1. Latar Belakang
1.1. Defenisi.
Menurut Hermanto: 2007, menyatakan bahwa kafein merupakan jenis
alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh, daun mete, biji
kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein memiliki berat
molekul 194,19 g/mol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan pH 6,9 (larutan kafein
1% dalam air). Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan
sebetulnya tidak ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti
menstimulasi pernafasan dan jantung, serta memberikan efek samping berupa
rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan denyut jantung tak
beraturan (tachycardia).
Menurut Fessenden: 1999, 269 menyatakan bahwa banyak senyawa nitrogen
dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa dan karena itu diekstrak dari
dalam tumbuhan itu dengan asam encer. Senyawa itu disebut dengan alkoloid
yang artinya mirip alkali. Contoh dari senyawa alkaloid adalah nikotina dan
kafein.
Menurut Khopka: 1990, 85 menyatakan bahwa di antara berbagai jenis
metode pemisahan, ektraksi pelarut atau disebut ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Prinsip
metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan perbandingan tertentu
setara antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzena, karbon
hertoksida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada
jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Terkini dapat digunakan untuk
hal preperative, pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua
skala kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian
berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat, dan digunakan untuk
ion-ion logam yang bertindak sebagai tracer (pengotor) dan ion logam dalam
jumlah makro logam.
Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa teori diatas adalah kafein
merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi, daun teh,
daun mete, biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar.
1.2. Mengapa perlu dilakukan ektraksi?
Proses ektraksi perlu dilakukan adalah untuk memisahkan zat (komponen)
dari campurannya dengan menggunakan beberapa pelarut tertentu, (memisahkan
zat yang diperlukan dengan zat yang tidak diperlukan).
4.4.1. Alat-alat
NO
NAMA ALAT
UKURAN
JUMLAH
1.
Timbangan
GAMBAR
2.
Gelas Ukur
50 Ml
3.
Pipet Tetes
4.
Kertas Saring
5.
Gelas Kimia
500 Ml
6.
Corong Pisah
250 Ml
7.
Spatula
Kaca Arloji
9.
Corong
10.
Spatula
11.
4.1.
Bahan
NO
NAMA
BAHAN
1.
Bubuk Teh
2.
Kristal Na2co3
3.
Serbuk Na2so4
UKURAN
JUMLAH
GAMBAR
4.
Klorofom
5.
Benzene
6.
Dietil Eter
Aquades
1.
2.
PROSEDUR
KERJA
Bubuk the cap
mawar sebanyak
15
gram
dimasukkan
kedalam gelas
kimia 500 ml
kemudian
di
didihkan dalam
400
ml
air
selama 20 menit
Kemudian
dikeluarkan dan
disaring segera,
kemudian
larutan dibiarkan
dingin pada suhu
kamar
HASIL PENGAMTAN
REAKSI YANG
TERJADI
3.
4.
5.
Setelah dingin
larutan
dipindahkan
kedalam corong
pisah 100 ml dan
diektraksi (3kali)
masing-masing
dengan 20 ml
klorofom
Ektrak klorofom
di
keringkan
dengan dengan
natrium
sulfat
anhidrat
kemudian
diupkan
sehingga
diperoleh kafein
kasar , kemudian
di
murnikan
dengan
cara
rekristalisasi
Kafein
yang
kasar
dimasukkan
dalam
gelas
kimia 50 ml dan
ditamahkan 5 ml
pelarut benzene
dan dipanaskan
dalam penangas
air sampai larut.
Setelah dingin
ditambah pelarut
dietil eter (titik
didih 60-90oc)
kemudian
di
biarkan
mengkristal
6. Pembahasan
7. Penutup
7.1.
Kesimpulan
7.2.
Saran
8. Daftar Pustaka