Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam lingkup

kehidupan

matematika,

pembuktian

suatu

pernyataan hal yang mutlak yang harus dilakukan. Suatu hal yang mustahil
ketika kita memasuki dunia matematika tidak melakukan sebuah
pembuktian ketika mengemukakan suatu pernyataan.
Induksi merupakan suatu konsep matematika yang digunakan
dalam membuktikan sebuah pernyataan.
Ada juga maksud dari induksi matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku di dalam matematika. Melalui induksi matematika
kita dapat mengurangi langkah-langkah pembuktian bahwa semua
bilangan bulat termasuk kedalam suatu himpunan kebenaran dengan hanya
jumlah langkah terbatas.
Dalam matematika, konsep induksi selama ini dalam melakukan
sebuah pembuktian menggunakan 3 prinsip atau cara dalam melakukan
sebuah pembuktian, yaitu : basis induksi, hipotesis induksi dan langkah
induksi.
Sehubungan dengan kita sering menemukan dan mengerjakan
suatu pernyataan yang berhubungan dengan matematika maka sangat
dibutuhkan kita dapat menguasai materi induksi matematika.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa definisi Induksi matematika ?
Bagaimana langkah melakukan pembuktian menggunakan prinsip

induksi sederhana ?
Bagaimana langkah melakukan pembuktian menggunakan prinsip
induksi yang di rampatkan ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui definisi induksi matematika.
Untuk mengetahui langkah pembuktian menggunakan prinsip induksi
sederhana
1

Untuk mengetahui langkah pembuktian menggunakan prinsip induksi


yang di rampatkan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INDUKSI MATEMATIKA

Menurut sejarahnya, induksi matematika berawal pada akhir abad


ke-19. Dua orang metamatikawan yang mempelopori perkembangan
induksi matematika adalah R. Dedekind dan G. Peano (DOE85). Dedikind
mengembangkan sekumpulan aksioma yang menggambarkan bilangan
bulat positif. Peano memperbaiki aksioma tersebut dan memberikannya
interpretasi logis. Keseluruhan aksioma tersebut dinamakan postulat
peano.

Gambar Richard Dedekind & Guiseppe Peano


Induksi matematika merupakan suatu teknik untuk
membuktikan suatu pernyataan matematika apakah benar
atau

salah.

Seringkali

kita

hanya

menerima

saja

pernyataan atau argumen matematika, tanpa mengetahui


kebenaran pernyataan tersebut. Oleh karena itu kita
membutuhkan

suatu

metode

untuk

membuktikan

kebenaran pernyataan matematika yang disebut induksi


matematika.

Pembuktian

dengan

Induksi

matematik

dapat

diilustrasikan dengan domino. Bentuk domino ada yang berupa


kartu (disebut juga kartu gaple) dan ada juga yang
berbentuk batu berbahan acrylic. Domino mempunyai sifat
dapat merubuhkan domino lain jika diletakkan secara
berdekatan. Sifat ini dinamakan efek domino.
Untuk mendemonstariskan domino kita memerlukan
domino berbentuk batu. Cara membuat efek domino
adalah batu - batu domino disusun berjajar kemudian batu
pertama dijatuhkan mengenai batu kedua. Secara otomatis
3

batu kedua akan mengenai batu ketiga sampai jatuh dan


begitu seterusnya sampai batu terakhir jatuh.
Efek domino merupakan bentuk visualisasi yang
konkret dari induksi matematika. Pada induksi matematika,
kita

hanya

membuktikan

apakah

suatu

pernyataan

matematika itu benar atau salah dengan membandingkan


kebenaran suku pertama dengan suku berikutnya. Jika
pernyataan suku pertama itu benar, suku berikutnya pasti
akan bernilai benar. Hal ini sejalan dengan efek domino.
Pada efek domino jika batu pertama jatuh mengenai batu
kedua,

batu

kedua

akan

ikut

jatuh

mengenai

batu

berikutnya. Hal ini berlangsung terus sampai batu domino


yang terakhir.
Melalui induksi

matematika

kita

dapat

mengurangi

langkah-langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat


termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan
hanya sejumlah langkah terbatas.
B. PRINSIP INDUKSI MATEMATIKA
a) Prinsip Induksi Matematika Sederhana
Prinsip induksi sederhana berbunyi sebagai berikut :
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan
kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat
positif n. Untuk membuktikan proposisi ini kita hanya perlu
menunjukan bahwa :
1. P(1) benar
2. Jika p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n 1.
Sehingga p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n.
Langkah 1 dinamakan basis induksi, sedangkan langkah 2 di
namakan langkah induksi. Langkah induksi berisi asumsi (andaian)
yang menyatakan bahwa p(n) benar. Asumsi tersebut di namakan
hipotesis induksi. Bila kita sudah menunjukan kedua langkah tersebut

benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua
bilangan bulat positif n.
Basis induksi di gunakan untuk memperlihatkan bahwa
pernyataan tersebut benar bila n di ganti dengan 1, yang merupakan
bilangan bulat positif terkecil. Kemudian kita harus memperlihatkan
bahwa implikasi p(n) p(n+1) benar untuk setiap bilangan bulat
positif. Untuk membuktikan implikasi tersebut benar untuk setiap
bilangan bulat positif n, kita perlu menunjukan bahwa p(n+1) tidak
mungkin salah bila p(n) benar. Hal ini di selesaikan dengan
memperlihatkan bahwa berdasarkan hipotesis p(n) benar maka p(n+1)
juga harus benar.
Perhatikan bahwa dalam induksi matematika kita tidak
mengasumsikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif.
Kita hanya memperlihatkan bahwa jika di asumsikan p(n) benar, maka
p(n+1) juga benar untuk setiap n positif.
Fakta bahwa langkah 1 dan langkah 2 bersama-sama
memperlihatkan p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif adalah
jelas secara intuitif. Dari langkah 1, kita mengetahui bahwa p(1) benar.
Dari langkah 2 kita mengetahui bahwa jika p(1) benar maka p(2) juga
benar. Tetap, P(1) sudah di tunjukan benar dan di sini p(2) juga harus
benar. Dari langkah 2 kita juga mengetahui bahwa jika p(2) benar
maka p(3) juga benar. Karena kita sudah menunjukan bahwa p(2)
benar, maka p(3) juga benar, dan seterusnya. Secara intuitif kita
melihat

bahwa

langkah

dan

langkah

bersama-sama

memperlihatkan bahwa p(1), p(2), ....., p(n) semuanya benar.


Contoh :
Tunjukan bahwa untuk n 1, 1 + 2 + 3 + ... + n = n(n+1) /2 melalui
induksi matematika.

Penyelesaian :

Andaikan bahwa p(n) menyatakan proposisi bahwa untuk n 1,


jumlah n bilangan bulat positif pertama adalah n(n+1) /2 , yaitu 1 + 2
+ 3 + ... + n = n(n+1) /2 . kita harus membuktikan kebenaran proposisi
ini dengan dua langkah induksi sebagai berikut :
1. Basis Induksi
Kita ambil n = 1 sebagai nilai pertama, maka untuk p(1) benar,
karena untuk n = 1 kita peroleh
1 = 1 (1+1) / 2
= 1 (2) / 2
=1
2. Langkah induksi
jika p (n) benar, yaitu mengasumsikan bahwa 1 + 2 + 3 + ....+ n =
n(n+1) /2. Adalah benar (hipotesis induksi). Kita harus
memperlihatkan bahwa p(n + 1) juga benar yaitu
1 + 2 + 3 + ... + n + (n + 1) = (n + 1) [ (n + 1) + 1 ] / 2
Untuk membuktikan ini, tunjukan bahwa
1 + 2 + 3 + ... + n + (n + 1) = (1 + 2 + 3 + ... + n) + (n + 1)
= [ n(n+1) /2 ] + (n + 1)
= [ (n2 + n) /2 ] + (n + 1)
= [ (n2 + n) /2 ] + [ (2n +2 n) /2 ]
= (n2 + 3n + 2 ) / 2
= ( n + 1) (n + 2) / 2
= (n + 1) [ (n + 1) + 1 ] / 2
Karena langkah 1 dan langkah 2 telah di buktikan benar, maka untuk
semua bilangan bulat positif n, terbukti bahwa untuk semua n 1, 1 +
2 + 3 + ... + n = n(n+1) /2 benar.

b) Prinsip Induksi Matematika yang dirampatkan (generalized)


Prinsip Induksi sederhana digunakan untuk membuktikan
pernyataan p(n) dimana n dimulai dari 1.
Kadang-kadang kita ingin

mebuktikan

bahwa

pernyataan p(n) benar untuk semua bilangan bulat

n0, jadi tidak hanya bilangan bulat yang dimulai dari 1

saja. Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan


( generalized) untuk menunjukkan hal ini sebagai
berikut :
Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat
dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk
semua bilangan bulat n

n0. Untuk membuktikan ini,

kita hanya perlu menunjukkan bahwa :


1. P (n0) benar
2. Jika p(n) benar maka p(p+1) benar untuk setiap n

n0.

Sehingga p (n) benar untuk semua bilangan bulat n

n0.

Perbedaan prinsip induksi sederhana dengan prinsip


induksi

yang

dirampatkan

adalah

pada

induksi

sederhana kita selalu memakai basis induksi untuk n


= 1, tapi pada prinsip induksi yang dirampatkan,
basis induksi tidak selalu dimulai dengan n = 1. Nilai
n bisa berapa saja asalkan n merupakan anggota
bilangan asli
Contoh
Untuk semua bilangan bulat tidak negative n, buktikan
dengan induksi matematika bahwa 20 + 21 + 22 + . . . +
2n = 2n+1 1

Penyelesaian
Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa untuk semua
bilangan bulat tidak negative n, 20 + 21 + 22 + . . . + 2n
= 2n+1 1
1. Basis induksi
p (0) benar, karena untuk n=0 ( bilangan bulat tidak
negative pertama), kita peroleh :
7

20 = 1 = 20+1 1
= 21 1
=21=1
2. Langkah induksi: Misalkan p(n) benar, yaitu proposisi
20 + 21 + 22 + . . . + 2n = 2n+1 1
Diasumsikan benar ( hipotesis induksi ). Kita harus
menunjukkan bahwa p (p+1) juga benar, yaitu
20 + 21 + 22 + . . . + 2n + 2n+1 = 2(n+1)+1 1
Hal ini kita tunjukkan sebagai berikut :
20 + 21 + 22 + . . . + 2n + 2n+1 = (20 + 21 + 22 + . . . +
2n ) + 2n+1

= (2n+1 1) + 2n+1

( dari hepotesis

induksi)

= (2n+1 + 2n+1 ) 1
= (2. 2n+1 ) 1
= 2n+2 1
= 2(n+1) + 1 1
Karena langkah 1 dan 2 keduanya telah di perlihatkan
benar, maka untuk semua bilangan bulat tidak
negative n, terbukti bahwa 20 + 21 + 22 + . . . + 2n +
2n+1 = 2n+1 1

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dengan demikian, dari pembahasan di atas yang telah
disajiikan, maka dapat di simpukan bahwa

Kita dapat membuktikan suatu pernyataan


matematika berupa bilangan bulat dengan memakai
konsep induksi matematika.
Pembuktian induksi matematika dapat kita
ilustrasikan dengan fenomena yang disebut efek
domino yaitu jatuhnya batu domino secara berurutan
dari batu pertama sampai dengan batu terakhir..
B. SARAN
Untuk lebih bermanfaatnya makalah ini, kami harapkan agar bisa
dijadikan refrensi, atau sekurang-kurangnya menjadi bahan bacaan
utamanya bagi penyusun, semoga bermanfaat, dan mohon di perbaiki
yang salah baik dari tulisan ataupun kosa kata yang kurang tepat guna
kesempurnaan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Munir, Rinaldi. Diktat Kuliah IF2091 Struktur Diskrit. Program Studi
Teknik Informatika ITB. 2004
http://id.wikipedia.org/wiki/Domino2010
Waktu akses : 17 Oktober 2015 Pukul 10.23

Anda mungkin juga menyukai