Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pergerakan Nasional
Tak banyak orang tahu bahwa sejarah panjang bangsa ini tak lepas
dari sejarah para pedagang, para pedagang yang menghabiskan hampir
seluruh masa hidupnya di dalam pasar tradisional. Ijinkan saya sedikit
bercerita dan membuka pikiran tentang seluk beluk bangsa ini, tentang para
pedagang,
tentang
pasar
tradisional,
tentang
pasar
sebagai
pusat
atas lahan seluas 6.120 m2. Lokasinya yang strategis, di persimpangan jalan
kantor gubernur yang kini beralih fungsi menjadi Balaikota dan beberapa
kantor dinas Surakarta, dan tidak jauh pula dari pintu gerbang utara Keraton
Kasunanan Surakarta, menjadikannya sebagai salah satu pusat monopoli
perdagangan terbesar di Pulau Jawa. Arus perdagangan yang melaju cepat di
sini menjadikan para kolonial Belanda dan golongan pedagang Cina Tionghoa
di Surakarta usahanya menjadi berkembang pesat dan semakin maju.
Dominasi besar pedagang Cina saat itu masih bisa dibuktikan hingga saat ini
dimana kawasan Pasar Gede masih didominasi pedagang etnis Tionghoa dan
menjadi pusat perayaan Imlek tahunan di Kota Surakarta. Dan bisa kita lihat
pula di sebelah selatan Pasar Gede berdiri apik Vihara Avalokiteswara Tien
Kok Sie. Setiap tahunnya pada saat perayaan Imlek kita bias merasakan
miniatur budaya Cina diini.
Tidak jauh dari Pasar Gede tepatnya di daerah Laweyan, pada tanggal
16 Oktober 1905 para pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam,
dimana kian lama nasibnya semakin tak menentu akibat kebijakan
pemerintah Belanda, mulai bergerak dan menghimpun diri. Dimotori oleh
Haji Samanhudi, mereka mendirikan sebuah organisasi dagang yang diberi
nama Sarikat Dagang Islam (SDI). Kesamaan nasib dan semangat kaum
proletar yang tertindas menjadikan SDI ini berkembang pesat, mereka yang
bergerak di dalam organisasi ini membawa semangat para pedagang pasar
tradisional pribumi untuk senantiasa berjuang. Perkumpulan ini menjadi
salah
satu
perkumpulan
yang
berpengaruh.
Pada
tahun
1909
R.M.
banyak
berkembang
tak
sekali
lepas
dari
pemikiran.
beberapa
Pemikiran
SI
murid-murid
sendiri
binaan
banyak
H.O.S.
(Kegiatan rakyat yang diambil fotonya dari bangunan utama pasar gedhe,
nampak kantor gubernur belanda yang saat ini menjadi Balai Kota)