Oleh Kelompok 6:
B1C1 14 047
Sri Wahyuni
B1C1 14 110
B1C1 14 048
Yorianto Pangloli
B1C1 14 111
Nur Annisak
B1C1 14 047
Hikma Ramdhani
B1C1 14 112
Saliani
B1C1 14 050
B1C1 14 114
Melani Rudita
B1C1 14 051
Nailawati F Latif
B1C1 14 115
B1C1 14 053
Cynthia A De Riuter
B1C1 14 116
B1C1 14 054
Capriyani Haris
B1C1 14 117
B1C1 14 055
Yulia Olga
B1C1 14 118
Wa Ode Arifatul R
B1C1 14 119
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN AWAL...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................2
2.1 Definisi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas....................................................2
2.2 Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai................................................2
2.3 Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang..............................................................7
2.4 Cancelled Check.............................................................................................10
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
KATA PENGANTAR
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem Informasi Akutansi sudah berkembang di Indonesia. Perusahaan-perusahaan
sudah menerapkan sistem ini untuk kebaikan perusahaan kedepannya. Sistem Informasi
Akuntansi mengajarkan sistem pengolahan informasi akuntansi sejak data direkam dalam
dokumen melalui berbagai catatan akuntansi, sampai dengan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan selain itu juga dapat merancang informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen atau pemakai lain dan meracang unsur pengendalian intern dalam sistem
pengolahan informasi tersebut.
Setiap perusahaan memiliki berbagai transaksi salah satunya adalah transaksi penjualan.
Transaksi penjualan tersebut bisa berupa penjualan tunai dan penjualan piutang (kredit).
Dalam transaksi tersebut perusahaan akan memperoleh pemasukan berupa kas. Untuk
mencatat pemasukan kas diperlukan suatu sistem informasi yang tepat yang dapat
mengahasilkan informasi yang bermanfaat.
Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan kas dapat menjadi sarana melakukan
pengendalian dalam transaksi penerimaan kas. Sehingga dapat menghindari penyimpanganpenyimpangan yang terjadi di perusahaan. Sistem ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
manajemen dalam melaksanakan fungsinya dan dapat mendukung kebutuhan manajemen
dalam mengelola perusahaannya.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari system akuntansi penerimaan kas?
1.2.2 Bagaimana system penerimaan kas dari penjualan tunai?
1.2.3 Bagaimana system penerimaan kas dari piutang?
1.2.4 Apa itu Cancelled Check ?
1.2.5 Bagaimana perlakuan Cancelled Check di Amerika Serikat dan di Indonesia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari system akuntansi penerimaan kas.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana system penerimaan kas dari penjualan tunai.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana system penerimaan kas dari piutang.
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu Cancelled Check.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana perlakuan Cancelled Check di Amerika Serikat dan
di Indonesia.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Penerimaan kas bisa berasal dari berbagai macam sumber yaitu dari penjualan tunai,
penjualan aktiva tetap, pinjaman baik dari bank maupun dari wesel, setoran modal baru.
Tetapi penerimaan kas perusahaan biasanya berasal dari 2 sumber utama : penerimaan kas
dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang tunai
maupun surat-surat berharga yang mempunyai sifat dapat segara digunakan, yang berasal dari
transaksi perusahaan maupun penjualan tunai, pelunasan piutang, atau transaksi lainnya yang
dapat menambah kas perusahaan. Sumber pnerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang
berasal dari transaksi penjualan tunai (Mulyadi,2003:455).
Penerimaaan kas bisa terjadi dengan berbagai macam cara seperti lewat pos, pembayaran
langsung ke kasir atau pelunasan ke bank. Uang yang diterima bias berbentuk uang tunai,
baik logam maupun uang kertas, cek, money order, bank draft, dan lain lain.
Dalam penyusunan prosedur penerimaan kas perlu dipertimbangkan pentingnya dan
frekuensi masing masing transaksi. Sesudah itu baru merencanakan organisasi dan metode
pengelolaan dan pengawasan fisik atau membuat catatan pengelolaan dan pengawasan.
Penerimaan Kas perusahaan berasal dari dua sumber utama : penerimaan kas dari penjualan
tunai dan penerimaan kas dari piutang.
2.2 Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
2.2.1 Deskripsi Kegiatan
Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli
melakukan pembayaran harga barang lebih dahulusebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uangditerima oleh perusahaan, barang kemudian
diserahkan kepada pembeli dantransaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh
perusahaan.
Berdasarkan sistem pengendalian yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah dengan
cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.
2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit,yang
melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksipenerimaan kas.
Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur berikut ini :
1. Prosedur penerimaan kas dari over-the-counter sales
Dalam penjualan tunai ini, pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir,dan kemudian
menerima barang yang dibeli.Dalam over-the-counter sales ini, perusahaan menerima
uang tunai, cek pribadi (personal check), atau pembayaran langsung dari pembeli dengan
kartu kredit atau kredit debit, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.Penerimaan
kas dari over-the-counter sales dilaksanakan melalui prosedur berikut ini :
2
xx
3
Penjualan Tunai
xx
xx
xx
xx
xx
Ketika memperoleh pelunasan dari bank yang menerbitkan kartu kredit maka jurnalnya
adalah :
Kas
xx
Penjualan Kredit
xx
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:
1. Fungsi penjualan
Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab
untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan
faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi
kas.
2. Fungsi kas
Fungsi ini bertangguang jawab atas penerimaan kas dari pembeli.
3. Fungsi gedung
4
Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh
pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman.
4. Fungsi pengiriman
Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan barang
yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan
kas dan pembuatan laporan penjualan.
2.2.3
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dari penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah:
1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama
jangka waktu tertentu.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai
3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selam jangka waktu tertentu
4. Nama dan alamat pembeli
5. Kuantitas produk yang dijual
6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan
7. Otorisasi pejabat yang berwenang
2.2.4
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk
yang dijual selama satu periode (misalnya satu bulan).
2.2.5 Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
1. Jurnal penjualan.Jurnal penjualan digunakan oleh fungsi akuntansi ntuk mencatat dan
meringkas data penjualan
2. Jurnal penerimaan kas.Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, di antaranya dari penjualan tunai.
3. Jurnal Umum.Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, jurnal ini
digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat harga pokok yang dijual.
4. Kartu Persediaan.Dalam transaksi kartu persediaan ini diselenggarakan di fungsi
akuntansi untuk mengawasi mutasi dan persediaan barang yang disimpan di gudang.
5. Kartu Gudang.Catatan ini tidak termasuk sebagai catatan akuntansi karena hanya
berisi data kuantitas persediaan yang disimpan di gudang.
2.2.6
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjulan tunai adalah:
1. Prosedur order penjualan
2. Prosedur penerimaan kas
3. Prosedur penyarahan barang
4. Prosedur pencatatan penjualan tunai
5. Prosedur penyetoran kas ke bank
6. Prosedur pencatatan penerimaan kas
7. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan
2.2.7
Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai adalah sebagai berikut :
Organisasi :
1. Sistem penjualan harus terpisah dari penjualan tunai.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
3. Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
4. Penerimaan order dari pembeli otorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan
formulir faktur penjualan tunai.
5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap lunas
pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
6. Penjulan dengan Kartu Debit Bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank
penerbit kartu debit.
7. Penyerahan barang kepada pembeli diotorisasi oleh fungsi pengiriman otorisasi oleh
fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur
penjualan tunai.
8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara
memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
Praktik yang Sehat :
9. Pita register kas bernomor urut dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi
penjualan.
10. Kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
11. Perhitngan saldo kas yang ada ditangan fungsi kas secara periodik dan secara
mendadak oleh pemeriksa intern.
2.3 Sistem Penerimaan Kas Dari Piutang
2.3.1 Deskripsi Kegiatan
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara :
(1) Melalui penagih perusahaan,
(2) Melalui pos, dan
(3) Melalui Lock-Box collection plan
Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan kas dari piutang
seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran dengan menggunakan cek atas
nama, yang secara jelas mencantumkan nama perusahaan yang berhak menerima
pembayaran diatas cek. Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima
kas dari debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat
menguangkan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan pribadinya.
2.3.2
1.
2.
3.
4.
2.
3.
4.
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
Surat Pemberitahuan. Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud
pembayaran yang dilakukannya. Surat pemberitahuaan biasanya berupa tembusan
bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirim
oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos. Bagi perusahaan yang menerima
kas dari piutang, surat pemberitahuaan ini digunakan sebagai sumber dalam
pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. Karena surat
pemberitahuaan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar.
Daftar Surat Pemberitahuan. Merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh
fungsi sekretariat atau fungsi penagihan. Jika penerimaan kas dari piutang perusahaan
dilakukan melalui pos, fungsi sekretariat bertugas membuka amplop surat
memisahkan surat pemberitahuan dengan cek, dan membuat daftar surat
pemberitahuan yang diterima setiap hari.
Bukti Setor Bank. Dibuat oleh fungsi ksa sebagai penyetoran kas yang diterima dari
piutang ke bank. Bukti setor dibuat 3 lembar dan diserahkan oleh fungsi kas ke bank,
bersamaan dengan penyetoran dari piutang ke bank. Dua lembar tembusannya diminta
kembali bank setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran
kas ke bank. Bukti setor bank diserahkan oleh fungsi kas kepada fungsi akuntansi, dan
dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen sumber untuk pencataan transaksi
penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan kas.
Kuitansi. dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan
bagi para debitur yang melakukan pem penerimaan bayaran utang mereka. Kuitansi
sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan yang tidak
mengembalikan cancalled check kepada check issuer. Jika cancalled chack
dikembalikan kepada check issuer, kuitansi sebagai tanda penerimaan kas digantikan
fungsi oleh cancalled check.
2.3.4
Organisasi :
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi.
Sumber Otorisasi dan Prosedur Pencatatan :
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau
dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet).
8
4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus
ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
5. Pengkreditan rekening membantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian Piutang)
harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
Praktik yang Sehat:
6. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita cara perhitungan kas dan disetor
penuh ke bank dengan segera.
7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan.
8. Kas dalam perjalanan (Baik yang ada ditangan Bagian Kasa maupun ditangan bagian
perusahaan) harus diasuransikan.
2.3.5
Sistem penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur
berikut ini:
1.
Bagian Penagih mengirim faktur penjualan kredit kepada debitur pada transaksi
penjualan kredit terjadi.
2.
Debitur mengirim cek atas nama yang dilampiri surat pemberitahuaan melalui pos.
3.
Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.
4.
Bagian sekretariat menyerahkan cek kepada bagian kasa.
5.
Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting kedalam kartu piutang.
6.
Bagian kasa mengirim kuitansi kepada debitur
sebagai tanda penerima
pembayaran dari debitur.
2.3.7
2. Debitur melakukan pembayaran utangnya pada saat faktur jatuh tempo dengan
mengirim cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat
3. Bank membuka PO Box dan mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang
diterima oleh perusahaan.
4. Bank membuat daftar surat pemberitahuan. Dokumen ini dilampiri dengan surat
pemberitahuan dikirim oleh ke bank ke bagian sekretariat.
5. Bank mengurus chack clearing.
6. Bagian sekretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang
untuk mengkredit rekening membantu piutang debitur yang bersangkutan.
7. Bagian sekretariat menyerahkkan daftar surat pemberitahuan ke bagian kasa.
8. Bagian kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke bagian jurnak untuk
dicatat di dalam jurnal penerimaan kas.
2.4 Cancelled Check
Berikut perlakuan cancelled check dalam sistem perbankan di Amerika Serikat dan di
Indonesia.
2.4.1
2.4.2
2.4.4
Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:
Fungsi Sekretariat.
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi sekretariat bertanggung
jawab dalam penerimaan sek dan surat pemberitahuan (remittance advice) melalui
pos dari para debitur perusahaan.Fungsi sekretariat bertugas untuk membuat daftar
surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek
dari para debitur.
Fungsi Penagihan.
Fungsi penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada para
debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang di tagih yang dibuat oleh
fungsi akuntansi.
Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika
penerima kas dari piutang dilaksanakan melelui penagih perusaan.
Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari
piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu
piutang.
Fungsi Pemeriksaan Internal
Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, fungsi pemeriksa intern
bertanggung jawab dalam melaksankan penghitungan kas yang ada di tangan
fungsi kas secara periodik.
Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:
Surat pemberitahuan
Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahukan pembayaran yang
telah dilakukannya.Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas
11
2.4.5
keluar yang dibuat oleh dibitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh
debitur melalui penagih perusahaan atau pos.
Daftar surat pemberitahuan
Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang
dibuat oleh fungsi sekrtetariat atau fungsi penagihan.
Bukti sektor bank
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang
diterima dari piutang ke bank.
Kuitansi
Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan
bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.
Unsur Pengendalian Internal
Unsur pengendalian internal dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:
12
BAB III
KESIMPULAN
Transaksi penerimaan kas adalah transaksi keuangan yang menyebabkan Asset
perusahaan berupa kas atau setara kas bertambah. Penerimaan kas perusahaan berasal dari
dua sumber utama yaitu penerimaan kas penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
Penerimaan kas dari penjualan tunai yang terdiri penerimaan kas dari over-the-counter sale,
dari cash-on-delivery sale,dan dari credit card sale. Penerimaan kas dari penjualan piutang
melalui penagihan perusahaan, kantor pos, dan lock-box-collection plan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Fauziaa, Ithaa. 2012. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas. [Online]. Tersedia dalam:
http://ithaafauziaa.blogspot.co.id/2012/12/sistem-akuntansi-penerimaan-kas_1536.html.
[Diakses tanggal 17 November 2016].
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Cetakan 4. Jakarta: Salemba Empat
14