Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar guru berperan sangat penting sebagai penyampai ilmu.
Selain itu guru juga dituntut untuk membuat kegiatan-kegiatan yang dapat membantu
meningkatkan hasil pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui peningkatan hasil
pembelajaran seorang guru harus melakukan evaluasi.
Dengan evaluasi guru dapat mengetahui sampai sejauh mana penyampaian atau tujuan
pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Terkadang metode
evaluasi yang digunakan tidak dapat mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Hal tersebut bisanya terjadi akibat kurang pemahaman dalam hal
evaluasi.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang pengertian evaluasi, fungsi
evaluasi, tujuan evaluasi, kedudukan evaluasi, prosedur evaluasi, dan ruang lingkup evaluasi.
Agar tidak terjadi lagi penggunaan atau pembuatan alat evaluasi yang salah dalam proses
belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran matematika.

BAB II
KAJIAN MATERI
A.

Pengertian evaluasi

Menurut Norman E. Gronlund. (1976: 6) menyatakan bahwa evaluasi bukanlah


sekumpulan teknik semata-mata, tetapi evaluasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan
yang mendasari keseluruhan kegiatan belajar mengajar yang baik.
Edwin Wand dan Gerald W. Brown (1957: 1) menyatakan bahwa evaluasi berkenaan
dengan kegiatan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Witherington (1980: 24) menyatakan bahawa evaluasi adalah pernyataan bahwa
sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak.
Merchrens dan Lechman (1984: 5) menyatakan bahwa evaluasi diartikan sebagai
penentu kesesuaian antara tampilan dan tujuan tujuan.
Dari pengertian-pengertian di atas yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan
bahwa evaluasi merupakan proses yang sistematik untuk mengukur dan member nilai
(kuantitatif (matematika), kualitatif (non matematika), atau pun keduanya) terhadap sesuatu
atau tampilan (karakter-karakter) dengan tujuan (patokan) yang telah ditetapkan. Karakterkarakter tersebut dalam ruang lingkup kegiatan proses belajar mengajar adalah tampilan
siswa dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, emosional), dan psikomotor
(keterampilan).
Sesuai dengan prinsip belajar yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses
terjadinya perubahan tingkah laku dalam diri siswa, dengan sendirinya evaluasi dapat
dijadikan alat untuk mengetahui perubahan tersebut. Ini berarti bahwa dalam proses belajar
mengajar harus ada kriteria tertentu yang dapat dijadikan patokan untuk pelaksanaan
evaluasi.
Evaluasi memiliki sifat yang lebih luas daripada pengukuran. Evaluasi meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif, sedangkan
evaluasi selain menyangkut pengukuran tersebut berlanjut dengan pemberian nilai berupa
keputusan-keputusan maupun nilai tingkah laku yang diukur. Dengan demikian istilah
evaluasi, pengukuran, dan penilaian dapat dibedakan. Pengukuran menunjuk pada segi
kuantitas, penilaian menunjuk pada segi kualitas, dan evaluasi berkenaan dengan pengukuran
dan penilaian.
B. Fungsi Evaluasi
Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar peserta
didik, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Oleh

karena itu, inti setiap evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses
belajar mengajar untuk membuaat macam-macam keputusan. Dalam rangka inilah evaluasi
mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
1. Untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional secara komprehensif
yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
2. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan berikutnya dimana segi-segi
yang sudah dicapai lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan
sebanyak mungkin dihindari.
3. Bagi peserta didik, evaluasi berguna untuk mengukur keberhasilan proses belajar
mengajar, mengetahui bahan pelajaran yang diberikan dan dikuasainya. Bagi
masyarakat untuk mengetahui hasil atau tidaknya program-program yang
dilaksanakan.
4. Untuk umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar
mengajar dan melakukan remedial.
5. Untuk menentukan angka kemajuan dan hasil belajar.
6. Untuk menempatkan peserta didik dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
7. Untuk mengenal latar belakang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Evaluasi dalam proses belajar-mengajar mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:
a.

Untuk mengetahui taraf kesiapan daripada peserta didik untuk menempuh suatu
program tertentu.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses belajarmengajar yang telah dilaksanakannya.
c.

Untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat kita
lanjutkan dengan bahan yang baru atau mengulang kembali bahan-bahan pelajaran
yang telah lampau.

d. Untuk mendapatkan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis


pendidikan atau jenis jabatan yang cocok untuk anak tersebut.
e.

Sebagai penentu apakah seorang anak dapat dinaikan kedalam kelas yang lebih
tinggi ataukah harus mengulang di kelas semula.

f.

Untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh peserta didik sudah
sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

g. Untuk menafsir apakah peserta didik cukup matang untuk kita lepaskan kedalam
masyarakat atau melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
h. Untuk mengadakan seleksi.

C. Tujuan Evaluasi
Sesuai denga fungsi evaluasi yang telah dikemukakan, evaluasi mempunyai tujuan
seperti berikut ini.
1. Dalam fungsi evaluasi sebagai alat seleksi terkandung tujuan evaluasi, yaitu untuk
mendapatkan calon siswa pilihan yang cocok dengan suatu jurusan dan jenjang
pendidikan tertentu.
2. Dalam fungsi evaluasi sebagai alat pengukur keberhasilan dan mengetahui
seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses belajar-mengajar yang
dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sudah sesuai
dengan yang diharapkan atau belum. Jika belum perlu dicari faktor penyebab yang
menghambat tercapainya tujuan tersebut, selanjutnya dapat dicari solusinya.
3. Dalam fungsi evaluasi sebagai pemberi informasi untuk menentukan apakah
seorang anak dapat dinaikan kedalam kelas yang lebih tinggi ataukah harus
mengulang di kelas semula. Tujuannya untuk menentukan tidakan / keputusan
yang dilakukan atas dasar hasil evaluasi.
4. Dalam fungsi evaluasi sebagai alat penempatan, evaluasi bertujuan untuk
menentukan pendidikan ke jenjang selanjutnya yang sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minat peserta didik.
5. Evaluasi dalam rangka kegiatan belajar mengajar yang dikenal dengan istilah tes
awal, yaitu evaluasi yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui taraf kesiapan siswa dalam
memahami materi yang akan di pelajarinya.
6. Dalam fungsi evaluasi sebagai faktor penentu apakah seorang siswa dapat
dinaikan kedalam kelas yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di kelas
semula. Dalam hal ini evaluasi bertujuan untuk mencari informasi yang
dibutuhkan untuk menentukan siswa untuk dinaikan atau mengulang dikelas yang
sama.
7. Secara intuitif, seorang guru dalam mengajar telah berusaha untuk memilih
metode mengajar yang paling tepat dengan kondisi siswa, lingkungan, dan materi.
Namun adakalanya setelah dievaluasi ternyata hasil belajar siswa tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Di sini evaluasi bertujuan untuk mengetahui taraf
efisiensi metode yang digunakan.

D. Kedudukan Evaluasi
Sesuai dengan dengan fungsi dan tujuan evaluasi dalam pendidikan, kedudukan
evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar berada sebelum, selama, dan sesudah kegiatan
berlangsung. Pelaksanaan evaluasi bisa melalui tes tertulis, lisan, perbuatan ataupun dengan
observasi.
Evaluasi dilakukan dalam interval selama kegiatan belajar mengajar dimulai sampai
berakhirnya kegiatan belajar mengajar. Interval tersebut dapat dihitung dalam satuan pendek
(satu kali pertemuan), dan dalam jangka waktu panjang dalam satu semester. Kedudukan
evaluasi selama pengajaran berlangsung lebih condong pada fungsi evaluasi sebagai alat
untuk mengukur efisiensi dan efektifitas (keberhasilan) proses belajar mengajar. Selama
kegiatan belajar mengajar secara sadar hendaknya guru mengevaluasi setiap langkah atau
kegiatan yang sedang dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan tersebut
selalu sesuai dengan program satuan pelajaran yang telah dibuat.
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung dapat dilaksanakan evaluasi terhadap
pencapaian hasil belajar siswa, baik individual maupun kelompok. Dari hasil evaluasi
tersebut dapat diketahuipula kelemahan dan kelebihan siswa dalam memahami konsepkonsep yang telah dipelajari, sehingga pengajaran remedial dapat dilaksanakan dengan baik.
Jadi kedudukan evaluasi pendidikan, ditinjau dari segi waktupelaksanaannya terdiri
dari tiga jenis, yaitu sebelum, slama, dan setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Ditinjau dari sudut transformasi pendidikan, kedudukan evaluasi untuk mengevaluasi calon
siswa, proses (kegiatan belajar mengajar beserta komponen-komponen penunjangnya seperti
guru, metode dan pendekatan, materi, sumber, alat pelajaran dan sarana lainnya, lingkungan),
lulusan, tujuan dan umpan balik dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu kegiatan
belajar mengajar yang akan datang.
E. Prosedur Evaluasi
Prosedur evaluasi dimaksudkan sebagai langkah-langkah terurut yang harus ditempuh
dalam melaksanakan evaluasi. Langkah-langkah tersebut merupakan tahapan dari kegiatan
permulaan sampai kegiatan akhir dalam rangka pelaksanaan evaluasi pendidikan.
Muchtar buchari (1972: 24) menyebutkan bahwa langkah-langkah poko yang harus
ditempuh sebagai prosedur evaluasi terdiri dari perencanaan (planning), pengumpulan data
(collecting), verifikasi data (verification), analisis data (analysis), dan penafsiran
(interpretation).

Dalam tahap perencanaan meliputi merumuskan tujuan evaluasi yang disesuaikan


dengan tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan tersebut. Tujuan evaluasi yang
dibut oleh guru bidang studi haruslah disesuaikan dengan tujuan instruksional yang telah
ditetapkan dalam suatu pelajaran. Hal lain yang harus dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah menentukan aspek-aspek yang akan di evaluasi, metode evaluasi yang akan
digunakan, menyusun alat evaluasi yang akan digunakan, menentukan criteria penilaian yang
digunakan, dan menetapkan frekuensi evaluasi.
Selanjutnya tahap pengumpulan datan, terdiri dari: pemeriksaan hasil, dan pemberian
skor dilanjutkan dengan pengelompokan menurut tinggi rendahnya, jenis kelamin, atu hal
lainnya sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut. Langkah-langkah tersebut dinamakan
langkah verivikasi data. Setelah diverivikasi, data tersebut dianalisis atau diolah dengan
menggunakan teknik analisis statistic atau non statistic.
Tahap terakhir dalam prosedur evaluasi adalah interpretasi (pernyataan atau keputusan
tentang hasil evaluasi). Data interpretasi ini dilakukan atas dasar criteria tertentu yang telah
disusun secara rasional. Interpretasi hasil belajar bisa berupa pernyataan atau keputusan yang
diungkapkan dengan kata-kata baik - cukup - buruk, tinggi - rendah - sedang, lulus - tidak
lulus, dan lain-lain.
F. Ruang Lingkup Evaluasi
Sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah, khususnya tujuan pengajaran
matematika, pembahasan ruang lingkup evaluasi yang akan dibahas adalah mengenai:
1. Obyek Evaluasi
Obyek atau sasaran evaluasi adalah sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan
evaluasi. Obyek evaluasi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a.

Masukan (input)
Evaluasi sebagai bagian dari kegiatan belajar mengajar tidak memandang siswa
sebagai obyek evaluasi, sebab obyek evaluasi berkenaan dengan siswa hanyalah
sebagian dari karakteristik siswa tersebut. Karakteristik siswa sebagai imput
dalam proses belajar mengajar yang dievaluasi mencangkup empat hay, yaitu:

Kemampuan
Calon siswa harus memiliki kemampuan dasar yang cocok untuk dapat mengikuti
program dalam suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Alat evaluasi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan disebut tes kemampuan.

Kepribadian

Kepribadian adalah sifat yang terdapat pada diri seorang individu yang tercermin
dalam tingkah laku. Alat evaluasi untuk mengetahui tentang kepribadian ini
disebut tes kepribadian.
-

Sikap
Sikap lebih cenderung bersifat psikis daripada fisik. Alat evaluasi untuk
mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu hal bukan berbentuk tes, namun non
tes karena berbentuk angket.

Inteligensi
Inteligensi berkenaan dengan kemampuan berfikir. Manifestasi dari inteligensi ini
bisa berupa tingkat pemahaman atau daya ingat terhadapa struktur kognitif. Untuk
mengukur tingkat inteligensi ini digunakan tes inteligensi (tes baku). Hasil tes ini
di sebut IQ (Intelligency Quotient), yaitu berupa bilangan yang diperoleh dari
hasilbagi antara usia kemampuan dengan usia kronologis dikalikan dengan 100.

b. Proses
Proses adalah pelaksanaan kegiatan belajar mangajar di kelas. Unsur-unsur
yang terlibat dalam proses tersebut adalah kurikulum, materi pelajaran,
pendekatan dan metode, cara menilai, sarana dan media, system administrasi, guru
dan personal lainnya. Dalam ruang lingkup lebih sempit, yaitu dalam kegiatan
belajar mengajar matematika, pemeriksaan dan pemberian nilai untuk setiap
langkah pengerjaan matematika berupa langkah-langkah pembuktian atau
penyelesaian terinci, sistematik, disertai alas an logi bisa dikatakan sebagai
evaluasi proses. Biasanya evaluasi proses tersebut dilakukan dengan menyajikan
soal uraian (essay), bisa juga melalui observasi terhadap siswa dalam melukis atau
menggambar dengan menggunakan alat, simulasi atau penjelasan lisa tentang
suatu konsep matematika di depan kelas (bersifat psikomotorik).
c.

Keluaran (out-put)
Out-put pendidikan adalah lulusan suatu jenjang pendidikan tertentu. Dalam
hal ini yang disebut out-put adalah kondisi setelah kegiatan belajar mengajar
(proses) dilaksanakan , baik untuk 1 kali pertemuan, 1 semester, atau bahkan
setelah lulus pada tingkat akhir. Evaluasi terhadapa out-put ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian siswa setelahmenjalani proses
belajar mengajar. Alat evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi pencapaian

inia aalah Tes Prestasi Belajar (TPB), Tes Hasil Belajar (THB), Evaluasi Hasil
Belajar (EHB), atau Ujian Nasiaonal (UN). Dalam hal ini obyek yang dievaluasi
adalah prestasi belajar atau hasil belajar siswa, bukan siswa secara utuh melainkan
salah satu karakteristik dari siswa.
2. Evaluasi program pendidikan.
Program pendidikan adalah program sesuai dengan rumusan di atas dalam
ruang lingkup pendidikan. Ada dua macam cara untuk mengevaluasi program
pendidikan, yaitu:
a.

Evaluasi secara rasional


Evaluasi ini bisa dilakukan sebelum atau pada saat suatu program selesai
dilaksanakan. Hasil evaluasi ini tidak bersifat kuantitatif, tetapi berupa dugaandugaan tentang kelayakan program yang dievaluasi.
Evaluasi terhadap calon siswa secara rasional diduga bahwa calon siswa yang
diterima dapat menyelesaikan program studi berdasarkan karakteristik siswa
tersebut (misalnya minat, bakat, kemampuan kognitif) dengan beban studi yang
akan ditempuh. Evaluasi terhadap guru yang akan melakksanakan program
pendidikan tersebut ditinjau dari tingkat pendidikan dan kewenangannya,
pengalaman (masa kerja dan pangkat), dan beban mengajarnya. Evaluasi terhadap
struktur dan isi kurikulum ditinjau dari segi kemudahan pelaksanaan, fasilitas
yang menunjang, dana yang tersedia, dan kesesuaian dengan perkembangan ilmu
social dan teknologi. Evaluasi terhadap out-put bisa ditinjau dari segi tingkat
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

b. Evaluasi secara empiric


Empirik berarti berdasarkan pengalaman nyata dilapangan, dalam hal ini
sekolah. Jadi evaluasi secara empirik diperoleh dari pelaksanaan program tersebut
yang mengunakan tolak ukur secara empirik dengan mengubah kriteria
pengukuran yang sifatnya kualitatif kedalam bentuk bilangan (kuantitatif). Data
mengenai pelaksanaan program yang diperoleh melalui angket, wawancara, atau
pun observasi yang diolah menggunakan analisis statistik untuk dapat menarik
kesimpulan yang sifatnya lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada dengan
cara evaluasi secara rasional.
3. Evaluasi hasil belajar

Dalam evaluasi ini, yang dievaluasi adalah hasil (out-put) yang telah melalui
proses. Evaluasi ini bisa dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung (tanya jawab lisan), atau sesudah kegiatan belajar mengajar
berlangsung (pada akhir pertemuan, pada setiap minggu, setiap akhir semester).
Evaluasi hasil belajar sifatnya berupa tes kemampuan, yaitu mengukur sampai
sejauh mana tingkat penguasanaan materi pelajaran yang telah disajikan dalam
kegiatan belajar mengajar.

4. Evaluasi non tes


Evaluasi non tes adalah evaluasi yang menitik beratkan pada bidang afektif ,
seperti sikap dan minat siswa terhadap pelajaran matematika. Evaluasi ini
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui:
1. Pengamatan atau observasi
Menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
dijadikan obyek evaluasi. Alat evaluasinya berupa lembar observasi yang disusun
dalam bentuk chek list atau skala penilaian.
2. Wawancara
Menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan
Tanya jawab lisan. Alat evaluasi yang digunakan adalah pedoman wawancara
yang mengacu pada tujuan yang ditetapkan.
3. Angket
Wawancara yang dilakukan secara tertulis. Angket dapat dijadikan penilaian hasil
belajar. Angket dapat diberikan langsung kepada siswa, atau orang tua siswa.
4. Skala
Alat untuk mngukur nilai, sikap, perhatian, minat, dan lain-lain yang disusun
dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk
rentangan nilai sesuai dengan criteria yang ditentuk

BAB III
PENYELESAIAN MASALAH

BAB IV
KESIMPULAN
Dari pembahasan di BAB II dapat diambil kesimpulan, bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis yang senganja dilakukan untuk mengukur dan member nilai
(kuantitatif (matematika), kualitatif (non matematika), atau pun keduanya) terhadap sesuatu
atau tampilan (karakter-karakter) dengan tujuan (patokan) yang telah ditetapkan. Evaluasi
meliputi aspek kuantitatif dan kualitatif jadi bisa dikatakan evaluasi lebih luar dari
pengukuran, karena pengukuran hanya terbatas pada deskripsi kuantitatif, sedangkan evaluasi
selain menyangkut pengukuran tersebut berlanjut dengan pemberian nilai berupa keputusankeputusan maupun nilai tingkahlaku yang diukur.
Evaluasi sebagai alat seleksi, maka tujuan evaluasi dalam fungsi sebagai seleksi
adalah untuk mendapatkan calon siswa yang cocok dengan jurusan dan jenjang pendidikan
tertentu. Evaluasi sebagai faktor penentu apakah seorang siswa dapat dinaikan kedalam kelas
yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di kelas semula. Dalam fungsi tersebut, tujuan
evaluasinya adalah untuk mencari informasi yang dibutuhkan untuk menentukan siswa untuk
dinaikan atau mengulang dikelas yang sama. Jadi dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi
saling berkaitan dengan tujuan evaluasi.
Evaluasi berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar, tujuannya sudah
jelas untuk mencari informasi dan umpan balik bagi pelaksana proses kegiatan belajar
mengajar untuk membuat atau mengambil keputusan yang sesuai dengan hasil evaluasi
tersebut. evaluasi dilakukan dalam interval dalam satuan jangka pendek (satu kali pertemuan)
dan dalam jangka waktu panjang dalam satu semester. Kedudukan evaluasi pendidikan,
ditinjau dari segi waktupelaksanaannya terdiri dari tiga jenis, yaitu sebelum, slama, dan
setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung. Ditinjau dari sudut transformasi pendidikan,
kedudukan evaluasi untuk mengevaluasi calon siswa, proses, lulusan, tujuan dan umpan balik
dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar yang akan
datang.
Langkah-langkah yang harus ditempuh sebagai prosedur evaluasi adalah perencanaan,
pengumpulan data, verifikasi, analisis, dan penafsiran. Ruang lingkup evaluasi tersebut
meliputi sesuatu yang akan menjadi titik pusat pengamatan evaluasi (obyek evaluasi). Obyek
evaluasi ada tiga bagian, yang pertama adalah masukan (input) yang terdiri dari, kemampuan,

kepribadian, sikap, dan inteligensi. Yang selanjutnya adalah proses (pelaksanaan kegiatan
belajar di kelas), dan keluaran (out-put)/lulusa suatu jenjang pendidikan tertentu.
Ruang lingkup selanjutnya adalah evaluasi program pendidikan. Untuk mengevaluasi
program pendidikan ada dua cara, yaitu evaluasi secara rasional yang proses evaluasinya
menggunakan dugaan-dugaan dan evaluasi secara empirik yang berdasarkan pengalaman
nyata yang menggunakan tolak ukur secara empirik dengan mengubah kriteria pengukuran
yang sifatnya kualitatif kedalam bentuk bilangan (kuantitatif). Selajutnya adalah evaluasi
hasil belajar, biasanya evaluasi ini dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
atau sesudahnya dan bersifat berupa tes kemampuan untuk mengukur sejauh mana tingkat
penguasaan materi pelajaran yang telah disajikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dan yang
terakhir adalah evaluasi non tes yang menitik beratkan pada bidang afektif. Evaluasi ini
dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan melalui pengamatan atau
observasi, wawancara, angket, dan skala.

DAFTAR PUSTAKA
-

Suherman Eman dan yaya Sukjaya K. 1990. Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi
Pendidikan Matematika. Bandung. Wijayakusuma.

Rusyan T. 1993. Evaluasi Dalam Proses Belajar-Mengajar. Bandung. Bina Budhaya.

http://www.tuanguru.com/2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalam-evaluasi.html diunduh

pada 24/11/2013
-

http://milvy1010.blogspot.com/2011/04/makalah-evaluasi.html diunduh pada 23/11/2013

http://wahyullahsoppeng.blogspot.com/2011/01/makalah-evaluasi-pembelajaran.html diund

uh pada 23/11/2013
vv

Anda mungkin juga menyukai