Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Prinsip
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan melarut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut berdasarkan
hidrolisa terhadap piperin dalam suasana asam, menghasilkan piperidin
C3H10NH, dan asam tak jenuh piperat.
1.2 Tujuan
a. Dapat melakukan isolasi piperin dari buah lada putih (Piperis albi).
b. Dapat melakukan analisis kualitatif hasil isolasi dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan lada (Piper albi) termasuk tumbuhan semak atau perdu dan
sering kali memanjat dengan akar-akar pelekat. Tumbuhan lada dikenal dengan
dengan beberapa nama antara lain piper, lada, merica (Jawa), pedes (Sunda) dan
sakang.
Berdasarkan sistem klasifikasi dari Cronquist dalam pasuki (1994)
klasifikasi tanaman lada adalah sebagai berikut:
Divisi
: Magndrophyta
Kelas
: Magnolipisida
Anak kelas
: Magnolidae
Bangsa
: Piperales
Suku
: Piperaceae
Marga
: Piper
Spesies
O
O
H
H
H
H
N
N
Isochavisin
Isopiperin
O
O
H
H
O
O
H
H
H
N
H
H
Chavisin
Piperin
metanol-kloroform,
metanol-eter,
metanol-aseton,
dan
etanol-
aseton(Sastrohamodjojo, 1996).
KLT dapat digunakan untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion ion
anorganik, kompleks senyawa senyawa organik dengan anorganik, dan senyawa
senyawa organik baik yang terdapat di alam dan senyawa senyawa organik
sintetik.Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan
kromatografi kertas ialah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih
sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih cepat.
Banyak pemisahan yang memakan waktu berjam jam bila dikerjakan dengan
kromatografi kertas, tetapi dapat dilaksanakan hanya beberapa menit saja bila
dikerjakan dengan KLT. Empat macam adsorben yang umum dipakai ialah silika
gel, alumina, kieselguhr, dan selulosa.
Sampel yang merupakan campuran senyawa yang akan dipisahkan,
dilarutkan dalam zat pelarut yang mudah menguap, misalnya methanol. Tetesan
sampel harus di usahakan sekecil mungkin dengan meneteskan berulang kali,
dengan di biarkan mengering sebelum tetesan berikutnya dikerjakan. Pemilihan
sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like, tetapi akan
lebih cepat .pemilihan sistem pelarut atas dasar like dissolves like berarti untuk
memisahkan sampel yang bersifat nonpolar digunakan sistem pelarut yang
bersifat non polar juga (Adnan, 1997).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Alat
a. Erlenmeyer
b. Kaca arloji
c. Kapas basah
d. Hot plate + kasa
e. Batang pengaduk
f. Kertas saring
g. Corong
h. Beaker glass 100 ml
i. Cawan
j. Chamber
k. Mortir + stamper
l. Vial 10 ml
3.2 Bahan
a. Buah lada putih (Piper albi)
b. Penampak bercak Anisaldehid-asam sulfat
c. Pembanding Piperin
d. Methanol
e. KOH etanolis 10%
f. Plat KLT
g. Etil asetat
h. Klorofom
3.3 Prosedur
Ekstraksi dan Pemurnian kristal
1. Ditimbang 10 gram sampel, lalu dihaluskan dan diekstraksi dengan 150
ml etanol 95% di atas hotplate, tutup dengan kaca arloji yang atasnya
ditaruh kapas basah. Ekstraksi dilakukan selama 1 jam.
2. Larutan disaring dan dipekatkan dengan cara diuapkan diatas waterbath.
3. Ektrak kental ditambahkan dengan 10 ml KOH etanolis 10%, kemudian
didiamkan sebentar dan dilakukan pemisahan antara filtrate dan residu
dengan teknik dekantasi.
4. Filtrate didiamkan semalaman, kemudian diamati keesokan harinya jika
sudah terbentuk Kristal berwarna kuning dengan TL 125-1260C.
KLT Ekstrak Buah Lada Putih
Penjenuhan pengembang (fasa gerak)
a. Disiapkan chamber dan pelarut atau campuran pelarut yang digunakan
sebagai fasa gerak [Kloroform:Etil asetat (9:1)].
b. Dimasukan 5 ml pelarut atau campuran pelarut ke dalam chamber.
c. Dibiarkan (dijenuhkan) selama 30 menit
Penotolan sub-fraksi pada plat KLT
a. Kristal yang akan dipisahkan, dilarutkan ke dalam methanol begitu
juga dengan pembanding piperin.
b. Ditotolkan masing-masing berupa bercak pada batas bawah pelat yang
telah ditandai dengan menggunakan pipa kapiler.
c. Dibiarkan pelarut pada bercak menguap
Elusi
a. Pelat KLT dimasukan ke dalam yang telah dijenuhkan.
b. Dibiarkan proses elusi berlangsung sampai batas atas
c. Diangkat pelat setelah proses elusi mencapai atas dan biarkan
mongering.
d. Dihitung Rf bercak pada lapisan secara visual, UV-254 nm, dan
disemprot penampak bercak Anisaldehid-asam sulfat.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
N
O
1.
2.
3.
4.
5.
Hasil
Buah lada putih
10 gram
50 ml
Proses Ektraksi
Waktu ekstraksi
Jumlah ektrak
Rendemen
1 jam
1.93 gram
19.3 %
Proses Isolasi
Saat ditambahkan lar. KOH etanolis 10%
Waktu pembentukan kristal
Jumlah kristal yang diperoleh
Rendemen kristal
Bentuk dan warna kristal
Proses Identifikasi
Warna spot setelah identifikasi:
Warna saat disinari UV 254 nm
Warna saat disinari UV 365 nm
hijau
ungu
Menghitung harga Rf
Rf = jarak tempuh spot/jarak tempuh fasa
gerak
HRf = Rf x 100
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan isolasi piperin dari buah lada putih
(Piperalbii). Piperin diekstraksi menggunakan pelarut etanol 95%. Ektstraksi ini
terjadi berdasarkan perpindahan massa komponen zat padat sampel pada pelarut,
dimana perpindahan terjadi pada lapisan antarmuka, kemudian berdifusi masuk ke
dalam pelarut. Proses pengekstraksi komponen kimia sel tanaman yaitu pelarut
organik akan menembus dinding sel tanaman dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut ke dalam pelarut di luar sel, maka
larutan yang pekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus
menerus sampai terjadi kesetimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
dan di luar sel.
Piperin dapat diektraksi dengan menggunakan refluks sederhana dengan
pelarut etanol 95 %. Refluks sederhana dipilih karena jumlah sampel yang dipakai
hanya sedikit yaitu 10 gram, selain itu hanya dibutuhkan waktu sekitar 1 jam
untuk
proses
ekstraksinya.
Refluks
sederhana
dilakukan
menggunakan
Erlenmeyer yang ditutup kaca arloji yg diatasnya diberi kapas basah lalu proses
pemanasannya dilakukan diatas hotplate. Kapas basah disini berfungsi sebagai
pendingin agar sampel tidak meletup-letup di dalam erlenmeyer. Mekanisme
ekstraksinya yaitu pelarut dipanaskan dan akan menjadi uap. Uap pelarut akan
naik dan tertahan dibawah kaca arloji lalu turun kembali ke dalam erlenmeyer
sebagai cairan (embun). Cairan pelarut yang jatuh perlahan-lahan akan berdifusi
ke dalam sampel mengekstrak piperin yang terkandung dalam sampel, hal ini
terjadi terus menerus selama 1 jam.
Setelah ekstraksi selesai, sampel didinginkan lalu disaring agar senyawa
pengotor yang ada di dalam ekstrak hilang.Pendinginan ini bertujuan untuk
menghentikan reaksi.Selanjutnya ekstrak jernih dipekatkan di tas waterbath.
Setelah sampel diuapkan di atas waterbath ekstrak yang didapat tidak begitu
kental karena digunakan etanol 96% yang artinya 4% tersebut adalah air.Setelah
didapat ekstrak yang kental, kemudian ditimbang dan dihitung rendemennya.Hasil
rendemennya adalah 19.3%.Ekstrak kental ini yang digunakan untuk mengisolasi
piperin dengan metode rekristalisasi.Rekristalisasi merupakan suatu teknik
pemisahan zat padat dari suatu zat pencemar dengan cara mengkristalkan kembali
zat tersebut setelah dilarutkan dengan pelarut yang sesuai. Metode rekristalisasi
menggunakan prinsip perbedaan kelarutan zat pencemar dengan zat yang akan
kita ambil.
Ekstrak dimasukan ke dalam vial 10 ml, kemudian ekstrak ditambahkan
dengan KOH-Etanolik 10%, setelah ditambahkan terlihat endapan berwarna
coklat dan terlihat seolah-olah terdapat 2 fasa di dalam vial. Endapan coklat inilah
yang diduga sebagai kristal. Fungsi dari KOH-Etanolik 10% adalah untuk
mengendapkan resin yang terdapat di dalam ektrak tadi. Campuran sampel dan
KOH-Etanolik 10% didiamkan sebentar lalu dipisahkan filtrat dan residunya
dengan teknik didekantasi. Kemudian filtratnya dibagi ke dalam 2 vial untuk
didiamkan semalam (24 jam), kemudian diamati keesokan harinya apakah
terbentuk kristal atau tidak. Saat dekantasi terjadi dan sebelum didiamkan
semalaman, sudah terlihat kristal hablur yang terlihat. 1 vial disimpan di suhu
ruang dan vial lainnya dimasukan ke dalam lemari pendingin untuk melihat
perbandingan kristal yang terbentuk. Kristal didiamkan selama 24 jam, karena
waktu tersebut merupakan batasan waktu yang cukup untuk membentuk kristal.
Setelah 24 jam terlihatkristal yang lebih banyak pada vial yang disimpan di dalam
lemari pendingin karena kristal terbentuk optimum karena proses pendinginan.
Selanjutnya kristal dipisahkan lagi dengan teknik dekantasi, kemudian
dilakukan proses isolasi piperin dengan metode rekristalisasi. Tujuan dari isolasi
adalah
untuk
memurnikan
senyawa
untuk
karakteristikpenuh
(sampai
etanolik 10% ini dilakukan sampai kistal yang terbentuk murni. Kristal yang
didapat kemudian dikeringkan dengan tujuan untuk menghilangkan sisa pelarut.
Lalu ditimbang kristal yang diperoleh dan didapat kristal rendemen sebanyak
2.7%.
Pada proses pencucian kristal dengan KOH-etanolik 10% reaksi yang
terjadi sebagai berikut:
N
C
CH
HC
CH2
CH
HC
adisi
OH-
CH
HC
CH2
CH
HC
Piperin
eliminasi
serah terima
elektron
OOC
+
N
Piperidin
CH
HC
CH2
CH
HC
silika yang sudah ditotoli standar dan isolat diamati disinar tampak menunjukkan
jarak tempuh spot (bercak) standar dan isolat sama, maka senyawa yang
terkandung di dalam isolat tersebut dikatakan murni. Warna yang ditunjukkan
ketika di bawah sinar tampak yaitu kuning, pada UV 254 nm berwarna hijau dan
pada UV 356 nm tampak warna ungu. UV 254 nm digunakan karena pada panjang
gelombang tersebut, senyawa aromatis dapat diamati, sedangkan pada UV 356
nm, banyak senyawa yang nantinya akan berflurosensi (berpendar). Kemudian
plat yang sudah diamati tersebut, disemprot dengan pereaksi semprot
anisaldehid/asam sulfat, anisaldehid/asam sulfat berfungsi sebagai pengompleks
warna, kemudian dipanaskan dengan oven pada suhu 110 C selama 10 menit dan
diamati warna yang terjadi.
BAB VI
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Chairil.
Dkk, 1996.Pengantar
Praktikum
Kimia
Oganik.Jakarta
:Depdikbud
Fessenden and Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Fessenden and Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Jakarta : Erlangga.
Septiatin, Eatin ,2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan
Tanaman Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung, (60,61,62).
Sastrohamidjojo,Hardjono,1996,Sumber Bahan Alam,ugm press,Yogyakarta
Adnan,Muhammad, 1997, Teknik Kromatografi, Andi Offset, Yogyakarta, (9-14).
Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen
Kesehatan
Indonesia, Jakarta (hal. 99-108)
Septiatin, Eatin, 2008, Apotek Hidup dari Rempah-Rempah, Tanaman Hias, dan v
Tanaman Liar, CV.YRAMA WIDYA, Bandung (hal.60,61,62)
Sarker, Satyajit D. & Nahar, Lutfun, 2007, Kimia untuk Mahasiswa Farmasi:
Bahan Kimia Organik,Alam dan Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta (hal. 409)
Wiryowidagdo, Sumali, 2007, Kimia dan Farmakologi Bahan Alam Edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta (hal. 177-179)
Anonim, 1978, Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen
Kesehatan
LAMPIRAN
Bagan Kerja
a. Ekstraksi dan Pemurian Kristal
Buah lada putih
(-)
(-)
(-)
(-)
Filtrat
Residu
Ektrak kental
Filtrat
Residu
(-) siapkan chamber dan pelarut atau campuran pelarut yang digunakan sebagai fasa gerak [Kloro
(-) dimasukan 5 ml pelarut atau campuran pelarut ke dalam chamber
(-) dibiarkan (dijenuhkan) selama 30 menit
pada lapisan secara visual, UV-254 nm, dan disemprot penampak bercak Anisaldehid-asam sulfat