Anda di halaman 1dari 5

PDB sisi pengeluaran (expenditure) ini menjelaskan tentang besaran

nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik (output)
untuk digunakan sebagai konsumsi akhir masyarakat. Secara spesifik
yang dimaksud dengan konsumsi akhir adalah penggunaan produk baik
berupa barang mapun jasa yang tujuannya tidak untuk diproses lebih
lanjut (dikonsumsi habis), yang direalisasikan dalam bentuk konsumsi
akhir rumah tangga (termasuk lembaga-lembaga nirlaba yang melayani
rumah tangga), konsumsi akhir pemerintah, pembentukan modal tetap
bruto (PMTB), perubahan inventori serta ekspor.
PDB menurut lapangan usaha (production) lebih menjelaskan
tentang proses produksi serta faktor pendapatan yang diturunkan (balas
jasa faktor produksi), termasuk didalamnya penyusutan dan pajak tidak
langsung neto (pajak tidak langsung minus subsidi). Kategori ekonomi
dalam penyusunannya mencakup tujuh belas lapangan usaha yaitu:
pertanian, kehutanan dan perikanan, pertambangan dan penggalian,
industri

pengolahan,

pengadaan

listrik

dan

gas,

pengadaan

air,

pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, konstruksi, perdagangan


besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, transportasi dan
pergudangan, penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan
komunikasi, jasa keuangan dan asuransi, real estat, jasa perusahaan,
administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya.

Uraian
Total

2010
6.864

2011
7.287

2012
7.727

2013
8.158.

2014
8.568.

penawara

.133,

.635,

.083,

193,7

115,6

(80,72

(81,14

PDB

(81,6

(80,4

(80,1

ADHK

8)

5)

6)

Rp)
Total nilai

1.537

1.768

1.910

1.945.

1.988.

impor

.719,

.821,

.299,

867,0

537,9

ADHK

(19,28

(18,86

(Miliyar

(18,3

(19,5

(19,8

Rp)
Total

2)
8.403

5)
9.058

4)
9.639

10.106 10.558

perminta

.862,

.468,

.394,

.073,7

.667,5

an akhir

(100%

(100%

(Miliyar

(100

(100

(100

Rp)

%)

%)

%)

(Miliyar

Dari tabel perbandingan penawaran dan permintaan di atas


menunjukan

bahwa

untuk

memenuhi

permintaan

akhir

domestik,

sebagian produk masih harus didatangkan dari luar negeri dengan


rentang 18 sampai dengan 19 persen. Dengan demikian, situasi
perekonomian

cenderung

lebih

ke

permintaan.

Sebab,

kebutuhan

masyarakat baru bisa dipenuhi sekitar 80 persen dari selisih hasil produksi
domestik. Tendensi permintaan masyarakat menunjukan tren postif yang

meningkat dalam 5 tahun, pada tahun 2010 sebesar 8.403.862,9 miliyar


rupiah menjadi 10.558.667,5 miliyar rupiah di tahun 2014. Sedangkan
nilai impor naik dari 1.537.719,8 miliyar rupiah (2010), lalu 1.768.821,9
miliyar rupiah (2011), dan 1.910.299,5 miliyar rupiah (2012), kemudian
turun di tahun 2013 sebesar 1.945.867,0 miliyar rupiah dan tahun 2014
sebesar 1.988.537,9 miliyar rupiah yang serupa keadaannya dengan
penyediaan produk barang dan jasa yang mampu dihasilkan oleh ekonomi
domestik.

Analisa terhadap perekonomian indonesia di triwilan II tahun 2014


menunjukan bahwa sumbangan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
merupakan

sektor

yang

menunjukkan

kinerja

terbaik,

dengan

pertumbuhan tertinggi sebesar 9,53 persen. Yang menjadi stimulus


pertumbuhan tersebut adalah pada bagian subsektornya seperti naiknya
subsektor Angkutan disaat liburan sekolah dan berkembangnya subsektor
Komunikasi yang disebabkan oleh kebutuhan akses internet yang semakin
meningkat.
Sektor konstruksi tumbuh sebesar 6,59 persen seiring maraknya
proyek-proyek

infrastruktur.

Sektor

keuangan

Real

Estat

dan

Jasa

Perusahaan tumbuh 6,18 persen yang dipengaruhi oleh pilpres.Kemudian


sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebagai public utilities tumbuh 5,77
persen, dimana salah satu subsektornya yaitu listrik menyumbang 5,95
persen. Meningkatnya subsektor listrik disebabkan adanya peningkatan
produksi listrik yang sejalan dengan meningkatnya konsumsi listrik di
hampir semua kelompok. Selain itu, sektor jasa-jasa tumbuh 5,68 persen
yang didorong subsektor jasa swasta yang tumbuh 9,35 persen. Lain hal
nya dengan subsektor jasa pemerintah yang berontraksi sebesar 0,07
sebagai dampak pergeseran pemberian gaji ketigabelas PNS. Berbagai
subsektor yang tergolong industri non-migas mengalami pertumbuhan
yang cukup signifikan mengingat di trwiulan II/2014 menjelang Ramadhan
dan Hari Raya Idul Fitri.

Hampir semua sektor mengalami pertumbuhan postif. Satu-satunya


sektor yang mengalami kontraksi pertumbuhan pada triwulan II/2014 ini
adalah sektor pertambangan dan penggalian yang tumbuh minus 0,15
persen. Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi minyak. Meskipun
subsektor penggalian mengalami peningkatan sebesar 4,16 persen, tidak
memberikan dampak yang berarti pada kinerja sektor pertambangan dan
penggalian dikarenakan kontribusi subsektor penggalian yang relatif kecil.

Anda mungkin juga menyukai