibliography. Diatom Monographs 4: 1-639.
Basmi. 2000. Plaktonologi Sebagai Indikator Pencemaran Air. FPIK. Bogor: IPB
Bukhtiyarova, L. (1999). Diatoms of Ukraine. Inland waters. pp. [1]-133. Kyiv
[Kiev]: National Academy of Sciences of Ukranine. M.G. Kholodny
Institute of Botany, Kyiv, Ukranie.
Campbell, N.A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Jakarta : Erlangga .
Fried, George. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Guiry, M.D. & Guiry, G.M. 2015. AlgaeBase. World-wide electronic publication,
National University of Ireland, Galway. http://www.algaebase.org;
searched on 28 November 2015
Joh, G. 2010. Asterionella, Diatoma, Meridion, Opephora, Tabellaria. In: Algal
flora of Korea. Volume 3, Number 2. Chrysophyta:
Bacillariophyceae:
Pennales:
Araphidineae:
Diatomaceae.
Freshwater diatoms II. (Joh, G., Lee, J.H., Lee, K. & Yoon, S.-K.
Eds), pp. 7-50. Incheon: National Institute of Biological Resources.
Marcela A. Espinosa.2006. Diatom Distribution across A Temperate Microtidal
Marsh, Mar Chiquita Coastal Lagoon, Argentina. International
Journal of Marine Sciences
20

Mayama, S. 2006. Study of water quality in river and lake with diatoms: Water
environment elucidated by micro organisms. In Scientific subjects
leading improvement of scholastic ability: Promotion of a
motivation to study focusing on power to utilize knowledge in
biology education. Tokyo: Tokyo hourei.
Mayama, S. dkk. 2008. Trial and evaluation of Sim-river: Educational
simulation software for assessment of river water quality using
diatoms. Japanese Journal of Biological Education
Potapova, M. (2010). Planothidium lanceolatum. In Diatoms of the United States,
fromhttp://westerndiatoms.colorado.edu/taxa//planothidium
_lanceolatum.
Rohmimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota
Laut . Jakarta : Djambatan .
Rosa Trobajo, dkk. (2009) Morphological, genetic and mating diversity within the
widespread bioindicator Nitzschia palea (Bacillariophyceae).
Phycologia: November 2009, Vol. 48,
Spaulding, S., Edlund, M., and Metzeltin, D. (2008). Planothidium. In Diatoms of
the United States
Walter.K, Dodds, 2002. Ecology fresh water.Sandiego.Academic Press.
Watanabe, T. dkk. 2005. Picture book and ecology of the freshwater diatoms.
Uchida rokakuho. Tokyo

21

Anda mungkin juga menyukai