Anda di halaman 1dari 132

EXPOSURE DRAFT

PSAK No. 48
(revisi 2009)

20 Oktober 2009

EXPOSURE DRAFT
PERNYATAAN STANDAR AAKUNTANSI KEUANGAN

PENURUNAN NILAI ASET


Exposure draft ini dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat
diterima paling lambat tanggal 31 Desember 2009
oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED No.

48

(revisi 2009)

ED PSAK No. 48

PERNYATAAN
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PENURUNAN NILAI ASET

Hak cipta 2009, Ikatan Akuntan Indonesia

Dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jalan Sindanglaya No. 1
Menteng
Jakarta 10130
Telp: (021) 3190-4232
Fax : (021) 724-5078
Email: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

Oktober 2009

ii

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi


Keuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saransaran dan masukan untuk menyempurnakan draft ini masih
dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan
Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada
31 Desember 2009. Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia
Jl. Sindanglaya No.1,
Menteng,
Jakarta 10310
Fax: 021 724-5078
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id
Hak Cipta 2009 Ikatan Akuntan Indonesia
Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuan untuk
penyiapan tanggapan dan komentar yang akan dikirimkan
ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan
ED ini oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan
diizinkan untuk penggunaan di atas dan tidak untuk
diperjualbelikan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan
Indonesia, Jl Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310.
Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078
E-mail: iai-info@iaiglobal.or.id, dsak@iaiglobal.or.id

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

iii

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Pengantar
Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujui Exposure
Draft PSAK 48 (revisi 2009) tentang Penurunan Nilai Aset
dalam rapatnya tanggal 20 Oktober 2009 untuk disebarluaskan
dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI, Dewan Konsultatif
SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI, perguruan tinggi dan
individu/organisasi/lembaga lain yang berminat.
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkan permasalahan
secara jelas dan alternatif saran yang didukung dengan
alasan.
Exposure Draft PSAK 48 (revisi 2009); Penurunan Nilai Aset
merevisi PSAK 48 (1998): Penurunan Nilai Aset. Exposure
Draft PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset merupakan
adopsi dari IAS 36: Impairment Of Aset.
Exposure Draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipan
dokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, homepage IAI:
www.iaiglobal.or.id
Jakarta, 20 Oktober 2009
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Rosita Uli Sinaga
Agus Edy Siregar
Etty Retno Wulandari
Merliyana Syamsul
Roy Iman Wirahardja
Meidyah Indreswari
Riza Noor Karim
Setiyono Miharjo
Saptoto Agustomo
Jumadi
Ferdinand D. Purba
Irsan Gunawan
Budi Susanto
Ludovicus Sensi Wondabio
Eddy R. Rasyid
Liauw She Jin
Sylvia Veronica Siregar

iv

Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Permintaan Tanggapan
Penerbitan ED PSAK 48 (Revisi 2009) Penurunan Nilai Aset
bertujuan untuk meminta tanggapan atas semua pengaturan
dan paragraf dalam ED PSAK 48 tersebut.
Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan,
berikut hal-hal yang diharapkan masukannya:
1.

Masa Efektif

Apakah anda setuju bahwa masa efektif PSAK 48 (Revisi 2009)


haruslah sama dengan PSAK 22 Kombinasi Bisnis (Revisi
2009) dan PSAK 19 Aset tidak berwujud (Revisi 2009)?
ED PSAK 48 sangat berkaitan dengan PSAK 22 Kombinasi
Bisnis (Revisi 2009) dan PSAK 19 Aset tidak berwujud (Revisi
2009). Apabila karena satu dan lain hal tanggal efektif PSAK
22 Kombinasi Bisnis (Revisi 2009) dan PSAK 19 Aset Tidak
berwujud (Revisi 2009) tidak bisa 1 Januari 2011 maka masa
efektif ED PSAK 48 akan menyesuaikan.
2.

Ketentuan Transisi

Apakah anda setuju bahwa PSAK 48 (Revisi 2009) berlaku


prospektif murni?
PSAK 48 (Revisi 2009) memuat beberapa pengaturan yang
berbeda dengan PSAK 48 (Revisi 1998) sebelumnya seperti
misalnya mengenai uji penurunan nilai setiap tahun atas
goodwill dan aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak
terbatas. ED PSAK 48 mengusulkan ketentuan baru tersebut
berlaku prospektif. Misalnya untuk goodwill dan aset tidak
berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas, maka yang
terkena dampak perubahan PSAK 48 (Revisi 2009) adalah
aset-aset tersebut yang didapatkan entitas setelah tanggal 1
January 2011. Sehingga untuk goodwill dan aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas yang didapatkan sebelum
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

tanggal efektif (1 Januari 2011), pengaturan dalam PSAK 48


(Revisi 1998) tetap berlaku.

vi

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Ikhtisar Ringkas
Secara garis besar perbedaan ED PSAK 48 (revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset dengan PSAK 48 (1998): Penurunan
Nilai Aset adalah sebagai berikut:

Perihal
Ruang
lingkup

ED PSAK 48
(revisi 2009)
Pengecualian:
a. Persediaan
b. Aset timbul dari
kontrak konstruksi
c. Aset pajak
tangguhan
d. Aset dari imbalan
kerja
e. Aset keuangan
f. Properti investasi
yang diukur pada
nilai wajar
g. Aset dimiliki untuk
dijual

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PSAK 48 (1998)
Pengecualian:
a. Persediaan
b. Aset timbul
dari kontrak
konstruksi
c. Aset pajak
tangguhan
d. Aset dari imbalan
kerja

vii

Penurunan Nilai Aset

Perihal
Definisi

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)
Recoverable amount:
nilai tertinggi antara
nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dan
nilai pakai

Nilai pakai: nilai


sekarang dari taksiran
arus kas yang
diharapkan akan
diterima dari aset atau
unit penghasil kas

Identifikasi Identifikasi
aset yang
penurunan
mengalami
nilai dilakukan
penurunan
sebelum mengukur
nilai
recoverable amount.
Pengecualian untuk
aset tidak berwujud
tak terbatas umur
manfaatnya, aset
tidak berwujud
belum digunakan,
dan goodwill

viii

PSAK 48 (1998)
Recoverable amount:
nilai tertinggi antara
harga jual neto dan
nilai pakai
(Harga jual neto =
Nilai wajar - Biaya
yang terkait)
Nilai pakai: nilai
sekarang dari
taksiran arus kas
yang diharapkan
akan diterima atas
penggunaan aset
dan penghentian
penggunaan aset
pada akhir masa
manfaatnya
Identifikasi
penurunan
nilai dilakukan
sebelum mengukur
recoverable amount.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

Perihal

Indikasi
penurunan
nilai

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)

Informasi internal:
Nilai tercatat
aset neto > nilai
kapitalisasi pasar
Dividen dari investasi
Nilai investasi >
Aset neto (termasuk
goodwill)
Dividen >
Pendapatan
komprehensif
Indikasi penurunan
nilai untuk aset yang
diukur pada nilai wajar
(misal aset tetap)

Pengukuran Aset tidak berwujud


recoverable dengan masa manfaat
amount
tidak terbatas

PSAK 48 (1998)

Informasi internal:
Tidak ada
Aset yang sebelumnya
disajikan sebesar nilai
pakai:
Arus kas riil <
Arus kas taksiran

Tidak ada

Nilai wajar dikurangi


biaya untuk menjual

Harga jual neto

Nilai pakai

Nilai pakai

Komposisi taksiran
Tidak ada penjelasan
arus kas, tidak termasuk
restrukturisasi masa
depan yang belum
ada komitmen dan
peningkatan kinerja
aset
Arus kas valuta asing

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Tidak diatur

ix

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Perihal

ED PSAK 48
(revisi 2009)

Pengakuan
dan
pengukuran
kerugian
penurunan
nilai

Kerugian penurunan
nilai aset yang diukur
pada nilai wajar (misal
aset tetap) dapat tidak
diakui segera dalam
laporan laba rugi

Unit
penghasil
kas

Identifikasi UPK:
Penjelasan kapan
Tidak ada penjelasan
recoverable amount
aset individual tidak
dapat ditentukan
(Jika recoverable
amount aset
individual tidak
dapat ditentukan,
maka digunakan
nilai pakai UPK)
Paragraf 67
Jika ada pasar
aktif, maka aset
dan kelompok
aset sebagai UPK
(walaupun sebagian
output digunakan
secara internal)Paragraf 70
UPK diidentifikasi
secara konsisten,
kecuali ada
perubahan yang
dapat dijustifikasi

PSAK 48 (1998)

Tidak diatur karena


belum ada aturan
model revaluasi dalam
PSAK 16

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

Perihal

Goodwill

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)

PSAK 48 (1998)

Goodwill
Tidak ada penjelasan
dari business
combination
dialokasikan ke
UPK atau kelompok
UPK (lowest level
monitored internal
management and
operating segment)
Jika alokasi
awal tidak dapat
diselesaikan
sebelum akhir
periode tahunan
business
combination
berdampak, maka
harus selesai
sebelum akhir
periode tahunan
pertama setelah
tanggal akuisisi
Jika UPK dilepas,
maka goodwill
diperhitungkan
dalam penghitungan
keuntungan atau
kerugian dari
pelepasan
Jika ada
perubahan struktur
pelaporan, maka
goodwill harus
direalokasikan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

xi

Penurunan Nilai Aset

Perihal

xii

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)

PSAK 48 (1998)

Pengujian dilakukan
secara bottom up
atau top down

Uji
penurunan
nilai UPK
dengan
goodwill

Terdapat penjelasan
mengenai Penurunan
nilai UPK dimana
goodwill belum
dialokasikan dan
bila goodwill sudah
dialokasikan

Waktu uji
penurunan
nilai UPK

Pengujian UPK
Tidak ada penjelasan
yang mengandung
goodwill dilakukan
kapan saja
sepanjang periode
asalkan konsisten
Pengujian aset
yang membentuk
UPK dan UPK
yang membentuk
kelompok UPK,
dilakukan sebelum
UPK dan kelompok
UPK

Aset
korporat

Bagian kerugian
Tidak ada penjelasan
penurunan nilai atas
aset korporat yang
dapat dialokasikan atau
tidak dapat dialokasikan
secara wajar

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

Perihal

Kerugian
penurunan
nilai UPK

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)

PSAK 48 (1998)

Alokasi kerugian
Alokasi kerugian
penurunan nilai:
penurunan nilai:
Goodwill
Goodwill
Aset lainnya secara Aset tidak
pro rata
berwujud yang
tidak punya harga
pasar
Aset harga jualnya
< nilai tercatat
Aset lainnya
secara pro rata
Alokasi penurunan Alokasi penurunan
nilai ke setiap
nilai ke setiap
aset tidak boleh
aset tidak boleh
mengakibatkan
mengakibatkan
jumlah tercatat
jumlah tercatat
aset lebih rendah
aset lebih rendah
darimana yang
darimana yang
paling tinggi antara
paling tinggi
dari FVCS (Fair
antara harga jual
Value less Cost to
neto atau nol
Sell), VIU (Value in Kelebihan
Use), atau nol
kerugian
Kelebihan
penurunan nilai
kerugian
dialokasikan ke
penurunan nilai
aset yang harga
dialokasikan
jual neto > nilai
ke aset lainnya
tercatat, dan aset
secara pro rata
lainnya secara pro
rata

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

xiii

Penurunan Nilai Aset

Perihal

ED PSAK No. 48

ED PSAK 48
(revisi 2009)

PSAK 48 (1998)

Pembalikan Aset individual:


Tidak diatur untuk
nilai
diakui dalam
aset individual,
laporan laba rugi,
UPK, dan
kecuali aset yang
goodwill secara
diukur pada nilai
khusus, tetapi
wajar (misal aset
secara umum saja.
tetap)
Goodwill dan aset
UPK: dialokasikan
tidak berwujud
ke setiap aset,
yang ada pasarnya
kecuali goodwill,
dapat dibalik
secara pro rata.
bila kejadian
spesifik penyebab
Goodwill: tidak ada
penurunan nilai
pembalikan
telah pulih

xiv

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Perbedaan IAS 36: Impairment of Assets dengan ED PSAK 48


(revisi 2009): Penurunan Nilai Aset adalah sebagai berikut:
Perihal

IAS 36

PSAK 48
(revisi 2009)

Ruang Lingkup Memasukkan


Biological Aset
dalam pengecualian
ruang lingkup

Tidak memasukkan
biological aset
dalam pengecualian
ruang lingkup.
Jadi biological aset
masih tercakup.

Paragraf 4a

Ruang lingkup
mengenai
subsidiaries

Diperjelas dengan
menambahkan
investasi dalam
entitas anak yang
disajikan dengan
metoda biaya dalam
laporan keuangan
tersendiri seperti
yang dijelaskan
dalam PSAK 4
Laporan Keuangan
Konsolidasian dan
Laporan Keuangan
Tersendiri;

Paragraf 12 H

Mengenai sumber
informasi penilaian
apakah suatu
aset mengalami
penurunan nilai

Ditambahkan
informasi sesuai
dengan perubahan di
PSAK 4
Paragraf 12 H huruf
(i) dihapus karena
tidak relevan, terkait
dengan perubahan di
PSAK 4

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

xv

Penurunan Nilai Aset

xvi

ED PSAK No. 48

Perihal

IAS 36

PSAK 48
(revisi 2009)

Penghapusan
paragraf 91-95

Dihapus karena
sudah menjadi
appendiks C namun
nomor paragraf
selanjutkan tidak
disesuaikan

Dihapus karena
sudah menjadi
appendiks C dan
nomor paragraf
selanjutnya
disesuaikan

Appendiks B

Keterangan untuk
menggunakan
Appendiks B bila
memakai IAS 16
versi sebelum 2003

Appendiks B
dihapus karena tidak
relevan. PSAK 16
sudah merujuk pada
IAS 16 terbaru.

Paragraf 139

Masa Efektif 31
Maret 2004 secara
prospektif

Masa efektif 1
Januari 2011 secara
prospektif

Paragraf 140
A-D

Ketentuan Transisi Tidak diadopsi


kafrena tidak
terkait dengan
perbaikan IFR/IAS relevan.
lain

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Daftar isi:
Paragraf
PENDAHULUAN ..............................................

1 - 17

Tujuan .................................................................

Ruang Lingkup...................................................

2-5

Definisi.................................................................

Identifikasi Aset yang Mungkin


Mengalami Penurunan Nilai .............................

7 17

PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN ...............

18 57

Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset


Tidak Berwujud Dengan Masa Manfaat
yang Tidak Terbatas ..........................................

24

Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan ..........

25 29

Nilai Pakai...........................................................

30 57

Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan ...............

33 38

Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan.........

39 53

Arus Kas Masa Depan Valuta Asing ....................

54

Tingkat Diskonto ..................................................

55 57

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI


PENURUNAN NILAI........................................

58 - 64

UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL ......... 65 108


Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana
Aset Tercakup .....................................................

66 73

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat


Unit Penghasil Kas ............................................. 74 103
Goodwill...............................................................

80 99

Alokasi Goodwill Untuk Unit Penghasil Kas.......

80 87

Pengujian Unit Penghasil Kas Dengan


Goodwill Untuk Penurunan Nilai ........................

88 90

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

xvii

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Waktu Pengujian Penurunan Nilai ......................

91 94

Aset Korporat .......................................................

95 98

Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit


Penghasil Kas ..................................................... 99 103
PEMBALIKAN SUATU RUGI
PENURUNAN NILAI ........................................... 104 120
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Untuk Aset Individual........................................ 112 116
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Untuk Unit Penghasil Kas ................................. 117 118
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Untuk Goodwill .................................................. 119 120
PENGUNGKAPAN............................................ 121 128
Estimasi yang Digunakan Untuk
Mengukur Jumlah Terpulihkan Dari Unit
Penghasil Kas yang Mengandung Goodwill
atau Aset Tidak Berwujud Dengan
Masa Manfaat Tidak Terbatas.......................... 129 132
KETENTUAN TRANSISI DAN
TANGGAL EFEKTIF ....................................... 133 134
PENARIKAN .....................................................

135

LAMPIRAN
A.Penggunaan Teknik Nilai Kini Untuk Mengukur Nilai
Pakai
B.Pengujian Penurunan Nilai Aset Unit Penghasil Kas
dengan Goodwill dan Kepentingan Non-pengendali
CONTOH ILUSTRASI
PANDUAN IMPLEMANTASI

xviii

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN


NO. 48 (REVISI 2009)
PENURUNAN NILAI ASET
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 48 (revisi 2009):
Penurunan Nilai Aset terdiri dari paragraf 1-135 dan
Lampiran. Seluruh paragraf tersebut memiliki kekuatan
mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf
tebal mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 48 (revisi
2009) harus dibaca dalam konteks prinsip-prinsip utama
dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk
unsur-unsur yang tidak material. PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan
akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Tujuan Pernyataan ini adalah untuk menetapkan
prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat
tidak melebihi jumlah terpulihkannya.
Suatu aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah
tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui
penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset
mengalami penurunan nilai dan Pernyataan ini mensyaratkan
entitas mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga
menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai
dan pengungkapan yang diperlukan.
Ruang Lingkup
02. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi penurunan
nilai terhadap semua aset, kecuali :

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.1

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.2

ED PSAK No. 48

(a) Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan);


(b) aset yang timbul dari kontrak konstruksi (lihat PSAK 34:
Akuntansi Kontrak Konstruksi);
(c) aset pajak tangguhan (lihat PSAK 46: Akuntansi Pajak
Penghasilan);
(d) aset yang timbul dari imbalan kerja (lihat PSAK 24:
Imbalan Kerja);
(e) aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
(f) Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (lihat
PSAK 13: Properti Investasi);
(g) biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang
timbul dari hak kontraktual penanggung berdasarkan
kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup
PSAK 28: Kontrak Asuransi; dan
(h) aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang
diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
03. Pernyataan ini tidak berlaku untuk persediaan, aset
yang timbul dari kontrak konstruksi, aset pajak tangguhan, aset
yang timbul dari imbalan kerja, atau aset yang dikelompokkan
sebagai aset yang dimiliki untuk dijual (atau termasuk ke
dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual) karena Pernyataan yang berlaku untuk aset-aset
tersebut memiliki persyaratan pengakuan dan pengukuran atas
aset-aset tersebut.
04. Pernyataan ini berlaku untuk aset keuangan yang
dikelompokkan sebagai investasi dalam entitas anak dan
ventura bersama yang disajikan dengan metoda biaya dalam
laporan keuangan tersendiri seperti yang dijelaskan dalam
PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri; Ketentuan mengenai penurunan nilai
investasi dalam entitas asosiasi diatur dalam PSAK 15. Untuk
penurunan nilai aset keuangan lainnya, merujuk kepada PSAK
55.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

05. Pernyataan ini tidak berlaku untuk aset keuangan yang


termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 properti investasi yang
diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 13. Namun demikian,
Pernyataan ini berlaku untuk aset yang dicatat pada jumlah
revaluasian (yaitu nilai wajar) sesuai dengan Pernyataan lain,
seperti model revaluasi dalam PSAK 16: Aset Tetap. Penentuan
apakah suatu aset revaluasian mengalami penurunan nilai
tergantung pada dasar yang digunakan dalam menentukan
nilai wajar:
(a) jika nilai wajar aset ditentukan berdasarkan nilai pasarnya,
satu-satunya perbedaan antara nilai wajar aset dengan
nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual adalah
biaya tambahan langsung untuk pelepasan aset tersebut:
(i) jika biaya pelepasan dapat diabaikan, jumlah
terpulihkan aset revaluasian mendekati atau lebih
besar dari jumlah revaluasiannya (yaitu nilai
wajar). Dalam kasus ini, setelah ketentuan revaluasi
diterapkan, kemungkinan kecil aset revaluasian
mengalami penurunan nilai dan jumlah terpulihkan
tidak perlu diestimasi.
(ii) jika biaya pelepasan tidak dapat diabaikan, nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual aset revaluasian
lebih kecil dari nilai wajarnya. Oleh karena itu, aset
revaluasian akan mengalami penurunan nilai jika nilai
pakainya kurang dari jumlah revaluasian (yaitu nilai
wajar). Dalam kasus ini, setelah ketentuan revaluasi
diterapkan, entitas menerapkan Pernyataan ini untuk
menentukan apakah aset mengalami penurunan
nilai.
(b) jika nilai wajar aset ditentukan dengan dasar selain nilai
pasarnya, maka jumlah revaluasiannya (yaitu nilai wajar)
dapat lebih besar atau lebih rendah dari jumlah terpulihkan.
Oleh karena itu, setelah ketentuan revaluasi diterapkan,
entitas menerapkan Pernyataan ini untuk menentukan
apakah aset mengalami penurunan nilai.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.3

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.4

ED PSAK No. 48

Definisi
06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan
dalam Pernyataan ini:
Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisikondisi berikut:
(a) aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen;
(b) pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk
bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat; dan
(c) harga tersedia untuk publik.
Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu aset
setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan
akumulasi rugi penurunan nilai.
Unit penghasil kas adalah kelompok terkecil aset
teridentifikasikan yang menghasilkan arus kas masuk yang
sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset
atau kelompok aset lain.
Aset korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi
terhadap arus kas masa depan baik dari unit penghasil kas
yang sedang ditelaah maupun unit penghasil kas lain.
Biaya pelepasan adalah tambahan biaya yang secara
langsung terkait dengan pelepasan aset atau unit penghasil
kas, tidak termasuk biaya pendanaan dan beban pajak
penghasilan.
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah
lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam
laporan keuangan, dikurangi nilai residunya.
Penyusutan (Amortisasi) adalah alokasi sistematis jumlah
tersusutkan suatu aset selama masa manfaatnya.1
1 Untuk aset tidak berwujud, istilah "amortisasi" lebih umum digunakan daripada
"depresiasi". Dua istilah tersebut memiliki arti yang sama.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah


yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi
biaya pelepasan aset.
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan
selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas
atas jumlah terpulihkannya.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi
biaya penjualan dengan nilai pakainya.
Masa manfaat adalah:
(a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan
oleh entitas, atau
(b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan
dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.
Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang
diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan
Nilai
07. Paragraf 8-17 menetapkan kapan jumlah terpulihkan
harus ditentukan. Persyaratan ini menggunakan istilah "suatu
aset" tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual atau suatu
unit penghasil kas. Paragraf lain dari Pernyataan ini disusun
sebagai berikut:
(a) paragraf 18-57 menjelaskan persyaratan untuk mengukur
jumlah terpulihkan. Persyaratan ini juga menggunakan
istilah "suatu aset" tetapi berlaku sama untuk suatu aset
individual dan suatu unit penghasil kas.
(b) paragraf 58-103 menjelaskan persyaratan untuk mengakui
dan mengukur rugi penurunan nilai. Pengakuan dan
pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.5

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.6

ED PSAK No. 48

selain goodwill diatur dalam paragraf 58-64. Paragraf 65103 mengatur pengakuan dan pengukuran rugi penurunan
nilai untuk unit penghasil kas dan goodwill.
(c) paragraf 104-111 menjelaskan persyaratan untuk membalik
rugi penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya
untuk aset atau unit penghasil kas. Sebagai penegasan
kembali, persyaratan ini mengunakan istilah "suatu aset"
tetapi berlaku sama untuk suatu aset individual atau unit
penghasil kas. Persyaratan tambahan untuk suatu aset
individual dijelaskan pada paragraf 112-116, untuk suatu
unit penghasil kas pada paragraf 117 dan 118, dan untuk
goodwill di paragraf 119 dan 120.
(d) paragraf 121-128 menetapkan informasi yang harus
diungkapkan mengenai rugi penurunan nilai dan
pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset dan unit
penghasil kas. Paragraf 129-132 menetapkan persyaratan
pengungkapan tambahan untuk unit penghasil kas yang
mendapatkan alokasi goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas untuk tujuan pengujian
penurunan nilai.
08. Suatu aset mengalami penurunan nilai jika jumlah
tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan. Paragraf 12-14
menjelaskan beberapa indikasi bahwa rugi penurunan
nilai mungkin telah terjadi. Jika terdapat indikasi-indikasi
tersebut, entitas diharuskan membuat estimasi formal jumlah
terpulihkan. Kecuali seperti yang dijelaskan pada paragraf
10, Pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk membuat
estimasi formal jumlah terpulihkan jika tidak terdapat indikasi
rugi penurunan nilai.
09. Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas
harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
10. Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai,
entitas juga harus:
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

(a) menguji penurunan nilai aset tidak berwujud dengan


masa manfaat tidak terbatas atau aset tidak berwujud
yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan
membandingkan nilai tercatatnya dengan jumlah
terpulihkannya. Pengujian penurunan nilai ini dapat
dilakukan kapan saja dalam suatu periode tahunan
asalkan dilakukan pada saat yang sama setiap tahunnya.
Aset tidak berwujud yang berbeda dapat diuji penurunan
nilainya pada waktu yang berbeda. Namun untuk aset
tidak berwujud yang baru diakui dalam periode tahunan
berjalan, aset tidak berwujud tersebut diuji penurunan
nilainya sebelum periode tahunan berjalan berakhir.
(b) menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam
suatu kombinasi bisnis secara tahunan sesuai dengan
paragraf 80-94.
11. Ketidakpastian mengenai kemampuan aset tidak
berwujud dalam menghasilkan manfaat ekonomi masa depan
yang cukup untuk memulihkan jumlah tercatatnya biasanya
lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat digunakan
daripada setelah aset tersebut dapat digunakan. Oleh karena itu,
Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk menguji penurunan
nilai, minimal sekali setahun, untuk jumlah tercatat aset tidak
berwujud yang belum dapat digunakan.
12. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa
aset mungkin mengalami penurunan nilai, entitas harus
mempertimbangkan, minimum, hal-hal berikut ini:
Informasi dari sumber-sumber eksternal:
(a) selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun
secara signifikan lebih dari yang diharapkan sebagai
akibat dari berjalannya waktu atau pemakaian
normal.
(b) perubahan signifikan dalam hal teknologi, pasar,
ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi
atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak
merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode
tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.7

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.8

ED PSAK No. 48

(c) suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari


investasi telah meningkat selama periode tersebut, dan
kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat
diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai
aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara
material.
(d) jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi
pasarnya.
Informasi dari sumber-sumber internal:
(e) terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik
aset.
(f) telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat
perubahan signifikan yang berdampak merugikan
sehubungan dengan seberapa jauh, atau cara, suatu
aset digunakan atau diharapkan akan digunakan.
Perubahan-perubahan ini termasuk dalam hal aset
menjadi tidak digunakan, rencana untuk menghentikan
atau restrukturisasi operasi yang di dalamnya suatu aset
digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal
yang diharapkan sebelumnya, dan penilaian ulang masa
manfaat aset dari tidak terbatas menjadi terbatas.2
(g) terdapat bukti dari pelaporan internal yang
mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih
buruk, atau akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
Dividen dari entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian
bersama entitas yang disajikan dalam laporan keuangan
terpisah berdasarkan metoda biaya seperti dijelaskan dalam
PSAK 4
(h) untuk suatu investasi dalam entitas anak, entitas asosiasi
dan pengendalian bersama entitas yang disajikan dalam
2 Ketika suatu aset memenuhi syarat untuk diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual (atau masuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual), aset tersebut dikeluarkan dari ruang lingkup Pernyataan ini dan dicatat
sesuai dengan dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

laporan keuangan terpisah berdasarkan metoda biaya,


investor mengakui dividen dari investasi dan terdapat
bukti bahwa dividen melebihi total laba komprehensif
entitas anak dan entitas yang dikendalikan bersama
dalam periode dividen diumumkan.
13. Daftar indikasi penurunan nilai dalam paragraf 12
tidak dimaksudkan untuk mencakup seluruh indikasi. Entitas
mungkin mengidentifikasi indikasi-indikasi lainnya bahwa
suatu aset mungkin mengalami penurunan nilai dan indikasiindikasi ini juga mengharuskan entitas untuk menentukan
jumlah terpulihkan aset tersebut atau, dalam kasus goodwill,
melakukan suatu pengujian penurunan nilai sesuai dengan
paragraf 80-94.
14. Bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan
bahwa aset mungkin mengalami penurunan nilai mencakup
adanya:
(a) arus kas untuk memperoleh suatu aset, atau kebutuhan
kas selanjutnya untuk pengoperasian atau pemeliharaan
aset tersebut, yang secara signifikan lebih tinggi dari yang
dianggarkan sebelumnya;
(b) arus kas neto aktual atau laba rugi operasi dari suatu aset
yang lebih buruk dari yang dianggarkan;
(c) penurunan signifikan arus kas neto atau laba operasi yang
dianggarkan, atau kenaikan signifikan kerugian yang
dianggarkan, yang berasal dari aset tersebut; atau
(d) kerugian operasi atau arus kas keluar neto aset, ketika
jumlah periode berjalan diagregasi dengan jumlah yang
dianggarkan untuk masa mendatang.
15. Seperti diindikasikan dalam paragraf 10, Pernyataan
ini mensyaratkan pengujian penurunan nilai, minimal setahun
sekali, untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak
terbatas atau yang belum dapat digunakan dan goodwill.
Terlepas kapan persyaratan dalam paragraf 10 diterapkan,
konsep materialitas diterapkan dalam mengidentifikasi apakah
jumlah terpulihkan suatu aset perlu diestimasi. Sebagai contoh,

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.9

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.10

ED PSAK No. 48

jika penghitungan sebelumnya menunjukkan bahwa jumlah


terpulihkan suatu aset lebih besar secara signifikan dari jumlah
tercatatnya, entitas tidak perlu mengestimasi ulang jumlah
terpulihkan aset tersebut jika tidak terdapat peristiwa yang
akan menghapus selisih tersebut. Demikian pula, analisis
sebelumnya mungkin menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan
aset tidak sensitif terhadap satu (atau lebih) indikasi-indikasi
yang terdapat dalam paragraf 12.
16. Sebagai ilustrasi untuk paragraf 15, jika suku bunga
pasar atau tingkat imbalan investasi pasar telah meningkat
selama periode tertentu, suatu entitas tidak disyaratkan
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset dalam kasuskasus berikut:
(a) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan
nilai pakai suatu aset tidak mungkin akan terpengaruh
oleh peningkatan tingkat imbalan pasar. Sebagai contoh,
peningkatan suku bunga jangka pendek mungkin tidak
akan berpengaruh material terhadap tingkat diskonto yang
digunakan untuk aset yang memiliki sisa masa manfaat
yang panjang.
(b) jika tingkat diskonto yang digunakan dalam penghitungan
nilai pakai aset mungkin akan terpengaruh oleh kenaikan
tingkat imbalan pasar ini tetapi analisis sensitivitas
sebelumnya atas jumlah terpulihkan menunjukkan
bahwa:
(i) tidak mungkin terdapat penurunan jumlah terpulihkan
yang material karena arus kas masa depan juga
mungkin meningkat (misalnya pada beberapa kasus,
suatu entitas mungkin dapat menunjukkan bahwa
pendapatannya disesuaikan sebagai kompensasi dari
setiap kenaikan tingkat imbalan pasar); atau
(ii) penurunan dalam jumlah terpulihkan tidak mungkin
menghasilkan suatu kerugian penurunan nilai yang
material.
17. Suatu indikasi yang ada bahwa aset mungkin mengalami
penurunan nilai dapat juga mengindikasikan bahwa sisa masa
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

manfaat, metode depresiasi (amortisasi) atau nilai residu aset


perlu ditelaah dan disesuaikan berdasarkan Pernyataan yang
berlaku untuk aset tersebut, meskipun bila tidak terdapat rugi
penurunan nilai yang diakui untuk aset ini.
PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN
18. Pernyataan ini mendefinisikan jumlah terpulihkan
sebagai jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau
unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya. Paragraf 19-57 menjelaskan persyaratan untuk
mengukur jumlah terpulihkan. Persyaratan ini menggunakan
istilah "suatu aset" tetapi berlaku sama untuk aset individual
atau unit penghasil kas.
19. Nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai
dari suatu aset tidak selalu perlu ditentukan dua-duanya. Jika
salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka aset
tersebut tidak mengalami penurunan nilai dan estimasi jumlah
lainnya tidak perlu dilakukan.
20. Penentuan nilai wajar dikurangi biaya penjualan suatu
aset mungkin dapat dilakukan meskipun jika aset tersebut
tidak diperdagangkan dalam pasar aktif. Namun, kadang
tidak mungkin untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya
penjualan karena tidak terdapat dasar untuk membuat suatu
estimasi yang dapat dipercaya atas jumlah yang dapat diperoleh
dari penjualan aset dalam transaksi antara pihak-pihak yang
mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan. Dalam kasus
ini, entitas dapat menggunakan nilai pakai aset sebagai jumlah
terpulihkan.
21. Jika tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai
pakai aset secara material melebihi nilai wajarnya dikurangi
biaya penjualan, nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan
dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan. Ini akan sering
terjadi dalam hal aset dimiliki untuk dilepaskan. Hal ini
dikarenakan nilai pakai aset yang dimiliki untuk dilepaskan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.11

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.12

ED PSAK No. 48

sebagian besar akan merupakan hasil bersih dari pelepasan,


karena arus kas masa depan dari pemakaian lebih lanjut atas
aset sampai aset tersebut dilepas biasanya dapat diabaikan.
22. Jumlah terpulihkan ditentukan untuk suatu aset
individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus
kas masuk yang sebagian besar independen dari aset-aset
atau kelompok aset lain. Dalam hal ini, jumlah terpulihkan
ditentukan untuk unit penghasil kas yang mencakup aset
tersebut (lihat paragraf 65-98), kecuali:
(a) nilai wajar dikurangi biaya penjualan aset tersebut lebih
besar dari jumlah tercatatnya; atau
(b) nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya penjualan, dan nilai wajar
dikurangi biaya penjualan tersebut dapat ditentukan.
23. Dalam beberapa kasus, estimasi, rata-rata dan
penghitungan jalan pintas dapat memberikan hasil yang
mendekati penghitungan terperinci yang diilustrasikan dalam
Pernyataan ini dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya
penjualan atau nilai pakai.
Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tidak Berwujud
Dengan Masa Manfaat yang Tidak Terbatas
24. Paragraf 10 mensyaratkan aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas untuk diuji penurunan nilainya
setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya
dengan jumlah terpulihkannya, terlepas apakah terdapat
indikasi penurunan nilai. Namun penghitungan rinci terkini
atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode terdahulu
dapat digunakan dalam menguji penurunan nilai untuk aset
tersebut pada periode berjalan, sepanjang semua kriteria berikut
dipenuhi:
(a) jika aset tidak berwujud tidak menghasilkan arus kas masuk
dari penggunaan secara berkelanjutan yang sebagian
besar independen dari arus kas masuk dari aset-aset atau
kelompok aset lain dan karenanya diuji penurunan nilainya
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

sebagai bagian dari unit penghasil kas yang mencakup


aset tidak berwujud tersebut, aset dan laibilitas yang
membentuk unit tersebut tidak berubah secara signifikan
sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan;
(b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan
suatu jumlah yang melebihi jumlah tercatat aset dengan
marjin yang substansial; dan
(c) berdasarkan analisis peristiwa yang telah terjadi dan
kondisi-kondisi yang telah berubah sejak penghitungan
terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa
penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil dari
jumlah tercatat aset.
Nilai Wajar Dikurangi Biaya Penjualan
25. Bukti terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya
penjualan adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan yang
mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak
yang independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang
dapat dikaitkan secara langsung dengan pelepasan aset.
26. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang
mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar
dikurangi biaya penjualan adalah harga pasar aset dikurangi
biaya pelepasan aset tersebut. Harga pasar yang tepat biasanya
adalah harga penawaran kini. Jika harga penawaran kini tidak
tersedia, harga dari transaksi terakhir dapat menjadi dasar
untuk mengestimasi nilai wajar dikurangi biaya penjualan,
sepanjang tidak terdapat perubahan yang signifikan dalam
kondisi ekonomi antara tanggal transaksi tersebut dengan
tanggal ketika estimasi tersebut dibuat.
27. Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang
mengikat atau pasar aktif untuk aset, nilai wajar dikurangi biaya
penjualan didasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk
menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada
akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset dalam transaksi
antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.13

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.14

ED PSAK No. 48

tekanan setelah dikurangi biaya pelepasan. Dalam menentukan


jumlah tersebut, entitas mempertimbangkan hasil dari transaksi
terkini untuk aset serupa dalam industri yang sama. Nilai
wajar dikurangi biaya penjualan tidak menggambarkan suatu
penjualan yang dipaksakan, kecuali manajemen terdorong
untuk menjual segera.
28. Biaya pelepasan aset, selain dari yang sudah diakui
sebagai kewajiban, dikurangkan dalam menentukan nilai wajar
dikurangi biaya penjualan. Contoh biaya-biaya ini adalah biaya
hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan
aset, dan biaya tambahan langsung untuk menjadikan aset
dalam kondisi siap dijual. Namun, imbalan akibat pemutusan
hubungan kerja (seperti dijelaskan di PSAK 24) dan biaya
terkait dengan pengurangan atau reorganisasi bisnis setelah
pelepasan aset bukan merupakan biaya tambahan langsung
untuk pelepasan aset.
29. Terkadang dalam suatu pelepasan aset, pembeli
diharuskan menanggung suatu laibilitas dan hanya tersedia
satu nilai wajar dikurangi biaya penjualan yang mencakup aset
dan laibilitas tersebut. Paragraf 78 menjelaskan apa yang harus
dilakukan dalam kasus-kasus seperti ini.
Nilai Pakai
30. Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam
penghitungan nilai pakai aset:
(a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas
akan diperoleh dari aset;
(b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah
atau waktu arus kas masa depan tersebut;
(c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas
risiko yang berlaku;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat
pada aset; dan
(e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan
dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh


dari aset tersebut.
31. Pengestimasian nilai pakai suatu aset meliputi langkahlangkah berikut:
(a) mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa
depan dari pemakaian aset tersebut dan pelepasannya pada
akhirnya;
(b) menerapkan tingkat diskonto yang tepat atas arus kas masa
depan tersebut.
32. Elemen-elemen yang diidentifikasi dalam paragraf
30 (b), (d) dan (e) dapat diperhitungkan baik sebagai
penyesuaian arus kas di masa depan atau sebagai penyesuaian
tingkat diskonto. Pendekatan apapun yang digunakan untuk
memasukkan unsur perkiraan kemungkinan variasi dalam
jumlah atau waktu dari arus kas masa depan, hasilnya harus
mencerminkan nilai kini arus kas masa depan yang diharapkan,
yaitu rata-rata tertimbang dari seluruh hasil yang mungkin
terjadi. Lampiran A memberikan panduan tambahan atas
penggunaan teknik nilai kini dalam mengukur nilai pakai
aset.
Dasar Estimasi Arus Kas Masa Depan
33. Dalam mengukur nilai pakai, suatu entitas harus:
(a) mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi-asumsi
yang memadai dan terdukungkan yang mencerminkan
estimasi terbaik manajeman mengenai rentang
kemungkinan-kemungkinan kondisi ekonomi yang akan
terjadi selama masa manfaat aset. Bukti eksternal diberi
bobot yang lebih tinggi.
(b) mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau
prakiraan keuangan terkini yang disetujui manajemen,
tetapi harus mengeluarkan unsur estimasi arus kas
masuk atau arus kas keluar yang berkaitan dengan
restrukturisasi masa depan atau perbaikan maupun
peningkatan kinerja aset. Proyeksi berdasarkan anggaran

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.15

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.16

ED PSAK No. 48

atau prakiraan keuangan tersebut harus meliputi jangka


waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan
waktu yang lebih panjang dapat dijustifikasi.
(c) mengestimasi proyeksi arus kas yang melewati periode
yang tercakup dalam anggaran atau prakiraan terkini
dengan mengekstrapolasi proyeksi yang didasarkan pada
anggaran atau prakiraan tersebut dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahuntahun berikutnya, kecuali jika peningkatan tingkat
pertumbuhan dapat dijustifikasi. Tingkat pertumbuhan
ini tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan ratarata jangka panjang suatu produk, industri, negara
atau negara-negara tempat entitas beroperasi, atau
untuk pasar tempat aset digunakan, kecuali tingkat
pertumbuhan yang lebih tinggi dapat dijustifikasi.
34. Manajemen menilai kelayakan asumsi dalam
proyeksi arus kas kini dengan memeriksa penyebab perbedaan
antara proyeksi arus kas masa lalu dan arus kas sebenarnya.
Manajemen harus memastikan bahwa asumsi yang digunakan
terhadap proyeksi arus kas kini konsisten dengan hasil aktual
di masa lalu, sepanjang pengaruh dari peristiwa kemudian
atau kondisi yang tidak terjadi ketika arus kas aktual tersebut
dihasilkan telah dipertimbangkan.
35. Anggaran/prakiraan keuangan atas arus kas di masa
depan yang lebih rinci, jelas dan andal untuk periode yang
lebih panjang dari lima tahun biasanya tidak tersedia. Untuk
alasan ini, estimasi manajemen mengenai arus kas masa depan
didasarkan pada anggaran/prakiraan terkini untuk masa paling
lama lima tahun. Manajemen dapat menggunakan proyeksi
arus kas yang didasarkan pada anggaran/prakiraan keuangan
yang lebih lama dari lima tahun jika manajemen yakin bahwa
proyeksi tersebut dapat diandalkan dan manajemen dapat
menunjukkan kemampuannya dalam menyusun prakiraan
arus kas secara akurat untuk periode lebih dari lima tahun,
berdasarkan pengalaman masa lalu.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

36. Proyeksi arus kas sampai berakhirnya masa manfaat


aset diestimasi dengan cara mengekstrapolasi proyeksi arus
kas yang disusun berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan
yang menggunakan tingkat pertumbuhan untuk tahun-tahun
selanjutnya. Tingkat pertumbuhan ini tetap atau menurun,
kecuali kenaikan tingkat pertumbuhan sejalan dengan informasi
tentang pola siklus hidup suatu produk atau industri. Jika tepat,
tingkat pertumbuhan adalah nol atau negatif.
37. Dalam kondisi yang menguntungkan, pesaing
kemungkinan akan memasuki pasar dan membatasi
pertumbuhan. Oleh karena itu, entitas akan mengalami kesulitan
dalam melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata historis dalam
jangka panjang (misalnya, dua puluh tahun) untuk produk,
industri, negara atau negara-negara tempat entitas beroperasi,
atau untuk pasar tempat aset digunakan.
38. Dalam menggunakan informasi dari anggaran/
prakiraan keuangan, entitas mempertimbangkan apakah
informasi mencerminkan asumsi-asumsi yang memadai dan
terdukungkan serta mewakili estimasi terbaik manajemen
atas kondisi ekonomi yang akan berlaku selama masa manfaat
aset.
Komposisi Estimasi Arus Kas Masa Depan
39. Estimasi arus kas di masa depan meliputi:
(a) proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset;
(b) proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk
menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset
(termasuk arus kas keluar untuk menyiapkan aset
agar dapat digunakan) dan dapat dikaitkan secara
langsung, atau dialokasikan dengan dasar yang layak
dan konsisten, pada aset; dan
(c) arus kas neto, jika ada, yang akan diterima (atau
dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa
manfaatnya.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.17

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.18

ED PSAK No. 48

40. Estimasi arus kas masa depan dan tingkat diskonto


menggambarkan asumsi yang konsisten mengenai kenaikan
harga yang dikaitkan pada inflasi umum. Oleh karena itu,
jika tingkat diskonto memasukkan dampak kenaikan harga
yang dikaitkan pada inflasi umum, maka arus kas masa depan
diestimasikan pada nilai nominal. Jika tingkat diskonto tidak
memasukkan dampak kenaikan harga yang dikaitkan pada
inflasi umum, maka arus kas masa depan diestimasikan dalam
nilai sebenarnya (tetapi termasuk kenaikan atau penurunan
harga tertentu masa depan).
41. Proyeksi arus kas keluar mencakup arus kas keluar
untuk pemeliharaan rutin aset dan biaya overhead masa depan
yang dapat diatribusikan secara langsung, atau dialokasikan
dengan dasar yang layak dan konsisten, terhadap penggunaan
aset.
42. Ketika jumlah tercatat aset belum mencakup semua
arus kas keluar yang akan terjadi sebelum aset siap digunakan
atau dijual, estimasi arus kas keluar masa depan mencakup
estimasi arus kas keluar lainnya yang diharapkan akan timbul
sebelum aset siap digunakan atau dijual. Contohnya, untuk
kasus gedung dalam masa konstruksi atau suatu proyek
pengembangan yang belum selesai.
43. Untuk menghindari penghitungan ganda, estimasi arus
kas keluar masa depan tidak mencakup:
(a) arus kas masuk dari aset yang menghasilkan arus kas
masuk independen dari arus kas masuk aset yang sedang
ditelaah (contoh, aset keuangan seperti piutang); dan
(b) arus kas keluar terkait dengan kewajiban yang telah diakui
sebagai laibilitas (contoh, utang, pensiun, atau provisi).
44. Arus kas masa depan diestimasi berdasarkan kondisi
aset saat ini. Estimasi arus kas masa depan tidak mencakup
arus kas masuk atau keluar masa depan yang diharapkan
timbul dari:
(a) restrukturisasi masa depan yang mana entitas belum
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

berkomitmen; atau
(b) perbaikan dan peningkatan kinerja aset.
45. Karena arus kas masa depan diestimasi dengan kondisi
aset saat ini, nilai pakai tidak menggambarkan:
(a) arus kas keluar masa depan atau penghematan biaya yang
terkait (contohnya pengurangan biaya karyawan) atau
manfaat yang diharapkan timbul dari restrukturisasi masa
depan di mana entitas belum berkomitmen; atau
(b) arus kas keluar masa depan yang akan memperbaiki atau
meningkatkan kinerja aset atau arus kas masuk terkait yang
diharapkan timbul dari arus keluar tersebut.
46. Restrukturisasi adalah suatu program yang direncanakan
dan dikendalikan manajemen dan mengubah secara material
baik ruang lingkup bisnis yang dilakukan oleh entitas maupun
cara bagaimana bisnis dilaksanakan. PSAK 57: Kewajiban
diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi
memberikan petunjuk yang menjelaskankan kapan suatu entitas
berkomitmen untuk restrukturisasi.
47. Ketika suatu entitas berkomitmen untuk restrukturisasi,
beberapa aset mungkin akan terpengaruh oleh restrukturisasi
ini. Ketika entitas berkomitmen untuk restrukturisasi:
(a) estimasi arus kas masuk dan arus kas keluar masa depan
untuk tujuan menentukan nilai pakai menggambarkan
penghematan biaya dan manfaat lain dari restrukturisasi
(berdasarkan anggaran/prakiraan keuangan terkini yang
telah disetujui manajemen); dan
(b) estimasi arus kas keluar masa depan untuk restrukturisasi
diperhitungkan dalam penentuan provisi restukturisasi
sesuai dengan PSAK 57.
Contoh ilustrasi 5 menjelaskan dampak dari restrukturisasi
masa depan dalam penghitungan nilai pakai.
48. Sampai entitas mengalami arus kas keluar yang
memperbaiki atau meningkatkan kinerja aset, estimasi arus
kas masa depan tidak termasuk estimasi arus kas masuk yang

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.19

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.20

ED PSAK No. 48

diharapkan timbul dari kenaikan manfaat ekonomi yang


diasosiasikan dengan arus kas keluar tersebut (lihat Contoh
Ilustrasi 6).
49. Estimasi arus kas masa depan meliputi arus kas keluar
masa depan yang diperlukan untuk memelihara tingkat manfaat
ekonomis yang diharapkan timbul dari aset dalam kondisinya
saat ini. Ketika suatu unit penghasil kas terdiri dari aset dengan
estimasi masa manfaat yang berbeda (yang semuanya adalah
penting untuk kelangsungan operasi unit tersebut) penggantian
aset dengan masa yang lebih pendek dipertimbangkan
sebagai bagian dari pemeliharaan rutin unit tersebut ketika
mengestimasi arus kas masa depan yang berkaitan dengan
unit tersebut. Demikian pula, ketika aset tunggal terdiri dari
komponen-komponen dengan estimasi masa manfaat yang
berbeda, penggantian dari komponen dengan masa yang lebih
pendek dipertimbangkan sebagai bagian dari pemeliharaan
rutin aset ketika mengestimasi arus kas masa depan yang
dihasilkan oleh aset tersebut.
50. Estimasi arus kas masa depan tidak termasuk:
(a) arus kas masuk atau keluar dari aktivitas pendanaan;
dan
(b) penerimaan atau pembayaran pajak penghasilan.
51. Estimasi arus kas masa depan menggambarkan asumsi
yang konsisten dengan cara penentuan tingkat diskonto. Jika
tidak, dampak dari beberapa asumsi akan dihitung dua kali
atau diabaikan. Karena nilai waktu uang dipertimbangkan
dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan, arus
kas ini tidak termasuk arus kas masuk atau keluar dari aktivitas
pendanaan. Demikian pula, karena tingkat diskonto ditentukan
atas dasar sebelum pajak, arus kas masa depan juga diestimasi
atas dasar sebelum pajak.
52. Estimasi arus kas neto yang akan diterima (atau
dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaat
merupakan jumlah yang diharapkan akan diperoleh entitas
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

dari pelepasan aset melalui transaksi yang wajar antara


pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa
tekanan, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset
yang bersangkutan.
53. Estimasi arus kas neto yang akan diterima (atau
dibayarkan) untuk pelepasan aset pada akhir masa manfaat
ditentukan dengan cara yang serupa dengan penentuan
nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan, kecuali, dalam
mengestimasi arus kas neto tersebut:
(a) entitas menggunakan harga yang berlaku pada tanggal
estimasi untuk aset sejenis yang telah habis masa
manfaatnya dan telah beroperasi dalam kondisi serupa
dengan aset yang akan digunakan.
(b) entitas menyesuaikan harga tersebut dengan dampak
kenaikan harga masa depan akibat inflasi umum maupun
kenaikan atau penurunan harga yang spesifik. Namun
demikian, jika estimasi arus kas masa depan dari
penggunaan aset dan tingkat diskonto mengecualikan
dampak inflasi umum, entitas juga mengecualikan dampak
tersebut pada estimasi arus kas neto pelepasan aset.
Arus Kas Masa Depan Valuta Asing
54. Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang
ketika akan dihasilkan dan kemudian didiskonto menggunakan
suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satuan mata uang tersebut.
Entitas mentranslasikan nilai sekarang dengan menggunakan
tingkat pertukaran spot pada tanggal penghitungan nilai pakai.
Tingkat Diskonto
55. Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian
pasar kini dari:
(a) nilai waktu uang; dan
(b) risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa
depan belum disesuaikan.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.21

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.22

ED PSAK No. 48

56. Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar kini


atas nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset tertentu adalah
tingkat pengembalian yang disyaratkan investor jika seandainya
mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus
kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang sama dengan
yang entitas harapkan akan dihasilkan dari aset tersebut. Tingkat
diskonto ini diestimasi dari tingkat diskonto implisit pada transaksi
pasar kini terhadap aset sejenis atau dari rata-rata tertimbang biaya
modal entitas yang tercatat di bursa efek yang memiliki aset tunggal
(atau suatu portfolio aset) sejenis dalam kaitannya dengan jasa
potensial dan risiko aset yang ditelaah. Namun demikian, tingkat
diskonto yang digunakan untuk mengukur nilai pakai aset tidak
harus menggambarkan risiko estimasi arus kas masa depan telah
disesuaikan. Jika tidak, dampak dari beberapa asumsi akan
dihitung dua kali.
57. Ketika suatu tingkat diskonto spesifik aset tidak tersedia
secara langsung di pasar, entitas menggunakan pengganti untuk
mengestimasi tingkat diskonto. Lampiran A menyediakan
pedoman tambahan dalam mengestimasi tingkat diskonto pada
keadaan tersebut.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI
PENURUNAN NILAI
58. Paragraf 59-64 menjelaskan persyaratan untuk pengakuan
dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk aset individual selain
goodwill. Pengakuan dan pengukuran rugi penurunan nilai untuk
unit penghasil kas dan goodwill diuraikan dalam paragraf 65103.
59. Jika, dan hanya jika, nilai terpulihkan aset lebih kecil
dari nilai tercatatnya, nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar
nilai terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan
nilai.
60. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan
laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

sesuai dengan Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model


revaluasi pada PSAK 16). Setiap rugi penurunan nilai aset
revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi
sesuai dengan Pernyataan lain.
61. Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi
diakui dalam laporan laba rugi. Namun demikian, kerugian
penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan
komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak
melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi
penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus
revaluasi untuk aset tersebut.
62. Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih
besar dari nilai tercatat aset yang terkait, entitas mengakui
laibilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh
Pernyataan lain.
63. Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban
penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di masa depan
untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian, setelah
dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa
masa manfaatnya.
64. Jika rugi penurunan nilai diakui, semua aset atau
laibilitas pajak tangguhan yang terkait ditentukan sesuai dengan
PSAK 46 dengan membandingkan nilai tercatat aset revisian
dengan nilai dasar pajaknya (lihat penjelasan contoh 3).
UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL
65. Paragraf 66-103 dan Lampiran C menjelaskan
persyaratan untuk mengidentifikasi unit penghasil kas aset dan
penentuan nilai tercatatnya, dan mengakui rugi penurunan nilai
untuk, unit penghasil kas dan goodwill.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.23

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.24

ED PSAK No. 48

Identifikasi Unit Penghasil Kas Dimana Aset Tercakup


66. Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya,
jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset individual. Jika tidak
mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual,
entitas menentukan nilai terpulihkan dari unit penghasil kas
yang mana aset tercakup ( aset dari unit penghasil kas).
67. Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak
dapat ditentukan jika:
(a) nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai
wajarnya dikurangi biaya penjualan (contoh, apabila
arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat
diestimasi menjadi tak berarti); dan
(b) aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen
dari kelompok aset lain.
Dalam kasus ini, nilai pakai dan, jumlah terpulihkan, dapat
ditentukan hanya untuk unit penghasil kas aset.
Contoh
Suatu entitas pertambangan memiliki jalur kereta api pribadi
untuk mendukung aktivitas pertambangannya. Jalur kereta
api pribadi dapat dijual hanya untuk nilai sisanya dan itu
tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari
arus kas masuk dari aset lain pertambangan itu.
Tidak dimungkinkan mengestimasi jumlah terpulihkan dari
jalur kereta pribadi itu karena nilai pakainya tidak dapat
ditentukan dan kemungkinan berbeda dari nilai sisanya.
Oleh karena itu, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan
dari unit penghasil kas dimana jalur kereta pribadi tersebut
tercakup, yaitu pertambangan itu secara keseluruhan.
68. Seperti didefinisikan dalam paragraf 6, unit penghasil
kas aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk
aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset
lain. Mengidentifikasi unit penghasil kas aset memerlukan
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat


ditentukan untuk aset individual, entitas mengidentifikasi
agregasi terendah atas aset yang menghasilkan arus kas masuk
yang berdiri sendiri.
Contoh
Suatu perusahaan bus menyediakan kontrak jasa pelayanan
dengan suatu kotamadya yang mensyaratkan pelayanan
minimal untuk setiap lima rute berbeda. Aset yang
disediakan bagi setiap rute dan arus kas dari setiap rute dapat
diidentifikasi secara terpisah. Salah satu rute beroperasi
dengan kerugian yang signifikan.
Karena entitas tidak memiliki pilihan untuk membatasi salah
satu rute bus, tingkat terendah dari arus kas masuk yang
dapat diidentifikasi yang independen dari arus kas masuk
aset lain atau kelompok aset lain adalah arus kas masuk
yang dihasilkan kelima rute bus tersebut. Unit penghasil
kas untuk tiap rute adalah perusahaan bus itu secara
keseluruhan.
69. Arus kas masuk adalah arus masuk dari kas dan
setara kas yang diterima dari pihak luar entitas. Dalam
mengidentifikasi apakah arus kas masuk dari suatu aset (atau
kelompok aset) independen dari arus kas masuk aset lainnya
(atau kelompok aset), entitas mempertimbangkan berbagai
faktor termasuk bagaimana manajemen memonitor operasi
entitas (seperti lini produksi, bisnis, lokasi individual, wilayah
distrik atau regional) atau bagaimana manajemen membuat
keputusan tentang melanjutkan atau melepaskan aset dan
operasi entitas. Contoh Ilustrasi 1 memberikan contoh cara
mengidentifikasi unit penghasil kas.
70. Jika terdapat pasar aktif untuk hasil produk yang
diproduksi oleh aset atau kelompok aset, aset atau kelompok
aset tersebut diidentifikasi sebagai unit penghasil kas,
meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil produksi
digunakan secara internal. Jika arus kas masuk yang

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.25

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.26

ED PSAK No. 48

dihasilkan setiap aset atau unit penghasil kas dipengaruhi


oleh penetapan harga transfer internal, entitas menggunakan
estimasi terbaik manajemen mengenai harga masa depan yang
dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi:
(a) arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk
menentukan nilai pakai aset atau nilai pakai unit
penghasil kas; dan
(b) arus kas keluar masa depan yang digunakan untuk
menentukan nilai pakai dari setiap aset atau unit
penghasil kas lain yang dipengaruhi oleh penetapan
harga transfer internal.
71. Meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil yang
diproduksi oleh aset atau kelompok aset digunakan oleh unit
lain entitas (contoh, produk yang berada pada tingkat menengah
dari satu proses produksi), aset atau kelompok aset tersebut
membentuk suatu unit penghasil kas terpisah jika entitas dapat
menjual hasil produknya di pasar aktif. Hal ini karena aset atau
kelompok aset tersebut dapat menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk aset atau kelompok aset
lainnya. Dalam menggunakan informasi berdasarkan anggaran/
prakiraan keuangan yang berhubungan dengan unit penghasil
kas (atau untuk setiap aset atau unit penghasil kas lainnya yang
dipengaruhi oleh penetapan harga transfer internal), entitas
menyesuaikan informasi ini jika harga transfer internal tidak
mencerminkan estimasi terbaik manajemen atas harga masa
depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar.
72. Unit penghasil kas diidentifikasi secara konsisten
dari periode ke periode untuk aset atau jenis aset yang sama,
kecuali perubahan dapat dijustifikasi.
73. Jika entitas menetapkan bahwa suatu aset dimiliki
unit penghasil kas yang berbeda dari periode sebelumnya, atau
apabila jenis aset yang diagregasi untuk unit penghasil kas
aset telah berubah, paragraf 125 mensyaratkan pengungkapan
tentang unit penghasil kas, jika rugi penurunan nilai diakui atau
dibalik untuk unit penghasil kas.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Jumlah Terpulihkan dan Jumlah Tercatat dari Unit


Pernghasil Kas
74. Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil
kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Dalam
menentukan nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit
penghasil kas, setiap rujukan dalam paragraf 19-57 mengenai
suatu aset dimaksudkan sebagai rujukan mengenai unit
penghasil kas.
75. Jumlah tercatat unit penghasil kas ditentukan atas
dasar yang konsisten dengan cara menetapkan jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas.
76. Jumlah tercatat dari unit penghasil kas:
(a) mencakup hanya jumlah tercatat dari aset-aset yang dapat
diatribusikan langsung, atau dialoksikan dengan dasar
yang layak dan konsisten, ke unit penghasil kas dan akan
menghasilkan arus kas masuk yang digunakan dalam
menentukan nilai pakai unit penghasil kas; dan
(b) tidak mencakup jumlah tercatat dari setiap laibilitas yang
diakui, kecuali jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan laibilitas
tersebut.
Hal ini karena nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai
pakai dari unit penghasil kas ditetapkan dengan mengecualikan
arus kas berkaitan dengan aset yang bukan merupakan bagian
dari unit penghasil kas dan laibilitas yang sudah diakui, (lihat
paragraf 28 dan 43).
77. Ketika aset-aset dikelompokkan untuk dinilai sebagai
dapat terpulihkan, sangat penting bagi unit penghasil kas untuk
mencakup semua aset yang menghasilkan atau digunakan
untuk menghasilkan arus kas masuk terkait. Sebaliknya,
unit penghasil kas dapat terlihat menjadi dapat terpulihkan
sepenuhnya ketika faktanya telah terjadi rugi penurunan nilai.
Dalam beberapa kasus, meskipun beberapa aset berkontribusi

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.27

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.28

ED PSAK No. 48

untuk mengestimasi arus kas masa depan dari unit penghasil


kas, aset tersebut tidak dapat dialokasikan untuk unit penghasil
kas atas dasar yang layak dan konsisten. Ini dapat menjadi
kasus untuk goodwill atau aset korporat seperti aset kantor
pusat. Paragraf 80-98 menjelaskan bagaimana memperlakukan
aset-aset ini dalam menguji penurunan nilai atas unit penghasil
kas.
78. Dimungkinkan perlu untuk mempertimbangkan
beberapa laibilitas yang sudah diakui untuk menetapkan jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas. Hal ini mungkin terjadi
jika pelepasan suatu unit penghasil kas mensyaratkan pembeli
menanggung laibilitas. Dalam kasus ini, nilai wajar dikurangi
biaya penjualan (atau arus kas estimasian dari pelepasan
akhir) dari unit penghasil kas adalah estimasi harga jual aset
unit penghasil kas dan laibilitas secara bersamaan, dikurangi
biaya pelepasan. Untuk menghasilkan suatu perbandingan
berarti antara jumlah tercatat unit penghasil kas dan jumlah
terpulihkannya, jumlah tercatat dari laibilitas dikurangkan
dalam menetapkan nilai pakai unit penghasil kas dan jumlah
tercatatnya.
Contoh
Suatu entitas yang mengoperasikan sebuah pertambangan
di suatu negara dengan perundang-undangan yang
mensyaratkan pemilik harus memulihkan kembali lokasi
tambang pada saat penyelesaian operasi pertambangan
tersebut. Biaya pemulihan tersebut termasuk penggantian
lapisan tanah atas (overburden) yang harus dipindahkan
sebelum memulai penambangan. Penyisihan untuk biaya
pengganti lapisan atas diakui segera setelah lapisan tanah
atas dipindahkan. Jumlah yang disediakan diakui sebagai
bagian dari biaya pertambangan dan disusutkan selama
masa manfaat pertambangan tersebut. Jumlah tercatat atas
penyisihan untuk biaya pemulihan adalah Rp500, (a) yang
setara dengan nilai kini dari biaya pemulihan tersebut.
Entitas menguji penurunan nilai dari pertambangan. Unit
penghasil kas untuk pertambangan adalah pertambangan
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

itu secara keseluruhan. Entitas telah menerima berbagai


penawaran untuk membeli pertambangan itu pada harga
sekitar Rp800. Harga ini mencerminkan fakta bahwa pembeli
akan menanggung kewajiban untuk memulihkan yang terlalu
membebani. Biaya pelepasan untuk pertambangan dapat
diabaikan. Nilai pakai pertambangan itu mendekati Rp1,200,
diluar biaya pemulihan. Jumlah tercatat pertambangan itu
adalah Rp1,000.
Nilai wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan
adalah Rp800. Nilai ini mempertimbangkan biaya yang
sudah disediakan untuk pemulihan. Sebagai konsekuensinya,
nilai pakai dari unit penghasil kas ditetapkan setelah
mempertimbangkan biaya pemulihan dan diestimasi
menjadi Rp700 (Rp1,200 dikurangi Rp500). Jumlah tercatat
dari unit penghasil kas adalah Rp500, dengan jumlah
tercatat dari pertambangan (Rp1000) dikurangi jumlah
tercatat penyisihan untuk biaya restorasi (Rp500). Sehingga,
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas melebihi jumlah
tercatatnya.
(a) Dalam Pernyataan ini, jumah satuan moneter menggunakan "Rp"

79. Untuk alasan praktis, jumlah terpulihkan dari unit


penghasil kas terkadang ditentukan setelah mempertimbangkan
aset yang bukan merupakan bagian unit penghasil kas (contoh,
piutang atau aset keuangan lain) atau laibilitas yang telah diakui
(contohnya, utang, pensiun, dan penyisihan lain). Dalam kasus
tersebut, jumlah tercatat dari unit penghasil kas tersebut dinaikkan
sebesar jumlah tercatat aset-aset tersebut dan diturunkan sebesar
jumlah tercatat laibilitas-laibilitas tersebut.
Goodwill

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.29

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.30

ED PSAK No. 48

Alokasi Goodwill Untuk Unit Penghasil Kas


80. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang
diperolah dalam suatu kombinasi bisnis harus, sejak tanggal
akuisisi, dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak
pengakuisisi, (atau kelompok unit penghasil kas) yang
diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi,
terlepas dari apakah aset atau laibilitas lain dari pihak
yang diakuisisi yang ditetapkan ke unit-unit atau kelompok
unit-unit tersebut. Setiap unit atau kelompok unit yang
memperoleh alokasi goodwill harus:
(a) merupakan tingkat terendah dalam entitas yang
goodwillnya dimonitor untuk tujuan manajemen
internal; dan
(b) tidak lebih besar dari suatu segmen operasi yang
ditentukan sesuai dengan PSAK 5: Segmen Operasi.
81. Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis adalah
aset yang mewakili manfaat ekonomi masa depan yang timbul
dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak
terdentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.
Goodwill tidak menghasilkan arus kas secara independen dari
aset atau kelompok aset lain, dan seringkali berkontribusi
pada arus kas dari beragam unit penghasil kas. Goodwill
kadang tidak dapat dialokasikan atas suatu dasar yang nonarbitrer terhadap unit penghasil kas individual, tetapi hanya
pada sekolompok unit penghasil kas. Akibatnya, tingkatan
terendah dalam entitas dimana goodwill dimonitor untuk
tujuan manajemen internal terkadang terdiri dari sejumlah unit
penghasil kas yang dengannya goodwill tersebut terkait, tetapi
padanya goodwill tersebut tidak dapat dialokasikan. Rujukan di
dalam paragraf 83-94 dan Lampiran C mengenai unit penghasil
kas yang mendapatkan alokasi goodwill dimaksudkan juga
sebagai rujukan mengenai sekelompok unit penghasil kas yang
memperoleh alokasi goodwill.
82. Penerapan persyaratan dalam paragraf 80 menghasilkan
goodwill yang diuji penurunan nilainya pada tingkat yang
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

mencerminkan bagaimana entitas mengelola operasinya dan


bagaimana goodwill diasosiasikan secara alami. Sehingga,
pengembangan system pelaporan tambahan secara khusus
tidak diperlukan.
83. Unit penghasil kas yang mana goodwill yang
dialokasikan untuk tujuan pengujian penurunan nilai mungkin
tidak serupa dengan tingkat ketika goodwill dialokasikan
dalam hubungannya dengan PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing untuk tujuan pengukuran
keuntungan atau kerugian valuta asing. Contoh, jika PSAK 10
mensyaratkan entitas mengalokasikan goodwill pada tingkatan
yang rendah untuk tujuan pengukuran keuntungan dan kerugian
valuta asing, maka entitas tidak disyaratkan untuk menguji
penurunan nilai goodwill pada tingkatan yang sama kecuali
entitas juga memonitor goodwill pada tingkatan untuk tujuan
manajemen internal.
84. Jika alokasi awal goodwill yang diperoleh dalam
kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan sebelum berakhirnya
periode tahunan ketika kombinasi bisnis telah terjadi, alokasi
awal tersebut harus diselesaikan sebelum akhir dari periode
tahunan pertama setelah tanggal akuisisi.
85. Sesuai PSAK 22: Kombinasi Bisnis, jika akuntansi
awal untuk kombinasi bisnis hanya dapat ditentukan secara
sementara pada akhir periode terjadinya kombinasi bisnis,
pengakuisisi:
(a) mencatat kombinasi bisnis menggunakan nilai sementara
tersebut; dan
(b) mengakui setiap penyesuaian atas nilai sementara tersebut
sebagai hasil penyelesaian akuntansi awal selama periode
pengukuran, yang tidak melebihi 12 bulan sejak tanggal
akuisisi.
Dalam kondisi tersebut, mungkin saja alokasi awal goodwill
yang diakui dalam kombinasi bisnis tidak dapat diselesaikan
sebelum akhir dari periode tahunan ketika penggabungan
terjadi. Ketika hal ini terjadi, entitas mengungkapkan informasi

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.31

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.32

ED PSAK No. 48

yang disyaratkan oleh paragraf 133.


86. Jika goodwill telah dialokasikan pada unit penghasil
kas dan entitas menghentikan suatu operasi tertentu atas unit
tersebut, goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang
dihentikan tersebut harus:
(a) termasuk dalam jumlah tercatat operasi ketika
menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan;
dan
(b) diukur berdasarkan nilai relatif dari operasi yang
dihentikan dan porsi dari unit penghasil kas yang
ditahan, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa
beberapa metode lain lebih baik dalam mencerminkan
goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang
dihentikan.
Contoh
Suatu entitas menjual seharga Rp100 suatu operasi yang
merupakan bagian dari unit penghasil kas yang telah
memperoleh alokasi goodwill. Goodwill yang dialokasikan
ke unit tersebut tidak dapat diidentifikasi atau diasosiasikan
dengan suatu kelompok aset pada tingkat yang lebih rendah
dari unit tersebut, kecuali secara arbitrer. Jumlah terpulihkan
dari porsi unit penghasil kas yang ditahan adalah Rp300.
Karena goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas
tidak dapat diidentifikasi atau diasosiasikan secara nonarbitrer dengan satu kelompok aset pada tingkatan yang
lebih rendah dari unit itu, goodwill yang diasosiasikan
dengan operasi yang dihentikan diukur berdasarkan nilai
relatif dari operasi yang dihentikan dan porsi goodwill atas
unit tersebut tetap melekat. Dengan demikian, 25 persen
dari goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas
termasuk di dalam jumlah tercatat dari operasi yang dijual.
87. Jika suatu entitas mereorganisasi struktur pelaporannya
dengan cara merubah komposisi dari satu atau lebih unit

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill,


goodwill tersebut harus dialokasikan ulang ke unit-unit yang
terpengaruh. Pengalokasian ulang ini harus dilakukan dengan
menggunakan pendekatan nilai relatif yang serupa dengan yang
digunakan ketika entitas menghentikan suatu operasi dalam
unit penghasil kas, kecuali entitas dapat menunjukkan bahwa
beberapa metode lain yang lebih baik dalam mencerminkan
goodwill yang diasosiasikan dengan unit-unit yang sudah
direorganisasi.
Contoh
Goodwill telah dialokasikan sebelumnya ke unit penghasil
kas A. Goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat
diidentifikasi atau diasosiasikan dengan kelompok aset pada
tingkatan yang lebih rendah dari A, kecuali secara arbitrer. A
akan dibagi dan diintegrasikan kedalam tiga unit penghasil
kas, B, C dan D.
Karena goodwill yang dialokasikan ke A tidak dapat secara
arbitrer diidentifikasi atau diasosiasikan dengan suatu
kelompok aset pada suatu level yang lebih rendah dari A,
maka goodwill dialokasikan kembali ke unit B, C dan D
berdasarkan nilai relatif dari tiga porsi dari A sebelum porsi
tersebut diintegrasikan ke B, C dan D.
Pengujian Unit Penghasil Kas dengan Goodwill untuk
Penurunan Nilai
88. Seperti dijelaskan paragraf 81, jika goodwill terkait
dengan unit penghasil kas tetapi belum dialokasikan ke
unit tersebut, unit tersebut harus diuji penurunan nilai
ketika terdapat suatu indikasi bahwa unit tersebut mungkin
mengalami penurunan nilai. Pengujian penurunan nilai
tersebut dilakukan dengan membandingkan jumlah tercatat
dari unit tersebut (tidak termasuk goodwill) dengan jumlah
terpulihkannya. Setiap rugi penurunan nilai harus diakui
sesuai dengan paragraf 104.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.33

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.34

ED PSAK No. 48

89. Jika suatu unit penghasil kas yang digambarkan dalam


paragraf 88 memasukkan (ke dalam jumlah tercatatnya) aset
tidak berwujud yang memiliki masa manfaat yang tidak terbatas
atau yang belum dapat digunakan dan aset tersebut dapat diuji
untuk penurunan nilai hanya sebagai bagian dari unit penghasil
kas, paragraf 10 mensyaratkan unit tersebut juga harus diuji
penurunan nilai secara tahunan.
90. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi
goodwill harus diuji penurunan nilai secara tahunan, dan
setiap kali apabila terdapat indikasi bahwa unit tersebut
mengalami penurunan nilai, dengan membandingkan jumlah
tercatat unit tersebut (termasuk goodwill) dengan jumlah
terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan tersebut melebihi
jumlah tercatatnya, unit dan goodwill yang dialokasikan ke
unit tersebut harus dianggap tidak mengalami penurunan
nilai. Jika jumlah tercatat unit melebihi jumlah terpulihkan,
entitas harus mengakui rugi penurunan nilai sesuai dengan
paragraf 99.
Waktu Pengujian Penurunan Nilai
91. Uji tahunan penurunan nilai untuk unit penghasil
kas yang telah merima alokasi goodwill dapat dilakukan
setiap waktu selama suatu periode tahunan, sepanjang
pengujian dilakukan pada waktu yang sama setiap tahun.
Unit penghasil kas yang berbeda dapat diuji untuk penurunan
nilai pada saat yang berbeda. Namun, jika beberapa atau
seluruh goodwill (telah teralokasi ke unit penghasil kas) yang
diperoleh dalam kombinasi bisnis selama periode tahunan
berjalan, unit tersebut harus diuji penurunan nilai sebelum
berakhirnya periode tahunan berjalan.
92. Jika aset-aset yang merupakan komponen unit
penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill,
diuji penurunan nilai pada saat yang sama dengan unit
yang mengandung goodwill, aset-aset tersebut harus diuji
penurunan nilainya sebelum unit tersebut. Demikian juga,
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

jika unit penghasil kas merupakan sekelompok unit penghasil


kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji untuk
penurunan nilai pada saat yang sama seperti kelompok
unit yang mengandung goodwill, unit-unit individual harus
diuji untuk penurunan nilai sebelum kelompok unit yang
mengandung goodwill.
93. Pada saat pengujian penurunan nilai unit penghasil
kas yang telah memperoleh alokasi goodwill, mungkin saja
terdapat indikasi penurunan nilai suatu aset di dalam unit
tersebut. Dalam kondisi demikian, entitas menguji aset untuk
penurunan nilai terlebih dahulu, dan mengakui setiap kerugian
penurunan nilai untuk aset tersebut sebelum pengujian
penurunan nilai unit penghasil kas yang mengandung goodwill.
Demikian juga, mungkin terdapat indikasi penurunan nilai
unit penghasil kas dalam sekelompok unit yang mengandung
goodwill. Dalam kondisi tersebut entitas menguji penurunan
nilai untuk unit penghasil kas terlebih dahulu, dan mengakui
setiap kerugian penurunan nilai untuk unit tersebut, sebelum
menguji penurunan nilai kelompok dari unit yang memperoleh
alokasi goodwill.
94. Penghitungan rinci terkini yang dibuat dalam periode
terdahulu dari jumlah terpulihkan unit penghasil kas yang
telah memperoleh alokasi goodwill dapat digunakan dalam
pengujian penurunan nilai unit tersebut dalam periode
berjalan jika semua kriteria berikut dipenuhi:
(a) aset dan laibilitas yang membentuk unit tersebut tidak
berubah secara signifikan sejak penghitungan terkini
jumlah terpulihkan,
(b) penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan
suatu jumlah yang melebihi jumlah tercatat unit dengan
suatu marjin yang substansial; dan
(c) berdasarkan suatu analisis dari kejadian yang telah terjadi
dan kondisi yang telah berubah sejak penghitungan
terkini jumlah terpulihkan, kemungkinannya kecil
bahwa jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil dari
jumlah tercatat saat ini dari unit tersebut.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.35

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.36

ED PSAK No. 48

Aset Korporat
95. Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi
seperti bangunan kantor pusat atau divisi dari entitas,
perlengkapan EDP atau pusat penelitian. Struktur suatu entitas
menentukan apakah aset memenuhi definisi Pernyataan ini
mengenai aset korporat untuk suatu unit penghasil kas tertentu.
Karakteristik khusus aset korporat adalah bahwa aset korporat
tidak menghasilkan arus kas masuk secara independen dari aset
atau kelompok aset lain dan jumlah tercatatnya tidak dapat
sepenuhnya diatribusikan ke unit penghasil kas yang sedang
ditelaah.
96. Karena aset korporat tidak menghasilkan arus kas masuk
yang terpisah, jumlah terpulihkan aset korporat individual tidak
dapat ditentukan kecuali manajemen telah memutuskan untuk
melepas aset tersebut. Sebagai konsekuensinya, jika terdapat
indikasi bahwa aset korporat mungkin turun nilainya, jumlah
terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas atau kelompok
unit penghasil kas yang memiliki aset korporat tersebut, dan
dibandingkan dengan jumlah tercatat dari unit penghasil kas
ini atau kelompok dari unit pengasil kas dimaksud. Setiap
kerugian penurunan nilai diakui sesuai dengan paragraf 99.
97. Dalam menguji rugi penurunan nilai suatu unit
penghasil kas, entitas mengidentifikasi semua aset korporat
yang terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah.
Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat:
(a) dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan
konsisten terhadap unit tersebut, entitas membandingkan
jumlah tercatat dari unit (termasuk porsi dari jumlah
tercatat aset korporat yang dialokasikan ke unit tersebut)
dengan jumlah terpulihkan. Setiap rugi penurunan nilai
diakui sesuai dengan paragraf 99.
(b) tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak
dan konsisten ke unit itu, entitas harus:
(i) membandingkan jumlah tercatat unit, diluar aset
korporat, dengan jumlah terpulihkan dan mengakui
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

setiap rugi penurunan nilai sesuai dengan paragraf


99;
(ii) mengidentifikasi kelompok terkecil dari unit
penghasil kas yang mencakup unit penghasil kas
yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah
tercatat aset korporat dapat dialokasikan atas dasar
yang layak dan konsisten; dan
(iii) membandingkan jumlah tercatat dari kelompok unit
penghasil kas tersebut (termasuk bagian dari jumlah
tercatat aset korporat yang dialokasikan ke kelompok
dari unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari
kelompok unit itu. Setiap rugi penurunan nilai
diakui sesuai dengan paragraf 99.
98. Contoh ilustrasi 8 menjelaskan penerapan persyaratanpersyaratan di atas untuk aset korporat.
Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil Kas
99. Rugi penurunan nilai diakui untuk unit penghasil
kas (kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang telah
memperoleh alokasi goodwill atau aset korporat) jika,
dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut
(kelompok dari unit) lebih kecil dari jumlah tercatatnya. Rugi
penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah
tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan
urutan sebagai berikut:
(a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap
goodwill yang dialokasikan ke unit penghasil kas
tersebut (kelompok dari unit); dan
(b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari
unit) dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat setiap
aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat
diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas aset
individual dan diakui sesuai dengan paragraf 60.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.37

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.38

ED PSAK No. 48

100. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai sesuai


paragraf 99, entitas tidak harus mengurangi jumlah tercatat
aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
(a) nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika
ditentukan);
(b) nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
(c) nol.
Jumlah rugi penurunan nilai yang semestinya dialokasikan
ke aset tersebut menjadi harus dialokasikan pro rata ke aset
lain dari unit (kelompok dari unit).
101. Jika tidak praktis untuk mengestimasi jumlah
terpulihkan dari setiap aset individual suatu unit penghasil kas,
Pernyataan ini mensyaratkan suatu alokasi arbitrer dari rugi
penurunan nilai antara aset dari unit, selain goodwill, karena
semua aset dari unit penghasil kas yang bekerja bersamasama.
102. Jika jumlah terpulihkan aset individual tidak dapat
ditentukan (lihat paragraf 67):
(a) rugi penurunan nilai diakui untuk aset tersebut jika jumlah
tercatatnya lebih besar daripada jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual dan
hasil dari prosedur alokasi yang dijelaskan di paragraf 99
dan 100; dan
(b) tidak ada rugi penurunan nilai yang diakui untuk aset
tersebut jika unit penghasil kas yang terkait tidak turun
nilainya. Hal ini berlaku meskipun jika nilai wajar aset
tersebut dikurangi biaya untuk menjual lebih kecil dari
jumlah tercatatnya.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Contoh
Sebuah mesin telah mengalami kerusakan fisik tetapi masih
bekerja, meskipun tidak sebaik sebelum mesin itu rusak.
Nilai wajar mesin dikurangi biaya untuk menjual kurang
dari jumlah tercatatnya. Mesin tersebut tidak menghasilkan
arus kas masuk yang independen. Kelompok terkecil aset
yang teridentifikasi yang mana mesin tersebut termasuk
didalamnya (dan menghasilkan arus kas yang sangat tidak
tergantung dari arus kas masuk aset lain) adalah lini produksi
tempat mesin tersebut tercakup. Jumlah terpulihkan dari lini
produksi tersebut menunjukkan bahwa lini produksi secara
secara keseluruhan tidak turun nilainya.
Asumsi 1: anggaran/prakiraan yang disetujui oleh manajemen
mencerminkan bahwa tidak ada komitmen manajemen untuk
mengganti mesin tersebut.
Jumlah terpulihkan dari mesin tersebut sendiri tidak dapat
diestimasi karena nilai pakai mesin tersebut:
(a) mungkin berbeda dari nilai wajarnya dikurangi biaya
untuk menjual; dan
(b) dapat ditentukan hanya untuk unit penghasil kas dari
mesin tersebut (lini produksi).
Lini produksi tidak turun nilainya. Sehingga, tidak ada rugi
penurunan nilai yang diakui untuk mesin tersebut. Meskipun
demikian, entitas mungkin perlu menilai kembali periode
penyusutan atau metode penyusutan untuk mesin tersebut.
Mungkin periode penyusutan yang lebih pendek atau metode
penyusutan yang lebih cepat diperlukan untuk mencerminkan
sisa masa manfaat yang diharapkan dari mesin tersebut atau
bentuk dari manfaat ekonomi yang diharapkan didapat oleh
entitas.
Asumsi 2: anggaran/prakiraan yang disetujui manajemen
mencerminkan komitmen manajemen untuk mengganti
mesin dan menjualnya dalam waktu dekat di masa yang

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.39

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.40

ED PSAK No. 48

akan datang. Arus kas dari tetap menggunakan mesin sampai


pelepasannya diperkirakan dapat diabaikan.
Nilai pakai mesin tersebut dapat diestimasi mendekati
nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual. Sehingga,
jumlah terpulihkan dari mesin dapat ditentukan dan tidak
ada pertimbangan yang diberikan ke unit penghasil kas
dengan mesin tersebut (yaitu lini produksi). Karena nilai
wajar mesin dikurangi biaya untuk menjual lebih kecil dari
jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai diakui untuk mesin
tersebut.
103. Setelah persyaratan dalam paragraf 99 dan 100
diterapkan, laibilitas diakui untuk setiap jumlah sisa dari
rugi penurunan nilai untuk setiap unit penghasil kas jika,
dan hanya jika, hal tersebut disyaratkan oleh PSAK lain.
PEMBALIKAN SUATU RUGI PENURUNAN NILAI
104 Paragraf 105-111 menjelaskan persyaratan untuk
membalikan rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset
atau unit penghasil kas pada periode sebelumnya. Persyaratan
ini menggunakan istilah "suatu aset" tetapi diterapkan sama
terhadap aset individu atau unit pengasil kas. Tambahan
persyaratan untuk aset individual dijelaskan dalam paragraf
112-116, untuk unit penghasil kas dalam paragraf 117 dan 118
dan untuk goodwill dalam paragraf 119 dan 120.
105. Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan
apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai
yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset
(selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin
telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, entitas
mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
106. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa
rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode
sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan,


minimal, indikasi berikut ini:
Informasi yang bersumber dari luar
(a) nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama
periode tersebut.
(b) perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan
untuk entitas telah terjadi selama periode tersebut, atau
akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi,
pasar, kondisi ekonomi maupun legal tempat entitas
beroperasi atau di pasar tempat aset itu didedikasikan.
(c) suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi
pasar yang lain telah turun selama periode itu, dan
penurunan itu sepertinya akan mempengaruhi tingkat
diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai
aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan secara
material.
Informasi yang bersumber dari dalam
(d) perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan
bagi entitas telah terjadi selama periode tersebut, atau
diharapkan akan terjadi dalam waktu dekat, seberapa
jauh dan cara, aset tersebut digunakan atau diharapkan
untuk digunakan. Perubahan ini termasuk biaya-biaya
yang timbul selama periode tersebut untuk memperbaiki
atau meningkatkan kinerja aset atau merestrukturisasi
operasi di tempat aset tersebut tercakup
(e) bukti tersedia dari pelaporan internal yang
mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih
baik atau akan lebih baik dari yang diharapkan.
107. Indikasi penurunan potensial dari rugi penurunan nilai
dalam paragraf 106 sebagian besar mencerminkan indikasi rugi
penurunan nilai potensial dalam paragraf 12.
108. Jika terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai
yang diakui untuk aset (selain goodwill) tidak ada lagi, ada atau
mungkin telah menurun, ini dapat mengindikasikan bahwa sisa

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.41

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.42

ED PSAK No. 48

masa manfaat, metode penyusutan (amortisasi) atau nilai sisa


perlu ditelaah dan disesuaikan dengan PSAK yang diterapkan
untuk aset tersebut, meskipun jika tidak ada rugi penurunan
nilai yang dibalik untuk aset tersebut.
109. Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam
periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus
dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi
yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas
aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Jika
kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, kecuali seperti
digambarkan pada paragraf 112, dinaikkan ke jumlah
terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan
rugi penurunan nilai.
110. Pembalikan rugi penurunan nilai menggambarkan
peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dari penggunaan
atau dari penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali
mengakui rugi penurunan nilai untuk aset tersebut. Paragraf
125 mensyaratkan entitas untuk mengidentifikasi perubahan
dalam estimasi yang menyebabkan peningkatan estimasi jasa
potensial. Contoh perubahan dalam estimasi termasuk:
(a) perubahan dasar untuk menentukan jumlah terpulihkan
(yaitu apakah jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai);
(b) jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai pakai,
perubahan dalam jumlah atau waktu dari estimasi arus
kas masa depan atau pada tingkat diskonto; atau
(c) jika jumlah terpulihkan didasarkan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual, perubahan dalam
estimasi komponen dari nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual.
111. Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari
jumlah tercatatnya karena nilai sekarang dari arus kas masuk
masa depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya
periode ekspektasi arus kas. Namun, jasa potensial aset tidak
meningkat. Sehingga, rugi penurunan nilai tidak dibalik hanya
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

karena perjalanan waktu (kadang disebut "melepaskan" dari


diskonto), juga jika jumlah terpulihkan aset menjadi lebih
tinggi dari jumlah tercatatnya.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual
112. Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain
goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan
nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah
amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami
rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
113. Setiap peningkatan jumlah tercatat aset (selain
goodwill) di atas jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau
depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan
nilai di tahun-tahun sebelumnya merupakan suatu revaluasi.
Akuntansi untuk revaluasi tersebut diatur dalam PSAK
terkait.
114. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset
(selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset
disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataan
lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16). Setiap
pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus
diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai
dengan PSAK terkait.
115. Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya dan
meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut. Namun,
apabila rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang sama
sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi, pembalikan rugi
penurunan nilai itu juga diakui dalam laporan laba rugi.
116. Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diakui,
depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan
jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.43

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.44

ED PSAK No. 48

(jika ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa


manfaatnya.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Unit Penghasil
Kas
117. Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit
penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali
untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetasetnya. Peningkatan dalam jumlah tercatat ini diperlakukan
sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset
individual dan diakui sesuai dengan paragraf 114.
118. Dalam mengalokasikan pembalikan rugi penurunan
nilai untuk unit penghasil kas sesuai dengan paragraf 117,
jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang
terendah dari:
(a) jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan
(b) jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau
depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan
nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode
sebelumnya.
Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya
telah dialokasikan untuk aset tersebut harus dialokasikan
pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Goodwill
119. Rugi penurunan nilai yang diakui untuk goodwill
tidak dapat dibalik pada periode berikutnya.
120. PSAK 19: Aset Tidak Berwujud melarang pengakuan
goodwill yang dihasilkan secara internal. Setiap kenaikan
jumlah terpulihkan dari goodwill dalam periode setelah
terjadinya pengakuan rugi penurunan nilai goodwill tersebut
kemungkinan merupakan kenaikan goodwill yang dihasilkan
secara internal, bukan merupakan pembalikan rugi penurunan
nilai yang diakui untuk goodwill yang diperoleh.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

PENGUNGKAPAN
121. Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan
hal berikut ini:
(a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan
laba rugi selama periode tersebut dan unsur laporan
laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi
penurunan nilai.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui
dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan
unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya
tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik
(c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya
selama periode itu.
(d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset
revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya selama periode tersebut.
122. Kelompok aset adalah kumpulan aset-aset yang
mempunyai sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi
suatu entitas.
123. Informasi yang disyaratkan dalam paragraf 121
dapat disajikan dengan informasi lain yang diungkapkan untuk
kelompok aset tersebut. Contoh, informasi tersebut tercakup
dalam rekonsiliasi jumlah tercatat aset tetap pada awal dan
akhir periode, seperti disyaratkan oleh PSAK 16.
124. Entitas yang melaporkan informasi segmen sesuai
dengan PSAK 5 mengungkapkan hal-hal berikut ini untuk
setiap segmen:
(a) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan
laba rugi dan dalam laporan laba rugi komprehensif
lainnya selama periode.
(b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui
dalam laporan laba rugi dan dalam laporan laba rugi
komprehensif lainnya selama periode.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.45

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.46

ED PSAK No. 48

125. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk


setiap rugi penurunan nilai material yang diakui atau dibalik
selama periode tertentu untuk suatu aset individual, termasuk
goodwill, atau suatu unit penghasil kas:
(a) peristiwa dan kondisi yang mengarah pada pengakuan
atau pembalikan rugi penurunan nilai.
(b) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau dibalik.
(c) untuk aset individual:
(i) sifat dari aset; dan
(ii) jika entitas melaporkan informasi segmen sesuai
dengan PSAK 5, segmen terlaporkan yang mencakup
aset tersebut.
(d) untuk unit penghasil kas;
(i) deskripsi unit penghasil kas (seperti apakah unit
penghasil kas merupakan suatu lini produksi, suatu
pabrik, suatu operasi bisnis, suatu wilayah geografi,
atau suatu segmen yang dapat dilaporkan seperti
dijelaskan dalam PSAK 5);
(ii) jumlah rugi penurunan nilai yang diakui atau
dibalik oleh kelompok aset dan, jika entitas
melaporkan informasi segmen sesuai dengan PSAK
5, disajikan berdasarkan segmen terlaporkan; dan
(iii) jika agregasi dari aset untuk mengindentifikasi unit
penghasil kas telah berubah sejak estimasi sebelumnya dari
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas (jika ada), suatu
uraian dari cara agregasi aset saat ini dan sebelumnya serta
alasan perubahan cara unit penghasil kas diidentifikasi.
(e) apakah jumlah terpulihkan aset (unit penghasil kas)
adalah nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual
atau nilai pakainya.
(f) jika jumlah terpulihkan adalah nilai wajarnya dikurangi
biaya untuk menjual, dasar yang digunakan untuk
menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
(seperti apakah nilai wajar ditentukan dengan mengacu
kepada suatu pasar aktif).
(g) jika jumlah terpulihkan adalah nilai pakai, tingkat
diskonto yang digunakan pada estimasi saat ini dan
estimasi sebelumnya (jika ada) dari nilai pakai.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

126. Entitas mengungkapkan informasi berikut untuk


rugi penurunan nilai agregat dan pembalikan rugi penurunan
nilai agregat yang diakui selama periode tertentu dalam hal
tidak diungkapkannya informasi sesuai paragraf 125:
(a) kelompok utama aset yang mengalami rugi penurunan
nilai dan kelompok utama aset yang mengalami
pemulihan rugi penurunan nilai.
(b) peristiwa dan keadaan utama yang menyebabkan
pengakuan rugi penurunan nilai dan pemulihan rugi
penurunan nilai tersebut.
127. Entitas dianjurkan untuk mengungkapkan asumsi
yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
(unit penghasil kas) selama periode. Namun, paragraf 129
mensyaratkan suatu entitas mengungkapkan informasi tentang
estimasi yang digunakan untuk mengukur jumlah terpulihkan
suatu unit penghasil kas ketika goodwill atau aset tidak
berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas tercakup dalam
jumlah tercatat unit tersebut.
128. Sesuai dengan paragraf 84, jika setiap bagian dari
goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis selama
periode tersebut tidak dialokasikan ke unit penghasil
kas (kelompok dari unit) pada akhir periode pelaporan,
jumlah dari goodwill yang tidak dialokasikan diungkapkan
bersamaan dengan alasan mengapa jumlah tersebut tetap
tidak dialokasikan.
Estimasi yang Digunakan Untuk Mengukur Jumlah
Terpulihkan Dari Unit Penghasil Kas Mengandung
Goodwill Atau Aset Tidak Berwujud Dengan Masa
Manfaat Tidak Terbatas
129. Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan
oleh (a)-(f) untuk setiap unit penghasil kas (kelompok
dari unit) untuk mana jumlah tercatat dari goodwill atau
aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
dialokasikan ke unit itu (kelompok unit) adalah signifikan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.47

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.48

ED PSAK No. 48

dibandingkan dengan total jumlah tercatat goodwill atau aset


tidak berwujud dengan masa manfaat yang tidak terbatas
dari entitas:
(a) jumlah tercatat goodwill dialokasikan ke unit (kelompok
dari unit).
(b) jumlah tercatat aset tidak berwujud dengan masa
manfaat tidak terbatas dialokasikan ke unit (kelompok
dari unit).
(c) dasar dari jumlah terpulihkan dari unit ditentukan
(yaitu nilai pakai atau nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual).
(d) jika jumlah terpulihkan dari unit (kelompok unit)
didasarkan atas nilai pakai:
(i) suatu uraian dari setiap asumsi utama yang
digunakan sebagai dasar oleh manajemen dalam
proyeksi arus kasnya untuk periode yang dicakup
oleh anggaran/prakiraan terkini. Asumsi utama
adalah hal-hal yang sangat berpengaruh terhadap
jumlah terpulihkan unit (kelompok unit).
(ii) suatu gambaran pendekatan manajemen untuk
menetapkan nilai yang ditentukan untuk setiap
asumsi utama, apakah nilai-nilai tersebut
menggambarkan pengalaman masa lalu, jika sesuai,
konsisten dengan sumber informasi dari luar, dan,
jika tidak, bagaimana dan mengapa hal tersebut
berbeda dari pengalaman masa lalu atau sumber
informasi dari luar.
(iii) periode yang mana manajemen telah memproyeksikan
arus kas yang didasarkan pada anggaran/ramalan
keuangan yang disetujui manajemen dan, ketika
periode lebih dari lima tahun digunakan untuk
suatu unit penghasil kas (kelompok dari unit), suatu
penjelasan dibutuhkan mengapa periode yang lebih
lama dijustifikasi.
(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk
mengekstrapolasi proyeksi arus kas diluar periode
yang dicakup oleh anggaran/prakiraan terkini,
dan suatu justifikasi untuk menggunakan tingkat
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

pertumbuhan yang melebihi tingkat pertumbuhan


rata-rata jangka panjang untuk produk, industri,
atau negara di tempat entitas beroperasi, atau
untuk pasar dimana unit (kelompok unit) tersebut
didedikasikan.
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi
arus kas.
(e) jika jumlah terpulihkan unit (kelompok unit) didasarkan
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual,
metodologi yang digunakan untuk menentukan nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual tidak ditentukan dengan
menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi untuk
unit (kelompok dari unit), informasi berikut juga harus
diungkapkan:
(i) penjelasan dari setiap asumsi utama yang digunakan
sebagai dasar oleh manajemen dalam penentuan nilai
wajarnya dikurangi biaya untuk menjual. Asumsi
utama adalah hal-hal yang sangat berpengaruh
terhadap jumlah terpulihkan unit (kelompok unit)
(ii) penjelasan dari pendekatan manajemen dalam
menetapkan nilai-nilai yang dipakai untuk setiap
asumsi utama, apakah nilai-niai itu mencerminkan
pengalaman masa lalu atau, jika sesuai, apakah
konsisten dengan informasi yang bersumber dari
luar, dan, jika tidak, bagaimana dan mengapa hal itu
berbeda dari pengalaman masa lalu atau informasi
yang bersumber dari luar.
Jika nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual ditentukan
dengan menggunakan proyeksi arus kas terdiskonto,
informasi berikut juga diungkapkan:
(iii) periode arus kas yang diproyeksikan manajemen
(iv) tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk
mengekstrapolasi proyeksi arus kas
(v) tingkat diskonto yang diterapkan untuk proyeksi
arus kas
(f) jika suatu kemungkinan perubahan (yang beralasan)
dalam asumsi utama yang digunakan sebagai dasar oleh

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.49

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.50

ED PSAK No. 48

manajemen dalam penentuan jumlah terpulihkan unit


(kelompok unit) akan menyebabkan jumlah tercatat unit
(kelompok unit) melebihi jumlah terpulihkan:
(i) jumlah yang mana dari jumlah terpulihkan unit
(kelompok unit) melebihi jumlah tercatatnya.
(ii) nilai yang dipergunakan dalam asumsi utama.
(iii) jumlah yang mana nilai yang ditetapkan ke asumsi
utama harus berubah, setelah memperhitungkan
setiap konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan
itu pada variabel lain (yang digunakan untuk
mengukur jumlah terpulihkan), agar jumlah
terpulihkan dari unit (kelompok unit) menjadi sama
dengan jumlah tercatatnya.
130. Jika beberapa atau semua jumlah tercatat dari
goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak
terbatas dialokasikan ke beragam unit penghasil kas unit
(kelompok unit), dan jumlah yang dialokasikan ke tiap unit
(kelompok unit) tidak signifikan dibandingkan dengan total
jumlah tercatat goodwill atau aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas dari entitas, fakta tersebut harus
diungkapkan, bersamaan dengan jumlah tercatat agregat
dari goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat
tidak terbatas yang dialokasikan ke unit tersebut (kelompok
unit). Sebagai tambahan, jika jumlah terpulihkan dari unitunit tersebut (kelompok unit) didasarkan pada asumsi utama
yang sama dan jumlah tercatat agregat dari goodwill atau
aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas yang
dialokasikan ke unit-unit itu signifikan dibandingkan dengan
total jumlah tercatat goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas dari entitas, entitas
mengungkapkan fakta itu, bersama dengan:
(a) jumlah tercatat agregat goodwill yang dialokasikan ke
unit-unit tersebut (kelompok unit).
(b) jumlah tercatat agregat aset tidak berwujud dengan masa
manfaat tidak terbatas yang dialokasikan ke unit tersebut
(kelompok unit).
(c) suatu gambaran dari asumsi-asumsi utama.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

(d) suatu gambaran dari pendekatan manajemen dalam


menetapkan nilai-nilai yang ditentukan ke asumsi-asumsi
utama itu, apakah nilai-nilai tersebut mencerminkan
pengalaman masa lalu atau, jika tepat, konsisten dengan
sumber informasi dari luar, dan, jika tidak, bagaimana
dan mengapa hal tersebut berbeda dari pengalaman
masa lalu atau sumber informasi dari luar.
(e) jika suatu kemungkinan perubahan yang beralasan di
dalam asumsi-asumsi utama dapat menyebabka jumlah
tercatat agregat unit-unit (kelompok dari unit) melebihi
agregat dari jumlah terpulihnya:
(i) jumlah yang mana jumlah terpulih agregat dari
unit-unit (kelompok unit) melebihi agregat dari
jumlah tercatatnya.
(ii) nilai-nilai yang dipergunakan dalam asumsi-asumsi
utama itu.
(iii) jumlah dari nilai yang ditetapkan ke asumsi
utama harus berubah, setelah memasukkan setiap
konsekuensi yang diakibatkan oleh perubahan
itu pada variabel lain yang digunakan untuk
mengukur jumlah terpulihnya, agar agregat jumlah
terpulihnya dari unit (kelompok unit) menjadi sama
dengan agreasi jumlah tercatatnya.
131. Penghitungan rinci terkini yang dibuat dalam
periode terdahulu atas jumlah terpulihkan suatu unit penghasil
kas (kelompok unit) dapat, sesuai dengan paragraf 24 atau
94, diteruskan dan digunakan dalam pengujian penurunan
nilai untuk unit itu (kelompok unit) dalam periode berjalan
sepanjang kriteria tertentu dipenuhi. Ketika hal ini terjadi,
informasi untuk unit tersebut (kelompok unit) termasuk dalam
pengungkapan disyaratkan oleh paragraf 129 dan 130 terkait
dengan penghitungan jumlah terpulihkan yang diteruskan ke
periode berikutnya.
132. Contoh ilustrasi 9 menggambarkan pengungkapan
yang disyaratkan oleh paragraf 129 dan 130.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.51

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.52

ED PSAK No. 48

KETENTUAN TRANSISI DAN TANGGAL EFEKTIF


133. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk
penyusunan laporan keuangan tahunan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2011.
134. Entitas menerapkan Pernyataan ini secara
prospektif.
PENARIKAN
135. Pernyataan ini menggantikan PSAK 48 (1998):
Penurunan Nilai Aset.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Lampiran A
Penggunaan Teknik Nilai Kini Untuk Mengukur Nilai
Pakai
Lampiran ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari PSAK. Lampiran ini memberikan pedoman mengenai
penggunaan teknik nilai kini dalam mengukur nilai pakai.
Meskipun menggunakan istilah "aset", pedoman ini juga
berlaku untuk kelompok aset yang membentuk suatu unit
penghasil kas.
Komponen-Komponen Dalam Pengukuran Nilai Kini
A1. Unsur-unsur berikut secara bersama-sama
merefleksikan perbedaan ekonomis antara aset:
(a) estimasi arus kas masa depan, atau dalam kasus yang lebih
kompleks, rangkaian arus kas masa depan yang suatu
entitas harapkan dapat diperoleh dari aset;
(b) ekspektasi kemungkinan variasi dalam jumlah atau waktu
dari arus kas tersebut;
(c) nilai waktu uang, yang direpresentasikan oleh suku bunga
pasar bebas risiko saat ini;
(d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat
pada aset; dan
(e) lain-lain, yang kadang tidak dapat diidentifikasi, faktorfaktor (seperti illikuiditas) yang dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menentukan harga untuk arus kas masa
depan yang entitas harapkan dapat diperoleh dari aset.
A2. Lampiran ini membahas dua pendekatan yang berbeda
dalam menghitung nilai kini. Kedua pendekatan tersebut dapat
digunakan untuk mengestimasi nilai pakai suatu aset. Pemilihan
pendekatan mana yang digunakan tergantung pada kondisi yang
ada. Dalam pendekatan "tradisional", penyesuaian untuk faktorfaktor (b) - (e) yang dijelaskan dalam paragraf A1 dimasukkan
dalam penentuan tingkat diskonto. Dalam pendekatan "arus kas
ekspektasian", penyesuaian yang berkaitan dengan faktor (b),

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.53

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.54

ED PSAK No. 48

(d) dan (e) dimasukkan dalam penentuan arus kas ekspektasian


suaian risiko. Pendekatan apapun yang diadopsi entitas
untuk mencerminkan ekspektasi kemungkinan variasi dalam
jumlah atau waktu dari arus kas masa depan, hasilnya harus
mencerminkan ekspektasi nilai kini dari arus kas masa depan,
yaitu rata-rata tertimbang dari semua kemungkinan hasil.
Prinsip-Prinsip Umum
A3. Teknik yang digunakan untuk mengestimasi arus
kas masa depan dan tingkat bunga akan bervariasi dari satu
situasi ke situasi lain tergantung pada kondisi seputar aset.
Namun demikian, prinsip-prinsip umum berikut berlaku untuk
penerapan teknik nilai kini dalam mengukur aset:
(a) tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas
harus merefleksikan asumsi yang konsisten dengan asumsi
yang digunakan dalam penentuan arus kas estimasian. Jika
tidak, dampak dari beberapa asumsi akan terhitung dua kali
atau terabaikan. Sebagai contoh, suatu tingkat diskonto 12
persen diterapkan untuk arus kas kontraktual suatu piutang
pinjaman. Tingkat diskonto itu mencerminkan ekspektasi
akan kegagalan di masa depan dari pinjaman dengan
karakteristik tertentu. Tingkat diskonto 12 persen yang
sama tidak dapat digunakan untuk mendiskonto arus kas
ekspektasian karena arus kas tersebut sudah mencerminkan
asumsi tentang kegagalan di masa depan.
(b) arus kas estimasian dan tingkat diskonto harus bebas dari
bias dan faktor-faktor yang tak terkait dengan aset. Contoh
adanya bias dalam pengukuran adalah dengan sengaja
mengecilkan estimasi arus kas bersih untuk meningkatkan
profitabilitas aset tersebut di masa depan.
(c) arus kas estimasian atau tingkat diskonto harus
mencerminkan rentang kemungkinan hasil ketimbang
hanya satu kemungkinan jumlah baik itu merupakan
jumlah yang paling mungkin terjadi, jumlah minimum
atau jumlah maksimum.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Pendekatan Tradisional dan Arus Kas Ekspektasian Dalam


Penentuan Nilai Kini
Pendekatan Tradisional
A4. Penerapan nilai kini dalam akuntansi secara tradisional
menggunakan suatu arus kas estimasian tunggal dan tingkat
diskonto tunggal, sering digambarkan sebagai "tingkat bunga
sebanding dengan risikonya". Artinya, pendekatan tradisional
mengasumsikan bahwa penggunaan tingkat diskonto tunggal
dapat menggabungkan semua ekspektasi tentang arus kas
masa depan dan premi risiko yang tepat. Dengan demikian,
pendekatan tradisional memberikan penekanan yang besar
pada seleksi tingkat diskonto.
A5. Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika aset
sebanding di pasar dapat diobservasi, pendekatan tradisional
relatif mudah diterapkan. Untuk aset yang memiliki arus kas
kontraktual, pendekatan tradisional ini konsisten dengan cara
pelaku pasar menggambarkan aset tersebut, misalnya "obligasi
12 persen".
A6. Namun demikian, pendekatan tradisional mungkin
tidak dapat menyelesaikan beberapa masalah pengukuran yang
kompleks dengan baik, seperti pengukuran aset non-keuangan
yang pasarnya ataupun pasar aset lain yang sebanding tidak
ada. Suatu pencarian "tingkat bunga yang sebanding dengan
risiko" yang baik membutuhkan analisis atas setidaknya
dua hal yakni (1) suatu aset yang ada di pasar dan memiliki
suatu tingkat bunga amatan dan (2) aset yang sedang diukur.
Tingkat diskonto yang tepat untuk arus kas yang sedang
diukur harus ditentukan dengan mempertimbangkan tingkat
bunga teramatkan dari aset yang lain tersebut. Untuk menarik
kesimpulan berdasarkan pertimbangan tersebut, karakteristik
arus kas aset lain tersebut harus serupa dengan aset yang sedang
diukur. Dengan demikian, pihak yang melakukan pengukuran
tersebut harus melakukan hal-hal berikut ini:
(a) mengidentifikasi rangkaian arus kas yang akan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.55

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.56

ED PSAK No. 48

didiskonto;
(b) mengidentifikasi aset lain di pasar yang tampaknya
memiliki kesamaan karakteristik arus kas;
(c) membandingkan rangkaian arus kas dua aset tersebut
untuk memastikan kesamaan mereka (misalnya, apakah
kedua rangkaian arus kas tersebut merupakan arus kas
kontraktual, atau apakah rangkaian arus kas yang satu
adalah kontraktual sedangkan yang lain adalah suatu arus
kas estimasian?);
(d) mengevaluasi apakah terdapat suatu elemen dalam satu
aset yang tidak ada dalam aset yang lain (misalnya, apakah
yang satu lebih likuid dari yang lain?); dan
(e) mengevaluasi apakah kedua rangkaian arus kas
kemungkinan akan bergerak dengan pola yang serupa
dalam kondisi ekonomi yang berubah.
Pendekatan Arus Kas Ekspektasian
A7. Dalam beberapa situasi, pendekatan arus kas
ekspektasian merupakan alat pengukuran yang lebih efektif
daripada pendekatan tradisioanal. Dalam melakukan suatu
pengukuran, pendekatan arus kas ekspektasian menggunakan
semua ekspektasi arus kas yang mungkin terjadi, bukan hanya
satu arus kas yang paling mungkin terjadi. Sebagai contoh,
suatu arus kas mungkin saja berjumlah Rp100, Rp200 atau
Rp300 dengan probabilitas masing-masing sebesar 10 persen,
60 persen dan 30 persen. Arus kas ekspektasian adalah Rp220.
Pendekatan arus kas ekspektasian berbeda dengan pendekatan
tradisional karena berfokus pada analisis langsung atas arus
kas dan atas pernyataan yang lebih eksplisit mengenai asumsi
yang digunakan dalam pengukuran.
A8. Pendekatan arus kas ekspektasian juga mengijinkan
penggunaan teknik nilai kini ketika terdapat ketidakpastian
mengenai waktu dari arus kas. Sebagai contoh, arus kas
sebesar Rp1.000 mungkin diterima dalam satu tahun, dua
tahun, atau tiga tahun dengan probabilitas masing-masing
sebesar 10 persen, 60 persen dan 30 persen. Contoh di bawah
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

ini menunjukkan penghitungan nilai kini ekspektasian dalam


situasi tersebut.
Nilai kini dari Rp1.000 dalam 1 tahun pada 5% Rp 952,38
10%
Probabilitas
Nilai kini dari Rp1.000 dalam 2 tahun pada 5,25% Rp 902,73
Probabilitas
60%
Nilai kini dari Rp1.000 dalam 3 tahun pada 5,50% Rp 851,61
Probabilitas
30%
Nilai kini ekspektasian

Rp 95,24
Rp 541,64
Rp255,48
Rp892,36

A9. Nilai kini ekspektasian sebesar Rp 892,36 berbeda


dengan konsep tradisional yang menggunakan estimasi terbaik
yakni Rp 902,73 (probabilitas 60%). Penghitungan nilai kini
tradisional yang diterapkan dalam contoh ini membutuhkan
suatu keputusan tentang kemungkinan waktu yang mana
dari arus kas yang digunakan dan oleh karena itu tidak akan
mencerminkan probabilitas waktu yang lain. Ini dikarenakan
tingkat diskonto dalam penghitungan nilai kini tradisional tidak
dapat mencerminkan ketidakpastian dalam waktu.
A10. Penggunaan probabilitas adalah suatu elemen
pokok dari pendekatan arus kas ekspektasian. Beberapa pihak
mempertanyakan apakah penetapan probabilitas untuk estimasi
yang sangat subjektif seakan-akan menghasilkan presisi yang
lebih besar daripada yang benar-benar ada. Namun demikian,
penerapan pendekatan tradisional yang baik (seperti dijelaskan
dalam paragraf A6) mensyaratkan estimasi dan subjektifitas
yang sama tanpa memberikan transparansi penghitungan seperti
yang ada dalam pendekatan arus kas ekspektasian .
A11. Banyak estimasi yang dikembangkan dalam praktik
saat ini telah memasukkan elemen-elemen dari arus kas
ekspektasian secara informal. Disamping itu, akuntan sering
harus mengukur suatu aset dengan menggunakan informasi
yang terbatas tentang probabilitas dari arus kas yang mungkin
terjadi. Sebagai contoh, seorang akuntan mungkin dihadapkan
pada situasi-situasi berikut:

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.57

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.58

ED PSAK No. 48

(a) jumlah estimasian berkisar antara Rp 50 dan Rp 250, tetapi


tidak ada jumlah tertentu dalam rentang tersebut yang
kemungkinan terjadinya lebih besar dari jumlah yang lain.
Berdasarkan informasi yang terbatas itu, estimasi arus kas
ekspektasian adalah Rp 150 [(50+250)/2].
(b) jumlah estimasian berkisar antara Rp 50 dan Rp 250,
dan jumlah yang paling mungkin adalah Rp 100. Namun
demikian, probabilitas masing-masing jumlah tidak
dapat diketahui. Berdasarkan informasi yang terbatas
itu, estimasi arus kas ekspektasian adalah Rp 133,33
[(50+100+250)/3].
(c) jumlah estimasian adalah Rp50 (probabilitas 10%), Rp
250 (probabilitas 30%), atau Rp 100 (probabilitas 60%).
Berdasarkan informasi yang terbatas itu, estimasi arus
kas ekspektasian adalah Rp 140 [(50x0,10) + (250x0,30)
+ (100x0,60)].
Dalam tiap kasus, estimasi arus kas ekspektasian mungkin
memberikan estimasi nilai pakai yang lebih baik daripada
jumlah yang paling rendah, jumlah yang paling mungkin atau
jumlah yang paling tinggi yang ditentukan secara sendirisendiri.
A12. Penerapan pendekatan arus kas ekspektasian
sangat tergantung pada kendala biaya dan manfaat. Dalam
beberapa kasus, entitas mungkin mempunyai akses atas data
yang ekstensif dan mungkin dapat mengembangkan banyak
skenario arus kas. Dalam kasus yang lain, suatu entitas
mungkin tidak dapat mengembangkan lebih dari pernyataan
umum tentang variabilitas arus kas tanpa menghabiskan biaya
yang substansial. Entitas tersebut perlu mempertimbangkan
keseimbangan antara biaya untuk mendapatkan informasi
tambahan dengan manfaat tambahan tingkat keandalan dalam
pengukuran berkat informasi tersebut.
A13. Beberapa pihak berpendapat bahwa teknik arus kas
ekspektasian tidak cocok untuk mengukur suatu aset tunggal
atau suatu aset dengan jumlah yang terbatas dari kemungkinanHak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

kemungkinan yang dihasilkan. Mereka menawarkan suatu


contoh dari suatu aset dengan dua kemungkinan hasil: dengan
probabilitas 90 persen arus kas yang dihasilkan menjadi
Rp 10 dan dengan probabilitas 10 persen arus kas yang
dihasilkan menjadi Rp 1.000. Mereka mengamati bahwa arus
kas ekspektasian dalam contoh itu adalah sebesar Rp 109 dan
memberikan kritik bahwa hasilnya tidak merepresentasikan
salah satu jumlah yang mungkin pada akhirnya harus
dibayar.
A14. Asersi yang diuraikan diatas mencerminkan
ketidaksesuaian dengan tujuan pengukuran. Jika tujuannya
adalah akumulasi biaya yang akan terjadi, arus kas ekspektasian
mungkin tidak dapat menghasilkan suatu representasi yang
tepat tentang estimasi biaya ekspektasian. Namun demikian,
Pernyataan ini mengatur masalah pengukuran jumlah
terpulihkan dari suatu aset. Jumlah terpulihkan aset dalam
contoh ini tidak mungkin Rp 10, meskipun itu adalah arus kas
yang paling mungkin. Ini dikarenakan pengukuran sebesar
Rp 10 tidak memasukkan ketidakpastian dari arus kas dalam
pengukuran aset tersebut. Sebaliknya, arus kas yang tidak pasti
disajikan seakan-akan pasti. Tidak ada entitas yang rasional
akan menjual suatu aset dengan karakteristik seperti ini sebesar
Rp 10.
Tingkat Diskonto
A15. Pendekatan apapun yang dipakai entitas untuk
mengukur nilai pakai suatu aset, tingkat bunga yang digunakan
untuk mendiskonto arus kas tidak boleh mencerminkan risiko
yang karenanya arus kas estimasian telah disesuaikan. Jika
tidak demikian, dampak dari beberapa asumsi akan terhitung
dua kali.
A16. Ketika tingkat diskonto yang spesifik untuk aset
tertentu tidak tersedia langsung di pasar, entitas menggunakan
pengganti untuk mengestimasi tingkat diskonto. Tujuannya
adalah untuk mengestimasi, sejauh mungkin, suatu penilaian

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.59

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.60

ED PSAK No. 48

pasar atas:
(a) nilai waktu uang untuk periode sampai berakhirnya masa
manfaat aset; dan
(b) faktor-faktor (b), (d) dan (e) yang dijelaskan di paragraf
A1, hanya jika faktor-faktor tersebut tidak menyebabkan
penyesuaian dalam menentukan arus kas estimasian.
A17. Sebagai titik awal dalam membuat estimasi tersebut,
entitas mungkin mempertimbangkan angka-angka berikut:
(a) biaya modal rata-rata tertimbang entitas yang ditentukan
dengan menggunakan teknik misalnya, Capital Aset
Pricing Model;
(b) tingkat bunga pinjaman tambahan entitas; dan
(c) tingkat bunga pinjaman pasar lainnya.
A18. Namun angka-angka tersebut harus disesuaikan:
(a) untuk mencerminkan cara pasar dalam menilai risiko
tertentu yang diasosiasikan dengan arus kas estimasian
aset; dan
(b) untuk mengeluarkan risiko yang tidak relevan dengan arus
kas estimasian aset atau risiko yang karenanya arus kas
estimasian telah disesuaikan.
Risiko-risiko seperti risiko negara, risiko mata uang dan risiko
harga harus dipertimbangkan.
A19. Tingkat diskonto tidak bergantung pada struktur
permodalan entitas dan cara entitas membiayai pembelian aset,
karena arus kas masa depan yang diharapkan mengalir dari
aset tidak bergantung pada cara entitas membiayai pembelian
aset tersebut.
A20. Paragraf 55 mensyaratkan bahwa tingkat diskonto
yang digunakan adalah tingkat diskonto sebelum pajak. Dengan
demikian, ketika basis yang digunakan untuk mengestimasi
tingkat diskonto adalah setelah pajak, basis itu disesuaikan
untuk mencerminkan tingkat diskonto sebelum pajak.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

A21. Entitas biasanya menggunakan suatu tingkat diskonto


tunggal untuk mengestimasi nilai pakai aset. Namun demikian,
suatu entitas menggunakan tingkat diskonto tersendiri untuk
periode masa depan yang berbeda-beda jika besaran nilai pakai
sensitif terhadap perbedaan risiko yang ada dalam periode yang
berbeda atau terhadap struktur tingkat bunga.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.61

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.62

ED PSAK No. 48

Lampiran B
Pengujian Penurunan Nilai Aset Unit Penghasil Kas dengan
Goodwill dan Kepentingan Non-pengendali
Lampiran ini adalah bagian tak terpisahkan dari PSAK.
B1. Sesuai dengan PSAK 22: Kombinasi Bisnis,
pengakuisisi mengukur dan mengakui goodwill pada tanggal
akuisisi sebagai kelebihan dari (a) atas (b) dibawah ini:
(a) agregasi dari:
(i) Imbalan yang ditransfer, yang diukur sesuai dengan
PSAK 22: Kombinasi Bisnis, yang pada umumnya
mempersyaratkan nilai wajar pada tanggal akuisisi;
(ii) jumlah dari setiap kepentingan non-pengendali pada
pihak yang diakuisisi yang diukur sesuai dengan PSAK
22; dan
(iii) untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap,
nilai wajar pada tanggal akuisisi dari kepentingan
ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak
pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.
(b) selisih jumlah aset yang dapat diidentifikasi yang diperoleh
dan laibilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi, yang
diukur sesuai dengan PSAK 22.
Alokasi Goodwill
B2. Paragraf 80 dari Pernyataan ini mensyaratkan goodwill
yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dialokasikan ke setiap
unit penghasil kas pengakuisisi, atau kelompok unit penghasil
kas, yang diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi
kombinasi itu, terlepas apakah aset atau laibilitas lain dari
pengakuisisi yang diakuisisi termasuk dalam unit tersebut,
atau kelompok unit. Beberapa sinergi yang dihasilkan dalam
suatu kombinasi bisnis mungkin saja akan dialokasikan ke
unit penghasil kas yang tidak memiliki kepentingan nonpengendali.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Pengujian Penurunan Nilai


B3. Pengujian penurunan nilai meliputi proses
membandingkan jumlah terpulihkan suatu unit penghasil kas
dengan jumlah tercatatnya.
B4. Jika suatu entitas mengukur kepentingan nonpengendali berdasarkan kepentingan proporsional atas aset
bersih teridentifikasikan dari suatu entitas anak pada tanggal
akuisisi, bukan atas nilai wajarnya, goodwill teratribusikan
ke kepentingan non pengendali dimasukkan dalam jumlah
terpulihkan dari unit penghasil kas terkait tetapi tidak diakui di
dalam laporan keuangan konsolidasi entitas induknya. Sebagai
konsekuensinya, suatu entitas harus meng-gross up jumlah
tercatat goodwill yang dialokasikan ke unit untuk memasukkan
unsur goodwill yang teratribusikan ke kepentingan nonpengendali. Jumlah tercatat suaian ini kemudian dibandingkan
dengan jumlah terpulihkan unit untuk menentukan apakah unit
penghasil kas mengalami penurunan nilai.
Alokasi Rugi Penurunan Nilai
B5. Paragraf 99 mengharuskan rugi penurunan nilai yang
teridentifikasi dialokasikan pertama kali untuk mengurangi
jumlah tercatat goodwill yang dialokasikan ke unit dan
kemudian ke aset lain dari unit secara pro rata berdasarkan
jumlah tercatat dari setiap aset dalam unit itu.
B6. Jika suatu entitas anak, atau bagian dari entitas anak,
dengan kepentingan non-pengendali merupakan suatu unit
penghasil kas, rugi penurunan nilai dialokasikan antara entitas
induk dan kepentingan non-pengendali dengan dasar yang sama
sebagaimana laba atau rugi dialokasikan.
B7. Jika suatu entitas anak, atau bagian dari entitas anak,
yang kepentingan non-pengendalinya merupakan bagian dari
unit penghasil kas yang lebih besar, rugi penurunan nilai
goodwill dialokasikan ke bagian-bagian dari unit penghasil

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.63

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.64

ED PSAK No. 48

kas yang memiliki kepentingan non pengendali dan ke bagianbagian yang tidak memiliki kepentingan non pengendali. Rugi
penurunan nilai harus dialokasikan ke bagian-bagian dari unit
penghasil kas berdasarkan basis berikut:
(a) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan goodwill
dalam unit penghasil kas, jumlah tercatat relatif goodwill
dari bagian-bagian sebelum penurunan nilai; dan
(b) untuk rugi penurunan nilai yang terkait dengan aset
teridentifikasikan dalam unit penghasil kas, jumlah tercatat
relatif aset neto teridentifikasikan dari bagian tersebut
sebelum penurunan nilai. Penurunan nilai ini dialokasikan
ke aset-aset dari bagian dalam setiap unit secara pro rata
berdasarkan jumlah tercatat dari setiap aset dalam bagian
tersebut.
Dalam bagian-bagian yang memiliki kepentingan nonpengendali, rugi penurunan nilai dialokasikan antara entitas
induk dan kepentingan non pengendali dengan dasar yang sama
sebagaimana laba atau rugi dialokasikan.
B8. Jika suatu rugi penurunan nilai teratribusikan ke
kepentingan non-pengendali terkait dengan goodwill yang
tidak diakui dalam laporan keuangan konsolidasian entitas
induk (lihat paragraf C4), penurunan nilai tidak diakui sebagai
rugi penurunan nilai goodwill. Dalam kasus seperti ini, hanya
penurunan nilai yang terkait dengan goodwill yang dialokasikan
ke entitas induk diakui sebagai suatu rugi penurunan nilai
goodwill.
B9. Contoh ilustrasi 7 memberikan gambaran mengenai
pengujian penurunan nilai dari suatu unit penghasil kas
yang tidak sepenuhnya dimiliki tetapi memperoleh alokasi
goodwill.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CONTOH ILUSTRASI
Contoh-contoh ini melengkapi, tetapi bukan bagian dari PSAK
48. Semua contoh ini mengasumsikan bahwa entitas tidak
memiliki transaksi selain dari yang digambarkan. Satuan
moneter pada contoh ilustrasi ini menggunakan rupiah (Rp).
Contoh 1. Mengidentifikasi Unit Penghasil Kas
Tujuan dari contoh ini:
(a) untuk mengindikasi bagaimana unit penghasil kas
diidentifikasi dalam berbagai macam situasi; dan
(b) untuk menyoroti faktor-faktor penting yang dapat
dipertimbangkan entitas dalam mengidentifikasi unit
penghasil kas dengan aset termasuk di dalamnya.
A - Jaringan Toko Ritel
Latar Belakang
CI1. Toko X dimiliki oleh jaringan toko ritel M. X
melakukan semua pembelian untuk toko ritelnya melalui pusat
pembelian M. Kebijakan penetapan harga, pemasaran, iklan
dan SDM (kecuali untuk menggaji kasir dan staff penjualan
toko X) diputuskan oleh M. M juga memiliki lima toko lain
di kota yang sama dengan X (meskipun di lingkungan yang
berbeda) dan 20 toko di kota yang lain. Semua toko dikelola
dengan cara yang sama dengan X. X dan empat toko lainnya
dibeli lima tahun lalu dan goodwill sudah diakui.
Apakah unit penghasil kas untuk X?
Analisis
CI2. Dalam mengidentifikasi unit penghasil kas X, entitas
mempertimbangkan apakah, sebagai contoh:
(a) pelaporan manajemen internal digunakan untuk mengukur
kinerja atas dasar dari toko ke toko; dan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.65

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.66

ED PSAK No. 48

(b) bisnis dijalankan atas dasar keuntungan dari toko ke toko


atau berdasarkan daerah atau kota.
CI3. Semua toko M berada di lingkungan yang berbeda
dan kemungkinan memiliki basis konsumen yang berbeda. Jadi,
meskipun X dikelola pada tingkat korporat, X menghasilkan
arus kas masuk yang independen dari toko-toko M lainnya.
Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa X adalah suatu unit
penghasil kas.
CI4. Jika unit penghasil kas X mewakili level terendah
dalam grup M yang goodwill-nya dimonitor untuk tujuan
internal manajemen, M menerapkan uji penurunan nilai ke
unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan paragraf 90 dari
PSAK 48. Jika informasi tentang jumlah tercatat goodwill tidak
tersedia dan dimonitor untuk tujuan internal manajemen pada
tingkat unit penghasil kas X, M menerapkan uji penurunan
nilai ke unit penghasil kas tersebut seperti penjelasan paragraf
88 dari PSAK 48.
B. Pabrik Untuk Tahapan Antara Dari Suatu Proses
Produksi
Latar Belakang
CI5. Suatu bahan mentah yang signifikan digunakan
untuk produksi akhir pabrik Y adalah suatu produk antara yang
dibeli dari pabrik X dari entitas yang sama. Produk X dijual
ke Y pada harga transfer yang memberikan semua keuntungan
kepada X. Delapan puluh persen dari produksi akhir Y dijual
ke pelanggan diluar entitas. Enam puluh persen dari produksi
akhir X dijual ke Y dan sisanya empat puluh persen dijual ke
pelanggan di luar entitas.
Untuk setiap kasus berikut, apa unit penghasil kas untuk X
dan Y?

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Kasus 1: X dapat menjual produknya ke Y pada suatu pasar


yang aktif. Harga transfer internalnya lebih tinggi dari pada
harga pasar.
Kasus 2: Tidak ada pasar aktif untuk produk yang dijual X
ke Y.
Analisis
Kasus 1
CI6. X dapat menjual produknya ke suatu pasar aktif,
sehingga, menghasilkan arus kas masuk yang independen
dari arus kas masuk yang berasal dari Y. Oleh karena itu,
kemungkinan X adalah unit penghasil kas terpisah, meskipun
sebagian dari produksinya digunakan oleh Y (lihat PSAK 48
paragraf 70).
CI7. Dimungkinkan bahwa Y adalah suatu unit penghasil
kas terpisah juga. Y menjual 80% dari produksinya ke
pelanggan diluar entitas. Sehingga, arus kas masuknya dapat
dianggap sebagian besar independen .
CI8. Penetapan harga transfer internal tidak mencerminkan
harga pasar untuk hasil keluaran X. Sehingga, dalam
menentukan nilai pakai baik X maupun Y, entitas menyesuaikan
anggaran/ perkiraan keuangan untuk mencerminkan estimasi
terbaik manajemen tentang harga di masa depan yang dapat
dihasilkan dari transaksi wajar untuk produk-produk X yang
digunakan secara internal tersebut (lihat PSAK 48 paragraf
70).
Kasus 2
CI9. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari
setiap pabrik tidak dapat dinilai secara terpisah dari jumlah
terpulihkan pabrik lainnya karena:
(a) mayoritas dari produksi X digunakan secara internal dan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.67

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.68

ED PSAK No. 48

tidak dapat dijual di pasar yang aktif. Sehingga, arus kas


masuk dari X tergantung pada permintaan atas produk Y.
Dengan demikian, X tidak dapat dianggap menghasilkan
arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk Y.
(b) kedua pabrik dikelola bersama.
CI10. Sebagai konsekuensinya, dimungkinkan bahwa
X dan Y bersama-sama adalah kelompok terkecil aset yang
menghasilkan arus kas masuk yang independen.
C - Entitas dengan Produk Tunggal
Latar Belakang
CI11. Entitas M memproduksi suatu produk tunggal
dan memiliki pabrik A, B dan C. Tiap pabrik berlokasi di
benua yang berbeda. A memproduksi suatu komponen yang
dirakit pada B atau C. Kapasitas gabungan dari B atau C tidak
sepenuhnya dimanfaatkan. Produk M dijual ke seluruh dunia
dari B atau C. Sebagai contoh, produksi B dapat dijual di benua
C jika produknya terkirim lebih cepat dari lokasi B daripada
dari lokasi C. Tingkat pemanfaatan pabrik B dan C bergantung
pada alokasi penjualan antara kedua pabrik itu.
Untuk setiap kasus berikut, apa unit penghasil kas untuk A, B dan C?
Kasus 1: Terdapat pasar aktif untuk produk A.
Kasus2: Tidak terdapat pasar aktif untuk produk A.
Analisis
Kasus 1
CI12. Dimungkinkan bahwa A adalah suatu unit penghasil
kas yang terpisah karena terdapat pasar aktif untuk produknya
(lihat Contoh B Pabrik untuk suatu tahapan antara dari suatu
proses produksi, Kasus 1).
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI13. Meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang


dirakit oleh B dan C, arus kas masuk untuk B dan C bergantung
pada alokasi produksi kedua pabrik. Tidak mungkin bahwa
arus kas masuk di masa depan untuk B dan C dapat ditentukan
secara individual. Sehingga, dimungkinkan bahwa B dan C
bersama adalah grup aset terkecil yang dapat diidentifikasi
yang menghasilkan arus kas masuk yang independen.
CI14. Dalam menentukan nilai pakai dari A,B dan
C, M menyesuaikan anggaran/ perkiraan keuangan untuk
mencerminkan estimasi terbaiknya dari harga di masa depan
yang dapat dihasilkan dari transaksi yang wajar untuk produk
A (lihat lihat PSAK 48 paragraf 70).
Kasus 2
CI15. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari setiap
pabrik tidak dapat dinilai secara independen karena:
(a) tidak terdapat pasar aktif untuk produk A. Sehingga, arus
kas masuk A bergantung pada penjualan dari produk akhir
B dan C.
(b) meskipun terdapat pasar aktif untuk produk yang dirakit
oleh B dan C, arus kas masuk untuk B dan C bergantung
kepada alokasi produksi antara kedua pabrik itu. Adalah
tidak mungkin bahwa arus kas masuk di masa depan untuk
B dan C dapat ditentukan secara individual.
CI16. Sebagai konsekuensinya, dimungkinkan bahwa
A, B dan C secara bersama (yaitu M sebagai satu kesatuan)
adalah kelompok aset terkecil yang dapat diidentifikasi
yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar
independen.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.69

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.70

ED PSAK No. 48

D- Judul Majalah
Latar Belakang
CI17. Sebuah penerbit memiliki 150 judul majalah yang
70 diantaranya dibeli dan 80 dibuat sendiri. Harga yang
dibayarkan untuk sebuah judul majalah yang dibeli diakui
sebagai suatu aset tidak berwujud. Biaya menciptakan judul
majalah dan memelihara judul-judul yang sudah ada diakui
sebagai suatu pengeluaran di saat terjadinya. Arus kas masuk
dari penjualan langsung dan iklan dapat diidentifikasi untuk
setiap judul majalah. Judul-judul majalah dikelola menurut
segmen pelanggan. Tingkat pendapatan iklan untuk suatu judul
majalah bergantung pada kisaran judul dalam segmen pelanggan
yang berhubungan dengan judul majalah tersebut. Manajeman
memiliki kebijakan untuk meninggalkan judul yang lama
sebelum berakhir umur ekonomisnya dan menggantinya segera
dengan judul yang baru untuk segmen pelanggan yang sama.
Apa unit penghasil kas untuk suatu judul majalah secara
individual?
Analisis
CI18. Dimungkinkan bahwa jumlah terpulihkan dari suatu
judul majalah secara individual dapat dinilai. Meskipun tingkat
pendapatan iklan untuk sebuah judul dipengaruhi dalam halhal tertentu oleh judul-judul lain dalam segmen pelanggan,
arus kas masuk dari penjualan langsung dan iklan dapat
diidentifikasi untuk setiap judul. Sebagai tambahan, meskipun
judul dikelola menurut segmen pelanggan, keputusan untuk
meninggalkan judul dibuat berdasarkan masing-masing judul
secara individual.
CI19. Oleh karena itu, dimungkinkan bahwa judul
majalah secara individual menghasilkan arus kas masuk yang
independen satu dengan yang lain dan bahwa setiap judul
majalah adalah unit penghasil kas yang terpisah.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

E Gedung yang Sebagian Disewakan dan Sebagian


Ditempati Untuk Digunakan Sendiri
Latar Belakang
CI20. M adalah perusahaan manufaktur. M memiliki sebuah
gedung kantor pusat yang biasanya ditempati sepenuhnya untuk
keperluan internal. Setelah pengurangan pegawai, setengah dari
gedung sekarang digunakan secara internal dan setengahnya
lagi disewakan ke pihak ketiga. Perjanjian sewa dengan
penyewa berlaku untuk lima tahun.
Apa unit penghasil kas dari gedung tersebut?
Analisis
CI21. Tujuan utama dari gedung adalah untuk melayani
sebagai suatu aset korporat, mendukung aktifitas manufaktur
M. Sehingga, gedung secara keseluruhan tidak dapat
dipertimbangkan untuk menghasilkan arus kas masuk yang
independen dari arus kas masuk entitas secara keseluruhan.
Jadi, adalahmungkin bahwa unit penghasil kas untuk gedung
adalah M secara keseluruhan.
CI22. Gedung tidak dimiliki sebagai sebuah investasi.
Sehingga, tidak tepat untuk menentukan nila pakai dari gedung
berdasarkan pada proyeksi sewa terkait dengan pasar di masa
depan.
Contoh 2 Penghitungan Nilai Pakai dan Pengakuan dari
Suatu Rugi Penurunan Nilai
Dalam contoh ini, pengaruh pajak ditiadakan.
Latar Belakang dan Penghitungan dari Nilai Pakai
CI23. Pada akhir 20x0, entitas T memperoleh entitas M senilai
Rp 10.000. M memiliki pabrik manufaktur di tiga negara.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.71

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.72

ED PSAK No. 48

Tabel 1. Data pada akhir 20x0


Akhir 20x0

Aktifitas di
Negara A
Aktifitas di
Negara B
Aktifitas di
Negara C
Total

Alokasi Harga
Beli

Goodwil

Rp

Nilai wajar
dari aset
teridentifikasi
Rp

3.000

2.000

1.000

2.000

1.500

500

5.000

3.500

1.500

10.000

7.000

3.000

Rp(a)

(a) Aktifitas di setiap negara menggambarkan tingkat terendah yang goodwillnya


dimonitor untuk tujuan manajemen internal (ditentukan sebagai selisih antara harga
beli dari aktivitas di setiap negara, seperti ditetapkan di dalam perjanjian pembelian,
dan nilai wajar aset teridentifikasi).

CI23A. Karena goodwill telah dialokasikan ke aktifitas


di setiap negara, setiap aktifitas tersebut harus diuji untuk
penurunan nilai secara tahunan atau lebih sering jika terdapat
indikasi bahwa goodwill mengalami penurunan nilai (lihat
PSAK 48 paragraf 90).
CI24. Jumlah terpulihkan (yaitu yang lebih tinggi antara
nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual) dari
unit penghasil kas ditentukan berdasarkan penghitungan nilai
pakai. Pada akhir 20x0 dan 20x1, nilai pakai dari setiap unit
penghasil kas melebihi jumlah tercatatnya. Dengan demikian,
aktifitas-aktifitas di setiap negara dan goodwill yang dialokasikan
ke aktifitas-aktifitas tersebut dianggap tidak turun nilainya.
CI25. Pada awal dari 20x2, sebuah pemerintahan baru
terpiliih di negara A. Pemerintah mengesahkan perundangundangan yang secara signifikan membatasi ekspor dari
produk utama T. Hasilnya, dan untuk masa yang akan datang
dapat diperkirakan produksi T di negara A akan berkurang 40
persen.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI26. Pembatasan ekspor secara signifikan dan


hasil produksi yang menurun juga mensyaratkan T untuk
mengestimasi jumlah terpulihkan dari operasi negara A pada
awal 20x2.
CI27. T menggunakan depresiasi garis lurus selama
masa 12 tahun untuk aset teridentifikasikan di negara A dan
mengantisipasi tidak ada nilai sisa.
CI28. Untuk menentukan nilai pakai unit penghasil kas di
negara A (lihat Tabel 2), T melakukan:
(a) menyiapkan perkiraan arus kas yang diperoleh dari
anggaran/perkiraan keuangan terkini untuk lima tahun
mendatang (tahun 20x2-20x6) yang disetujui oleh
manajemen.
(b) mengestimasi arus kas berikutnya (tahun 20x7-20y2)
berdasarkan pada penurunan tingkat pertumbuhan. Tingkat
pertumbuhan untuk 20x7 diestimasi akan menjadi 3 persen.
Tingkat ini lebih rendah dari rata-rata tingkat pertumbuhan
jangka panjang untuk pasar di negara A.
(c) memilih tingkat diskonto 15 persen, yang menggambarkan
tingkat bunga sebelum pajak yang mencerminkan penilaian
pasar saat ini atas nilai waktu uang dan risiko yang spesifik
dari unit penghasil kas di negara A.
Pengakuan dan Pengukuran dari Rugi Penurunan Nilai
CI29. Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas di negara
A adalah Rp 1.360.
CI30. T membandingkan jumlah terpulihkan dari unit
penghasil kas di negara A dengan jumlah tercatatnya (lihat
Tabel 3).
CI31. Karena jumlah tercatatnya melebihi jumlah
terpulihkan sebesar Rp 1.473, T mengakui suatu rugi penurunan
nilai Rp 1.473 segera dalam laba atau rugi. Jumlah tercatat
dari goodwill yang berhubungan dengan operasi negara A

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.73

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

dikurangi menjadi nol sebelum mengurangi jumlah tercatat


aset teridentifikasikan dalam unit penghasil kas di negara A.
(lihat PSAK 48 paragraf 99).
CI32. Pengaruh pajak dicatat secara terpisah sesuai dengan
PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.

74

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

1
2
3

3%
(2)%
(6)%
(15)%
(25)%
(67)%

Rp

Tingkat pertumbuhan
jangka panjang

2301
2531
2731
2901
3041
3132
3072
2892
2452
1842
612

Arus kas
masa depan

0,86957
0,75614
0,65752
0,57175
0,49718
0,43233
0,37594
0,32690
0,28426
0,24719
0,21494

Faktor Nilai kini


pada tingkat
diskonto 15%3

Berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas proyeksi arus kas bersih (setelah dipotong 40%)
Berdasarkan suatu ekstrapolasi dari arus kas tahun terdahulu menggunakan tingkat pertumbuhan menurun.
Faktor nilai kini dihitung dengan k=1/(1+a)n, dengan a = tingkat diskonto dan n = periode diskonto.

20x2 (n=1)
20x3
20x4
20x5
20x6
20x7
20x8
20x9
20y0
20y1
20y2
Nilai pakai

Tahun

Arus kas masa


depan
terdiskonto
Rp
200
191
180
166
151
135
115
94
70
45
13
1.360

Tabel 2. Penghitungan nilai pakai unit penghasil kas negara A pada awal tahun 20X2

Penurunan Nilai Aset


ED PSAK No. 48

48.75

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.76

ED PSAK No. 48

Tabel 3. Penghitungan dan alokasi rugi penurunan nilai untuk


unit penghasil kas negara A pada awal 20X2

Awal 20X2

Biaya historis
Akumulasi depresiasi
(20X1)
Jumlah tercatat
Rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat stlh rugi
penurunan nilai

Goodwill

Aset yang dapat


teridentifikasikan

Total

Rp

Rp

Rp

1.000
-

2.000
(167)

3.000
(167)

1.000
(1.000)
-

1.833
(473)
1.360

2.833
(1.473)
1.360

Contoh 3 Pengaruh Pajak Tangguhan


A Pengaruh Pajak Tangguhan Atas Pengakuan Suatu
Rugi Penurunan Nilai.
Menggunakan data untuk entitas T seperti disajikan pada
contoh 2, dengan informasi tambahan sepeti dberikan pada
contoh ini.
CI33. Pada awal 20X2, dasar pajak aset teridentifikasikan
dari unit penghasil kas negara A adalah Rp 900. Rugi penurunan
nilai tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. Tarif pajak
adalah 40%.
CI34. Pengakuan suatu rugi penurunan nilai atas aset dari
unit penghasil kas negara A mengurangi perbedaan temporer
pajak terkait dengan aset-aset tersebut. Laibilitas pajak
tangguhan dikurangkan karenanya.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Awal 20X2

ED PSAK No. 48

Aset
Rugi
teridentifikasikan Penurunan
sebelum penurunan
Nilai
nilai
Rp

Jumlah tercatat
Dasar pajak
Perbedaan sementara
kena pajak
Laibilitas pajak
tangguhan 40%

1.833
900
933
373

Aset
teridentifikasi
Setelah rugi
penurunan nilai
Rp
Rp

(473)
(473)
(189)

1.360
900
460
184

CI35. Sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak


Penghasilan, tidak ada pajak tangguhan berhubungan dengan
goodwill yang awalnya diakui. Dengan demikian, rugi
penurunan nilai terkait dengan goodwill tidak memberikan
kenaikan pada penyesuaian pajak tangguhan.
B Pengakuan Rugi Penurunan Nilai Menimbulkan Aset
Pajak Tangguhan
CI36. Suatu entitas memiliki suatu aset teridentifikasikan
dengan jumlah tercatat Rp 1.000. Jumlah terpulihkannya
adalah Rp 650. Tarif pajak 30% dan dasar pembebanan pajak
untuk aset tersebut Rp 800. Rugi penurunan nilai tidak dapat
dikurangkan untuk tujuan pajak. Pengaruh rugi penurunan nilai
adalah sebagai berikut:

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.77

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.78

ED PSAK No. 48

Sebelum
Penurunan nilai

Pengaruh
penurunan
nilai

Setelah
penurunan nilai

Rp

Rp

Rp

1.000

(350)

650

Dasar pajak

800

800

Perbedaan sementara
kena pajak
(mengurangi)

200

(350)

(150)

Laibilitas (aset) pajak


tangguhan dengan
tarif 30%

60

(105)

(45)

Awal 20X2

Jumlah tercatat

CI37. Sesuai PSAK 46, entitas mengakui aset pajak


tangguhan sepanjang kemungkinan besar terdapat laba kena
pajak yang dapat dikurangi dengan memanfaatkan perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan tersebut.
Contoh 4. Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
Menggunakan data untuk entitas T seperti disajikan pada
contoh 2, dengan tambahan informasi sebagaimana yang
disediakan dalam contoh ini. Pada contoh ini, pengaruh pajak
ditiadakan.
Latar Belakang
CI38. Pada 20X3, pemerintah masih berkuasa di negara A,
namun situasi bisnis telah membaik. Pengaruh peraturan ekspor
pada produk yang dihasilkan T terbukti tidak seburuk yang
awalnya diperkirakan oleh manajemen. Akibatnya, manajemen
mengestimasi bahwa produksi akan meningkat sebesar 30%.
Perubahan yang menguntungkan ini mensyaratkan T untuk
mengestimasi kembali jumlah terpulihkan aset neto untuk
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

operasi di negara A (lihat PSAK 48 paragraf 105 dan 106).


Operasi di Negara A masih tetap merupakan unit penghasil kas
untuk aset neto dari operasi di negara A tersebut.
CI39. Penghitungan yang serupa dengan Contoh 2
menunjukkan bahwa jumlah terpulihkan dari unit penghasil
kas negara A kini sebesar Rp 1.910.
Pembalikan Rugi Penurunan Nilai
CI40. T membandingkan jumlah terpulihkan dengan
jumlah tercatat neto dari unit penghasil kas negara A.
Tabel 1. Penghitungan jumlah tercatat unit penghasil kas negara
A pada akhir 20x3
Aset
teridentifikasikan
Rp
Rp

Goodwill

Awal 20x2 (contoh 2)


Biaya historis
Akumulasi depresiasi
Rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah rugi
penurunan nilai
Akhir 20x3
Tambahan depresiasi
(2 tahun)a
Jumlah tercatat
Jumlah terpulihkan
Kelebihan jumlah terpulihkan
atas jumlah tercatat

1.000
(1.000)
-

Total
Rp

2.000 3.000
(167) (167)
(473) (1.473)
1.360 1.360

(247)

(247)

1.113

1.113
1.910
797

a Setelah pengakuan rugi penurunan nilai pada awal 20X2, T merevisi beban
depresiasi untuk aset teridentifikaskan di negara A (dari Rp 166,7 per tahun menjadi
Rp 123,6 per tahun), berdasarkan jumlah tercatat yang direvisi dan sisa masa manfaat
(11 tahun) yang direvisi.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.79

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.80

ED PSAK No. 48

CI41. Terdapat perubahan menguntungkan pada estimasi


yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan aset
neto di negara A sejak diakuinya rugi penurunan nilai terakhir.
Dengan demikian, sesuai dengan PSAK 48 paragraf 109, T
mengakui suatu pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui
pada 20X2.
CI42. Sesuai PSAK 48 paragraf 117 dan 118, T
meningkatkan jumlah tercatat aset teridentifikasikan negara A
sebesar Rp 387 (lihat Tabel 3), yaitu sampai pada jumlah yang
lebih rendah antara jumlah terpulihkan (Rp 1.910) dan biaya
historis terdepresiasi aset teridentifikasikan (Rp 1.500) (lihat
Tabel 2). Peningkatan ini diakui segera dalam laba rugi.
CI43. Sesuai PSAK 48 paragraf 119, rugi penurunan nilai
pada goodwill tidak dibalik.
Tabel 2. Penentuan biaya historis terdepresiasi dari aset
teridentifikasikan Negara A pada akhir 20X3
Aset
teridentifikasikan

Akhir 20x3

Rp

Biaya historis
Akumulasi depresiasi (166,7 x 3 tahun)
Biaya historis terdepresiasi
Jumlah tercatat (Tabel 1)
Selisih

2.000
(500)
1.500
1.113
387

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Tabel 3. Jumlah tercatat aset di negara A pada akhir 20X3


Akhir 20X3

Jumlah tercatat bruto


Akumulasi amortisasi
Akumulasi rugi penurunan
nilai
Jumlah tercatat
Pembalikan rugi penurunan
nilai
Jumlah tercatat setelah
pembalikan rugi penurunan
nilai

Aset yang dapat


diidentifikasi
Rp
Rp

Goodwill

Total
Rp

1.000
-

2.000
(414)

3.000
(414)

(1.000)
-

(473)
1.113

(1.473)
1.113

387

387

1.500

1.500

Contoh 5. Perlakuan Suatu Restrukturisasi Di Masa Depan


Pada contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI44. Pada akhir 20X0, entitas K menguji penurunan
nilai suatu pabrik. Pabrik itu adalah unit penghasil kas. Aset
pabrik dicatat pada biaya historis terdepresiasi. Pabrik memiliki
jumlah tercatat sebesar Rp 3.000 dan sisa masa manfaat 10
tahun.
CI45. Jumlah terpulihkan pabrik (yaitu yang tertinggi
antara nilai pakai dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual) ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai.
Nilai pakai dihitung menggunakan tingkat diskonto sebelum
pajak sebesar 14%.
CI46. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan
bahwa:
(a) pada akhir 20X3, pabrik akan direstrukturisasi pada
biaya estimasi sebesar Rp 100. Disebabkan K belum
berkomitmen untuk restrukturisasi, suatu kewajiban

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.81

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.82

ED PSAK No. 48

diestimasi (provision) belum dapat diakui untuk biaya


restrukturiasi di masa depan.
(b) Akan terdapat manfaat di masa depan dari restrukturisasi
ini dalam bentuk arus kas keluar yang berkurang.
CI47. Pada akhir 20X2, K berkomitmen untuk
restrukturisasi. Estimasi biaya masih sebesar Rp 100 dan
oleh karena itu suatu kewajiban diestimasi (provision) diakui.
Estimasi arus kas masa depan pabrik yang tercermin dalam
anggaran terkini yang disetujui manajemen dijelaskan dalam
paragraf CI51 dan tingkat diskonto saat ini adalah sama seperti
pada akhir 20X0.
CI48. Pada akhir 20X3, biaya restrukturisasi aktual sebesar
Rp 100 timbul dan dibayar. Sekali lagi, estimasi arus kas masa
depan pabrik yang tercermin dalam anggaran terkini yang
disetujui manajemen dan tingkat diskonto saat ini adalah sama
seperti yang diestimasi pada akhir 20X2.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Pada akhir 20x10


Tabel 1. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20x10
Didiskonto pada
Arus kas
Tahun
14%
masa depan
20x1
20x2
20x3
20x4
20x5
20x6
20x7
20x8
20x9
20x10
Nilai pakai

Rp
300
280
4201
5202
3502
4202
4802
4802
4602
4002

Rp
263
215
283
308
182
191
192
168
141
108
2.051

1 Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran


manajemen
2 Mengecualikan estimasi manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi yang
tercermin dalam anggaran manejemen.

CI49. Jumlah terpulihkan pabrik (yaitu nilai pakai) adalah


kurang dari jumlah tercatatnya. Dengan demikian, K mengakui
kerugian penurunan nilai atas pabrik.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.83

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.84

ED PSAK No. 48

Tabel 2. Perhitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0


Pabrik
Rp
Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan
nilai
3.000
Jumlah terpulihkan (Tabel1)
Rugi penurunan nilai
2.051
Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai (949)
2.051
Pada akhir 20x1
CI50. Tidak ada kejadian yang mensyaratkan jumlah
terpulihkan pabrik diestimasi ulang. Dengan demikian, tidak
ada penghitungan jumlah terpulihkan yang harus dilakukan.
Pada akhir 20x2
CI151. Entitas saat ini berkomitmen untuk menjalankan
restrukturisasi. Dengan demikian, dalam menentukan nilai
pakai pabrik, manfaat yang diharapkan dari restrukturisasi
dipertimbangkan dalam penaksiran arus kas. Hal ini
menghasilkan suatu peningkatan estimasi arus kas yang
digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir 20X0.
Sesuai PSAK 48 paragraf 105 dan 106, jumlah terpulihkan
dari pabrik ditentukan kembali pada akhir 20X2.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Tabel 3. Penghitungan nilai pakai pabrik pada akhir 20X2


Tahun
20x3
20x4
20x5
20x6
20x7
20x8
20x9
20x10
Nilai pakai

Arus kas
masa depan
Rp
4201
5702
3802
4502
5102
5102
4802
4102

diskonto 14%
Rp
368
439
256
266
265
232
192
144
2.162

1 Mengecualikan estimasi biaya restrukturisasi karena suatu laibilitas telah diakui


2 Termasuk estimasi manfaat dari restrukturisasi yang tercermin dalam anggaran
manajemen

CI52. Jumlah terpulihkan pabrik (nilai pakai) lebih tinggi


dari jumlah tercatatnya (lihat Tabel 4). Dengan demikian, K
membalik rugi penurunan nilai yang diakui untuk pabrik pada
akhir 20X0.
Tabel 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada
akhir 20X2

Jumlah tercatat pada akhir 20x0 (Tabel2)


Akhir 20x2
Beban depresiasi (untuk 20x1 dan 20x2-Tabel5)
Jumlah tercatat sebelum pembalikan
Jumlah terpulihkan (Tabel 3)
Pembalikan rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah pembalikan
Jumlah tercatat: Biaya historis terdepresiasi
(Tabel 5)

Pabrik
Rp
2.051
(410)
1.641
2.162
521
2.162
2.400(a)

(a) Pembalikan tidak menyebabkan jumlah tercatat pabrik melebihi jumlah tercatatnya
seandainya tetap menggunakan biaya historis terdepresiasi. Dengan demikian,
pembalikan seluruhnya dari rugi penurunan nilai diakui.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.85

48.86
20x0
20x1
20x2
20x3

Akhir
tahun ke

2.051
nc
2.162
nc

0
(205)
(205)
(270)

Jumlah
Beban
terpulihkan depresiasi yang
disesuaikan
Rp
(949)
0
521
0

Rugi
penurunan
nilai

nc = tidak dihitung sepanjang tidak terdapat indikasi bahwa rugi


penurunan nilai telah meningkat/menurun.

Rp
3.000
2.700
2.400
2.100

Biaya historis
terdepresiasi

2.051
1.846
2.162
1.892

Jumlah tercatat
setelah penurunan
nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Tabel 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin

Penurunan Nilai Aset


ED PSAK No. 48

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI53. Terdapat suatu arus kas keluar Rp 100 ketika biaya


restrukturisasi dibayarkan. Meskipun arus kas keluar sudah
terjadi, tidak terdapat perubahan dalam estimasi arus kas masa
depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada
akhir 20X2. Dengan demikian, jumlah terpulihkan pabrik tidak
dihitung pada akhir 20X3.
Contoh 6 Perlakuan Atas Biaya Masa Depan
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan.
Latar Belakang
CI54. Pada akhir 20X0, entitas F menguji penurunan nilai
sebuah mesin. Mesin itu adalah unit penghasil kas. Mesin itu
dicatat pada biaya historis terdepresiasi dan jumlah tercatatnya
adalah Rp 150.000. Mesin memiliki estimasi sisa masa manfaat
10 tahun.
CI55. Jumlah terpulihkan mesin (yaitu yang lebih tinggi
dari nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual)
ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. Nilai pakai
dihitung menggunakan suatu tingkat diskonto sebelum pajak
sebesar 14 persen.
CI56. Anggaran yang disetujui manajemen mencerminkan:
(a) estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara tingkat
manfaat ekonomi yang diharapkan muncul dari mesin pada
kondisinya sekarang; dan
(b) bahwa pada 20X4, biaya sebesar Rp 25.000 akan timbul
untuk meningkatkan kinerja mesin dengan meningkatkan
kapasitas produksinya.
CI57. Pada akhir 20X4, terjadi biaya untuk meningkatkan
kinerja mesin. Paragraf CI60 menunjukkan estimasi arus kas
masa depan dari mesin yang tercermin dalam anggaran terkini
yang disetujui manajemen dan tingkat diskonto sekarang adalah
sama pada akhir 20X0.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.87

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.88

ED PSAK No. 48

Pada akhir 20x0


Tabel 1. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X0
Tahun
20x1
20x2
20x3
20x4
20x5
20x6
20x7
20x8
20x9
20x10
Nilai pakai

Arus kas
masa depan
Rp
22.1651
21.5401
20.5501
24.7251.2
25.3251.3
24.8251.3
24.1231.3
25.5331.3
24.2341.3
22.8501.3

Diskonto pada 14%


Rp
19.443
16.505
13.871
14.639
13.153
11.310
9.640
8.951
7.452
6.164
12.128

1. Termasuk estimasi biaya yang diperlukan untuk memelihara tingkat manfaat


ekonomi yang diharapkan didapatkan dari mesin pada kondisinya sekarang.
2. Tidak termasuk estimasi biaya untuk meningkatkan kinerja mesin yang tercermin
dalam anggaran manajemen.
3. Tidak termasuk estimasi manfaat yang diharapkan dari peningkatan kinerja mesin
yang tercermin dalam anggaran manajemen.

CI58. Jumlah terpulihkan (nilai pakai) mesin adalah


kurang dari jumlah tercatatnya. Dengan demikian, F mengakui
suatu rugi penurunan nilai untuk mesin itu.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Tabel 2. Penghitungan rugi penurunan nilai pada akhir 20X0

Jumlah tercatat sebelum rugi penurunan nilai

Mesin
Rp
150.000

Jumlah terpulihkan (Tabel 1)

121.128

Rugi penurunan nilai


Jumlah tercatat setelah rugi penurunan nilai

(28.872)
121.128

Tahun 20X1-20X3
CI59. Tidak terjadi peristiwa yang mensyaratkan jumlah
terpulihkan mesin untuk diestimasi ulang. Dengan demikian,
tidak ada penghitungan jumlah terpulihkan yang disyaratkan
untuk dilakukan.
Pada Akhir 20X4
CI60. Timbul biaya untuk meningkatkan kinerja mesin.
Dengan demikian, dalam menentukan nilai pakai mesin,
manfaat di masa depan yang diharapkan dari peningkatan
kinerja mesin dipertimbangkan dalam menaksir arus kas. Ini
menghasilkan suatu peningkatan dalam estimasi arus kas masa
depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai pada akhir
20X0. Konsekuensinya, sesuai PSAK 48 paragraf 105 dan 106,
jumlah terpulihkan mesin dihitung ulang pada akhir 20X4.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.89

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.90

ED PSAK No. 48

Tabel 3. Penghitungan nilai pakai mesin pada akhir 20X4


Arus kas
Didiskonto pada
Tahun masa depan(a)
14%
20x5
20x6
20x7
20x8
20x9
20x10
Nilai pakai

Rp
30.321
32.750
31.721
31.950
33.100
27.999

Rp
26.597
25.200
21.411
18.917
17.191
12.756
122.072

(a) Termasuk estimasi manfaat yang diharapkan dari peningkatan kinerja mesin seperti
tercermin dalam anggaran manajemen.

CI61. Jumlah terpulihkan mesin (yaitu nilai pakai) adalah


lebih tinggi dari jumlah tercatat mesin dan biaya historis
terdepresiasi (lihat Tabel 4). Dengan demikian, K membalik
rugi penurunan nilai yang diakui untuk mesin pada akhir 20X0
sehingga mesin dicatat pada biaya historis terdepresiasi.
Tabel 4. Penghitungan pembalikan rugi penurunan nilai pada
akhir 20x4
Mesin
Rp
Jumlah tercatat pada akhir 20X0 (Tabel 2)
121.128
Pada akhir 20x4
Beban depresiasi (20X1 sampai 20X4 Tabel 5)
(48.452)
Biaya untuk meningkatkan kinerja mesin
Jumlah tercatat sebelum pemulihan
Jumlah terpulihkan (Tabel 3)
Pembalikan rugi penurunan nilai
Jumlah tercatat setelah pembalikan
Jumlah tercatat: biaya historis terdepresiasi (Tabel 5)

25.000
97.676
122.072
17.324
115.000
115.000(a)

(a) Nilai pakai mesin melebihi jumlah tercatat yang seandainya menggunakan biaya
historis terdepresiasi. Dengan demikian, pembalikan dibatasi untuk suatu jumlah yang
tidak menghasilkan jumlah tercatat mesin melebihi biaya historis terdepresiasi.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Contoh 7 Pengujian Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas


Dengan Goodwill dan Kepentingan Non-pengendali
Contoh 7A Kepentingan Non-pengendali Diukur
Pada Awalnya Sebagai Bagian Proporsional Aset Neto
Teridentifikasi
Pada contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI62. Entitas induk memperoleh suatu hak kepemilikan
80 persen pada entitas anak sebesar Rp 2.100 pada 1 Januari
20X3. Pada tanggal itu, aset neto teridentifikasi dari entitas
anak memiliki nilai wajar Rp 1.500. Entitas induk memilih
untuk mengukur kepentingan non-pengendali sebagai hak
proporsional aset neto teridentifikasi entitas anak sebesar Rp
300 (20% dari Rp 1.500). Goodwill Rp 900 adalah selisih antara
agregasi dari pembayaran yang ditransfer dan jumlah dari
kepentingan non-pengendali (Rp 2.100+Rp 300) dibandingkan
aset neto teridentifikasi (Rp1.500).
CI63. Aset dari entitas anak secara keseluruhan merupakan
kelompok terkecil dari aset yang menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk aset lain atau kelompok
aset lainnya. Oleh sebab itu, entitas anak adalah suatu unit
penghasil kas. Karena unit penghasil kas lain dari entitas induk
diharapkan teruntungkan dari sinergi penggabungan, goodwill
sebesar Rp 500 yang terkait dengan penggabungan tersebut telah
dialokasikan ke unit penghasil kas lain tersebut di dalam entitas
induk. Karena unit penghasil kas yang terdiri dari entitas anak
memasukkan goodwill dalam jumlah tercatatnya, maka unit
penghasil kas harus diuji untuk penurunan nilai secara tahunan,
atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa penurunan nilai
mungkin terjadi (lihat PSAK 48 paragraf 90).
CI64. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas entitas anak adalah

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.91

48.92
Rp
150.000
135.000
120.000
105.000
90.000
25.000
115.000
95.833

Biaya historis
terdepresiasi

122.072
nc

Rp
12.128
nc
nc
nc

Rp
0
(12.113)
(12.113)
(12.113)
(12.113)
(12.113)
(19.167)

17.324
0

Rp
(28.872)
0
0
0

115.000
95.833

Rp
121.128
109.015
96.902
84.789

Jumlah tercatat
setelah penurunan
nilai

nc = tidak dihitung sepanjang tidak ada indikasi bahwa rugi penurunan nilai mungkin telah naik atau turun.

20x5

20x0
20x1
20x2
20x3
20x4
Peningkatan

Tahun

Jumlah
Beban
terpulihkan depresiasi yang
disesuaikan

Rugi
penurunan
nilai

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Tabel 5. Ringkasan jumlah tercatat mesin

Penurunan Nilai Aset


ED PSAK No. 48

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Rp 1.000. Jumlah tercatat dari aset neto entitas anak, diluar


goodwill, adalah Rp 1.350.
Pengujian Penurunan Nilai Terhadap Entitas Anak (Unit
Penghasil Kas)
CI65. Goodwill yang teratribusikan ke kepentingan nonpengendali dimasukkan ke jumlah terpulihkan Entitas Anak
sebesar Rp 1,000 tetapi belum diakui dalam laporan keuangan
Entitas Induk konsolidasian. Sehingga sesuai PSAK 48 paragraf
C4 dari Lampiran B, jumlah tercatat dari Entitas Anak di-gross
up untuk memasukkan goodwill yang dapat diatribusikan ke
kepentingan non-pengendali, sebelum dibandingkan dengan
jumlah terpulihkan sebesar Rp 1.000. Goodwill yang dapat
diatribusikan ke Entitas Induk dengan hak kepemilikan Entitas
Anak sebesar 80 persen pada tanggal akuisisi adalah Rp 400
setelah mengalokasikan Rp 500 ke unit penghasil kas lainnya
dalam Entitas Induk. Dengan demikian, goodwill yang dapat
diatribusikan ke 20 persen kepentingan non-pengendali pada
Entitas Anak pada tanggal akuisisi adalah Rp 100.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.93

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.94

ED PSAK No. 48

Tabel 1. Menguji Entitas Anak untuk pengujian penurunan


nilai pada akhir 20X3
Akhir 20x3

Jumlah tercatat

Goodwill
Entitas Anak

Aset neto
yang dapat
diidentifikasi
Rp
Rp
400
1.350

Rp
1.750

Total

Kepentingan nonpengendali yang


tidak diakui

100

100

Jumlah tercatat
disesuaikan
Jumlah terpulihkan

500

1.350

1.850
1.000
850

Rugi penurunan
nilai
Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai

CI66. Sesuai PSAK 48 paragraf 99, rugi penurunan nilai


dari Rp 850 dialokasikan ke aset di dalam unit dengan pertama
kali mengurangi jumlah tercatat goodwill.
CI67. Dengan demikian, Rp 500 dari Rp 850 rugi
penurunan nilai untuk unit dialokasikan ke goodwill. Sesuai
PSAK 48 paragraf C6 Lampiran B, jika Entitas Anak yang
dimiliki sebagian adalah unit penghasil kas itu sendiri, rugi
penurunan nilai goodwill dialokasikan kepada kepentingan
pengendali dan non-pengendali dengan dasar yang sama
sebagaimana pengalokasian laba atau rugi dialokasikan.
Dalam contoh ini, laba atau rugi dialokasikan dengan dasar
hak kepemilikan relatif. Karena goodwill diakui hanya sampai
hak kepemilikan 80 persen Entitas Induk pada Entitas Anak,
Entitas Induk hanya mengakui 80 persen dari rugi penurunan
nilai goodwill tersebut. (yaitu Rp 400).

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI68. Sisa rugi penurunan nilai sebesar Rp 350 diakui


dengan mengurangi jumlah tercatat aset Entitas Anak yang
dapat teridentifikasi (lihat Tabel 2)
Tabel 2. Alokasi Rugi Penurunan Nilai untuk Entitas Anak
pada akhir tahun 20X3
Akhir 20x3

Jumlah tercatat
Rugi penurunan
nilai
Jumlah
tercatat setelah
penurunan nilai

Goodwill

Aset bersih
yang dapat
diidentifikasi

Total

Rp
400
(400)

Rp
1,350
(350)

Rp
1,750
(750)

1,000

1,000

Contoh 7B Kepentingan Non-pengendali Diukur Diawal


Pada Nilai Wajar dan Entitas Anak yang Terkait
Merupakan Unit Penghasil Kas yang Berdiri Sendiri
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan.
Latar Belakang
CI68A. Entitas Induk mendapatkan 80 persen hak
kepemilikan pada Entitas Anak dengan membayar Rp 2.100
pada 1 Januari 20X3. Pada tanggal itu, aset bersih teridentifikasi
dari Entitas Anak memiliki nilai wajar Rp 1.500. Entitas Induk
memilih untuk mengukur kepentingan non-pengendali pada
nilai wajar, sebesar Rp 350. Goodwill sebesar Rp 950 adalah
selisih antara agregat dari jumlah pembayaran yang ditransfer
dan jumlah dari kepentingan non-pengendali (Rp 2.100 + Rp
350) dibandingkan aset neto teridentifikasi ( Rp 1.500).

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.95

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.96

ED PSAK No. 48

CI68B. Aset dari Entitas Anak secara keseluruhan adalah


kelompok terkecil dari aset yang menghasilkan arus kas masuk
yang independen dari arus kas masuk aset lain atau kelompok
aset lainnya. Dengan demikian, Entitas Anak merupakan suatu
unit penghasil kas. Karena ada unit penghasil kas lain dari
Entitas induk yang diharapkan mendapat manfaat dari sinergi
penggabungan, goodwill sebesar Rp 500 yang berkaitan dengan
sinergi tersebut telah dialokasikan ke unit penghasil kas lain
di dalam Entitas induk. Karena Entitas Anak memasukkan
goodwill dalam jumlah tercatatnya, Entitas Anak harus diuji
untuk penurunan nilai setiap tahunnya, atau lebih sering jika
terdapat indikasi bahwa penurunan nilai Entitas Anak mungkin
terjadi (lihat PSAK 48 paragraf 90).
Pengujian Penurunan Nilai Terhadap Entitas Anak
CI68C. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan
bahwa jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas Entitas Anak
adalah Rp 1.650. Jumlah tercatat aset neto Entitas Anak, diluar
goodwill, adalah Rp 1.350.
Tabel 1. Menguji Entitas Anak untuk penurunan nilai pada
akhir 20X3
Aset bersih
Total
Akhir 20x3 Goodwill yang dapat
diidentifikasi
Rp
Rp
Jumlah tercatat
Jumlah terpulihkan
Rugi penurunan nilai

450

1.350

1.800
1.650
150

Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai


CI68D. Sesuai PSAK 48 paragraf 99, rugi penurunan
nilai sebesar Rp 150 dialokasikan ke aset di dalam unit dengan
pertama kali mengurangi jumlah tercatat goodwill.
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI68E. Dengan demikian, jumlah rugi penurunan nilai


seluruhnya sebesar Rp 150 untuk unit dialokasikan ke goodwill.
Sesuai PSAK 48 paragraf C6 dari Lampiran B, jika Entitas
Anak yang dimiliki sebagian merupakan unit penghasil kas
itu sendiri, rugi penurunan nilai goodwill dialokasikan ke
kepentingan pengendali dan kepentingan non-pengendali
dengan dasar yang sama sebagaimana pengalokasian laba
atau rugi.
Contoh 7C Kepentingan Non-pengendali Diukur Diawal
Pada Nilai Wajarnya dan Entitas Anak Terkait Merupakan
Bagian Dari Suatu Unit Penghasil Kas yang Lebih Besar
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI68F. Andaikan bahwa, untuk kombinasi bisnis yang
dijelaskan dalam paragraf CI68A contoh 7B, aset dari Entitas
Anak akan menghasilkan arus kas masuk bersama-sama dengan
aset lain atau kelompok aset lain yang dimiliki oleh Entitas
induk. Dengan demikian, Entitas Anak bukan merupakan unit
penghasil kas untuk tujuan pengujian penurunan nilai, namun
Entitas Anak menjadi bagian dari suatu unit penghasil kas
yang lebih besar, Z. Unit penghasil kas lainnya dari Entitas
induk juga diharapkan mendapatkan manfaat dari sinergi
penggabungan. Oleh karena itu, goodwill yang terkait dengan
sinergi tersebut, sebesar Rp 500 telah dialokasikan ke unit
penghasil kas tersebut. Goodwill dari Z yang terkait dengan
kombinasi bisnis sebelumnya adalah Rp 800.
CI68G. Karena Z memasukkan goodwill dalam jumlah
tercatatnya, dari Entitas Anak dan dari kombinasi bisnis
sebelumnya, Z harus diuji untuk penurunan nilai setiap tahun,
atau lebih sering jika terdapat indikasi bahwa Z mungkin turun
nilainya (lihat PSAK 48 paragraf 90).

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.97

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.98

ED PSAK No. 48

Pengujian Penurunan Nilai pada Entitas Anak


CI68H. Pada akhir 20X3, Entitas Induk menentukan bahwa
jumlah terpulihkan unit penghasil kas Z adalah Rp 3.300.
Jumlah tercatat aset neto Z, diluar goodwill, adalah Rp 2.250
Tabel 3. Menguji Z untuk penurunan nilai pada akhir 20X3

Akhir 20x3

Jumlah tercatat
Jumlah terpulihkan
Rugi penurunan nilai

Aset bersih
Goodwill yang dapat
diidentifikasi
Rp
Rp
1.250

2.250

Total
Rp
3.500
3.300
200

Mengalokasikan Rugi Penurunan Nilai


CI68I. Sesuai dengan PSAK 48 paragraf 99, rugi
penurunan nilai sebesar Rp 200 dialokasikan ke aset di dalam
unit dengan pertama mengurangi jumlah tercatat goodwill.
Dengan demikian, jumlah rugi penurunan nilai seluruhnya
sebesar Rp 200 untuk unit penghasil kas Z dialokasikan ke
goodwill. Sesuai PSAK 48 paragraf C7 dari Lampiran B, jika
Entitas Anak yang dimiliki sebagian membentuk bagian dari
suatu unit penghasil kas yang lebih besar lagi, rugi penurunan
nilai goodwill akan dialokasikan pertama kali ke bagianbagian unit penghasil kas, Z, dan selanjutnya ke kepentingan
pengendali dan kepentingan non-pengendali dari Entitas Anak
yang dimiliki sebagian.
CI68J. Entitas Induk mengalokasikan rugi penurunan
nilai ke bagian-bagian dari unit penghasil kas berdasarkan
jumlah tercatat relatif dari goodwill pada bagian-bagian
tersebut sebelum penurunan nilai. Dalam contoh ini Entitas
Anak dialokasikan 36 persen dari penurunan nilai (450/1.250).
Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Rugi penurunan nilai kemudian dialokasikan ke kepentingan


pengendali dan ke kepentingan non-pengendali menggunakan
dasar yang sama seperti mengalokasikan laba atau rugi.
Contoh 8 Alokasi Aset Korporat
Dalam contoh ini, pengaruh pajak diabaikan
Latar Belakang
CI69. Entitas M memiliki 3 unit penghasil kas: A, B dan
C. Jumlah tercatat dari ketiga unit tersebut tidak termasuk
goodwill. Terdapat perubahan kondisi yang merugikan dalam
lingkungan teknologi di tempat M beroperasi. Oleh karena itu,
M mengadakan pengujian penurunan nilai dari masing-masing
unit penghasil kasnya. Pada akhir 20X0, jumlah tercatat dari A,
B dan C adalah masing-masing Rp 100, Rp 150 dan Rp 200.
CI70. Operasi dikendalikan dari kantor pusat. Jumlah
tercatat kantor pusat adalah Rp 200 yang terdiri dari sebuah
gedung kantor pusat sebesar Rp 150 dan pusat riset sebesar Rp
50. Jumlah tercatat relatif dari unit penghasil kas adalah suatu
indikasi yang layak dari proporsi pemanfaatan gedung kantor
pusat ke masing-masing unit penghasil kas. Jumlah tercatat
pusat riset tidak dapat dialokasikan dengan suatu dasar yang
layak ke unit-unit penghasil kas individual.
CI71. Sisa estimasi masa manfaat unit penghasil kas unit
A adalah 10 tahun. Sisa masa manfaat B, C dan kantor pusat
adalah 20 tahun. Kantor pusat didepresiasi atas dasar garis
lurus.
CI72. Jumlah terpulihkan (yaitu yang lebih tinggi antara
nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual)
dari masing-masing unit penghasil kas didasarkan pada nilai
pakainya. Nilai pakai dihitung menggunakan tingkat diskonto
sebelum pajak sebesar 15 persen.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.99

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Identifikasi Aset Korporat


CI73. Sesuai PSAK 48 paragraf 97, M terlebih dahulu
mengidentifikasi semua aset korporat yang berkaitan dengan
unit penghasil kas individual yang sedang ditelaah. Aset
korporat adalah gedung kantor pusat dan pusat riset.
CI74. M kemudian memutuskan bagaimana memperlakukan
masing-masing aset korporat dimaksud:
(a) jumlah tercatat gedung kantor pusat dapat dialokasikan
secara layak dan konsisten ke unit-unit penghasil kas yang
sedang ditelaah; dan
(b) jumlah tercatat dari pusat riset tidak dapat dialokasikan
secara layak dan konsisten terhadap unit-unit penghasil
kas individual yang sedang dikaji.
Alokasi Aset Korporat
CI75. Jumlah tercatat gedung kantor pusat dialokasikan
ke jumlah tercatat dari masing-masing unit penghasil kas
individual. Suatu dasar alokasi tertimbang digunakan karena
estimasi sisa masa manfaat dari unit penghasil kas A adalah 10
tahun, sedangkan estimasi masa manfaat unit penghasil kas B
dan C adalah 20 tahun.

48.100

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Alokasi jumlah
tercatat gedung
(berdasarkan pada
pro-rata diatas)
Jumlah tercatat
(setelah alokasi gedung)

Jumlah tercatat
Masa manfaat
Tertimbang
didasarkan pada
masa manfaat
Jumlah tercatat
setelah tertimbang
Pro rata Alokasi
Gedung

Akhir 20x0

38%
(300/800)
56

12%
(100/800)
19

206

300

100

119

B
Rp
150
20 tahun
2

A
Rp
100
10 tahun
1

275

(400/800)
75

50%

400

C
Rp
200
20 tahun
2

600

100%

800

Total
Rp
450

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Tabel 1. Penghitungan suatu alokasi tertimbang dari jumlah tercatat gedung kantor pusat

Penurunan Nilai Aset


ED PSAK No. 48

48.101

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Penentuan jumlah terpulihkan dan penghitungan rugi


penurunan nilai
CI76. PSAK 48 Paragraf 97 mensyaratkan, pertama bahwa
jumlah terpulihkan dari setiap unit penghasil kas secara individu
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya, (termasuk porsi dari
jumlah tercatat gedung kantor pusat yang dialokasikan ke
unit), dan setiap yang menghasilkan rugi penurunan nilai
diakui. PSAK 48 Paragraf 97 kemudian mensyaratkan jumlah
terpulihkan M secara keseluruhan (yaitu kelompok terkecil
dari unit penghasil kas yang memasukkan pusat riset) harus
dibandingkan dengan jumlah tercatatnya, termasuk gedung
kantor pusat dan pusat riset.

48.102

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Tabel 2. Penghitungan nilai pakai A, B, C dan M pada akhir


20X0

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Arus
kas Diskon
masa
15%
depan

Arus
kas Diskon
masa
15%
depan

Arus
kas Diskon
masa
15%
depan

Arus
kas Diskon
masa
15%
depan

RP

RP

RP

RP

RP

RP

RP

RP

18
31
37
42
47
52
55
55
53
48

16
23
24
24
24
22
21
18
15
12

9
16
24
29
32
33
34
35
35
35
36
35
35
33
30
26
22
18
14
10

8
12
16
17
16
14
13
11
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
1
1

10
20
34
44
51
56
60
63
65
66
66
66
66
65
62
60
57
51
43
35

9
15
22
25
25
24
22
21
18
16
14
12
11
9
8
6
5
4
3
2

39
72
105
128
143
155
162
166
167
169
132
131
131
128
122
115
108
97
85
71

34
54
69
73
71
67
61
54
48
42
28
25
21
18
15
12
10
8
6
4

Nilai pakai

199

271

164

720(a)

(a) Diasumsikan pusat riset menghasilkan tambahan arus kas masa depan untuk
entitas secara keseluruhan. Dengan demikian, jumlah dari nilai pakai masing-masing
unit penghasil kas individual lebih kecil dari nilai pakai bisnis secara keseluruhan.
Tambahan arus kas tidak diatribusikan ke gedung kantor pusat.

Tabel 3. Pengujian penurunan nilai A, B an C


Akhir 20x0
Jumlah tercatat (setelah
alokasi gedung)(Tabel 1)
Jumlah terpulihkan
(Tabel 2)
Rugi penurunan nilai

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

A
Rp

B
Rp

C
Rp

119

206

275

119
0

164
(42)

271
(4)

48.103

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI77. Langkah berikut adalah mengalokasikan rugi


penurunan nilai diantara aset dari unit penghasil kas dan
gedung kantor pusat.
Tabel 4. Alokasi dari rugi penurunan nilai untuk unit penghasil
kas B dan C
Unit penghasil kas
Te r h a d a p g e d u n g
kantor pusat
Te r h a d a p u n i t
penghasil kas aset

B
Rp
(12)
(30)
(42)

(42x56/206)

C
Rp
(1)

(4x75/275)

(42x150/206)

(3)

(4x206/275)

(4)

CI78. Karena pusat riset tidak dapat dialokasikan secara


layak dan konsisten terhadap unit penghasil kas A, B dan C,
maka M membandingkan jumlah tercatat kelompok terkecil
unit penghasil kas dengan jumlah tercatat dari pusat riset yang
dapat dialokasikan (yaitu M secara keseluruhan) ke jumlah
terpulihkannya.

48.104

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

ED PSAK No. 48

Tabel 5. Pengujian penurunan nilai terhadap kelompok terkecil


dari unit penghasil kas yang mana jumlah tercatat pusat riset
dapat dialokasikan (yaitu M secara keseluruhan)
Akhir 20X0

Jumlah tercatat
Rugi penurunan
nilai yang
timbul dari
langkah pertama
pengujian
Jumlah tercatat
setelah langkah
pertama
pengujian

Gedung
Rp

Pusat
riset
Rp

Rp

Rp

Rp

100

150

100

Rp

200

150

50

650

(30)

(3)

(13)

(46)

120

197

137

50

604

Jumlah
terpulihkan
(Tabel 2)
Rugi penurunan
nilai untuk unit
penghasil kas
yang lebih
besar

720

CI79. Oleh sebab itu, tidak ada tambahan rugi penurunan


nilai yang dihasilkan dari penerapan pengujian penurunan nilai
terhadap M secara keseluruhan. Hanya rugi penurunan nilai
sebesar Rp 46 yang diakui sebagai hasil penerapan langkah
pertama pengujian terhadap A, B dan C.
Contoh 9. Pengungkapan tentang unit penghasil kas dengan
goodwill atau aset tidak berwujud dengan masa manfaat
tidak terbatas
Tujuan dari contoh ini adalah untuk mengilustrasikan
pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 48 paragraf 129
dan 130.

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

105

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Latar Belakang
CI80. Entitas M adalah perusahaan manufaktur
multinasional yang menggunakan segmen geografis untuk
melaporkan informasi segmen. Tiga segmen dari M yang dapat
dilaporkan adalah Eropa, Amerika Utara dan Asia. Goodwill
telah dialoksikan untuk tujuan pengujian penurunan nilai
terhadap ke tiga unit penghasil kas individual-dua di Eropa
(unit A dan B) dan satu di Amerika Utara (unit C)-dan juga
dialokasikan ke satu kelompok dari unit penghasil kas (terdiri
dari operasi XYZ) di Asia. Unit A, B, C dan operasi XYZ
masing-masing mewakili tingkatan terendah di dalam M yang
goodwill-nya dimonitor untuk tujuan internal manajemen.
CI81. M mengakuisisi unit C, sebuah pabrik yang beroperasi
di Amerika Utara, pada Desember 20X2. Tidak seperti operasi
pabrik M di Amerika Utara lainnya, C beroperasi di suatu
industri dengan marjin dan tingkat pertumbuhan yang tinggi,
dan dengan benefit 10 tahun atas paten dari produk utamanya.
Paten diberikan kepada C sebelum M mengakuisisi C. Sebagai
bagian dari akuntansi untuk akuisisi C, M mengakui, selain
paten, goodwill sebesar Rp 3,000 dan suatu merek sebesar Rp
1,000. Manajemen M telah menentukan bahwa merek tersebut
memiliki masa manfaat tidak terbatas. M tidak memiliki aset
tidak berwujud lain dengan masa manfaat tidak terbatas
CI82. Jumlah tercatat dari goodwill dan aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas dialokasikan ke unit A, B
dan C dan ke operasi XYZ adalah sebagai berikut:

48.106

Goodwill

A
B
C
XYZ
Total

Rp
350
450
3.000
1.200
5.000

Aset tidak berwujud dengan


masa manfaat tidak terbatas
Rp

1.000
1.000

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

CI83. Selama tahun yang berakhir 31 Desember 20X3, M


menentukan bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari setiap
unit penghasil kasnya atau kelompok dari unit penghasil kas
yang mengandung goodwill atau aset tidak berwujud dengan
masa manfaat tidak terbatas. Jumlah terpulihkan (yaitu yang
lebih tinggi antara nilai pakai dan nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual) dari unit-unit tersebut dan kelompok dari unit
terkait ditentukan berdasarkan penghitungan nilai pakai. M
telah menentukan bahwa perhitungan jumlah terpulihkan sangat
sensitif terhadap perubahan-perubahan dalam asumsi-asumsi
berikut:
Unit A dan B

Unit C
Bunga obligasi
Marjin kotor
pemerintah AS
selama periode
5 tahun selama
anggaran (periode
periode anggaran
anggaran adalah
(periode anggaran
4 tahun)
adalah 5 tahun)

Operation XYZ
Marjin kotor
selama periode
anggaran
(periode
anggaran adalah
5 tahun)

Kenaikan harga
bahan baku
selama periode
anggaran

Kenaikan harga
bahan baku
selama periode
anggaran

Nilai tukar Yen


Jepang/dollar AS
selama periode
anggaran

Pangsa pasar
selama peride
anggaran

Pangsa pasar
selama periode
anggaran

Pangsa pasar
selama periode
anggaran

Tingkat
pertumbuhan
yang digunakan
untuk
mengekstrapolasi
arus kas setelah
periode anggaran

Tingkat
pertumbuhan
yang digunakan
untuk
mengekstrapolasi
arus kas setelah
periode anggaran

Tingkat
pertumbuhan
yang digunakan
untuk
mengekstrapolasi
arus kas setelah
periode anggaran

CI84. Marjin kotor selama periode anggaran untuk A, B


dan XYZ yang diestimasi oleh M didasarkan pada rata-rata

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.107

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

marjin kotor yang dicapai dalam periode segera sebelum


dimulainya periode anggaran, naik 5 persen pertahun untuk
mengantisipasi perbaikan efisiensi. A dan B memproduksi
produk yang saling melengkapi dan dioperasikan oleh M untuk
mencapai marjin kotor yang sama.
CI85. Pangsa pasar selama periode anggaran diestimasi
oleh M didasarkan pada rata-rata pangsa pasar yang dicapai di
dalam periode segera sebelum dimulainya periode anggaran,
disesuaikan setiap tahun untuk mengantisipasi pertumbuhan
atau penurunan dalam pangsa pasar. M mengantisipasi
bahwa:
(a) pangsa pasar untuk A dan B akan berbeda, tetapi masingmasing akan tumbuh 3 persen per tahun selama periode
anggaran sebagai hasil dari perbaikan terus menerus dalam
kualitas produk.
(b) pangsa pasar C akan tumbuh 6 persen per tahun selama
periode anggaran sebagai hasil dari peningkatan belanja
iklan dan manfaat dari proteksi paten selama 10 tahun
pada produk utamanya.
(c) pangsa pasar XYZ akan tetap tak berubah selama periode
anggaran sebagai hasil kombinasi dari perbaikan terus
menerus dalam kualitas produk dan antisipasi peningkatan
kompetisi.
CI86. A dan B membeli bahan baku dari pemasok Eropa
yang sama, sedangkan bahan baku C dibeli dari berbagai
pemasok Amerika Utara. Kenaikan harga bahan baku selama
periode anggaran diestimasi oleh M akan konsisten dengan
taksiran indeks harga pelanggan yang dikeluarkan oleh
lembaga pemerintah yang relevan di negara Eropa dan Amerika
Utara.
CI87. Bunga obligasi 5 tahun pemerintah AS selama
periode anggaran yang diestimasi oleh M akan konsisten
dengan imbal hasil beberapa obligasi pada awal dari periode
anggaran. Nilai tukar Yen Jepang/Dollar AS yang diestimasi
oleh M akan konsisten dengan rata-rata nilai tukar pasar

48.108

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

berjangka ke depan (average market forward exchange rate)


selama periode anggaran.
CI88. M menggunakan tingkat pertumbuhan tetap untuk
mengekstrapolasi arus kas diluar periode anggaran untuk A,
B, C dan XYZ. Tingkat pertumbuhan untuk A, B dan XYZ
diestimasi oleh M akan konsisten dengan informasi yang
tersedia di publik tentang rata-rata tingkat pertumbuhan jangka
panjang untuk pasar di tempat A, B dan XYZ beroperasi.
Namun, tingkat pertumbuhan untuk C melebihi rata-rata
tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di tempat C
beroperasi. Manajemen M berpendapat bahwa hal ini adalah
layak dipandang dari sudut proteksi dari patent berjangka waktu
produk 10 tahun atas produk utama C.
CI89. M memasukkan pengungkapan berikut di dalam
catatan atas laporan keuangannya untuk tahun yang berakhir
31 Desember 20X3.
Pengujian penurunan nilai untuk Goodwill dan Aset tidak
berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
Goodwill telah dialokasikan untuk tujuan pengujian penurunan
nilai ke tiga unit penghasil kas individual dua di Eropa (unit
A dan B) dan satu di Amerika Utara (unit C)- dan ke satu
kelompok dari unit penghasil kas (terdiri dari operasi XYZ) di
Asia. Jumlah tercatat dari goodwill yang dialokasikan ke unit
C dan operasi XYZ adalah signifikan dibandingkan dengan
total jumlah tercatat dari goodwill, tetapi tidak signifikan
dibandingkan dengan jumlah tercatat dari goodwill yang
dialokasikan ke unit A dan B. Namun, jumlah terpulihkan
dari unit A dan B didasarkan pada beberapa asumsi utama
yang sama, dan jumlah tercatat agregat dari goodwill yang
dialokasikan ke unit-unit tersebut adalah signifikan.
Operasi XYZ
Jumlah terpulihkan dari operasi XYZ telah ditentukan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.109

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

berdasarkan pada suatu perhitungan nilai pakai. Perhitungan


tersebut menggunakan proyeksi arus kas yang berdasarkan
pada anggaran keuangan yang disetujui oleh menajemen yang
meliputi periode lima tahun, dan tingkat diskonto sebesar
8.4 persen. Arus kas diluar periode lima tahun tersebut telah
diekstrapolasikan menggunakan suatu tingkat pertumbuhan
tetap 6.3 persen. Tingkat pertumbuhan ini tidak melebihi
rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang untuk pasar di
tempat XYZ beroperasi. Manajemen percaya bahwa setiap
kemungkinan perubahan yang terjadi pada asumsi-asumsi
utama yang mendasari jumlah terpulihkan XYZ, tidak
akan menyebabkan jumlah tercatat XYZ melebihi jumlah
terpulihkannya.
Unit C
Jumlah terpulihkan dari unit C juga telah ditentukan berdasarkan
perhitungan nilai pakai. Perhitungan menggunakan proyeksi
arus kas berdasarkan pada anggaran keuangan yang disetujui
manajemen meliputi periode lima tahun, dan tingkat diskonto
sebesar 9.2 persen. Arus kas C melebihi periode lima tahun
diekstrapolasikan menggunakan suatu tingkat pertumbuhan
tetap 12 persen. Tingkat pertumbuhan ini melebihi 4 poin
persentase dari rata-rata tingkat pertumbuhan jangka panjang
untuk pasar di tempat C beroperasi. Bagaimanapun, manfaat C
dari proteksi 10 tahun paten atas produk utamanya, dibolehkan
pada Desember 20X2. Manajemen percaya bahwa suatu tingkat
pertumbuhan 12 persen layak dipandang dari sudut paten
tersebut. Manajemen juga percaya bahwa setiap kemungkinan
perubahan yang terjadi pada asumsi-asumsi utama yang
mendasari jumlah terpulihkan C, tidak akan menyebabkan
jumlah tercatat C melebihi jumlah terpulihkannya.
Unit A dan B
Jumlah terpulihkan dari unit A dan B telah ditentukan
berdasarkan perhitungan nilai pakai. Unit-unit tersebut
memproduksi produk yang saling melengkapi, dan jumlah

48.110

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

terpulihkan mereka didasarkan pada beberapa asumsi-asumsi


utama. Kedua perhitungan nilai pakai menggunakan proyeksi
arus kas yang berdasarkan pada anggaran keuangan yang
disetujui manajemen meliputi periode empat tahun, dan
tingkat diskonto 7.9 persen. Kedua arus kas yang melebihi
periode empat tahun diekstrapolasikan menggunakan tingkat
pertumbuhan tetap 5 persen. Tingkat pertumbuhan tidak
melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata jangka panjang untuk
pasar di tempat A dan B beroperasi. Proyeksi arus kas selama
periode anggaran untuk A dan B juga didasarkan pada marjin
kotor yang diharapkan selama periode anggaran dan kenaikan
harga bahan baku yang sama selama periode anggaran.
Manajemen percaya bahwa adanya kemungkinan perubahan
yang layak dalam setiap asumsi utama tersebut tidak akan
menyebabkan jumlah tercatat agregat dari A dan B melebihi
jumlah terpulihkan agregat dari unit-unit tersebut.
Operasi XYZ

Unit C

Units A dan B
(secara agregat)

Jumlah tercatat
dari goodwill

Rp 1.200

Rp 3.000

Rp 800

Jumlah tercatat
dari merek
dengan masa
manfaat tidak
terbatas

Rp 1.000

Asumsi kunci yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai(a)


Asumsi
utama

Marjin
kotor yang
dianggarkan

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Tingkat
bunga
obligasi
pemerintah
AS 5 tahun

Marjin
kotor yang
dianggarkan

48.111

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
48.112

Dasar untuk
menentukan
nilainilai yang
ditetapkan ke
asumsi kunci

Asumsi
utama

ED PSAK No. 48

Rata-rata
marjin
kotor yang
dihasilkan
dalam
periode
segera
sebelum
periode
anggaran,
dinaikkan
untuk
perbaikan
efisiensi yang
diharapkan

Hasil bunga
obligasi
pemerintah
AS 5 tahun
pada awal
periode
anggaran

Rata-rata
marjin kotor
yang dicapai
dalam
periode
segera
sebelum
periode
aggaran,
dinaikkan
untuk
perbaikan
efisiensi yang
diharapkan

Nilai-nilai yang
ditetapkan ke
asumsi kunci
mencerminkan
pengalaman
masa lalu,
kecuali untuk
perbaikan
efisiensi
Manajemen
yakin
perbaikan
sebesar 5%
pertahun
adalah
pencapaian
yang layak.

Nilainilai yang
ditetapkan
ke asumsi
utama adalah
konsisten
dengan
infomasi
yang
bersumber
dari luar

Nilai-nilai yang
ditetapkan ke
asumsi utama
mencerminkan
pengalaman
masa lalu,
kecuali untuk
perbaikan
efisiensi.
Manajemen
yakin
perbaikan
sebesar 5% per
tahun adalah
pencapaian
yang layak.

Nilai tukar
Yen Jepang/
dollar AS
selama
periode
anggaran

Kenaikan
harga bahan
baku

Kenaikan
harga bahan
baku

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Dasar untuk
menentukan
nilainilai yang
ditetapkan ke
asumsi utama

ED PSAK No. 48

Rata-rata
nilai tukar
pasar
kedepan
selama
periode
agaran

Taksiran
indeks hrga
konsumen
selama
periode
anggaran
untuk negaranegara
Amerika
Utara
darimana
bahan baku
dibeli

Taksiran
indeks harga
konsumen
selama
periode
anggaran
untuk negaranegara Eropa
darimana
bahan baku
dibeli

Nilainilai yang
ditetapkan
ke asumsi
utama adalah
konsisten
denagan
informasi
yang
bersumber
dari luar.

Nilainilai yang
ditetapkan
ke asumsi
utama adalah
konsisten
dengan
informasi
yang
bersumber
dari luar.

Nilainilai yang
ditetapkan
ke asumsi
utama adalah
konsisten
dengan
informasi
yang
bersumber
dari luar.

Asumsi
utama

Pangsa
pasar yang
dianggarkan

Pangsa
pasar yang
dianggarkan

Dasar untuk
menentukan
nilainilai yang
ditetapkan ke
asumsi utama

Rata-rata
pangsa
pasar dalam
periode
segera
sebelum
periode
anggaran.

rata-rata
pangsa pasar
di periode
segera sebelum
periode
anggaran,
dinaikkan
setiap
tahun untuk
mengantisipasi
pertumbuhan
pangsa pasar

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

48.113

Penurunan Nilai Aset

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

ED PSAK No. 48

Nilai-nilai yang
ditetapkan ke
asumsi utama
mencerminkan
pengalaman
masa lalu.
Tidak ada
perubahan
di pangsa
pasar yang
diharapkan
sebagai hasil
dari perbaikan
kualitas
produk yang
terus menerus
berpasangan
dengan
peningkatan
kompetisi yang
diantisipasi.

Manajemen
yakin pangsa
pasar tumbuh
6% per
tahun adalah
pencapaian
yang layak
disebabkan
pengeluaran
iklan yang
meningkat,
manfaat dari
proteksi 10
tahun paten
produk
utama C, dan
sinerji yang
diharapkan
dapat dicapai
dari operasi C
sebagai bagian
dari segmen
M Amerika
Utara .

(a) Asumsi utama table ini untuk unit A dan B adalah asumsi utama yang hanya
digunakan dalam penghitungan jumlah terpulihkan untuk kedua unit tersebut.

48.114

Hak Cipta 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai