Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Oleh Kelompok 6:

Rezki Wulandari Yusuf

B1C1 14 047

Sri Wahyuni

B1C1 14 110

Rizki Puja Khumaerah

B1C1 14 048

Yorianto Pangloli

B1C1 14 111

Nur Annisak

B1C1 14 047

Hikma Ramdhani

B1C1 14 112

Saliani

B1C1 14 050

Meidy Riskina Eka

B1C1 14 114

Melani Rudita

B1C1 14 051

Nailawati F Latif

B1C1 14 115

Andi Mayasari Tenri Pada

B1C1 14 053

Cynthia A De Riuter

B1C1 14 116

Usnul Khaerati Gaffar

B1C1 14 054

Capriyani Haris

B1C1 14 117

Irene Petrus Padangaran

B1C1 14 055

Yulia Olga

B1C1 14 118

Wa Ode Arifatul R

B1C1 14 119

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN AWAL...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Definisi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas....................................................2
2.2 Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai................................................2
2.3 Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang..............................................................7
2.4 Cancelled Check.............................................................................................10
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

KATA PENGANTAR
2

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan Salam kami limpahkan kepada baginda tercinta
Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini memuat tentang Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari
luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT. akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya. Kritik
dan saran sangat dianjurkan agar penyusunan makalah kedepannya dapat lebih baik. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem Informasi Akutansi sudah berkembang di Indonesia. Perusahaan-perusahaan
sudah menerapkan sistem ini untuk kebaikan perusahaan kedepannya. Sistem Informasi
Akuntansi mengajarkan sistem pengolahan informasi akuntansi sejak data direkam dalam
dokumen melalui berbagai catatan akuntansi, sampai dengan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan selain itu juga dapat merancang informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen atau pemakai lain dan meracang unsur pengendalian intern dalam sistem
pengolahan informasi tersebut.
Setiap perusahaan memiliki berbagai transaksi salah satunya adalah transaksi penjualan.
Transaksi penjualan tersebut bisa berupa penjualan tunai dan penjualan piutang (kredit).
Dalam transaksi tersebut perusahaan akan memperoleh pemasukan berupa kas. Untuk
mencatat pemasukan kas diperlukan suatu sistem informasi yang tepat yang dapat
mengahasilkan informasi yang bermanfaat.
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan kas dapat menjadi sarana melakukan
pengendalian dalam transaksi penerimaan kas. Sehingga dapat menghindari penyimpanganpenyimpangan yang terjadi di perusahaan. Sistem ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
manajemen dalam melaksanakan fungsinya dan dapat mendukung kebutuhan manajemen
dalam mengelola perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari system akuntansi penerimaan kas?
1.2.2 Bagaimana system penerimaan kas dari penjualan tunai?
1.2.3 Bagaimana system penerimaan kas dari piutang?
1.2.4 Apa itu Cancelled Check ?
1.2.5 Bagaimana perlakuan Cancelled Check di Amerika Serikat dan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari system akuntansi penerimaan kas.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana system penerimaan kas dari penjualan tunai.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana system penerimaan kas dari piutang.
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu Cancelled Check.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana perlakuan Cancelled Check di Amerika Serikat dan
di Indonesia.

BAB II
1

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan kas bisa berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai,
penjualan aktiva tetap, pinjaman baik dari bank maupun dari wesel, setoran modal baru.
Tetapi penerimaan kas perusahaan biasanya berasal dari 2 sumber utama : penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai
maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang
dapat menambah kas perusahaan. Sumber pnerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang
berasal dari transaksi penjualan tunai (Mulyadi,2003:455).
Penerimaaan kas bisa terjadi dengan berbagai macam cara seperti lewat pos, pembayaran
langsung ke kasir atau pelunasan ke bank. Uang yang diterima bias berbentuk uang tunai,
baik logam maupun uang kertas, cek, money order, bank draft, dan lain lain.
Dalam penyusunan prosedur penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya dan
frekuensi masing masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi dan metode
pengelolaan dan pengawasan fisik atau membuat catatan pengelolaan dan pengawasan.
Penerimaan Kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.2 Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
2.2.1 Deskripsi Kegiatan
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang lebih dahulusebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uangditerima oleh perusahaan, barang kemudian
diserahkan kepada pembeli dantransaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan.
Berdasarkan sistem pengendalian yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah dengan
cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit,yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksipenerimaan kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini :
1. Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir,dan kemudian
menerima barang yang dibeli.Dalam over-the-counter sales ini, perusahaan menerima
uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan
kartu kredit atau kredit debit, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.Penerimaan
kas dari over-the-counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini :
2

a) Pembeli memesan barang langsung kepada wiraniaga (sales person) di Bagian


Penjualan.
b) Bagian Kas menerima pembayaran dari pembeli, yang dapat berupa uang tunai, cek
pribadi (personal check), kartu kredit, atau kartu debit.
c) Bagian penjualan memerintahkan Bagian Pengiriman untuk menyerahkan barang
kepada pembeli.
d) Bagian Pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli.
e) Bagian kas menyetorkan kas yang diterima ke bank.
f) Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan.
g) Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari penjualan tunai dalam jurnal
penerimaan kas.
2. Prosedur penerimaan kas dari cash-on-delivery sales (COD sales)
Cash-on-delivery sales (COD) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos,
perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan
kas dari hasil penjualan. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah
pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan
jaminan penerimaan kas dan bagi perusahaan penjual.COD sales melalui pos
dilaksanakan dengan prosedur berikut ini :
a) Pembeli memesan barang lewat surat yang dikirim melalui kantor pos.
b) Penjual mengirimkan barang melalui kantor pos pengirim dengan cara mengisi
formulir COD sales di kantor pos.
c) Kantor pos pengirim mengirim barang dan formulir COD sales sesuai dengan
instruksi penjual kepada kantor pos penerima.
d) Kantor pos penerima, pada saat diterimanya barang dan formulir COD sales,
memberitahukan kepada pembeli tentang diterimanya kiriman barang COD sales.
e) Pembeli membawa surat panggilan ke kantor pos penerima dan melakukan
pembayaran sejumlah yang tercantum dalam formulir COD sales.
f) Kantor pos penerima memberi tahu kantor pos pengirim bahwa COD sales telah
dilaksanakan.
g) Kantor pos pengirim memberi tahu penjual bahwa COD sales telah selesai
dilaksanakan, sehingga penjual dapat mengambil kas yang diterima dari pembeli.
Pencatatan COD sales dilakukan dalam dua jurnal yaitu:
Jurnal Penjualan
Pada saat barang dikirim, Bagian jurnal membuat jurnal dalam sebagai berikut:
Penjualan Tunai
xx
Pendapatan Penjualan COD
xx
PPN Keluaran*
xx
Jurnal Penerimaan Kas
Pada saat kas diterima oleh Bagian Kas, Bagian jurnal membuat jurnal dalam jurnal
penerimaan kas sebagai berikut:
Kas

xx
3

Penjualan Tunai

xx

3. Prosedur penerimaan kas dari credit card sales


Kartu kredit merupakan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam over-thecounter sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui
jasa pos atau angkutan umum.
Kartu kredit dapat digolongkan, menjad itiga kelompok:
1. Kartu kredit bank (bank cards)
Contoh : jika perusahaan menjual barang dengan menerima kartu kredit sebagai
sarana pembayaran dari langganan,jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut
adalah:
Piutang Kartu Kredit
Beban Kartu Kredit
PPN Keluaran
Penjualan Kartu Kredit

xx
xx
xx
xx

Ketika memperoleh pelunasan dari bank yang menerbitkan kartu kredit maka jurnalnya
adalah :
Kas

xx
Penjualan Kredit

xx

2. Kartu Kredit Perusahaan (company cards)


Kartu kredit ini diterbitkan oleh perusahaan tertentu untuk para pelanggannya.
Pelanggan dapat mengunakan kartu kredit ini untuk membeli barang hanya ke
perusahaan yang menerbitkan kartu kredit tersebut.
3. Kartu Berpergian dan Hiburan (Travel and Entertaiment cards)
Carle Blance biasanya digolongkan ke dalam travel and entertaiment cards, karena
umumnya kartu-kartu tersebut digunakan dalam bisnis restoran, hotel, dan model. Jurnal
untuk mencatat penjualan dengan menerima kartu kredit jenis ini tidak berbeda dengan
jurnal penjualan dengan menerima kartu kredit bank.
2.2.2

Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan
faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi
kas.
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertangguang jawab atas penerimaan kas dari pembeli.
3. Fungsi gedung
4

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang
yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan
kas dan pembuatan laporan penjualan.
2.2.3

Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selam jangka waktu tertentu
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7. Otorisasi pejabat yang berwenang
2.2.4

Dokumen yang Digunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
1. Faktur penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh
manajemen mengenai transaksi penjualan tunai.
2. Pita register kas (cash register tape)
Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register
kas (cash register).Pita register kas ini merupakan bukti penerimaan kas yang
dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan
tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan.
3. Credit Card Sales Slip
Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan
diserahkan kepada perusahaan (disebut merchant) yang menjadi anggota kartu kredit.
4. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan untuk merekam bukti penyerahan barang dari perusahaan
penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.Dokumen ini digunakan oleh
fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh
perusahaan angkutan umum.
5. Faktur Penjualan COD
Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD.
6. Bukti Sektor Bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank.
7. Rekap Beban Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk
yang dijual selama satu periode (misalnya satu bulan).
2.2.5 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
1. Jurnal penjualan.Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi ntuk mencatat dan
meringkas data penjualan
2. Jurnal penerimaan kas.Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum.Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok yang dijual.
4. Kartu Persediaan.Dalam transaksi kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi
akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
5. Kartu Gudang.Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
2.2.6

Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah:
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur penerimaan kas
3. Prosedur penyarahan barang
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
2.2.7

Unsur Pengendalian Intern

Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
Organisasi :
1. Sistem penjualan harus terpisah dari penjualan tunai.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3. Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
4. Penerimaan order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir faktur penjualan tunai.
5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap lunas
pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
6. Penjulan dengan Kartu Debit Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank
penerbit kartu debit.

7. Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman otorisasi oleh
fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur
penjualan tunai.
8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
Praktik yang Sehat :
9. Pita register kas bernomor urut dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
10. Kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
11. Perhitngan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara
mendadak oleh pemeriksa intern.
2.3 Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang
2.3.1 Deskripsi Kegiatan
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara :
(1) Melalui penagih perusahaan,
(2) Melalui pos, dan
(3) Melalui Lock-Box collection plan
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang
seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas
nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima
pembayaran diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima
kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat
menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
2.3.2
1.

2.

3.

4.

Fungsi yang Terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
Fungsi Sekretariat. Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat
bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remintance advice) melalaui pos dari para debitur perusahaan.bertugas untuk membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para debitur.
Fungsi Penagihan. Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung langsung
kepada debitur melalui penagihan perusahaan, fungsi penagihan bertanggung jawab
untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang
yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat
(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalaui penagih perusahaan). Fungsi
kas bertanggung jawab untuk penyetoran kas yang diterima dari berbagai fungsi
tersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
Fungsi Akuntansi. Bertanggung jawab atas pencataan penerimaan kas dari piutang
kedalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang.
7

5. Fungsi Pemeriksa Intern. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan


perhitungan kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik. Disamping itu, fungsi
ini juga bertanggung jawab dalam melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek
ketelitian catatan kas yang disenggarakan oleh fungsi akuntansi.
2.3.3
1.

2.

3.

4.

Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan
bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim
oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima
kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam
pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat
pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
Daftar Surat Pemberitahuan. Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh
fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan
dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat
memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima setiap hari.
Bukti Setor Bank. Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari
piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank,
bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta
kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan
dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi
penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
Kuitansi. dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan
bagi para debitur yang melakukan pem penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
mengembalikan cancalled check kepada check issuer. Jika cancalled chack
dikembalikan kepada check issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan
fungsi oleh cancalled check.

2.3.4

Unsur Pengendalian Intern


Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang

Organisasi :
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi.
Sumber Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau
dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet).
8

4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
5. Pengkreditan rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang)
harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
Praktik yang Sehat:
6. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor
penuh ke bank dengan segera.
7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan.
8. Kas dalam perjalanan (Baik yang ada ditangan Bagian Kasa maupun ditangan bagian
perusahaan) harus diasuransikan.
2.3.5

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Penagih Perusahaan

Penerimaan kas dari piutang bagian melalui penagih perusahaan dilaksanaan


dengan prosedur :
1.
Bagian piutang memberikan daftar yang sudah saatnya ditagih kepada bagian
penagih
2.
Bagian penagih mengirimkan penagih, yang merupakan karyawan perusahaaan
untuk melakukan penagihan kepada debitur
3.
Bagian penagih menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan kepada debitur
4.
Bagian penagih menyerahkan cek kepada bagian kasa
5.
Bagian penagih menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting ke dalam kartu piutang
6.
Bagian kasa mengirim kuitansi cek tersebut sebagai tanda penerimaan kas kepada
debitur
7.
Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan
endorsement oleh pejabar yang berwenang
8.
Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut kepada debitur.
2.3.6

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Pos

Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur
berikut ini:
1.
Bagian Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi
penjualan kredit terjadi.
2.
Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuaan melalui pos.
3.
Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
4.
Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5.
Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting kedalam kartu piutang.
6.
Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur
sebagai tanda penerima
pembayaran dari debitur.
2.3.7

Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Melalui Lock-Box-Collection Plan


1. Bagian penagihan mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada saat
transaksi penjualan kredit terjadi.
9

2. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan
mengirim cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat
3. Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang
diterima oleh perusahaan.
4. Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat
pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat.
5. Bank mengurus chack clearing.
6. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang
untuk mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan.
7. Bagian sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa.
8. Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnak untuk
dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.
2.4 Cancelled Check
Berikut perlakuan cancelled check dalam sistem perbankan di Amerika Serikat dan di
Indonesia.
2.4.1

Cancelled Check di Amerika Serikat


Cancelled check adalah cek yang telah digunakan untuk membayar dan oleh
penerima cek telah diuangkan atau dicairkan ke bank.Dalam sistem perbankan di
Amerika Seriakat, cancelled check dikembalikan kepada nasabah yang mengeluarkan
cek dan digunakan oleh nasabah sebagi bukti telah diterimanya pembayaran yang telah
dilakukan oleh pihak yang namanya tercantum pada cek.
Dalam sistem perbankan pembayar akan dengan aman melaksanakan pembayaran
sehingga memungkinkan dilakukannya bisnis yang tidak mungkin dilaksanakan dalam
sistem perbankan yang lain.
Contoh:
Di Amerika Serikat pemasok mengirimkan faktur segera setelah barang dikirimkan
kepada pembeli.Pembeli kemudian akan memproses faktur tersebut untuk pembayaran
pada saat jatuh tempo faktur. Pada saat faktur jatuh tempo, pembeli mengirimkan cek
(atas nama) kepada pemasok melalui pos. Pemasok membubuhkan tanda tangan
endorsement atas cek dan menyetor cek ke bank. Bank akan memproses pencairan cek
melalui mekanisme clearing. Cek tersebut akan kembali ke tangan pembeli berupa
cancelled check yang berfungsi sebagai tanda terima uang dari pemasok.

2.4.2

Cancelled Check di Indonesia


Sistem perbankan di Indonesia tidak mengembalikan cancelled check kepada
nasabah yang mengeluarkan cek. Karena sistem perbankan tidak menyediakan bukti
pembayaran berupa cancelled check, pihak yang menerima pembayaran berkewajiban
untuk membuat bukti dokumenter yang menunjukkan telah diterimanya kas dari
pembayar.
Contoh:
Di Indonesia, perusahaan asuransi yang menjual polis asuransi kecelakaan di
berbagai tempat seperti bandara, pelabuhan, dan di terminal bus mengunakan counter
yang dijaga orang.Di situ disediakan formulir permintaan asuransi yang harus diisi data
calon tertanggung (atau dibantu oleh wiraniaga) dan harga polis yang dipilih. Jika
10

seseorang tertarik untuk mengasuransikan dirinya, ia mengisi formulir permintaan


asuransi, membayar dengan cek, dan kemudiaan menyerahkan formulir tersebut ke
wiraniaga. Perusahaan asuransi akan memproses permintaan asuransi tersebut dan
menyetorkan cek tersebut ke bank.Sistem perbankan akan memproses cek dan
menyimpan cancelled check di dalam arsip bank. Dengan demikian, jika misalnya dalam
perjalanan orang yang telah membayar polis asuransi kecelakaan tersebut mengalami
kecelakaan, karena cancelled check tidak dikembalikan kepada penulis cek, keluarga
yang ditinggalkan di rumah tidak akan mengetahui bahwa salah satu anggota
keluarganya telahh membeli polis asuransi kecelakaan dan berhak atas santunan.
Mungkin salah satu penyebab penjualan polis asuransi di bandar udara tidak begitu laku
adalah karena sistem perbankan tidak memberikan jaminan kepada pembayar untuk
memperoleh bukti telah diterimanya pembayaran harga polis.
2.4.3

2.4.4

Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:
Fungsi Sekretariat.
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung
jawab dalam penerimaan sek dan surat pemberitahuan (remittance advice) melalui
pos dari para debitur perusahaan.Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar
surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek
dari para debitur.
Fungsi Penagihan.
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para
debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang di tagih yang dibuat oleh
fungsi akuntansi.
Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika
penerima kas dari piutang dilaksanakan melelui penagih perusaan.
Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari
piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu
piutang.
Fungsi Pemeriksaan Internal
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern
bertanggung jawab dalam melaksankan penghitungan kas yang ada di tangan
fungsi kas secara periodik.
Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan pembayaran yang
telah dilakukannya.Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas

11

2.4.5

keluar yang dibuat oleh dibitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh
debitur melalui penagih perusahaan atau pos.
Daftar surat pemberitahuan
Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang
dibuat oleh fungsi sekrtetariat atau fungsi penagihan.
Bukti sektor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang
diterima dari piutang ke bank.
Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan
bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.
Unsur Pengendalian Internal
Unsur pengendalian internal dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

Organisasi, terdiri dari 2 yaitu :


a) Fungsi Akuntansi Harus Terpisah dari Fungsi Penagihan gan Fungsi Penerimaan
Kas.
Untuk menciptakan internal check fungsi penagihan bertanggung jawab untuk
menagih dan menerima cek atau uang tunai dari debitur harus di pisahkan dari
fungsi penerimaan kas yang bertanggung jawab untuk melakukan endorsment
cek dan menyetorkan cek dan uang tuani hasil penagihan ke rekening giro
perusahaan di bank.
b) Fungsi Penerimaan Kas Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi tidak boleh digabungkan dengan fungsi penyimpanan, untuk
menghindari kemungkinan penggunaan catatan akuntansi untuk menutupi
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan.

Sistem Otoritas dan Prosedur Pencatatan


c) Debitur Diminta untuk Melakukan Pembayaran dalam Bentuk Cek atas Nama
atau dengan Cara Pemindahbukuan (Giro Bilyet)
Untuk menghindari penerimaan kas dan debitur jatuh ke tangan pribadi
karyawan.

12

BAB III
KESIMPULAN
Transaksi penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan Asset
perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah. Penerimaan kas perusahaan berasal dari
dua sumber utama yaitu penerimaan kas penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penerimaan kas dari penjualan tunai yang terdiri penerimaan kas dari over-the-counter sale,
dari cash-on-delivery sale,dan dari credit card sale. Penerimaan kas dari penjualan piutang
melalui penagihan perusahaan, kantor pos, dan lock-box-collection plan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Fauziaa, Ithaa. 2012. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. [Online]. Tersedia dalam:
http://ithaafauziaa.blogspot.co.id/2012/12/sistem-akuntansi-penerimaan-kas_1536.html.
[Diakses tanggal 17 November 2016].
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Cetakan 4. Jakarta: Salemba Empat

14

Anda mungkin juga menyukai