Corynebacterium
diphtheriae penyebab
penyakit difteri
Virus Hepatitis B,
penyebab penyakit
hepatitis
Clostridium tetani
penyebab penyakit
tetanus
Pentabio
Bordetella pertussis
penyebab penyakit
batuk pertusis
Haemophilus influenzae
type B penyebab
bakteremia,
pneumonia, meningitis
Haemophilus influenzae
Basil kokoid pendek
Terdiri dari 2 tipe:
Nontypeable
Typeable ( tipe a-f):
tipe b paling berbahaya
Penularan: lewat udara
Otitis media
Septik artritis
Meningitis
MDGs Goal
Pendahuluan
Data angka kematian balita (AKB):
35/1000 kelahiran hidup (2004)
34/1000 kelahiran hidup (2007)
Target MDGs ke 4:
Menurunkan AKB: 24/1000 kelahiran hidup
(2015)
Akankah tercapai?
31,4
diare
pneumonia
63,88
meningitis
23,18
9,3
lainnya
penyakit
serius
386.000
kematian
anak per
tahun
WHO 2006
Pneumonia
Pneumonia merupakan pembunuh no.2 balita
di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007 3
1/3 etiologi pneumonia disebabkan oleh
bakteri Hib 4,5
Meningitis
Radang selaput otak
Meningkatnya tekanan di dalam otak
Hib penyebab utama meningitis bayi 1 tahun
Dapat menimbulkan
Kejang
Lumpuh
Kematian (tanpa pengobatan 90% meninggal,
dengan pengobatan adekuat 3-20% meninggal)
Gangguan saraf lainnya (30-40% kecacatan)
Sumber: Weekly epidemiological record 24 NOVEMBER 2006, 81st YEAR No. 47, 2006,
81, 445452 http://www.who.int/wer
Solusi?
Ada!
Mencegah lebih baik daripada mengobati
Vaksinasi Hib
Diperkirakan dapat mencegah kematian
403.000
anak per
Hib
efektif
mencegah
meningitis
Menghemat biaya hingga 74 USD*
Vaksin
DTP/HB/Hib
Cair
Pentabio
Presentasi
Fisik Produk
Presentasi depan
Presentasi belakang
Komposisi vaksin
Saran penyimpanan
Presentasi vial
Tutup flip off
Segel alumunium
Blister
plastik
Label etiket
Cairan putih
20
Pentavalent
Phase I
3 months
6 months
7 months 8 months
12
months
Bandung
25 subjek
Bandung
30 subjek
Bandung
220 subjek
First 4
Provinces
Pentavalent
Phase II
Pentavalent
Phase III
Bandung &
Jakarta 600
subjek
Pentavalent
Phase IV
Group 1
Batch A
200 subjects
Group 2
Batch B
200 subjects
Group 3
Batch C
200 subjects
Tahap I
Tahap II
Seroproteksi >96.5%
Hib
>98.1%
Tahap III
(n=600)
>99.3%
CARA PEMBERIAN
Disuntikkan secara intramuskular di
anterolateral paha atas.
Tidak dianjurkan pada:
Bagian bokong anak karena dapat
menyebabkan luka saraf siatik.
Pemberian intrakutan dapat
meningkatkan reaksi lokal.
Satu dosis anak adalah 0,5 mL.
EFEK SAMPING
Jenis dan angka kejadian reaksi
simpang yang berat tidak berbeda
secara bermakna dengan vaksin DTP,
Hepatitis B dan Hib yang diberikan
secara terpisah.
Episode hypotonic-hyporesponsive
pernah dilaporkan. Kejang demam telah
dilaporkan dengan angka kejadian 1
kasus per 12.500 dosis pemberian.
Pemberian asetaminofen pada saat dan
4-8 jam setelah imunisasi mengurangi
terjadinya demam.
KONTRAINDIKASI
Kontraindikasi absolut dosis berikutnya:
Hipersensitif terhadap komponen
vaksin, atau reaksi berat terhadap dosis
vaksin kombinasi sebelumnya atau
bentuk-bentuk reaksi sejenis lainnya.
Kontraindikasi dosis pertama DTP ;
kejang atau gejala kelainan otak pada
bayi baru lahir atau kelainan saraf
serius lainnya
PENYIMPANAN
Vaksin DTP-HB-Hib harus disimpan dan
ditransportasikan pada suhu antara
+20C dan +80C.
Vaksin DTP-HB-Hib TIDAK BOLEH
DIBEKUKAN.
KEMASAN
Dus @ 10 vial @ 0,5 mL ( 1 dosis)
Dus @ 10 vial @ 2,5 mL ( 5 dosis)
Dus @ 10 vial @ 5 mL (10 dosis)
Usia
2-3-4 bulan
1,5 tahun (18
bulan)
Interval
minimum
12 bulan dari
DPT-HB-Hib3