Anda di halaman 1dari 30

MANUAL MUTU

PUSKESMAS KARANGLEWAS

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar belakang
profil
Secara
memberikan

umum

Puskesmas

kewenangan

melaksanakan

merupakan

kemandirian

satuan tugas

satuan

oleh

dinas

organisasi
kesehatan

yang
untuk

operasional pembangunan di wilayah kerja.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun


2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya

puskesmas

mempunyai

tugas

melaksanakan

kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah


kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5
Permenkes RI No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8
menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan.
Kegiatan Utama Puskesmas II Karanglewas adalah dalam usaha pelayanan
kesehatan perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik
dan keperawatan, pelayanan penunjang medik, dan upaya rujukan serta
didukung dengan pelayanan kesehatan masyarakat. Dengan core bisnis
adalah pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap
competitor

layanan

sejenis

di

Kabupaten

Banyumas,

Puskesmas

II

Karanglewas berusaha memenangkan persaingan dengan cara menjaga mutu


layanan, SDM, sarana prasarana, dan terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Bisnis yang dijalankan oleh Puskesmas II Karanglewas
merupakan bisnis kepercayaan (Trusty Business/ Value Business) yang berarti
bahwa berkembang tidaknya organisasi ini tergantung pada besarnya
kepercayaan pelanggan/pengguna jasa pelayanan puskesmas.
Oleh Karena itu, Puskesmas II Karanglewas sebagai organisasi
pemerintah dibawah kewenangan pemerintah daerah bertanggung jawab
memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dengan berbasis pada Total
Quality Management (TQM) yang menggabungkan antara konsep pelayanan
pemerintah dengan melihat kebutuhan pasar dalam hal ini masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas Banyumas. Penerapan TQM yang dilakukan
2

diwujudkan dalam berbagai bentuk program dan kegiatan yang mengacu pada
visi dan misi Puskesmas Banyumas.
1)

Profil Organisasi
Visi
Pelayanan kesehatan dasar paripurna menuju masyarakat sehat mandiri
Misi
Misi Puskesmas Karanglewas adalah :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
2. Meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
4. Meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
5. Meningkatkan tertib administrasi dan keuangan
Struktur
a. Struktur
1) Struktur organisasi
Peraturan

Puskesmas II Karanglewas mengacu pada

Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014, yang

ditetapkan sebagai berikut:


Kepala Puskesmas

Wakil Manajemen - - - - - -- - Mutu

Kepala Tata Usaha

Penanggung
Jawab UKM

Penanggung
Jawab UKP

Penanggung
Jawab Jejaring &
Jaringan

Pelaksana

Pelaksana

Pelaksana

2) Struktur Tim Manajemen Mutu

Puskesmas Banyumas, sebagai

berikut :

Kepala Puskesmas

Wakil Manajemen
Mutu
Auditor Internal

Mutu Admen

Mutu UKM

Mutu UKP

b. Motto
Sehat untuk semua sejahtera bersama
c. Tata nilai
Kejujuran :
Keterbukaan
Kesediaan melayani
Kerja keras
Kerja cerdas
Kasih sayang
Kesetiaan
Kerja sama
(DILENGKAPI)
2) Kebijakan Mutu
Kami Jajaran Pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Karanglewas
dalam meningkatkan kepuasan pelanggan berkomitmen :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam
memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas
3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
4. Menjalin kemitraan dengan lintas sektoral dan kerja sama lintas
program
5. Mengelola administrasi dan keuangan secara disiplin dan terstruktur
3)

Ruang Lingkup Proses pelayanan :(sesuai proses bisnis)


a. Penyelenggaraan Upaya Puskesmas terdiri atas kegiatan UKM (Upaya
Kesehatan Masyarakat) esensial dan UKM pengembangan. UKM esensial
meliputi:
1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayanan KIA dan KB
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
Sedangkan UKM pengembangan terdiri dari:
1. Program Posbindu
b. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis/ UKP terdiri atas kegiatan pelayanan
rawat jalan.

c. Indikator Mutu
1. Indikator Mutu Pelayanan Klinis/ UKP:
N
O
1

INDIKATOR MUTU
Indeks Kepuasan Pelanggan

BAGIAN

TARGET

Semua
Pelayanan
Pendaftaran

80%

Waktu pendaftaran pasien lama yang


membawa kartu maks 5 Menit

Kelengkapan Pengisian RM mencakup


BP Umum
anamnesa, Pemeriksaan Fisik, Diagnosa dan
Terapi
Tersedianya 3 buah minor set steril sebelum Ruang Tindakan
pelayanan

90%

BP Gigi

90%

KIA-ANC

100%

KIA-KB

100%

KIA-Imunisasi

100%

Ruang Obat

90%

Laboratorium

100%

Konsultasi Gizi

100%

12

Tersedianya 12 set alat diagnostik steril


sebelum pelayanan
Dilakukan pemeriksaan ANC awal dengan
10T (BB dan TB, TD, TFU, TT, Fe, Tele
wicara, tes lab, presentasi janin dan DJJ,
LILA, tata laksana kasus)
Diberikan inform concent pada setiap
tindakan KB
Termonitoring penyimpanan vaksin dalam
suhu 2-8 Celcius 2 kali setiap hari
Pelayanan obat sediaan maksimal 10 menit
dan racikan maks 15 menit
Waktu pemeriksaan Hemoglobin dan protein
urin maks 10 menit
Setiap pasien yang berkonsultasi gizi
mendapatkan informasi KADARZI
Permintaan pengambilan sampel air ditindak

Konsultasi

100%

13

lanjuti maksimal 1 hari kerja Lab


Peningkatan kompetensi dengan pelatihan

Sanitasi
Kepegawaian

100%

14

minimal 10 pegawai setiap tahun


Kelengkapan pengisian partograf

Ruang bersalin

100%

4
5
6

7
8
9
10
11

90%

80%

2. Indikator Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas

INDIKATOR MUTU

Indikator Sasaran Mutu UKM

Target Capaian
2016

Kesehatan Masyarakat
KIA KB

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

GIZI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Penanganan Penyakit
Menular
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Angka Kematian Ibu (AKI) per


100.000KH
Cakupan Kunjungan ibu hamil K1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang
Ditangani
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh
Tenaga Kesehatan Yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan
Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan Peserta KB Aktif
Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000
KH
Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan Neonatus dengan Komplikasi
yang ditangani
Angka Kematian Balita (AKABA) per
1.000 KH

Persentase Balita Gizi Buruk/BGM


Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak
Balita
Balita yang ditimbang BB
Balita 6-59 bln mendapat Vit. A
Bayi 0-6 bln mendapat ASI Eklusif
Ibu Hamil mendapat FE 90 Tab
Rumah tangga yang menggunakan
garam beryodium
Cakupan
Pemberian
makanan
pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin

< 1,5%
100 %

Cakupan penemuan dan penanganan


penderita penyakit
Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TBC BTA (+)
Angka kesembuhan penyakit TB Paru
RFT Rate
Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditangani
Cakupan penderita diare yang
ditangani
Angka Kesakitan (IR) DBD per
100.000 penduduk
Angka Kematian DBD (CFR)
Cakupan Desa/Kelurahan Universal
Child Immunization (UCI)
Cakupan penemuan (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 tahun
Cakupan Desa/Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
7

100%
95%
100%
100%
100%
70%
23
95%
90%
32

95%
80%
95%
50%
90%
90%
100 %

70 %/100%
85 %
70%
100 %
100 %
20
0
100%
0
100 %

KES LING

Pengendalian Penyakit
Tidak Menular

1.
2.
3.
4.
1.
2.

Promosi kesehatan
dan pemberdayaan

1.
2.
3.
4.

Pelayanan Kesehatan

1.
2.

Cakupan TTU
Cakupan Akses air bersih
Cakupan Jamban
Cakupan TPM
Cakupan Rumah Sehat
Cakupan Penanganan diabetes
mellitus
Cakupan penanganan hipertensi
Cakupan Posyandu Purnama dan
Mandiri
Cakupan Penjaringan kesehatan siswa
SD dan setingkat
Cakupan Rumah Tangga Sehat
Cakupan Kelurahan Siaga Aktif

75 %
85 %
80%
70%
70 %
Membuat dan
melaksanakan
Membuat dan
melaksanakan
40%
100%
65%
80%

Cakupan pelayanan kesehatan dasar


100%
pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 100%
pasien masyarakat miskin

3. Indikator Mutu sasaran Keselamatan Pasien


No

Sasaran Keselamatan Pasien

Indikator

Target

Tidak Terjadi salah


identifikasi

Tidak terjadinya salah identifikasi


pasien di tempat pendaftaran

100%

Komunikasi efektif dalam


pelayanan

Pelaksanaan TUBAK pada


komunikasi lewat telpon di
pelayanan obat

100%

Tidak terjadi kesalahan


pemberian obat

Tidak terjadinya pemberian obat


salah orang

100%

Tidak terjadi kesalahan


prosedur Tindakan

Tingkat kepatuhan penerapan SPO


klinis

100%

Pengurangan terjadinya
resiko infeksi

Kepatuhan terhadap prosedur cuci


tangan

100%

Kepatuhan terhadap pemakaian


APD
6

Tidak terjadinya pasien


Jatuh

Tidak terjadinya pasien jatuh


selama berada di puskesmas

100%
100%

B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan persyaratan Sistem
Manajemen Mutu dan standar akreditasi pukesmas, yang meliputi:
1. persyaratan umum sistem manajemen mutu,
2. tanggung jawab manajemen,
3. manajemen pengelolaan sumber daya.
4. Proses pelayanan yang terdiri dari penyelenggaraan Upaya Puskesmas,
yang meliputi: :
- UKM : upaya Pelayanan promosi kesehatan, Pelayanan kesehatan
lingkungan, Pelayanan KIA dan KB, Pelayanan gizi, Pelayanan pencegahan
dan pengendalian penyakit, dengan pengembangan Pelayanan Usia Lanjut.
- UKP : rawat jalan, Ruang Bersalin, Unit Gawat Darurat dan rawat Inap.
Dalam

penyelenggaraan

memperhatikan

upaya

keselamatan

puskesmas

pasien/pelanggan

dan

pelayanan

dengan

klinis

menerapkan

manajemen risiko.
C.

Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan upaya
puskesmas maupun untuk penyelenggaraan pelayanan klinis.

BAB II
LANDASAN HUKUM DAN ACUAN
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini
adalah:
1.

Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


9

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014


tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 9 tahun 2014
tentang Klinik
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691 tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 65 tahun 2013
tentang

Pedoman

Pelaksanaan

dan

Pembinaan

Pemberdayaan

Masyarakat Bidang Kesehatan


6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 30 tahun 2014
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 269 tahun 208
tentang Rekam Medis
8.Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 42 tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Imunisasi
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Laboratorium Puskesmas
10. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 296 tahun 2008
tentang Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas
Acuan yang digunakan dalam menyusun Manual mutu ini adalah: Pedoman
Penyusunan Dokumen Akreditasi Puskesmas Banyumas.

BAB III
ISTILAH DAN DEFINISI
a. Dokumen adalah benda berupa barang atau tulisan yang memuat
informasi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan meliputi pedoman,
10

surat keputusan, Kerangka acuan kerja dan standar operasional prosedur.


Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta
baik memakai tangan atau memakai media elektronik.
b. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat, berdaya guna dan
berhasil guna
c. Efisiensi adalah pencapaian tujuan dengan menggunakan cara, waktu dan
sumber daya minimum dengan hasil yang optimum
d. Kepuasan pelanggan adalah perasaan positif pelanggan bahwa pelayanan
yang didapatkannya telah memenuhi harapan
e. Kebijakan mutu adalah azas kebijakan resmi dan tertulis dari manajemen
yang menjadi garis besar dan pondasi rencana dalam hal mutu dalam
aktifitas keseharian organisasi
f.

Koreksi adalah pembetulan atau perbaikan

g. Pelanggan adalah individu atau keluarga atau lembaga yang mengakses


pelayanan kesehatan di puskesmas
h. Pasien adalah orang yang menerima pelayanan kesehatan di puskesmas
dengan tujuan meningkatkan kesehatan (promotif), atau mencegah
penyakit (preventif), atau pengobatan penyakit (kuratif) maupun dalam
rangka pemulihan kesehatan (rehabilitatif)
i. Pedoman mutu adalah dokumen yang merincikan sistem manajemen mutu
puskesmas dalam rangka meningkatkan kepuasan pada pelanggan
j. Perencanaan mutu adalah proses yang dilakukan terhadap perencanaan
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
k. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terlesenggaranya proses kegiatan
l. Proses adalah serangkaian langkah secara sistematis atau tahapan yang
jelas
m. Rekaman adalah jenis dokumen khusus yang berisi hasil dari suatu
kegiatan
n. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan
o. Sasaran mutu adalah target dari masing-masing bagian yang ingin dicapai
dalam jangka waktu tertentu
Sasaran mutu harus mempunyai syarat:

Scope/Specifik Jelas untuk bagian atau departemen misalnya bagian


personalia, keuangan dsb.

Measurable yang artinya sasaran mutu tersebut harus bisa diukur ( baik
dlm bentuk jumlah ataupun persentase)
11

Achievable : semestinya sasaran mutu itu harus dapat dicapai

Realible/ Rasional : Sasaran mutu haruslah sesuatu yang nyata

Time harus jelas, kapan seharusnya sasaran itu dicapai.


p. Tindakan korektif adalah proses yang dilakukan agar tidak terjadi
pengulangan kesalahan
q. Tindakan preventif adalah tindakan yang dilakukan petugas kesehatan
dalam rangka pencegahan suatu kesalahan

BAB IV
SISTEM MANAJEMEN MUTU
A.

Persyaratan umum:
12

Puskesmas

II

Karanglewas

menetapkan,

mendokumentasikan,

memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi


puskesmas.

Sistem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya

persyaratan

pengendalian

terhadap

proses-proses

penyelenggaraan

pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggaraan upaya puskesmas


maupun pelayananan klinis, yang meliputi kejelasan proses pelayanan dan
interaksi

proses

dalam

penyelenggaraan

pelayananan,

kejelasan

penanggungjawab, penyediaan sumber daya, penyelenggaraan pelayanan itu


sendiri

mulai

dari

masyarakat/pelanggan,

perencanaan
verifikasi

yang

terhadap

berdasar
rencana

yang

kebutuhan
disusun,

pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasilhasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang
berkesinambungan.
B.

Pengendalian dokumen:
Secara umum dokumen-dokumen dalam sistem manajemen mutu yang
disusun meliputi:
Dokumen level 1

: Kebijakan

Dokumen level 2

: pedoman/manual

Dokumen level 3

: standar prosedur operasional

Dokumen level 4

:rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat

pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.


Pengendalian dokumen di

Puskesmas II Karanglewas meliputi proses

penyusunan dokumen, pengesahan, penomoran, pemberlakuan, distribusi,


penyimpanan,

pencarian

kembali,

proses

penarikan

dokumen

yang

kadaluwarsa, perubahan/revisi dan pemusnahan dokumen.


Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Proses Penyusunan Dokumen
1. Pemegang program bersama koordinator administrasi manajemen/upaya
kesehatan/klinis

Membuat draft dokumen

Melakukan pembahasan terhadap draft dokumen tersebut dengan


unit terkait

Mencetak

agar

pemeriksa

melakukan

pemeriksaan

terhadap

dokumen yang telah disusun dan mendistribusikan hardcopy


dokumen untuk diperiksa kepada penanggung jawab Manajemen
Mutu/ Wakil Manajemen Mutu.
b. Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu

13

Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen yang telah disusun oleh


pemegang program dan koordinator.

Jika setuju, maka melakukan persetujuan pada hardcopy untuk


meminta persetujuan Kepala Puskesmas.

Jika tidak setuju, maka melakukan penolakan dokumen dan


dikembalikan kepada koordinator untuk direvisi.

2.

Pengesahan Dokumen
o Kepala puskesmas menerima dokumen yang telah diperiksa oleh
Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu melalui hardcopy untuk
disetujui.
o Jika setuju, maka melakukan persetujuan dengan menandatangani
hardcopy document.
o Jika tidak setuju, maka melakukan penolakan dan dikembalikan kepada
Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu untuk direvisi.
Tabel Pengesahan dokumen
No
1

3.

Level
Dokumen
Surat
Keputusan

Pedoman/
Panduan

SPO

KAP/ KAK

Penanggung
Diperiksa
Jawab
Penanggungjawab
Kasubag TU
Ukm/UKP/Admen
(Paraf sebelah
(Paraf sebelah kiri)
kanan)
Penanggungjawab
Ketua Tim Mutu
Ukm/UKP/Admen
(Paraf sebelah
(Paraf sebelah kiri)
kanan)
Penanggungjawab
Ketua Tim Mutu
Ukm/UKP/Admen
(Paraf sebelah
(Paraf sebelah kiri)
kanan)
Penanggungjawab Penanggungjawab
program
Ukm/UKP/Admen
(Paraf sebelah kiri) (Paraf sebelah
kanan)

Disahkan
Kepala
Puskesmas
Kepala
Puskesmas
Kepala
Puskesmas
Kepala
Puskesmas

Penomoran Dokumen
Metode penomoran dokumen menggunakan buku pedoman penyusunan
akreditasi Puskesmas Banyumas.

4.

Pemberlakuan Dokumen
Dokumen Surat keputusan diberlakukan mulai 4 Januari 2016, Pedoman,
Panduan , SPO diberlakukan mulai tanggal 4 April 2016,

5.

Distribusi
14

Dalam pendistribusian dokumen yang sudah disusun dan telah disahkan oleh
Kepala Puskesmas II Karanglewas dikendalikan dengan:
1.

distribusi dokumen terkendali diperuntukkan kepada sekretariat/ tiap unit/


pelaksana sebagai acuan dalam pekerjaan

2.

distribusi dokumen tidak terkendali untuk kebutuhan eksternal atau atas


permintaan pihak luar

Puskesmas Banyumas, yang dikeluarkan oleh

Wakil Manajemen Mutu dan telah tercatat.


6.

Penyimpanan
Dokumen asli (Master dokumen) disimpan di sekretariat Tim Mutu Puskesmas II
Karanglewas dan dokumen foto copy disimpan di masing-masing unit /upaya di
Puskesmas Banyumas.

7.

Pencarian Kembali
Untuk memudahkan di dalam pencarian kembali dokumen-dokumen akreditasi
Puskesmas II Karanglewas agar dikelompokkan per masing-masing bab/
kelompok pelayanan/ upaya.

8.

Penarikan Dokumen dan Pencetakan

Mendaftar dokumen internal yang disahkan dalam Daftar Induk Dokumen


Internal / Masterlist Dokumen.

Memperbanyak dokumen yang sudah mendapatkan persetujuan

dengan

jumlah copy sesuai Daftar Pemegang Dokumen.

Membubuhkan stempel DOKUMEN TERKENDALI terhadap


copy dokumen.

Mendistribusikan dokumen kepada semua pemegang dokumen sesuai Daftar


Pemegang Dokumen.

Menarik dokumen lama, bila ada.


Memusnahkan dokumen lama yang sudah tidak berlaku.

Memberitahukan kepada seluruh unit kerja terkait tentang dokumen baru dan/
atau penarikan dokumen lama.

9. Perubahan/ revisi dan Pemusnahan dokumen

Mengelompokkan dokumen yang sudah tidak aktif dan yang perlu revisi

Memisahkan status-status mana yang masih harus disimpan di ruang rekam


medis, yang perlu revisi serta status-status mana yang sudah dapat
dikeluarkan dari tempat penyimpanan di ruang rekam medis.

Mencatat

data-data

yang

masih
15

diperlukan

kedalam

register

pemusnahan.

Musnahkan status RM yang sesuai dengan daftar induk rekaman.

Membuat

berita

acara

pemusnahan

dengan

sepengetahuan

Kepala

Puskesmas

Pemusnahan RM dilakukan sekurang-kurangnya setiap 2 (dua)


tahun.

C. Pengendalian rekaman
Pengendalian rekaman di puskesmas meliputi:
1) Pengidentifikasian rekaman (jenis-jenis rekaman diidentifikasikan pada masingmasing SOP).
2) Penggunaan Daftar Induk Rekaman yang menguraikan dimana saja rekaman
disimpan, bagian yang bertanggung jawab, dan masa simpan rekaman.
3) Pengambilan, pendisposisian, dan penggandaan rekaman secara internal dan
terbatas. Hal ini perlu diatur dalam prosedur karena pada umumnya seluruh
rekaman bersifat rahasia.
4) Pemusnahan rekaman yang berisi uraian mengenai tatacara penarikan rekaman
yang telah habis masa simpannya dan bagaimana cara memusnahkannya.

BAB V
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A.

Komitmen Manajemen
Kepala

Puskesmas, Penanggung Jawab Mutu/ Wakil Manajemen Mutu,

Penanggung Jawab Admen/ Kepala Tata Usaha, Penanggung Jawab UKM,


16

Penanggung Jawab UKP, dan seluruh karyawan Puskesmas II Karanglewas


bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini.
Manajemen

Puskesmas II Karanglewas membuktikan komitmen untuk

mengembangkan dan meningkatkan serta memperbaiki kinerja sistem


manajemen mutu dengan:
1. Mengkomunikasikan

kepada

seluruh

pegawai

mengenai

pentingnya

memberikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan melakukan kegiatan


5S ( Senyum, Sapa, Sopan, Santun, Sehat ).
2. Mensosialisasikan kepada seluruh pegawai agar lebih memahami pedoman
program sebagai landasan dalam melakukan pekerjaan.
3. Mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai tentang fungsi dan tugas
masing-masing karyawan sesuai SK dan SOP yang telah ditetapkan.
4. Melakukan monitoring dan evaluasi serta perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan sebulan sekali.
B.

Fokus pada Sasaran/ Pasien:


Pelayanan yang disediakan oleh puskesmas dilakukan dengan berfokus pada
sasaran/ pasien. Sasaran/ pasien dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan
dan harapan pelanggan, perencanaan penyelenggaraan upaya puskesmas
dan pelayanan klinis, pelaksanaan pelayanan, monitoring dan evaluasi serta
tindak lanjut pelayanan. Oleh sebab itu Kepala Puskesmas:
1.

Memastikan dimensi mutu pelanggan diidentifikasi dan dituangkan ke


dalam pernyataan kebijakan mutu.

2.

Memastikan sasaran mutu yang ditetapkan, telah sesuai dengan


kebijakan mutu serta dimensi mutu pelanggan.

3.

Memastikan bahwa seluruh pegawai memenuhi sasaran mutu yang telah


ditetapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan..
Puskesmas II Karanglewas melakukan identifikasi dan menetapkan dimensi

mutu dan kebutuhan pelanggan yang diakomodir pada pernyataan kebijakan


mutu dan sasaran mutu.
Puskesmas II Karanglewas memastikan seluruh pegawai bekerja untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan, dengan berusaha mencapai sasaran mutu
yang disepakati dan menerapkan prosedur secara konsisten, dengan tujuan
untuk mencapai kepuasan pelanggan.
C. Kebijakan Mutu
Puskesmas menetapkan Kebijakan Mutu yang ditinjau secara berkala.
Kebijakan Mutu yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
17

Kami seluruh karyawan Puskesmas II Karanglewas berkomitmen :


1.

Memberikan Pelayanan yang


berkualitas
2.

Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan yang ada.

3.

Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktif dalam


memberdayakan perilaku hidup bersih dan sehat

4.

Pengelolaan manajemen puskesmas yang efektif dan efisien

5.

Menyelenggarakan sistem informasi puskesmas yang cepat dan akurat.

D. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu dan Pencapaian Sasaran Kinerja/Mutu


Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standar kinerja/standar pelayanan
minimal

yang

penyelenggaraan

meliputi

indikator-indikator

upaya

puskesmas.

pelayanan

Perencanaan

klinis,

indikator

disusun

dengan

memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban


pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu Puskesmas II Karanglewas dan keselamatan pasien berisi
program-program kegiatan peningkatan mutu yang meliputi:
a. Penilaian dan peningkatan kinerja baik UKM maupun UKP
b. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
c. Penerapan manajemen risiko pada area prioritas
d. Penilaian kontrak/kerjasama pihak ketiga
e. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
f. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
g. Peningkatan mutu pelayanan obat
h. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan
pasien

E.

Tanggung Jawab dan wewenang:

Kepala puskesmas
Bertanggung jawab menetapkan kebijakan puskesmas berdasarkan sistem
manajemen mutu dan terhadap semua pelaksanaan kegiatan yang ada di
puskesmas serta berwenang untuk menunjuk Wakil Manajemen Mutu.

Wakil manajemen mutu/penanggung jawab mutu,


Bertanggung

jawab

merumuskan,

melaksanakan,

mengkoordinasikan

kegiatan penjamin mutu berdasarkan standar sistem manajemen mutu dan


18

mempunyai kewenangan menyusun dan mengembangkan dokumen,


mengelola dan memelihara dokumen/rekaman, melakukan penjaminan
mutu proses dan hasil, membantu Kepala

Puskesmas II Karanglewas

dalam mengendalikan proses-proses pelayanan.


Kepala Tata Usaha /Penanggung jawab administrasi manajemen
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada kegiatan
administrasi dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan
administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, mengevaluasi

kegiatan administrasi kesehatan.


Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada programprogram upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan
mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan upaya kesehatan,
melaksanakan kegiatan upaya kesehatan, mengevaluasi kegiatan upaya

kesehatan.
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan
klinis di Puskesmas II Karanglewas yang berorientasi pada keselamatan
pasien dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal kegiatan pelayanan
klinis, melaksanakan kegiatan pelayanan klinis yang berorientasi pada

kepuasan pelanggan, mengevaluasi kegiatan klinis.


Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan

Kesehatan

Bertanggung jawab menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas


Jaringan dan Jejaring pelayanan kesehatan

Puskesmas II Karanglewas

yang terdiri dari pelayanan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,


maupun Poliklinik Kesehatan Desa, Bidan Desa yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan, dan mempunyai kewenangan menyusun jadwal
kegiatan pelayanan di jaringan atau jejaring pelayanan kesehatan, dan
mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau jejaring pelayanan.

Pelaksana Administrasi Manajemen


Membantu Penanggung Jawab Administrasi Manajemen melaksanakan
sistem manajemen mutu pada kegiatan administrasi, menyusun jadwal
kegiatan administrasi, melaksanakan kegiatan administrasi kesehatan, dan

mengevaluasi kegiatan administrasi kesehatan.


Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam
menerapkan sistem manajemen mutu pada program-program upaya
kesehatan dan pelayanan kesehatan masyarakat , menyusun jadwal
kegiatan upaya kesehatan, melaksanakan kegiatan upaya kesehatan, dan

mengevaluasi kegiatan upaya kesehatan.


Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)

19

Membantu Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dalam


menerapkan sistem manajemen mutu pada pelayanan klinis di Puskesmas
II Karanglewas yang berorientasi pada keselamatan pasien, menyusun
jadwal kegiatan pelayanan klinis, melaksanakan kegiatan pelayanan klinis
yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, dan mengevaluasi kegiatan

klinis.
Pelaksana Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan
Membantu Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring Pelayanan Kesehatan
dalam menerapkan sistem manajemen mutu pada fasilitas Jaringan dan
Jejaring pelayanan kesehatan Puskesmas II Karanglewas yang terdiri dari
Puskesmas Keliling, Bidan Desa yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan, menyusun jadwal kegiatan pelayanan di jaringan/jejaring
kesehatan, dan mengevaluasi kegiatan pelayanan jaringan atau jejaring
pelayanan kesehatan.

F. Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawab Mutu


Kepala Puskesmas II Karanglewas menunjuk seorang Wakil Manajemen Mutu
yang bertanggung Jawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan mutu di
Puskesmas Banyumas.
Selain itu Wakil Manajemen Mutu/ Penanggung Jawa Mutu juga :
Memastikan sistem manajemen mutu ditetapkan, diimplementasikan, dan

dipelihara.
Melaporkan kepada Kepala Puskesmas II Karanglewas tentang kinerja dari

sistem manajemen mutu dan kinerja pelayanan.


Memastikan kesadaran seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran/ pasien.

G. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (mini loka karya),
pertemuan, breafing pagi, diskusi, email, sms, dan media lain yang tepat untuk
melakukan komunikasi.

20

BAB VI
TINJAUAN MANAJEMEN
A.

Umum
Tinjauan manajemen adalah kajian secara menyeluruh terhadap penerapan
sistem manajemen mutu, serta rekomendasi perbaikan dan peningkatan yang
diperlukan untuk efektivitas dan efisiensi penerapan sistem tersebut. Rapat
tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun. Prosedur ini
mencakup mulai proses penentuan jadwal dan peserta, pembuatan undangan,
pelaksanaan, pembuatan risalah rapat, distribusi hasil rapat, tindak lanjut hasil
rapat dan verifikasi hasil pelaksanaan keputusan rapat.
Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen meliputi:

Tinjauan manajemen dihadiri oleh Kepala Puskesmas, penanggung jawab


manajemen mutu, Koordinator administrasi dan manajemen, Koordinator
Upaya puskesmas, koordinator klinis dan seluruh karyawan.

Tinjauan manajemen dilakukan untuk memastikan penerapan Sistem


Manajemen Mutu berjalan secara efektif dan efisien dan dilakukan sesuai
dokumentasi Sistem Manajemen Mutu sehingga dapat diketahui perlu
21

tidaknya mengadakan perubahan dalam Kebijakan Mutu dan dokumentasi


Sistem Manajemen Mutu.
Tinjauan Manajemen dilaksanakan secara periodik sekurang-kurangnya

setiap 6 (enam) bulan sekali.


Dalam tinjauan manajemen, agenda yang dibahas mencakup :

Kebijakan Mutu dan Pencapaian Sasaran Mutu setiap bagian.

Hasil pencapaian Rencana Manajemen Mutu, termasuk kinerja proses dan

Pelayanan

Hasil audit internal maupun eksternal.

Umpan balik pelanggan, termasuk hasil pengukuran kepuasan pelanggan

serta keluhan pelanggan.

Status Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Hasil tindak lanjut dari Tinjauan Manajemen sebelumnya.

Perubahan Sistem Manajemen Mutu

Rekomendasi untuk peningkatan

Tinjauan manajemen tidak terjadwal, dapat dilakukan bila dibutuhkan.

B.

Masukan Tinjauan Manajemen, meliputi:

Hasil audit

Umpan balik pelanggan

Kinerja proses

Pencapaian sasaran mutu

Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan

Tindak lanjut tehadap hasil tinjauan manajemen yang lalu

Perubahan terhadap kebijakan mutu

Perubahan yang perlu dilakukan terhadap sistem manajemen mutu/sistem


pelayanan

C. Luaran Tinjauan
Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektivitas
system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan, termasuk penyediaan
sumberdaya yang perlu dilakukan.

22

BAB VII
MANAJEMEN SUMBER DAYA
Penyediaan Sumber Daya
Kepala puskesmas berkewajiban menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pelayanan di puskesmas. Penyediaan sumber daya
meliputi: penyelenggaraan upaya puskesmas maupun pelayanan klinis. Untuk
keperluan penyediaan SDM, proses pengajuan dilakukan oleh Kepala
Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan. Selanjutnya prosedur dan
pelaksanaan rekruitmen SDM dilakukan oleh Dinas Kesehatan.
B. Manajemen Sumberdaya Manusia
Penyediaan sumberdaya manusia, proses rekrutmen, proses kredensial,
proses pelatihan dan peningkatan kompetensi
C. Infrastruktur
Penataan ruang pelayanan menjadi fokus manajemen agar terjadi kenyamaan
saat menunggu antrian maupun pada saat pelayanan berlangsung.
23

D. Lingkungan kerja
Pemeliharaan lingkungan setiap saat untuk mempertahankan kebersihan,
keamanan dan keasrian.

BAB VIII
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat
Perencanaan Upaya Kesehatan di Puskesmas dilakukan setiap tahun
untuk perencanaan anggaran tahun yang akan datang dengan rumus T-1
(tahun min satu). Dengan demikian kegiatan tahun depan direncanakan
pada tahun ini. Perencanaan Upaya Kesehatan disesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat dengan mempertimbangkan masalah kesehatan
yang

berkembang

di

masyarakat.

Kegiatan

upaya

kesehatan

bersumberdana dari APBD dan APBN. Sumber dana APBD yang berasal
dari pendapatan puskesmas, sedangkan APBN menyangkut kegiatan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Proses yang berhubungan dengan sasaran:
a.

Penetapan persyaratan (kebutuhan dan harapan) sasaran

b.

Tinjauan terhadap persyaratan sasaran

c.

Komunikasi dengan sasaran


24

Pembelian
Proses pengadaan barang dan jasa mengacu pada Perpres 54 tahun 2010
tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
a. Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa.
b. Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja
c. Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang
dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat:
a.Pengendalian proses penyelenggaraan upaya dilakukan oleh tim mutu
upaya kesehatan masyarakat di puskesmas
b.Validasi

proses

penyelenggaraan

upaya

dilakukan

secara

berkesinambungan melalui survei secara berkala kepada sasaran


c.Proses mengidentifikasi sasaran harus jelas sehingga mampu telusur
d.Hak dan kewajiban sasaran
Hak sasaran:
1) Mendapatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang berorientasi
promotiv dan preventif
2) Mendapatkan informasi yang jelas terkait masalah kesehatan
masyarakat yang berkembang di wilayahnya
3) Memperoleh pelayanan kesehatan masyarakat yang manusiawi,
adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
4) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5) Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban sasaran:
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatan di wilayah
2) Melaporkan kepada puskesmas bila ada kejadian luar biasa (KLB)
3) Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
e.Manajemen risiko dan keselamatan masyarakat diperhatikan guna
terjadi penularan penyakit di masyarakat
5. Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM:
Umum
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei kepuasan
pelanggan internal dan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal
melibatkan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan dan lintas
sektor. Sedangkan kepuasan pelanggan internal dengan sasaran
petugas yang berkecimpung pada bidang pelayanan masyarakat.
Pemantauan dan pengukuran:
25

1) Kepuasan pelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni


dan Desember)
2) Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun
3) Pemantauan dan pengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun
4)

Pemantauan dan pengukuran hasil layanan: dilakukan 2 kali setahun


c. Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim
manajemen mutu pelayanan kesehatan masyarakat.
d. Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan
pelanggan, dicari unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan
pelanggan
e. Peningkatan

berkelanjutan:

seluruh

petugas

upaya

kesehatan

berkomitmen dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan


f. Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan
yang sama
g. Tindakan preventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang
dilakukan oleh petugas upaya puskesmas.

B. Pelayanan klinis ( Upaya Kesehatan Perorangan ):


1. Perencanaan Pelayanan Klinis
Perencanaan kegiatan pelayanan klinis diatur pada mekanisme RKA
(rencana kegiatan dan anggaran) yang bersumber dana APBD.
2. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
Adanya komunikasi dan interaksi yang baik antara petugas dan pelanggan
dalam pemecahan masalah kesehatan yang diderita pelanggan.
3. Pembelian/pengadaan barang terkait dengan pelayanan klinis:
a. Proses pembelian mengacu pada Perpres 54 tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang dan Jasa.
b. Verifikasi barang yang dibeli dilakukan oleh tim belanja.
c. Kontrak dengan pihak ketiga dilakukan pada rekanan yang menang
dalam proses pengadaan barang dan jasa.
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis dilakukan oleh tim mutu
b. Validasi proses pelayanan dilakukan secara berkesinambungan melalui
survei secara berkala kepada pelanggan.
c. Identifikasi dan ketelusuran
d. Hak dan kewajiban pasien
Hak pasien:
26

1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang


berlaku
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi.
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu , efektif dan efisien.
5. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya.
6. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis
7. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
8. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan yang diterima
Kewajiban pasien:
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk tenaga kesehatan
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di puskesmas
4. Membayar retribusi bagi pasien yang tidak memiliki sistem jaminan
kesehatan
e. Pemeliharaan barang milik pelanggan (misalnya rekam medis) disimpan
pada tempat yang tidak lembab dan terang.
f. Manajemen risiko dan keselamatan pasien menjadi titik poin dalam
manajemen mutu
5. Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan Keselamatan Pasien
a. Penilaian indikator kinerja klinis dengan melihat indikator mutu
pelayanan klinis apakah sesuai indikator tidak.
b. Pengukuran

pencapaian

sasaran

keselamatan

pasien

dengan

memantau apakah di unit-unit pelayanan klinis sudah tersedia sarana


prasarana untuk keselamatan pasien.
c. Pelaporan insiden keselamatan pasien, dengan membuat format
pelaporan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
mengakibatkan pasien cedera seperti pasien jatuh karena lantai licin,
dan lain-lain.
d. Analisis dan tindak lanjut, membuat analisa terhadap temuan masalah
yang mengakibatkan pasien cedera dan kemudian melakukan rencana
tindak lanjut untuk penanganan selanjutnya.
e. Penerapan Manajemen Resiko, melakukan kegiatan audit internal
terhadap unit-unit layanan secara berkesinambungan untuk melihat
seberapa jauh tingkat safety atau keamanan yang di punyai oleh unit
pelayanan klinis tersebut.
27

BAB IX
PENGUKURAN, ANALISIS DAN PENYEMPURNAAN
Pengukuran, analisis, dan penyempurnaan:
1)Umum
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, dilakukan survei kepuasan
pelanggan internal dan eksternal. Kepuasan pelanggan eksternal
sasaran pasien yang berkunjung ke puskesmas. Sedangkan kepuasan
pelanggan internal dengan sasaran semua karyawan puskesmas.
2)

Pemantauan dan pengukuran:


1.

Kepuasan pelanggan: dilaksanakan 2 kali setahun (pada Bulan Juni


dan Desember)

2.

Audit internal: dilaksanakan 2 kali setahun

3.

Tinjauan Manajemen : Dilaksanakan 2 kali setahun

4.

Pemantauan dan pengukuran proses: dilakukan 2 kali setahun

5.

Pemantauan dan pengukuran hasil layanan: dilakukan 2 kali


setahun
3) Pengendalian jika ada hasil yang tidak sesuai dilakukan oleh tim
manajemen mutu pelayanan klinis.
4) Analisis data: dikelompokan menurut capaian hasil kinerja kepuasan
pelanggan, dicari unsur yang penyebab terhadap masalah kepuasan
pelanggan
28

5) Peningkatan berkelanjutan: seluruh karyawan puskesmas berkomitmen


dalam upaya perbaikan yang berkesinambungan
6) Tindakan korektif: diperlukan agar tidak terjadi pengulangan kesalahan
yang sama
7) Tindakan preventif: diperlukan untuk mencegah kesalahan yang
dilakukan oleh petugas upaya puskesmas

BAB X
PENUTUP
Manual mutu ini disusun oleh Tim Manajemen Mutu

Puskesmas II Karanglewas

sebagai acuan dalam proses kegiatan manajemen mutu

Puskesmas dan juga

digunakan sebagai implementasi dari sistem manajemen mutu

akreditasi

Puskesmas Banyumas.
Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan pelayanan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan, yang pada
akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.

29

DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Penyusunan Akreditasi

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,

Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Direktorat Bina Upaya Kesehatan


dasar Tahun 2015;
2. Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi

Puskesmas Banyumas, Dinas

Kesehatan Kabupaten II Karanglewas Tahun 2016.

30

Anda mungkin juga menyukai