Anda di halaman 1dari 16

Teknik Pertambangan adalah suatu disiplin ilmu

keteknikan/rekayasa yang mempelajari tentang bahan


galian/sumberdaya mineral, minyak, gas bumi, dan
batubara mulai dari penyelidikan umum (propeksi),
eksplorasi, penambangan (eksploitasi), pengolahan,
pemurnian, pengangkutan, sampai ke pemasaran
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam
rangka upaya pencarian, penambangan (penggalian),
pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas).
Tambang adalah suatu tempat atau lokasi dimana
aktifitas kegiatan penambangan berlangsung.
Penambangan (mining/exploitation) adalah suatu
kegiatan/proses yang berusaha melepaskan bahan
galian dari batuan induknya yang dibawa ke
permukaan untuk diolah demi kepentingan/kebutuhan
orang banyak, yang terdiri dari clearing striping digging (penggalian), loading (pemuatan), hauling
(pengangkutan).
Penyelidikan Umum (prospecting)
Eksplorasi: eksplorasi pendahuluan, eksplorasi
rinci
Studi kelayakan: teknik, ekonomik, lingkungan
(termasuk studi amdal)
Persiapan produksi (development, construction)
Penambangan
(Pembongkaran,
Pemuatan,Pengangkutan, Penimbunan)
Reklamasi dan Pengelolaan Lingkungan
Pengolahan (mineral dressing)
Pemurnian / metalurgi ekstraksi
Pemasaran
Corporate Social Responsibility (CSR)
Pengakhiran Tambang (Mine Closure)
Ilmu Pertambangan ialah ilmu yang mempelajari
secara teori dan praktik hal-hal yang berkaitan
dengan industri pertambangan berdasarkan prinsip
praktik pertambangan yang baik dan benar (good
mining practice).
Menurut UU No.11 Tahun 1967, bahan tambang
tergolong menjadi 3 jenis:
Golongan A (yang disebut sebagai bahan
strategis)
Merupakan barang yang penting bagi pertahanan,
keamanan dan strategis untuk menjamin
perekonomian negara dan sebagian besar hanya
diizinkan untuk dimiliki oleh pihak pemerintah,
contohnya minyak, uranium dan plutonium.
Golongan B (bahan vital)
Dapat menjamin hayat hidup orang banyak,
contohnya emas, perak, besi dan tembaga.
Golongan C (bahan tidak strategis dan tidak vital).
Bahan
yang
tidak
dianggap
langsung
mempengaruhi hayat hidup orang banyak,
contohnya garam, pasir, marmer, batu kapur dan
asbes.

Biaya operasi adalah semua pengeluaran yang


langsung digunakan untuk memproduksi suatu
barang.
Cadangan yaitu sebagian dari sumberdaya, yaitu
sumberdaya
yang
sudah
diketahui
dapat
dimanfaatkan secarah ekonomis.
Cycle time (waktu daur, waktu edar) yaitu waktu
yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan
tertentu, misalnya pemuatan, pengangkutan dan
pemboran.
Estimasi adalah perkiraan tentang banyaknya atau
besarnya suatu anggaran atau pun cadangan.
Ekplorasi adalah suatu kegiatan dalam rangka
mendapat cadangan suatu deposit, atau pekerjaan
selanjutnya setelah ditemukan endapan mineral
berharga yang meliputi pekerjaan-pekerjaan dan
mendapatkan ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata
dan cadangan dari endapat tersebut.
Eksploitasi adalah suatu kegiatan pengambilan
sumberdaya alam untuk dipakai / dipergunakan atau
dimanfaatkan dalam berbagai keperluan manusia
dalam memenuhi kebutuhannya.
Fill factor adalah perbandingan antara volume
material yang akan digali oleh suatu alat dengan
volume bucket dari alat tersebut.
Grade Resistance yaitu besarnya gaya berat yang
melawan/membantu gerak kendaraan karena
kemiringan jalan yang dilaluinya.
Match factor yaitu faktor untuk menilai keserasian
kerja antara alat angkut dan alat muat dalam operasi
penambangan.
Overburden adalah tanah atau material penutup yang
berada di atas lapisan bahan galian.
Prospeksi adalah kegiatan penyelidikan, pencarian
dan atau penemuan endapan-andapan mineral
berharga.
Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan
untuk menambah nilai guna suatu benda (bahan
galian) atau menciptakan benda baru (konsentrat)
sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi
kebutuhan. Satuan produksi adalah m3/ jam (Cu
yd /hs) atau ton/jam.
Rancangan (design) adalah penentuan persyaratan,
spesifikasi dan kriteria teknik yang rinci dan pasti
untuk mencapai tujuan dan sasaran kegiatan serta
urutan teknis pelaksanaannya.
Reklamasi menurut keputusan Menteri Pertambangan
dan Energi No. 1211/K/008/M.PE/1995, pasal 1 butir
C adalah semua upaya yang terencana untuk
mengembalikan fungsi dan daya dukung lingkungan
pada lahan bekas tambang menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Slope stability (kemantapan lereng) adalah besarnya
sudut untuk suatu bench agar tetap stabil (tidak
terjadi kelongsoran).
Striping ratio adalah perbandingan antara volume
overburder yang akan dikeluarkan untuk memperoleh
satu ton batubara.

Sweel factor (faktor pengembangan tanah/material)


adalah perbandingan antara volume insitu dengan
volume loose dikalikan 100%.
Secara
garis
besar
metode
penambangan
dikelompokkan menjadi 3 (tiga)
Tambang terbuka (surface mining)
Tambang
dalam/tambang
bawah
tanah
(underground mining)
Tambang bawah air (underwater mining)
Pemilihan metode penambangan ini berdasarkan
pada keuntungan terbesar yang akan diperoleh, bukan
berdasarkan letak dangkal atau dalamnya suatu
endapan, serta mempunyai perolehan tambang
(mining recovery) yang terbaik.
ENDAPAN
Karakteristik spasial dari endapan
a. Ukuran (dimensi : tinggi atau tebal khusus)
b. Bentuk (tabular, lentikular, massif, irregular)
c. Attitude (inklinasi dan dip) d. Kedalaman
(nilai:rata-rata dan ekstrim, nisbah pengupasan) 2)
Kondisi geologi dan hidrogeologi
a. Mineralogi dan petrologi (sulfida vs oksida)
b. Komposisi kimia (utama, mineral by product)
c.Struktur endapan (lipatan, patahan, diskontinu,
intrusi)
d. Bidang lemah (kekar, retakan, belahan dalam
mineral, rekahan dalam batubara)
e. Keseragaman, alterasi, erosi
f. Air tanah dan hidrologi
3) Sifat-sifat geoteknik (mekanika tanah dan
mekanika batuan
a. Sifat elastik (kekuatan, modulus elastik,
koefisien Poisson, dan lain-lain)
b. Perilaku elastik atau visko elastik (flow, creep)
c. Keadaan tegangan (tegangan awal, induksi)
d. Konsolidasi, kompaksi dan kompeten
e. Sifat-sifat fisik yang lain (bobot isi, voids,
porositas, permeabilitas, lengas bawaan, lengas
bebas)
4) Konsiderasi ekonomi
a. Cadangan (tonase dan kadar)
b. Produksi
c. Umur tambang
d. Produktivitas
e. Perbandingan ongkos penambangan untuk
metode penambangan yang cocok
5) Faktor teknologi
a. Perolehan tambang
b. Dilusi (jumlah waste yang dihasilkan dengan
bijih)
c. Ke-fleksibilitas-an metode dengan perubahan
kondisi
d. Selektifitas metode untuk bijih dan waste
e. Konsentrasi atau dispersi pekerjaan
f. Modal, pekerja dan intensitas mekanisasi
6) Faktor lingkungan
a. Kontrol bawah tanah
b. Penurunan permukaan tanah

c. Kontrol atmosfir (ventilasi, kontrol kualitas,


kontrol panas dan kelembaban)
d. Kekuatan kerja (pelatihan, recruitment,
kesehatan dan keselamatan, kehidupan, kondisi
permukiman).
Tambang terbuka adalah metode penambangan yang
segala kegiatannya atau aktvitasnya dilakukan di atas
atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan
tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara
luar. Pengelompokkan Metode Tambang Terbuka
Berdasarkan Jenis Endapan
1) Open pit
apabila penambangannya dilakukan dari permukaan
yang relatif mendatar menuju ke arah bawah dimana
endapan bijih tersebut berada. Pada open pit tanah
penutup dikupas dan dipindahkan ke suatu daerah
pembuangan yang tidak ada endapan di bawahnya,
sedangkan pada open cast tanah penutup tidak
dibuang ke daerah pembuangan, tetapi dibuang ke
daerah bekas tambang yang berbatasan.
2) Open cut/open cast/open mine
apabila penggalian endapan bijih dilakukan pada
suatu lereng bukit. Jadi penerapan open pit atau open
cut sangat tergantung pada letak atau bentuk endapan
bijih yang akan ditambang.
3) Quarry
Suatu metode tambang terbuka yang ditetapkan untuk
menambang endapan-endapan bahan galian industri
atau mineral industri. Berdasarkan letak endapan
yang digali atau arah penambangannya secara garis
besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1) Side hill type, diterapkan untuk menambang
batuan atau endapan mineral industri yang letaknya
di lereng bukit atau endapannya berbentuk bukit.
Berdasarkan jalan masuk ke pemuka penambangan
dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Jalan masuk
berbentuk spiral b. Jalan masuk langsung
2) Pit type, diterapkan untuk menambang batuan atau
endapan mineral industri yang terletak pada suatu
daerah yang relatif datar. Jadi tempat kerjanya (front)
digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan
(pit). Berdasarkan jalan masuk ke pemuka kerja,
memiliki tiga kemungkinan jalan masuk, yaitu: a.
Jalan masuk spiral b. Jalan masuk langsung c. Jalan
masuk zig-zag
4) Strip Mine
Sistem tambang terbuka yang diterapkan untuk
menambang endapan-endapan sedimenter yang
letaknya kurang lebih mendatar, misalnya tambang
batubara, tambang-tambang garam, dan lain-lain.
5) Alluvial Mine
Tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang
endapan-endapan alluvial, misalnya tambang bijih
timah, pasir besi, dan lain-lain.
Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
Tambang semprot (hydraulicking)
Sesuai dengan namanya, penggalian endapan pada
tambang semprot dilakukan dengan menggunakan

semprotan air yang bertekanan tinggi dengan


menggunakan alat penyemprot yang dinamakan
monitor atau water jet atau giant. Kekuatan
tekanan disesuaikan dengan jenis material yang
digali.
Syarat
utama
pemakaian
cara
penambangan dengan tambang semprot adalah
harus tersedia banyak air, baik untuk
penggaliannya maupun untuk pengolahannya.
Penambangan dengan kapal keruk (dredging)
Cara penambangan ini digunakan bila endapan
terletak di bawah permukaan air, misalnya di
lepas pantai, sungai, danau atau lembah yang
tersedia banyak. Sistem penggalian dengan kapal
keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Sistem tangga, yaitu pengerukannya dengan
membuat atau membentuk tangga atau jenjang.
b. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan
menekan tangga sampai pada kedalaman tertentu,
kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk
tangga.
c. Sistem kombinasi, yaitu gabungan dari kedua
sistem di atas.
Berdasarkan dari tempat kerjanya, maka
penambangan kapal keruk dapat dibedakan
menjadi kapal keruk darat dan kapal keruk laut.
Manual mining method
Manual mining method
Cara penambangan ini sangat sederhana dengan
menggunakan tenaga manusia hampir tidak
memakai alat mekanis.
a. Ukuran atau jumlah cadangannya kecil
b. Letaknya tersebar dan terpencil
c. Endapannya cukup kaya
Alat penambangan yang biasanya dipakai adalah:
a. Pan / bate l dulang b. Racker (cradle) c.
Longtom d. Sluice box

ALAT GALI
Backhoe (pull shovel).
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat
dari golongan shovel yang khusus dibuat untuk
menggali material di bawah permukaan tanah atau di
bawah tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah
permukaan ini misalnya parit, lubang untuk pondasi
bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya.
Keuntungan beckhoe ini jika dibandingkan dregline
dan clamshell ialah karena beckhoe dapat menggali
sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik.
Karena jangkauan konstruksinya, beckhoe ini lebih
menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat
dan memuat hasil galian ke truk.
Menurut undercarriage nya:
Roda rantai (crawler mounted).
Roda karet (wheel mounted)
Cara Kerja Backhoe:
Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket
dijulurkan ke depan ke tempat galian, bila bucket
sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun
ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan

bucket diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya


seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket
terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan
dilakukan swing, dan pembuangan material hasil
galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.
Power Sovhel
Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa
bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam
truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock
pilling). Power shovel di lapangan digunakan
terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih
tinggi dari tempat kedudukan alat.
3. Dragline.
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan
memuatkan pada alat-alat angkut, misalnya truk atau
ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat
galian. Untuk beberapa proyek. power shovel atau
dragline digunakan untuk menggali, tetapi dalam
beberapa hal, dragline mempunyai keuntungan yang
umumnya disebabkan oleh keadaan medan dan bahan
yang perlu digali.
Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat
galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline
dapat bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja
yang baik, kemudian menggali pada tempat yang
penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus
dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu masuk
ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur
yang menyebabkan teriebaknya truk tersebut.
Dragline sangat baik untuk penggalian pada paritparit, sungai yang tebingnya curam, sehingga
kendaraan angkut tidak periu masuk ke lokasi
penggalian. Satu kerugian dalam menggunakan
dragline untuk menggali ialah produksinya yang
rendah, antara 70% 80% dibandingkan dengan
power shovel untuk ukuran yang sama.
Cara Kerja Dragline
Penggalian dimulai dengan swing pada keadaan
bucket kosong menuju ke posisi menggali, pada saat
yang sama drag cable dan hoist cable dikendorkan,
sehingga bucket jatuh tegak lurus ke bawah. Sesudah
sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara
hoist cable digerak-gerakkan agar bucket dapat
mengikuti permukaan tebing galian sehingga
dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu pass
dapat teratur, dan terkumpul dalam bucket. Kadangkadang hoist cable dikunci pada saat penggalian,
berarti pada saat drag cable ditarik, bucket bergerak
mengikuti lingkaran yang berpusat pada ujung boom
bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan
gigi bucket ke dalam tanah adalah maksimal.
Setelah bucket terisi penuh, sementara drag cable
masih ditarik, hoist cable dikunci sehingga bucket
terangkat lepas dari pennukaan tanah. Hal ini untuk
menjaga agar muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi
dump cable tetap tegang dan tidak berubah
kedudukannya. Kemudian dilakukan swing menuju
tempat (dump)nya material dari bucket. Sebaiknya

truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga swing


tidak melewati kabin truk. Jika bucket sudah ada di
atas badan truk, drag cable dikendrokan bucket akan
terjungkir ke bawah dan muatan tertuang.
CLAMSHELL
Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan
bahan-bahan lepas, seperti pasir, kerikil, lumpur dan
lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga
diangkut secara massa oleh clamshell. Clamshell
bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara
vertikal ke atas, kemudian gerakan swing dan
mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam
truk, atau alat-alat angkut lain, atau hanya menimbun
saja. Karena cara mengangkat dan membuang
muatan vertikal, maka clamshell cocok untuk
pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi
letaknya.
Kapasitas bucket dihitung dalam 3 macam ukuran
yaitu:
Water level capasity adalah kapasitas bucket
dimana bucket terendam air (digantungkan
setinggi permukaan air)
Plate line capacity adaleh kepasitas, dimana
bucket terisi rata mengikuti! garis sepanjang
puncak clamshell
Heaped capacity adalah kapasitas bucket
munjung.
EXCAVATOR
Alat-alat gali sering disebut sebagai excavator, yang
mempunvai bagian-bagian utama antara lain:
Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit)
Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling
unit), dan
Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat
diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Excavator adalah alat yang bekerjanya berputar
bagian atasnya pada sumbu vertikal di antara sistem
roda-rodanya, sehingga excavator yang beroda ban
(truck mounted), pada kedudukan arah kerja
attachment tidak searah dengan sumbu memanjang
sistem roda-roda, sering terjadi proyeksi pusat berat
alat yang dimuati berada di luar pusat berat dari
sistem kendaraan, sehingga dapat menyebabkan alat
berat tergulmg. Untuk mengurangi kemungkinan
terguling ini diberikan alat yang disebut out-triggers.
ALAT MUAT
Articulated Dump Truck
ADT, digunakan untuk memindahkan dan membuang
material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan
berlumpur.
Off Highway Truck
Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truckjuga
digunakan untuk memindahkan material dengan
kapasitas yang besar mulai 40T sampai 360T.
Ponton.

Adalah alat angkut sungai seperti terlihat di gambar


dibawah ini
Belt conveyor
Fungsinya adalah untuk membawa material yang
diangkut.

Dump truck scania


Termasuk di dalam kategori alat pengangkut
material, karena alat ini dapat mengangkut material
secara vertical dan kemudian memindahkannya
secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif
kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose
material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat
yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon.
Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu
memuat material ke dalamnya.
ALAT GALI ANGKUT DAN MUAT
Backhoe Loader
Merupakan gabungan dari dua alat berat yang
berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan
bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian
belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama
dengan yang digunakan padaexcavator.
Alat muat (loader).
Loader adalah alat pemuat material hasil
galian/gusuran alat lain yang tidak dapat langsung
dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer,
Grader, dll. Pada prinsipnya Loader adalah alat
pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke
kendaraan angkut atau alat-alat lain, di samping dapat
juga berfungsi untuk pekeriaan awal, misalnya
clearing ringan, menggusur bongkaran, menggusur
tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan
lain-lain. Sebagai pengangkut material dalam jarak
pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer, karena
pada Bulldozer ada material yang tercecer, sedang
pada Loader material tidak ada yang tercecer.
Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya
dibedakan dua macam:
1. Loader dengan roda rantai (crawler mounted)
2. Loader dengan roda karet (wheel loader)
CARA KERJA LOADER
Loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket
dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat
angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang
penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan
tanah, mendorong ke depan (memuat /menggusur),
mengangkat bucket, membawa dan membuang
muatan. Apabila material harus dimuatkan ke alat
angkut, misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan
ialah :
V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan
seperti bentuk huruf V
L loading, truk di belakang Loader, kemudian
lintasan seperti membuat garis tegak lurus

Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga


ikut aktif
Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket
dapat digerakkan melintasi di atas kabin opeator.

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi


yang tersusun atas mineral dan bahan organik.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara
fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya
perakaran
penopang
tegak
tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air
dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti:
N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan
secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu
tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas
tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik
tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang
dibantu oleh organisme membentuk tekstur unik yang
menutupi permukaan bumi. proses pembentukan
tanah ini akan membentuk lapisan-lapisan yang
menutupi seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan
yang terbentuk memiliki tekstur yang berbeda dan
setiap lapisan juka akan mencerminkan proses-proses
fisika, kimia dan biologi yang telah terjadi selama
proses pembentukannya.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik
dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral
terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung
mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari
pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik mempunyai warna yang gelap (hitam)
dan merupakan pembentuk utama dari lahan gambut.
Tanah organik ini akan terus mengalami proses
panjang selama ratusan tahun untuk menjadi batu
bara.

Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi


karena mengandung beberapa asam organik hasil
dekomposisi berbagai bahan organik. Tanah ini
biasanya memiliki kandungan mineral yang rendah.
Pasokan mineral yang bisa didapat oleh tanah
organilk yaitu berasal dari aliran air atau hasil
dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur
sehingga mampu menyimpan cukup air. Namun
karena memiliki keasaman yang tinggi sebagian
besar tanaman yang menggunakan media tanah ini
tidak bisa tumbuh secara maksimal.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral
ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur
tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga
partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan
lempung.
BATUBARA adalah bahan bakar fosil. Batubara
dapat terbakar, terbentuk dari endapan, batuan
organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen
dan oksigen. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang
telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan
diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas
selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan
batubara.
PEMBENTUKAN BATUBARA
Komposisi batubara hampir sama dengan komposisi
kimia jaringan tumbuhan, keduanya mengandung
unsur utama yang terdiri dari unsur C, H, O, N, S, P.
Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk
dari jaringan tumbuhan yang telah mengalami
coalification. Pada dasarnya pembentukkan batubara
sama dengan cara manusia membuat arang dari kayu,
perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil
rekayasa dan inovasi manusia, selama jangka waktu
yang pendek, sedang batubara terbentuk oleh proses
alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan
tahun. Karena batubara terbentuk oleh proses alam,
maka banyak parameter yang berpengaruh pada
pembentukan batubara. Makin tinggi intensitas
parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu
batubara yang terbentuk.
Ada dua teori yang menjelaskan terbentuknya
batubara, yaitu teori insitu dan teori drift.
Teori insitu menjelaskan, tempat dimana batubara
terbentuk
sama
dengan
tempat
terjadinya
coalification dan sama pula dengan tempat dmana
tumbuhan tersebut berkembang.
Teori drift menjelaskan, bahwa endapan batubara
yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari
tempat lain. Bahan pembentuk batubara mengalami
proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pada
suatu cekungan sedimen. Perbedaan kualitas batubara
dapat diketahui melalui stratigrafi lapisan. Hal ini
mudah dimengerti karena selama terjadi proses
transportasi yang berkaitan dengan kekuatan air, air
yang besar akan menghanyutkan pohon yang besar,
sedangkan saat
arus
air
mengecil
akan
menghanyutkan bagian pohon yang lebih kecil

(ranting dan daun). Penyebaran batubara dengan teori


drift memungkinkan, tergantung dari luasnya
cekungan sendimentasi.
Pada proses pembentukan batubara atau coalification
terjadi proses kimia dan fisika, yang kemudian akan
mengubah bahan dasar dari batubara yaitu selulosa
menjadi lignit, subbitumina, bitumina atau antrasit.
Reaksi pembentukkannya dapat diperlihatkan sebagai
berikut:
5(C6H10O5) ---> C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O +
6CO2 + CO
Klasifikasi Batubara
Menurut American Society for Testing Material
(ASTM), secara umum batubara digolongkan
menjadi 4 berdasarkan kandungan unsur C dan H2O
yaitu: anthracite, bituminous coal, sub bituminous
coal, lignite dan peat (gambut).
a. Anthracite
Warna hitam, sangat mengkilat, kompak, kandungan
karbon sangat tinggi, kandungan airnya sedikit,
kandungan abu sangat sedikit, kandungan sulfur
sangat sedikit.
b. Bituminous/subbituminous coal
Warna hitam mengkilat, kurang kompak, kandungan
karbon relative tinggi, nilai kalor tinggi, kandungan
air sedikit, kandungan abu sedikit, kandungan sulfur
sedikit.
c. Lignite
Warna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon
sedikit, nilai kalor rendah, kandungan air tinggi,
kandungan abu banyak, kandungan sulfur banyak.
KUALITAS BATUBARA
Batubara yang diperoleh dari hasil penambangan
mengandung bahan pengotor (impurities). Hal ini
bisa terjadi ketika proses coalification ataupun pada
proses penambangan yang dalam hal ini
menggunakan alat-alat berat yang selalu bergelimang
dengan tanah. Ada dua jenis pengotor yaitu:
a. Inherent impurities
Merupakan pengotor bawaan yang terdapat dalam
batubara. Batubara yang sudah dibakar memberikan
sisa abu. Pengotor bawaan ini terjadi bersama-sama
pada proses pembentukan batubara. Pengotor tersebut
dapat berupa gybsum (CaSO42H2O), anhidrit
(CaSO4), pirit (FeS2), silica (SiO2). Pengotor ini
tidak mungkin dihilangkan sama sekali, tetapi dapat
dikurangi dengan melakukan pembersihan.
b. Eksternal impurities
Merupakan pengotor yang berasal dari uar, timbul
pada saat proses penambangan antara lain
terbawanya tanah yang berasal dari lapisan penutup.
Sebagai bahan baku pembangkit energi yang
dimanfaatkan industri, mutu batubara mempunyai
peranan sangat penting dalam memilih peralatan
yang akan dipergunakan dan pemeliharaan alat.
Dalam menentukan kualitas batubara perlu
diperhatikan beberapa hal, antara lain:
a. Heating Value (HV) (calorific value/Nilai kalori)

Banyaknya jumlah kalori yang dihasilkan oleh


batubara tiap satuan berat dinyatakan dalam kkal/kg.
semakin tingi HV, makin lambat jalannya batubara
yang diumpankan sebagai bahan bakar setiap jamnya,
sehingga kecepatan umpan batubara perlu
diperhatikan. Hal ini perlu diperhatikan agar panas
yang ditimbulkan tidak melebihi panas yang
diperlukan dalam proses industri.
b. Moisture Content (kandungan lengas).
Lengas batubara ditentukan oleh jumlah kandungan
air yang terdapat dalam batubara. Kandungan air
dalam batubara dapat berbentuk air internal (air
senyawa/unsur), yaitu air yang terikat secara
kimiawi.
Jenis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat dikurangi
dengan cara memperkecil ukuran butir batubara.
Jenis air yang kedua adalah air eksternal, yaitu air
yang menempel pada permukaan butir batubara.
Batubara mempunyai sifat hidrofobik yaitu ketika
batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit
menyerap air, sehingga tidak akan menambah jumlah
air internal.
c. Ash content (kandungan abu)
Komposisi batubara bersifat heterogen, terdiri dari
unsur organik dan senyawa anorgani, yang
merupakan hasil rombakan batuan yang ada di
sekitarnya, bercampur selama proses transportasi,
sedimentasi dan proses pembatubaraan. Abu hasil
dari pembakaran batubara ini, yang dikenal sebagai
ash content. Abu ini merupakan kumpulan dari
bahan-bahan pembentuk batubara yang tidak dapat
terbaka atau yang dioksidasi oleh oksigen. Bahan sisa
dalam bentuk padatan ini antara lain senyawa SiO2,
Al2O3, TiO3, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O,
Na2O, P2O, SO3, dan oksida unsur lain.
d. Sulfur Content (Kandungan Sulfur)
Belerang yang terdapat dalam batubara dibedakan
menjadi 2 yaitu dalam bentuk senyawa organik dan
anorganik. Beleranga dalam bentuk anorganik dapat
dijumpai dalam bentuk pirit (FeS2), markasit (FeS2),
atau dalam bentuk sulfat. Mineral pirit dan makasit
sangat umum terbentuk pada kondisi sedimentasi
rawa (reduktif). Belerang organik terbentuk selama
terjadinya proses coalification. Adanya kandungan
sulfur, baik dalam bentuk organik maupun anorganik
di atmosfer dipicu oleh keberadaan air hujan,
mengakibatkan terbentuk air asam. Air asam ini dapat
merusak bangunan, tumbuhan dan biota lainnya.
PEMANFAATAN BATUBARA
Batubara merupakan sumber energi dari bahan alam
yang tidak akan membusuk, tidak mudah terurai
berbentuk padat. Oleh karenanya rekayasa
pemanfaatan batubara ke bentuk lain perlu dilakukan.
Pemanfataan yang diketahui biasanya adalah sebagai
sumber energi bagi Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Batubara, sebagai bahan bakar rumah tangga
(pengganti minyak tanah) biasanya dibuat briket
batubara, sebagai bahan bakar industri kecil;
misalnya industri genteng/bata, industri keramik. Abu

dari batubara juga dimanfaatkan sebagai bahan dasar


sintesis zeolit, bahan baku semen, penyetabil tanah
yang lembek. Penyusun beton untuk jalan dan
bendungan, penimbun lahan bekas pertambangan,;
recovery magnetit, cenosphere, dan karbon; bahan
baku keramik, gelas, batu bata, dan refraktori; bahan
penggosok (polisher); filler aspal, plastik, dan kertas;
pengganti dan bahan baku semen; aditif dalam
pengolahan limbah (waste stabilization).
Ada beberapa faktor yang menadi alasan batubara
digunakan sebagai sumber energi alternatif, yaitu:
1. Cadangan batubara sangat banyak dan tersebar
luas. Diperkirakan terdapat lebih dari 984 milyar ton
cadangan batubara terbukti (proven coal reserves) di
seluruh dunia yang tersebar di lebih dari 70 negara.
2. Negara-negara maju dan negara-negara
berkembang terkemuka memiliki banyak cadangan
batubara.
3. Batubara dapat diperoleh dari banyak sumber di
pasar dunia dengan pasokan yang stabil.
4. Harga batubara yang murah dibandingkan dengan
minyak dan gas.
5. Batubara aman untuk ditransportasikan dan
disimpan.
6. Batubara dapat ditumpuk di sekitar tambang,
pembangkit listrik, atau lokasi sementara.
7. Teknologi pembangkit listrik tenaga uap batubara
sudah teruji dan handal.
8. Kualitas batubara tidak banyak terpengaruh oleh
cuaca maupun hujan.
9. Pengaruh pemanfaatan batubara terhadap
perubahan lingkungan sudah dipahami dan dipelajari
secara luas, sehingga teknologi batubara bersih (clean
coal technology) dapat dikembangkan dan
diaplikasikan.
GASIFIKASI BATUBARA
Gasifikasi batubara adalah sebuah proses untuk
mengubah batubara padat menjadi gas batubara yang
mudah terbakar (combustible gases), setelah proses
pemurnian gas-gas karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), hidrogen (H), metan (CH4), dan
nitrogen (N2) akhirnya dapat digunakan sebagai
bahan bakar. Hanya menggunakan udara dan uap air
sebagai reacting gas kemudian menghasilkan water
gas atau coal gas, gasifikasi secara nyata mempunyai
tingkat emisi udara, kotoran padat dan limbah
terendah.
MINYAK BUMI
Menurut Teori Biogenitik, minyak bumi terbentuk
dari pelapukan berbagai jenis binatang dan tumbuhan
(mahluk hidup) yang mati dan tertimbun di dalam
endapan lumpur, hanyut terbawa oleh arus sungai,
menuju laut, dan akhirnya berkumpul di dasar laut,
bertemu dengan timbunan-timbunan hasil pelapukan
mahluk hidup yang sebelumnya telah ada. Timbunan
ini kemudian selama beratus juta tahun terendap dan
mengalami proses dekomposisi menjadi gelembung
minyak bumi atau gas alam. Dekomposisi tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu endapan,


waktu, serta tekanan lapisan batuan yang berada di
atasnya.
Menurut Teori Anorganik, minyak bumi terbentuk
akibat adanya aktivitas bakteri yang mampu
melakukan reaksi biokimia, merubah unsur-unsur
seperti Oksigen, Hidrogen, Karbon, Belerang, dan
nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak yang
mengandung hidrokarbon
Teori Duplex sebetulnya merupakan perpaduan
antara Teori Biogenetik dan Teori Anorganik. Teori
ini banyak diterima oleh para ilmuan secara umum.
Dalam teori ini, dijelaskan bahwa minyak bumi
berasal dari materi-materi hidup baik nabati maupun
bewani yang berada di laut, yang karena pengaruh
suhu, tekanan, dan waktu akhirnya berubah menjadi
batuan induk pembentuk bahan-bahan hidrokarbon.
Batuan ini kemudian mengalami proses biokimia dan
akhirnya berubah menjadi minyak bumi dan gas
alam. Keduanya berkumpul dan berpindah ke tempat
yang memiliki tekanan lebih rendah bertemu dengan
minyak bumi dan gas alam hasil dari proses
sebelumnya.
Mereka
semua
terjebak
dan
terperangkap, terakumulasi dengan sesamanya dan
tak sanggup menguap. Dalam perangkap ini bisa
terkandung 3 bahan campuran yang antara lain (1)
minyak, gas, dan air; (2) minyak dan air; atau (3) gas
dan air. Gas alam dalam hal ini akan selalu berada di
lapisan atas, minyak di lapisan tengah, dan air ada di
lapisan bawah. Perbedaan ini terjadi karena adanya
perbedaan massa jenis dan karena sifat ini proses
penambangan minyak bumi dan gas alam menjadi
lebih mudah
Minyak Bumi merupakan bahan bakar yang
dihasilkan oleh alam dari fosil-fosil yang terpendam
berjuta-juta tahun. Fosil adalah sisa tulang-belulang
binatang atau sisa tumbuhan zaman purba yang telah
membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang
kompleks, terutama terdiri dari hidrokarbon bersamasama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen, dan nitrogen dan sangat
sedikit komponen yang mengandung logam.
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak
mentah adalah alkana (parafin), sikloalkana (napten),
dan aromatik. Proporsi dari ketiga tipe hidrokarbon
sangat tergantung pada sumber minyak bumi.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik
lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150
juta tahun yang silam . Sisa-sisa organisme itu
mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh
lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di
atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan
dan suhu, bakteri anerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
proses pembentukan minyak bumi dan gas ini
memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang
terbentuk meresap dalam batuan yang berpori

bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas


dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah
lain, kemudia terkonsentrasi jika terhalang oleh
lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas
alam yang terbentuk di dasar lautan, banyak sumber
minyak dan gas yaang terdapat di daratan. hal ini
terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga
sebagian lautan menjadi daratan.
PENGOLAHAN MINYAK BUMI
Minyak bumi biasanya berada 3-4 KM dibawah
permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat
sumur bor. Minyak mentah berbentuk cairan kental
hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah
belun dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun
untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih
dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500
jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai
50.
Pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi
bertingkat, dimana inyak mentah dipisahkan ke
dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip. Pada suhu sekitar 400C kemudian
dialirkan ke dalam menara fraksionasi. Komponen
yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa
cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik
didihnya lebih rendah akan menguap naik ke bagian
atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas suhu dalam menara
fraksionasi semakin rendah. Sehingga, setiap kali
komponen dengan titik didih yang lebih tinggi akan
mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang
titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang yang
lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga
komponen yang mencapai puncak menara adalah
komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
DAMPAK PEMBAKARAN MINYAK BUMI
Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak
bumi dan gas alam) dapat menyebabkan masalah
pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran
udara. Seperti yang terjadi di kota-kota besar dan
padat penduduk. Agar lebih memahami manfaat
pemakaian bahan bakar fosil dan dampak yang
mungkin terjadi, akan dibahas berbagai pencemaran
udara, efek rumah kaca dan hujan asam.
1. Pencemaran Udara
Penggunaan bahan bakar fosil jika pembakarannya
tidak sempurna dapat menimbulkan pencemaran
udara yang berupa partikulat atau gas dapat
membahayakan kesehatan manusia atau kestabilan
bumi. Berikut beberapa pencemaran yang mungkin
terjadi :
a. Pengotor dalam bahan bakar
Batubara mengandung sedikit belerang dan saat
dibakara akan menghasilkan SO2 dan meninggalkan
abu yang mengandung oksida-oksida logam.
b. Bahan Additif
Untuk menaikkan bilangan oktan dalam bensin
ditambahkan zat-zat additive yang pembakarannya

menghasilkan PbBr2 sebagai pencemar udara karena


dapat merusak ginjal, otak dan hati.
c. Karbon dioksida (CO2)
CO2 yang dihasilkan kendaraan bermotor sebenarnya
tidak berbahaya bagi manusia, namun peningkatan
suhu permukaan bumi (efek rumah kaca) atau
pemanasan global yang berpengaruh pada iklim dan
pencairan es di kutub
d. Karbon Monoksida (CO)
Pembakaran yang berlangsung tidak sempurna selain
menghasilkan CO2 juga menghasilkan CO dan
Jelaga. CO beracun dan dapat menimbulkan rasa
sakit pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru.
Jika CO masuk dalam darah melalui pernafasan dapat
bereaksi dengan hemoglobin dalam darah
membentuk
karbosihemoglobin
sehingga
menghalangi darah membawa oksigen ke seluruh
tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen yang dapat
menimbulkan kematian yang diawali rasa lemas.
e. Oksida belerang (SO2 dan SO3)
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil khususnya
batu bara adalah SO2 dan SO3. Jika SO2 terhisap
dalam pernafasan membentuk asam sulfit yang akan
merusak jaringan sehingga menimbulkan rasa sakit.
Sedangkan jika yang terhisap SO3 akan membentuk
asam sulfat yang berbahaya. Jika oksida belerang
larut dalam hujan akan menyebabkan hujan asam.
f. Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Dalam silinder bunga api listrik menyebabkan sedikit
nitrogen bereaksi dengan oksigen membbentuk NO
dan setelah keluar dari knalpot NO bereaksi dengan
udara (oksigen) membentuk NO2.
N2 + O2 2NO(g)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Sebenarnya NO dan NO2 tidak beracun secara
langsung tetapi NO bereaksi dengan bahan pencemar
lain menimbulkan asap kabut atau Smog yang dapat
menimbulkan iritasi pada mata dan saluran
pernafasan. Smog juga mengurangi daya pandang
dan tanaman menjadi rumah kayu.
2. Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)
a. Pengertian
Cahaya matahari dapat menembus atap kaca dan
menghangatkan tanaman atau apa saja yang terdapat
dalam rumah kaca. Tanaman atau material apa saja
yang mengalami pemanasan tersebut akan
memancarkan radiasi infra merah (gelombang panas)
yang akan diserap kaca dan meradiasikannya ke
dalam rumah kaca dan terjadi peningkatan suhu.
Keadaan tersebut merupakan gambaran pengaruh
sinar matahari terhadap suhu permukaan bumi. Di
atmosfer yang bertindak sebagai kaca adalah gas
rumah kaca (GRK) yang meliputi karbondioksida
(CO2), uap air (CO), metana (CH4) dan senyawa
golongan CFC. Jadi gas-gas tersebut berfungsi
sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan bumi
rata-rata sekitar 15C dan jika tanpa GRK, suhu
permukaan bumi diperkirakan mencapai -25C.
b. Gas-Gas Rumah Kaca (GRK)

1) Karbon dioksida (CO2)


CO2 merupakan gas rumah kaca paling penting
karena kelimpahan diatmosfer paling banyak. Akhirakhir ini kelimpahan CO2 meningkat dengan adanya
kemajuan teknologi, pertambahan penduduk dan
semakin banyaknya pabrik, kendaraan dan
pembakaran utan.
2) Uap air
Kelimpahan uap air di udara cukup besar, namun
keberadaannya tidak terkait langsung dengan
aktivitas manusia, sehingga peningkatan atau
berkurangnya tidak mengkhawatirkan.
3) Metana
Kelimpahan metana jauh lebih sedikit dibandingkan
CO2(g) dan H2O namun mempunyai efek rumah
kaca yang lebih kuat daripada CO2 per molekulnya.
Keberadaan CH4 merupakan hasil penguraian sisasisa tumbuhan.
4) Keluarga CFC
CFC merupakan gas rumah kaca namun
keberadaannya dapat merusak lapisan ozon. CFC
dihasilkan dari penggunaan lemari es, berbagai alat
semprot (deodorant, minyak wangi, hairspray,
berbagai pembersih dll)
3. Hujan Asam
Air hujan pada umumnya bersifat asam dengan pH
(derajat keasaman) sekitar 5,7. Jika air hujan
mempunyai pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab hujan asam
Air hujan mencapai pH 5,7 (normal) dikarenakan
melarutkan gas CO2 di udara
CO2(g) + H2O (l) H2CO3(aq)
Air hujan yang pH nya kurang dari 5,7 dikarenakan
diudara banyak mengandung pollutant : SO2, SO3
dan NO2 dengan reaksi sebagai berikut :
SO2(g) + H2O(l) H2SO3(aq) (asam sulfit)
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq) (asam sulfat)
2NO2(g) + H2O(l) HNO2(aq) + HNO3(aq)
b. Dampak Hujan Asam
Hujan asam menimbulkan masalah lingkungan
terutama tanaman, biota air dan bangunan
1) Kerusakan hutan
Hujan asam dapat melarutkan unsure hara yang
penting seperti kallsium dan magnesium sehingga
tanah bersifat asam yang tidak baik bagi tumbuhan.
Selain itu hujan asam membebaskan ion aluminium
yang merupakan racun bagi tanaman dan gas SO2
yang ada bersama hujan asam dapat mematikan daun
tumbuhan.
2) Kematian Biota Air
Hujan asam mengakibatkan air sungai dan danau
bersifat asam yang akan mematikan ikan dan
tumbuhan air.
3) Kerusakan bangunan
4) Hujan asam dapat merusak bangunan. Bahan
bangunan seperti batu kapur, marmer dan beton
sedikit banyak mengandung CaCO3 yang akan larut
dalam asam

CaCO3(s) + 2HNO3(aq) Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) +


CO2(g)
c. Penanggulangan Hujan Asam
Terjadinya hujan asam dapat ditanggulangi dengan
cara :
1) Menetralkan asamnya
Danau yang bersifat asam dapat dinetralkan dengan
menambahkan CaCO3 yaitu basa yang relative
murah
2) Mengurangi emisi SO2 yang berasal dari
pembangkit tenaga dengan batubara. SO2 dapat
dikurangi dengan menyerap SO2 sebelum memasuki
cerobong asap. Zat yang dapat menyerap SO2 adalah
CaCO4 yang dapat digunakan untuk membuat plester
tembok/ plamir.
SO2 + CaCO3 CaSO3 + CO2
CaSO3 + O2 CaSO4
3) Mengurangi emisi Oksida Nitrogen
Oksida nitrogen (NO) terutama berasal dari
kendaraan bermotor. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan jalan mengurangi laju kendaraan. Cara lain
dilakukan dengan mengubah katalitik pada knalpot
kendaraan.
GAS ALAM

KONVERSI
Konversi satuan adalah perubahan sistem satuan
pengukuran dari satu sistem kesistem yang lain,
mengkorvensikan satuan-satuan dari berbagai
besaran di dalam fisika sangat penting, karna didalam
fisika banyak pengukuran dan penghitungan yang
memerlukan satuan yang tepat.
Konversi satuan (perubahan satuan pada satuan baku)
1 milimeter = 0,001 meter (10-3m)
1 sentimeter = 0,01 meter (10-2m)
1 desimeter = 0,1 meter (10-1m)
1 dekamete = 10 meter (101m)
1 hektometer = 100 meter (102m)
1 kilometer = 1000 meter (103m)
1 miligram = 0,000001 kg (10-6 kg)
1 sentigram = 0,00001 kg (10-5 kg)
1 desigram = 0,0001 kg (10-4 kg)
1 geam =0,001 kg (10-3 kg)
1 dekagram =0,01 kg (10-2 kg)
1 hektogram =0,1 kg (10-1 kg)

1 kwintal =100 kg (102 kg)


1 ton =1.000 kg (103kg)
1 ons =100g
1 inchi = 2,45 cm
1 mil = 1.6 kilometer
1 feet = 30,48 cm
1 barrel = 159 liter
1 foot = 12 inci = 0,3048 m
1 yard = 3 feet = 0,9144 m
1 mile = 1.760 yards
1 kg = 2 pon
1 pon = 5 ons
1 hg = 1 ons
1 kg = 10 ons
1 ons = 100 gram
1 hektar = 10.000 m2
1 are = 1 dam2 = 100 m2
1 ca = 1 m2
1 m3 = 1000 liter
1 dm3 = 1 liter
1 liter = 1000 cm3
1 cm3 = 1 cc
1 barrel = 158,99 liter
1 gallon = 4,5461 liter
1 gross = 144 buah
1 gross = 12 lusin
1 lusin = 12 buah
1 kodi = 20 helai
1 rim = 500 lembar
1 menit =60 sekon
1 jam =60 menit =6060=3.600 sekon
1 hari = 24 jam = 243600 = 86.400 sekon.
1 m2=.cm2
1 m x 1m= 100cm x 100cm=10.000cm=104cm2
1 m3=cm3
1mx 1m x 1m = 100 cm x100 cm x100
cm=1,000.000 cm3=106 cm3
36km/jam =m/s
36km/jam=36.000m/3.600 sekon =10/s
1kg/m3=g/cm3
1 kg/m3=1.000g/1.000.000cm3=0,001 g//cm3=10-3
g/cm3
Celcius ke Fahrenheit = (9/5 x celcius) + 32
Celcius ke Reamur = 4/5 x celcius
Fahrenheit ke Celsius = 5/9 x (fahrenheit - 32)
Fahrenheit ke Reamur = 4/9 x (fahrenheit - 32)
Reamur ke Fahrenheit = (9/4 x reamur) + 32
Reamur ke Celsius = 5/4 x reamur

BATUAN
Dalam geologi, batu (tunggal) dan batuan (jamak)
adalah benda padat yang tebuat secara alami dari
mineral dan atau mineraloid.
1. BATUAN BEKU
Adalah batuan yang terbentuk karena pembentukan
magma dan lava yang membeku.
Magma adalah batuan cair dan sangat panas yang
berada di dalam kerak bumi/perut bumi
Lava adalah magma yang mencapai permukaan
bumi.
Jenis Batuan Beku:
- Batuan beku berdasarkan tempat pendinginannya
atau pembekuannya, di bagi menjadi 3 yaitu
1. Batuan beku dalam/plutonik/intusif/tubir
Merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang
membeku jauh di dalam bumi dan hanya terdiri dari
kristal saja. Proses pendinginan batuan beku dalam
ini sangat lambat sekali, maka dari itu terjadi
pengkristalan yang sempurna. Kristal batuan beku
dalam ini besar besar dan kasar.
Contoh: batu granit, batu gabbro, batu diorit, dan
batu syenit.
2. Batuan beku gang/korok/celah
Merupakan batuan beku yang terbentuk magma yang
membeku di dalam korok korok atau gang gang.
Itu berarti letak pembekuan batuan beku korok ini
lebih dekat dengan permukaan bumi dibandingkan
batuan beku dalam. Karena letaknya yang lebih dekat
dengan pemukaan bumi maka proses pendinginan
magma disini juga terjadi lebih cepat. Maka dari itu
pengkristalan yang terjadi juga tidak terlalu
sempurna.
Contoh: batu batu profir granit, batu profir gabbro,
batu profir syenit, dan batu granit fosfir.
3. Batuan beku luar/leleran/ekstrusi/vulkanis
Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Jika di luar pemukaan bumi, proses pendinginan lava
akan berlangsung sangat cepat sekali, maka dari itu
sangat kecil sekali terjadi proses kristalisasi pada
batuan beku ini.
Contoh: batu rhyolit, batu andesit, batu trachit, batu
basalt, batu obsidian, dan batu apung (purnice).
- Batuan beku berdasarkan kandungan SiO2:

1.Batuan beku ultra basa:


batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang
dari 45%.
Contohnya adalah batu basalt.
2.Batuan beku basa
batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
45% - 52%.
Contohnya adalah batu andesit.
3.Batuan beku intermediate
batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
52% - 66%.
Contohnya adalah batu dasit.
4.Batuan beku asam
batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih
dari 66%.
Contohnya adalah batu riolit.
Contoh Batuan Beku :
1) Batu Apung
Ciri:
Warna : keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung,
ringan, terapung dalam air
Cara terbentuk: dari pendinginan magma yang
bergelembung-gelembung gas
Kegunaan: untuk mengamplas atau menghaluskan
kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan
pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lainlain
2) Batu Obsidian
Ciri: hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
Cara terbentuk: terbentuk dari lava permukaan yang
mendingin dengan cepat
Kegunaan: untuk alat pemotong atau ujung tombak
(pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan
3) Batu Granit
Ciri: terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih
sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini
banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di
pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
Cara terbentuk: dari pendinginan magma yang terjadi
dengan lambat di bawah permukaan bumi
Kegunaan: sbg bahan bangunan
4) Batu Basalt
Ciri: terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil,
berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
Cara terbentuk: dari pendinginan lava yanng
mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
Kegunaan: sebagai bahan baku dalam industri poles,
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan,
jembatan, dll)
5) Batu Diorit
Ciri: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur
putih
Cara terbentuk: dari hasil peleburan lantai samudra
yang bersifat mafic pada suatu subduction zone,
biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis,
dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran
(subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada
deretan Pegunungan)

Kegunaan: sbg batu ornamen dinding maupun lantai


bangunan gedung dan sbg bahan bangunan (hiasan)
6) Batu Andesit
Ciri: batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau
tetapi sering merah atau jingga
Cara terbentuk: berasal dari lelehan lava gunung
merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika
temperatur lava yang meleleh turun antara 900
sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
Kegunaan: Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan,
Batu pembuat candi
7) Gabro
Ciri: Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap.
Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat
rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.
Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineralmineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata
dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral
tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
Cara terbentuk: terbentuk dari magma yang
membeku di dalam gunung
Kegunaan: untuk penghasil pelapis dinding (sebagai
marmer dinding)
8) Batu Liparit
Ciri: bertekstur porfiris dan umumnya berwarna
putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit
dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
2. BATUAN SEDIMEN
Batuan yang terbentuk karena pengendapan/hasil
pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan
oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian
endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada
zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan
tersebut.
Jenis Batuan Sedimen:
Berdasarkan tanaga/medium pengendapannya, batuan
sedimen dapat dibedakan menjadi sebagai berikut:
Batuan sedimen aeris atau aeolis: batuan sedimen
yang berasal dari pengendapan angin.
Contoh: tanah loss, tanah tuf, dan tanah pasir di
gurun.
Batuan sedimen glasial: batuan sedimen yang
berasal dari pengendapan es/gletser.
Contoh: moraine.
Batuan sedimen aquatic: batuan sedimen yang
berasal dari pengendapan air.
Contoh: breksi, konglomerat, batu pasir.
Batuan sedimen marine: batuan sedimen yang
berasal dari pengendapan air laut.
Berdasarkan tempat pengendapannya, batuan
sedimen dibedakan menjadi sebagai berikut:
Batuan sedimen teristis: batuan sedimen yang
diendapkan di darat.
Batuan sedimen limnis atau lakustre: batuan
sedimen yang diendapkan di danau.
Contoh: tuff danau dan tanah liat danau

Batuan sedimen marine atau continental: batuan


sedimen yang diendapkan di laut.
Contoh tanah loss, tanah merah, dan tanah gurun
pasir.
Batuan sedimen fluvial: batuan sedimen yang
diendapkan di sungai.
Batuan sedimen glacial: batuan sedimen yang
diendapakan di tempat yang terdapat es atau salju.
Berdasarkan cara pengendapannya, batuan sedimen
di bedakan menjadi sebagai berikut:
Batuan sedimen klastis: batuan sedimen yang
terbentuk dari pelapukan dan erosi dai jenis
batuan lain yang kemudian molekulnya
mengendap, bergabung dan mengeras menjadi
satu.
Contoh: breksi, batuan pasir.
Batuan sedimen kimia atau khemis: batuan
sedimen yang terbentuk dari proses pelapukan
kimiawi yang kemudian mengalami pemisahan
molekul zat. Molkul zat yang terpisah kemudian
bersatu dengan molekul zat lainnya, dan akhirnya
terbentuklah batuan. Namun, ada yang
mengatakan juga bahwa batuan sedimen khemis
adalah larutan di dalam air dan langsung
diendapkan.
Batuan sedimen organis: batuan sedimen yang
terbentuk karena kumpulan jasad renik yang
kemudian menjadi batuan. Namun ada juga yang
mengatakan bahwa batuan sedimen organis adalah
larutan di dalam air yang kemudian diambil oleh
organisme, dan melalui organisme itu membentuk
batuan endapan oranis.
Contoh Batuan Sedimen:
1) Batu Konglomerat
Ciri: material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan
pasir yang merekat satu sama lainnya
Cara terbentuk: dari bahan-bahan yang lepas karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
Kegunaan: untuk bahan bangunan
2) Batu Pasir
Ciri: tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abuabu, kuning, merah
Cara terbentuk: dari bahan-bahan yang lepas karena
gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
Kegunaan: sebagai material di dalam pembuatan
gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan
3) Batu Serpih
Ciri: lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir
batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abuabu
Cara terbentuk: dari bahan-bahan yang lepas dan
halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan
terikat
Kegunaan: sbg bahan bangunan
4) Batu Gamping (kapur)
Ciri: agak lunak, warna putih keabu-abuan,
membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam
Cara terbentuk: dari cangkang binatang lunak seperti
siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati.

Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan


musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
Kegunaan: sbg bahan baku semen
5) Batu Breksi
Ciri: gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari
letusan gunung berapi
Cara terbentuk: terbentuk katena bahan-bahan iini
terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu
tempat
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan
bangunan
6) Stalaktit dan Stalagmit
Ciri: kuning, coklat, krem, keemasan, putih
Cara terbentuk: Air yang larut di daerah karst akan
masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke
gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua.
Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama
kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit
demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang
bentuknya runcing-runcing.
Kegunaan: sebagai keindahan alam (biasanya di guagua)
7) Batu Lempung
Ciri: Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
Cara terbentuk: lempung residu adalah sejenis
lempung yang terbentuk karena proses pelapukan
(alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan
induknya. Kemudian material lempung ini
mengalami proses diagenesa sehingga membentuk
batu lempung.
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan
3. BATUAN METAMORF
Batuan Metamorf atau Batuan Malihan adalah batuan
yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku
yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan
Jenis / Macam-macam Batuan Metamorf:
Berdasarkan faktor pembentuknya, batuan metamorf
dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Batuan Metamorf Kontak
Proses pembentukan batuan metamorf kontak
terjadi secara berurutan yang disebabkan oleh
suhu yang tinggi akibat berdekatan dengan
magma sehingga memanasi batuan di sekitarnya.
Oleh karena itu, proses pembentukan batuan
metamorf kontak ini terjadi pada daerah yang
tidak begitu luas. Contoh batuan metamorf kontak
antara lain batu marmer di Tulung Agung, dan
batu bara di Bukit Barisan.
Batuan Metamorf Dinamo (metamorforfosis
regional)
Batuan metamorf dinamo merupakan batuan yang
terbentuk karena faktor tekanan dalam waktu
yang lama. Contoh batuan ini adalah batu sabak.
Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis
Dalam perubahan batuan kontak dan batuan
metamorf dinamo kadang - kadang terjadi
penambahan bahan - bahan lain juga. Bahan
tersebut dapat berupa gas, cair, maupun bendap
padat. Bahan - bahan ini lalu mempengaruhi

proses dan hasil perubahan batuan tersebut.


Contohnya adalah kwarsa yang mengandung
fluorium akan menjadi topaz (batu permata
berwarna kuning.
Contoh Batuan Metamorf:
1) Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu
gamping/kapur)
Ciri: campuran warna berbeda-beda, mempunyai
pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai
kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi
mendesah, keras dan mengkilap jika dipoles
Cara terbentuk: terbemtuk bila batu kapur mengalami
perubahan suhu dan tekanan tinggi
Kegunaan: untuk membuat patung dan lantai/ubin
2) Batuan Sabak
Ciri: abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat
dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis
Cara terbentuk: terbentuk bila batu serpih kena suhu
dan tekanan tinggi
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis,
sbg bahan bangunan, dan untuk membuat atap rumah
(semacam genting)
3) Batu Gneiss (ganes)
Ciri: berwarna putih kebau-abuan, terdapat goresangoresan yang tersusun dari minera-mineral,
mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan
terlipat pada lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat
yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di
dalam batuan tersebut
Cara terbentuk: terbentuk pada saat batuan sedimen
atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang
dalam mengalami tekanan dan temperatur yang
tinggi.
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan
4) Batu Sekis
Ciri: berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada
batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas
bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang
mengkilap dan terkadang ditemukan kristal garnet
Cara terbentuk: batuan metamorf regional yang
terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat
menengah.
Kegunaan: sebagai sumber mika yang utama (satu
komponen penting dalam pembuatan kondensator
dan kapasitor dalam industri elektronika)
5) Batu Kuarsit
Ciri: berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah,
sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil,
lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran
sedang
Cara terbentuk: metamorfose dari batuan pasir, jika
strukturnya tak mengalami perubahan dan masih
menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk
akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan
rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan
dan perbaikan
6) Batu Milonit

Ciri: butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat


dibelah, dan abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Cara terbentuk: Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis
mineral-mineral
pokok
yang
mengakibatkan
pengurangan ukuran butir-butir batuan
Kegunaan: dijadikan sbg kerajinan
MINERAL
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen,
non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem
kristal) dan terbentuk secara alami.
Mineral Non Silikat dipisahkan ke dalam kelas
berikut:
1.Elemen asli - elemen pribumi, seperti Gold,
Platinum, atau tembaga, tidak digabungkan dengan
unsur-unsur lainnya. Digunakan dalam perhiasan,
koin dan elektronik.
2.Karbonat - Elemen karbonat mengandung
kombinasi Karbon dan Oksigen dan merupakan
persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut
karbonat, umpamanya persenyawaan dengan Ca
dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal
sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan
susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh
endapan bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk
pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang
membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite.
Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3)
dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat
memiliki kombinasi antara logam atau semilogam
dengan anion yang kompleks dari senyawa-senyawa
tersebut (CO3, NO3, dan BO3). Beberapa contoh
mineral yang termasuk kedalam golongan kelas
carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite
(CaCO3), dan magnesite (MgCO3).
3. Oksida dan Hidroksida Merupakan elemen yang
terbentuk ketika ion oksigen bermuatan negatif
menggabungkan dengan ion logam yang positif,
seperti Besi. Mineral oksida dan hidroksida ini
merupakan mineral yang terbentuk dari kombinasi
unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan
gugus hidroksil hidroksida (OH atau H). Mineral
oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih
berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling
umum ditemui adalah es (H2O), korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Seperti halnya mineral Oksida, mineral Hidroksida
terbentuk akibat pencampuran atau persenyawaan
unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan
pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada
mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya

adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral


hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite
(Fe2O3.H2O). Beberapa contoh termasuk hematit,
korundum, aluminium dan magnetit. Digunakan di
bagian pesawat dan amplas.
4. Halida - Halida terbentuk ketika halogen seperti
klorin, yodium Fluorin, atau menggabungkan Brom
dengan unsur-unsur lain seperti Kalsium, Sodium,
atau Kalium. Beberapa contoh adalah fluorit atau
klorit. Digunakan untuk bahan kimia dan deterjen.
5. Sulfida - mineral sulfida atau yang biasa dikenal
dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari kombinasi
antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada
umumnya unsur utamanya adalah logam (metal).
Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang
memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses
mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya
atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur
dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya.
Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah
kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses
tersebut biasanya dikenal dengan proses alterasi
mineral dengan sifat pembentukannya sangat terkait
dengan hidrotermal (air panas). Mineral jenis sulfida
ini juga termasuk golongan mineral pembentuk bijih
(ores). Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida
memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi ini
dikarenakan oleh unsure pembentuknya berupa
logam. Pada industri logam, mineral-mineral sulfides
tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur
logam dari sulfurnya. Beberapa penciri kelas mineral
ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi
dan memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang
rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur
pembentuknya yang bersifat logam. Beberapa contoh
mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3),
Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS)
dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
didalamnya
selenides,
tellurides,
arsenides,
antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt unsur
sulfida, seperti kalkosit dan galena, Sulfur
mengandung dikombinasikan dengan satu atau lebih
unsur logam. Umumnya digunakan untuk membuat
baterai dan elektronik.
6. Sulfat - Sulfat terbentuk ketika ion Sulfur gudang
elektron dan obligasi dengan Oksigen, dan kemudian
obligasi dengan satu atau lebih unsur logam. Sulfat
terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat
adalah kombinasi logam dengan anion sufat tersebut.
Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada
daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar
airnya, kemudian perlahan-lahan menguap sehingga
formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas
sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat,
kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat,
mineral-mineral tersebut juga terbentuk dari

kombinasi logam dengan anion-anionnya masingmasing.


Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas
ini adalah anhydrite (calcium sulfate), Celestine
(strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan
gypsum (hydrated calcium sulfate). Juga termasuk
didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate,
sulfite, tellurate serta mineral tungstate. Contohnya
adalah gipsum, digunakan untuk membuat sheetrock
dan semen.
1. Bauksit
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang
mempunyai kadar Al nisbi tinggi, kadar Fe rendah
dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit atau
bahkan tidak mengandung sama sekali. Batuan
tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal
dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih.
2. Belerang (Sulfur)
Belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan
oleh proses vulkanisme, sifat-sifat fisik belerang
adalah : Kristal belerang berwarna kuning, kuning
kegelapan, dan kehitam-hitaman, karena pengaruh
unsur pengotornya. Berat jenis : 2,05 - 2,09,
kekerasan : 1,5 - 2,5 (skala Mohs), Ketahanan :
getas/mudah hancur (brittle), pecahan :berbentuk
konkoidal dan tidak rata. Kilap : damar Gores :
berwarna putih.
Kegunaan : Belerang banyak digunakan di industri
pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan
minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula
pasir, accu, industri kimia, bahan peledak,
pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan
besi baja.
3. Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan
mudah ditempa, kekerasannya berkisar antara 2,5 3
(skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada
jenis dan kandungan logam lain yang berpadu
dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals).
Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat,
turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non
logam.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau
pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan
terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan
larutan hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian
secara mekanis menghasilkan endapan letakan
(placer). Genesa emas dikatagorikan menjadi dua
yaitu endapan primer dan endapan plaser
Emas banyak digunakan sebagai barang perhiasan,
cadangan devisa, dll.
4. Gipsum
Gipsum adalah salah satu contoh mineral dengan
kadar kalsium yang mendominasi pada mineralnya.
Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis
hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia
CaSO4.2H2O.

Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian


dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum merupakan
garam yang pertama kali mengendap akibat proses
evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit,
ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral
evaporit, endapan gipsum berbentuk lapisan di antara
batuan-batuan sedimen batu gamping, serpih merah,
batu pasir, lempung, dan garam batu, serta sering
pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuansatuan batuan sedimen.
Endapan gipsum biasanya terdapat di danau, laut,
mata air panas, dan jalur endapan belerang yang
berasal dari gunung api.
Gipsum umumnya memiliki sifat lunak dan pejal
dengan skala Mohs 1,5 2. Berat jenis gipsum antara
2,31 2,35.
5. Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu
bersama-sama dengan logam emas, yang mempunyai
warna putih.
Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung
perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S),
Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2 S11),
Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3).
Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan
hydrothermal yang mengisi rongga-rongga.
Kegunaannya adalah untuk perhiasan, cindera mata,
logam campuran, dll.
Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya
seperti emas dan tembaga
6. Besi
Besi sendiri biasanya didapatkan dalam bentuk
magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), goethit, limonit
atau siderit.
Bijih besi batuan dan mineral dari mana logam besi
dapat secara ekonomis diekstrak. Bijih-bijih biasanya
kaya oksida besi dan bervariasi dalam warna dari
abu-abu gelap, kuning cerah, ungu dalam, menjadi
merah berkarat. Besi itu sendiri biasanya ditemukan
dalam bentuk magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3),
goethite (FeO (OH), limonit (FeO (OH) n (H2O).
Atau siderite (FeCO3). Bijih membawa jumlah yang
sangat tinggi dari hematite atau magnetit (lebih besar
dari besi ~ 60%) yang dikenal sebagai "bijih alami"
atau "bijih pengiriman langsung", yang berarti
mereka dapat diberi makan langsung ke pembuatan
besi blast furnace.
7. Seng
8. Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom
29.
Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik
yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang
cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan
lunak, dengan permukaan berwarna jingga
kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah
untuk membuat perunggu.

Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia


bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida.
Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan
oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut.
9. Nikel
10.Platinum
11. Kuarsa
Kuarsa adalah senyawa kimia yang terdiri dari satu
bagian silikon dan dua bagian oksigen atau biasa
disebut silikon dioksida (SiO2).

Kuarsa banyak ditemukan di batuan beku, metamorf,


dan batuan sedimen.
Mineral kuarsa memiliki kekerasan 7 pada Skala
Mohs.
Kursa memiliki sifat listrik dan tahan panas yang
membuatnya berguna dalam produk elektronik.
Kuarsa sering memiliki warna yang berkilau dan
"diaphaneity", membuatnya berguna sebagai batu
permata dan juga bahan pembuatan kaca.

Anda mungkin juga menyukai