Anda di halaman 1dari 46

Hemaliny A.

Sipahutar

FK UKRIDA

BAB I
PENDAHULUAN
Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa suatu tabung
sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung, pada saat ini berupa suatu pelebaran
berbentuk kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang asimetris.
Duktus vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini. Pada usia janin bulan
kedua dan ketiga terjadi suatu proses yang dapat menerangkan timbulnya cacat bawaan pada
bayi dikemudian hari. Usus tumbuh dengan cepat dan berada di dalam tali pusat. Sewaktu
usus menarik diri masuk kembali ke dalam rongga perut, duodenum, dan sekum berputar
dengan arah berlawanan jarum jam. Duodenum memutar di dorsal arteri dan vena mesenteria
superior, sedangkan sekum terletak di fossa iliaka kanan.
Secara embriologik, kolon kanan berasal dari usus tengah, sedangkan kolon kiri
sampai dengan rectum berasal dari usus belakang. Lapisan otot longitudinal kolon
membentuk tiga buah pita yang disebut tenia yang lebih pendek dari kolom itu sendiri
sehingga kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti sakulus yang disebut haustra. Kolon
transversum dan kolon sigmoideum terletak intraperitoneal dan dilengkapi dengan
mesenterium. Dalam perkembangan embriologik kadang terjadi gangguan rotasi usus
embrional sehingga kolon kanan dan sekum mempunyai mesenterium yang bebas. Keadaan
ini memudahkan terjadinya putaran atau volvulus sebagian besar usus yang sama halnya
dapat terjadi dengan mesenterium yang panjang pada kolon sigmoid dengan radiksnya yang
sempit. Batas antara kolom dan rectum tampak jelas karena pada rectum ketiga dan tenia
tidak tampak lagi. Batas ini terletak di bawah ketinggian promontorium, kira-kira 15 cm dari
anus. Pertemuan ketiga tenia di daerah sekum menunjukan pangkal apendiks bila appendiks
tidak jelas karena perlengketan.
Sekum, kolon asendens, dan bagian kanan kolon tranversum didarahi oleh cabang
a.mesenterika superior yaitu oleh a.ileokolika, a.kolika dextra, dan a.kolika media. Kolon
tranversum bagian kiri, kolon descendens, kolon sigmoid, dan sebagian besar rectum didarahi
oleh a.mesenterika inferior melalui a.kolika sinistra, a.sigmoid, dan a.hemoroidalis superior.
Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ectoderm, sedangkan
rectum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal anus dan rectum ini maka perdarahan,
1

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

persarafan, serta pengaliran vena dan limfenya berbeda juga, demikian pula epitel yang
menutupinya. Rektum dilapisi mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh anoderm
yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Sedangkan anus tidak ada mukosa.

BAB II
USUS HALUS
2

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

2.1 Fisiologi
2.1.1 Cairan dan Elektrolit
Cairan yang terdapat pada saluran cerna berjumlah 6-8 liter yang berasal dari
makanan, minuman, air ludah, cairan lambung, empedu, secret pancreas, dan cairan usus
halus. Cairan akan diserap kembali melalui katup ileosaecal sehingga hanya setengah liter
cairan saja yang akan diteruskan ke kolon. Keluar masuknya cairan melalui sel ini terjadi
dengan cara difusi, osmotic, atau dibawah pengaruh tekanan hidrostatik.
2.1.2 Peristalsis, Digesti, dan Absorpsi
Fungsi dari usus halus adalah sebagai transportasi, dan absorpsi cairan, elektrolit,
atau unsur makanan. Setiap hari beberapa liter cairan dan puluhan gram makanan yang terdiri
atas karbohidrat, lemak, dan protein akan diserap di usus halus, kemudian masuk ke dalam
aliran darah. Proses ini sangat efisien karena hampir seluruh makanan terserap, kecuali yang
mengandung selulosa yang tidak dapat dicerna. Hampir semua bahan makanan diabsorpsi
dalam yeyunum, kecuali vitamin B12 dan asam empedu yang diserap dalam ileum terminale.
Isi usus digerakan oleh peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan
longitudinal. Gerakan intestinal ini diatur oleh system saraf autonom dan hormone.

2.2 Pemeriksaan
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan kunci untuk menegakan diagnosis. Pada
pemeriksaan fisik, inspeksi sangatlah penting. Contohnya pada Meteorismus yang mungkin
merupakan tanda awal peritonitis atau ileus paralitik, dengan gambaran perut kembung pada
3

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

posisi berbaring terlentang. Perut yang salah satunya tertinggal atau tidak ikut bergerak pada
proses pernafasan mungkin menjadi tanda adanya rangsangan peritoneum karena peradangan.
Palpasi sangat berguna untuk menemukan massa dan auskultasi untuk menentukan aktivitas
peristaltic. Pemeriksaan khusus rotgen dengan enteroklisis menggunakan cairan kontras encer
berguna untuk menentukan diagnosis karena memberikan gambaran seluruh panjang usus
halus. Enteroskopi yaitu meneropong usus dapat dilakukan melewati bagian ligamen Treitz
sampai ke permukaan yeyunum. Dalam endoskopi ini dapat sekaligus dilakukan biopsi .

2.3 Kelainan Bawaan


2.3.1 Divertikulum Meckel
Regresi yang kurang sempurna pada omfalomesenterikus (duktus vitelinus) dapat
meninggalkan bermacam-macam kelainan antara lain divertikulum Meckel. Divertikulum
Meckel merupakan divertikulum yang sering ditemukan di usus halus dan berasal dari bagian
intraabdomen duktus vitelinus. Gejala yang ditunjukan tidak khas, biasa gejala atau keluhan
mirip sekali dengan appendisitis akut walaupun letak nyeri dapat berbeda. Pengobatannya
sendiri juga sama appendisitis akut yaitu divertikulektomi segera setelah diagnosis
ditegakkan untuk mendahului terjadinya perforasi.
2.3.2 Malrotasi usus halus
Pada tahap perkembangan usus dapat terjadi gangguan rotasi dan fiksasi usus pada
peritonuem dinding belakang. Malrotasi dapat mengakibatkan gangguan passae dan
vaskularisasi. Gambaran klinis berupa gangguan passase usus halus yaitu tanda obstruksi,
muntah hijau, dan perut kembung setelah lahir. Tindakan bedah dilakukan apabila terjadi
obstruksi usus yang lengkap, parsial maupun berulang yaitu dengan laparatomi dan
mengembalikan usus agar tidak berputar dan a. Mesenterika superior tidak terjepit. Sebaiknya
tidak mengembalikan usus ke anatomi normal.

2.4 Hambatan Pasase Usus


Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh
gangguan peristaltik. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik misalnya oleh
strangulasi, invaginasi, atau sumbatan di dalam lumen usus. Ileus dinamik dapat disebabkan
oleh kelebihan dinamik seperti spasme. Ileus adinamik dapat disebabkan oleh paralisis pada
4

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

peritonitis umum. Pada obstruksi harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dari obstruksi
strangulasi. Obstruksi sederhana ialah obstruksi yang tidak disertai terjepitnya pembuluh
darah. Pada strangulasi ada pembuluh darah terjepit sehingga terjadi iskemik yang akan
berakhir dengan nekrosis atau ganggren yang ditandai dengan gejala umum berat yang
disebabkan oleh toksin dari jaringan gangrene. Jadi strangulasi memperlihatkan kombinasi
gejala obstruksi dan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis.
Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi, dan volvulus
mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askaris adalah
obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi.
2.4.1 Gambaran Klinis
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi artinya, disertai
dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit, baik dalam lumen usus bagian oral dari
obstruksi maupun oleh muntah. Pada anamnesa obstruksi tinggi sering dapat ditemukan
penyebab, misalnya berupa adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia.
Pada pemeriksaan ditemukan tanda dan gejala yang bergantung pada tahap perkembangan
obstruksi. Gejala umum berupa syok, oliguri, dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan
meteorismus dan kelebihan cairan di usus, hiperperistaltik berkala berupa kolik yang disertai
mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat pada inspeksi usus dan pada auskultasi sewaktu
serangan kolik, hiperperistaltik kedengaran jelas sebagai bunyi nada tinggi. Penderita tampak
gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi tidak ada lagi flatus
atau defekasi.
Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak dapat dijadikan pedoman untuk
menegakan diagnosis. Pada foto polos rontgen perut, tampak kelok-kelok usus halus yang
melebar, mengandung cairan dan banyak udara sehingga member gambaran batas Air Fluid
Level yang jelas.
2.4.2 Diagnosis
Ada tidaknya obstruksi tinggi tidak sulit ditentukan asal cukup sabar menantikan
timbulnya kolik sehingga dapat melihat gejala kolik yang khas. Pada strangulasi terdapat
jepitan atau lilitan yang menyebabkan gangguan peredaran darah sehingga terjadi iskemia,

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

nekrosis, dan gangren. Gangren menyebabkan tanda toksik seperti yang terjadi pada sepsis
yaitu takikardia, syok septic, dengan leukositosis.
2.4.3 Penatalaksanaan
Obstruksi mekanis di usus dan jepitan atau lilitan harus dihilangkan segera setelah
keadan umum diperbaiki. Tindakan umum sebelum dan sewaktu pembedahan meliputi tata
laksana dehidrasi, perbaikan, keseimbangan elektrolit, dan dekompresi pipa lambung. Pada
strangulasi tidak ada waktu untuk memperbaiki keadaan umum, strangulasi harus segera di
operasi.
2.4.4 Bermacam Penyebab Obstruksi Usus
Adhesi. Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya
berasal dari rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum, atau
pascaoperasi. Adhesi dapat berupa perlengketan atau mungkin dalam bentuk tunggal
atau multiple, mungkin setempat maupun luas. Sering juga ditemukan bentuk pita
dipotong agar pasase usus pulih kembali. Adhesi yang kambuh mungkin akan menjadi
masalah besar. Setelah berulang tiga kali, resiko kambuh menjadi 50%. Pada kasus
seperti ini., ditiadakan pendekatan konservatif karena walaupun pembedahan akan
memberikan perbaikan pasase usus, kemungkinan besar obstruksi akan kambuh lagi
dalam waktu singkat.
Hernia Inkarserata. Obstruksi akibat hernia inkarserata pada anak dapat dikelola
secara konservatif dengan posisi Trendelenburg. Jika percobaan reduksi gaya berat ini
tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakan herniotomi segera.
Askariasis. Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus dan yeyunum.
Biasanya ada puluhan hingga lebih seratus, tetapi mungkin terdapat ratusan ekor.
Obstruksi bisa terjadi di mana-mana di usus halus, tetapi biasanya di ileum terminale,
tempat lumen paling sempit. Cacing menyebabkan kontraksi local di dinding usus
yang disertai dengan reaksi radang setempat yang tampak di permukaan peritoneum.
Gambaran klinis askariasis diagnosis obstruksi parsial didasarkan atas gambaran
klinis yang khas. Obstruksi usus oleh cacing askaris paling sering ditemukan pada
anak karena hygiene kurang sehingga infestasi cacing terjadi berulang. Usus halusnya
lebih sempit daripada usus halus orang dewasa, sedangkan ukuran cacingnya sama
besar. Obstruksi disebabkan oleh gumpalan padat yang terdiri atas sisa makanan dan
6

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

gumpalan sisa makanan dan puluhan ekor cacing yang mati atau hampir mati akibat
pemberian obat cacing. Keadaan umum mungkin tidak terlalu payah, tetapi anak dapat
menderita serangan

kolik tanpa berhenti jika obstruksinya total. Muntah terjadi

sewaktu kolik dan penderita gelisah, kadang cacing keluar lewat mulut atau anus.
Perut kembung dan peristaltic terlihat waktu kolik dan adanya demam. Ternyata
cacing menyebabkan kontraksi setempat di dinding usus yang disertai dengan reaksi
radang local.
Pada pemeriksaan abdomen teraba massa dari gumpalan cacing, berbatas tidak jelas
dan mungkin dapat digerakan. Perut biasanya sakit dan terdapat nyeri tekan.
Diagnosis obstruksi cacing didukung oleh riwayat pemberian obat cacing atau
pencahar pada anamnesis, demam, serangan kolik, muntah, dan cacing keluar dari
mulut atau hidung dan anus. Muntah cacing atau pengeluaran cacing per anus tidak
membuktikan adanya obstruksi oleh cacing askariasis, tetapi hal ini harus diperhatikan
karena keadaannya dapat menjadi abdomen akut. Pada pemeriksaan rontgen terlihat
gambaran obstruksi usus halus. Segmen usus yang penuh dengan cacing berisiko
tinggi untuk mengalami volvulus, strangulasi, dan perforasi.
2.4.5 Diagnosis Banding
Massa diperut dapat disebabkan juga oleh invaginasi, volvulus atau appendicitis. Pada
invaginasi massa invaginatum lebih berbatas tegas dan memanjang seperti sosis, disertai
pengeluaran lendir bercampur darah per rectum. Obstruksi askarias lengkap harus dibedakan
dengan invaginasi atau volvulus. Obstruksi lengkap menuntun untuk dilakukan operasi segera
karena mengancam terjadinya volvulus, strangulasi dan perforasi. oleh karena itu, penting
sekali untuk membedakan obstruksi lengkap dari obstruksi parsial.
Pada massa apendiks yang menyebabkan obstruksi, massa tidak dapat digerakan,
nyeri timbul terus-menerus, naik turun sedangkan penderita tampak sakit berat dan toksik.
Pada trauma abdomen, nyeri hebat disertai defans muskuler, sedangkan massa di perut dan
obstruksi tidak menonjol jelas, terlihat ada bekas trauma. Pada cacat bawaan tidak teraba
massa dan usia biasanya lebih muda. Perdarahan melalui rectum pada anak menunjukan
strangulasi dan atau invaginasi.

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Pada obstruksi parsial masih ada kemungkinan pasase cairan dan gas ketika spasme
dinding usus mengurangi keadaan umum masih lumayan dan massa yang mengandung
cacing biasanya teraba seperti kantong cacing seorang nelayan. Pada obstruksi lengkap
keadaan umum menjadi buruk. Penderita umumnya demam disertai dengan delirium, apatis,
takikardia, atau tanda lain yang menunjukan keadaan toksik.
Pengelolaam konservatif yang dianjurkan pada obstruksi parsial terdiri atas puasakan
penderita, pemberian cairan intravena diikuti antihelmentik setelah tanda dan gejala obstruksi
hilang. Dianjurkan untuk tidak memberikan antihelmentik atau obat pencahar selama 48-72
jam pertama atau selama gejala obstruksi belum hilang. Dengan antihelmentik cacing jadi
lumpuh dan dapat menyebabkan obstruksi parsial berubah menjadi obstruksi total. Seain
merangsang gerakan usus, pencahar dapat memic terjadnya volvulus atau invaginasi. Selam
ini dapat diberikan sediaan sedatif atau pelemas otot dan dipuasakan. Penderita harus diamati
siang malam secara ketat. Setelah tanda dan gejala obstruksi hilang dan massa cacing di peut
tidak dapat diraba lagi, dapat diberikan obat cacing yang melumpuhkan sehingga cacing
keluar per anum. Jika ada obstruksi lengkap, atau jika pengobatan konservatif tidak berhasil,
dilakukan operasi. Kalau mungkin massa dipijit sehingga cacing dapat didiorong masuk ke
kolon. Sering hal ini berbahaya karena massa terlalu padat dan usus sudah rapuh. Mungkin
diperlukan enterotomi untuk mengeluarkan cacing. Jika dinding usus sudah robek atau
mengalami ganggren, dilakukan reseksi usus bagian yang bersangkutan
Invaginasi.
Invaginasi atau intususepsi sering ditemukan pada anak dan jarang pada orang
dewasa muda atau dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersifat idiopatik karena tidak
diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan dan lebih
banyak pada laki-laki. Sering terdapat serangan rhinitis atau infeksi saluran napas mendahului
serangan invaginasi. Invaginasi seringnya berupa serangan intususepsi ileosekal yang masuk
naik ke kolon asendens dan mungkin terus sampai keluar rectum. Invaginasi mungkin dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi
dan peritonitis. Anamnesis memberikan gambaran yang cukup mencurigakan bila bayi yang
sehat dan eustrofis tiba-tiba mendapat serangan nyeri perut. Anak tampak gelisah dan tidak
dapat ditenangkan, sedangkan diantara serangan biasanya anak tidur tenang karena sudah
capai sekali

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Serangan klasik terdiri atas nyeri perut, gelisah sewaktu serangan kolik, biasanya
keluar lendir campur darah (Red currant Jelly= selai kismis merah) per anum yang berasal
dari intususeptum yang tertekan, terbendung, atau mungkin sudah mengalami strangulasi.
Anak biasanya muntah sewaktu serangan dan pada pemeriksaan perut dapat diraba massa
yang biasanya memanjang dengan batas jelas seperti sosis memanjang. Bila invaginasi
disertai strangulasi harus diingat kemungkinan terjadinya peritonitis setelah perforasi.
Invaginatum yang masuk jauh dapat ditemukan pada pemeriksaan colok dubur. Ujng
invaginatum teraba sperti porsio uterus pada pemeriksaan vagina

sehingga dinamani

pseudoporsio atau porsio semu. Invaginatum yang keluar dari rectum jarang ditemukan
keadaan tersebut harus dibedakan dari prolapsus mukosa rectum. Pada invaginasi didapatkan
invaginatum bebas dari \dinding anus, sedangkan prolapsus berhubungan secara sirkuler
dengan dinding usus. Pada inspeksi sukar sekali membedakan prolapsus rectum dari
invaginasi. Diagnosis dapat ditegakan dengan pemeriksaan jari sekitar penonjolan untuk
menentukan ada tidaknya celah terbuka.
Diagnosis invaginasi dapat diduga atas pemeriksaan fisik dan dipastikan dengan
pemeriksaan rontgen dengan pemberian enema barium. Sumbatan oleh invaginatum biasanya
tampak jelas pada foto. Pengelolaan reposisi hidrostatik dapat dikerjakan sekaligus sewaktu
diagnosis rontgen tersebut ditegakan. Syaratnya adalah keadaan umum mengizinkan, tidak
ada gejala dan tanda rangsangan peritoneum, anak tidak toksik, dan tidak terdapat obstruksi
letak tinggi.
Tekanan hidrostatik tidak boleh melewati satu meter air dan tidak boleh dilakukan
pengurutan atau penekanan manual di perut sewaktu dilakukan reposisi hidrostatik ini.
Pengelolaan berhasil jika barium kelihatan masuk ileum. Reposisi pneumostatik dengan
tekanan udara semakin sering digunakan karena lebih aman dan hasilnya lebih baik daripada
reposisi dengan enema barium. Jika reposisi konservatif ini tidak berhasil, terpaksa diadakan
reposisi manual dengan mendorong invaginatum dari oral ke arah sudut ileosekal, dorongan
dilakukan dengan hati-hati tanpa tarikan dari bagian proksimal.
Invaginasi pada orang muda atau orang dewasa jarang sekali idiopatik. Umumnya
ujung invaginatum pada orang dewasa merupakan polip atau tomur lain di usus halus.
Invaginasi juga disebabkan oleh pencetus seperti divertikulum meckle yang terbalik masuk
lumen usus, duplikasi usus, kelainan vaskuler, atau limfoma. Gejalanya berupa gejala dan
9

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

tanda obstruksi usus tetap bergantung dari letak ujung invaginasi. Terapi reposisi hidrostatik
umumnya tidak mungkin karena jarang merupakan invaginasi ileosekal sehingga
invaginatum tidak masuk ke dalam kolon.Selain itu penyebab yang berupa polip atau tumor
lain tidak dihilangkan.
Volvulus
Volvulus di usus halus agak jarang ditemukan. Pita congenital atau adhesi
biasanya dikambing hitamkan tetapi pada operasi sering tidak ditemukan. Kebanyakan
volvulus didapat dibagian ileum, diperdarahi oleh a.Ileosekalis dan mudah mengalami
strangulasi. Gambaran klinis merupakan gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau tanpa
gejalan dan tanda strangulasi.
Kelainan Kongenital.
Ganguan pasase usus yang congenital dapat berbentuk stenosis dan atresia. Setiap
cacat bawaan berupa stenosis atau atresia dari sebagian saluran cerna akan menyebabkan
obstruksi setelah bayi menyusui. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan, misalnya oleh
pancreas anulare atau oleh atresia jenis membrane dengan lubang di tengahnya. Pankreas
anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian kedua.Gejal dan tanda seperti
itu juga ditemukan pada atresia atau malrotasi usus.
Bayi yang mengalami gangguan pasase lambung akibat kelainan bawaan perutnya
buncit tetapi buncit ini tidak tegang, kecuali bila ada perforasi. Hampir semua bayi dengan
obstruksi usus akan muntah. Muntahannya berwarna hijau bila letak obstruksi distal dari
ampula vater. Umumnya makin tinggi obstruksi makin dini gejala muntah akan timbul.
Mekonium umumnya tidak ada, kalau ada hanya berupa massa hijau atau pucat yang meleleh
dari anus tanpa dorongan udara. Suhu badan bayi akan naik bila sudah terjadi dehidrasi atau
terjadi infeksi sekunder.
Radang kronik.
Setiap radang kronik terutama morbus crohn, dapat menyebabkan obstruksi
karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit kronik itu. Dengan
tindakan konservatif yang antara lain terdiri atas pantang makan dan disusul oleh diet khusus,
umumnya obstruksi mutlak dapat dihindari. Jika diperlukan pembedahan, umumnya dapat
dilakukan reseksi sebagian usus yang sakit. Selalu harus diingat kemungkinan besar terjadi
kekambuhan penyakit di sekitar anastomosis atau ditempat lain di usus.
Tumor.

10

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi. Proses keganasan terutama karsinoma ovarium dan karsinoma
kolon, dapat menyebabkan obstruksi usus. Obstruksi ini terutama disebabkan oleh kumpulan
metastasis di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus. Bila pengelolaan
konservatif tidak berhasil, dianjurkan operasi sebagai tindakan paliatif.
Tumpukan Sisa Makanan.
Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada orang yang pernah
mengalami gastrektomi, obstruksi biasanya terjadi pada daerah anastomosis. Obstruksi lain
yang jarang ditemukan dapat terjadi setelah makan banyak sekali buah-buahan yang
mengandung banyak serat yang menyebabkan obstruksi di ileum terminale. Seperti serat buah
jeruk atau biji buah tertentu yang banyak ditelan sekaligus. Keadaan yang luar biasa demikian
harus dibedakan dari impaksi feces kering pada orang tua yang terjadi di kolon pada
penderita yang kurang gerak.
Kompresi Duodenum
Oleh Arteri Mesenterika Superior dapat mengenai bagian ketiga duodenum (pars
horisontalis). Duodenum pars horisontalis terletak retroperitoneal di depan korus vertebra,
yaitu tempat duodenum dilintasi dari atas ke bawah oleh a. mesenterika superior yang setelah
bercabang dari aorta masuk ke mesenterium. Duodenum dapat terjepit dalam sudut antara
arteria tersebut dan aorta. Sudut tersebut berbeda besarnya antara individu yaitu dengan
rentang 20-70 derajat. Pada keadaan hiperekstensi seperti terjadi pada pemasangan gips
tubuh, atau setelah trauma, kecelakaan berat, atau luka bakar luas, dan keadaan imobilisasi
lain yang menuntut sikap baring terlentang, dapat ditemukan obstruksi tinggi usus halus.
Penderita menunjukan retensi lambung dengan muntahan yang mengandung empedu. Pada
pemeriksaan jasmani perut tidak kembung, kecuali bagian ulu hati dan tidak nyeri. Diagnosis
tidak sukar ditentukan asal dipikirkan kemungkinan yang klasik ini. Foto polos perut bagian
atas menunjukan dilatasi lambung dan duodenum tanpa isi usus halus dan usus besar.
Penderita akan segera pulih setelah gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan
asam basa diperbaiki dan hiperekstensi atau sikap baring terlentang ditiadakan. Keadaan
kronik karena kompresi duodenum di sudut arteri ini, jarang sekali ditemukan dan jarang
memerlukan tindakan bedah.

2.5 Radang Usus Halus


2.5.1 Radang Akut
11

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Tifus Abdominalis.
Peforasi (sekitar 2%) dan perdarahan (10-20%) usus halus oleh enteritis pada
demam tifoid mungkin memerlukan pertolongan bedah. Perforasi dibagi manjadi dua yaitu
khas dan tidak khas. Bentuk khas agak jarang ditemukan karena pada demam tifoid sering
kelokan usus halus saling lengket sehingga ketika terjadi perforasi isi usus, tidak sekaligus
menyebar di rongga perut. Penderita demam tifoid agak jarang datang dengan nyeri seperti
pada perforasi tukak peptic lambung atau appendicitis akut. Akan tetapi, jika perforasi bebas
menyebar, penderita akan menunjukan gejala dan tanda peritonitis generalisata dalam waktu
beberapa jam saja. Jika demikian, penderita tampak sakit berat, toksik, apatik, dengan nyeri
seluruh perut, dehidrasi, dan syok. Setelah perforasi, keadaan umum biasanya cepat
memburuk karena toksemia. Yang penting ialah menentukan sudah berapa lama perforasi
terjadi dan apakah ada peritonitis terbatas atau generalisata. Setiap penderita dengan demam
tifoid dan nyeri perut harus diperiksa setiap hari akan kemungkinan perforasi usus.
Laparatomi dilakukan atas indikasi perforasi atau perdarahan yang tidak dapat diatasi
secara konservatif. Perforasi akan diatasi dengan penutupan lubang di dinding usus, eksisi
bagian yang mengalami perforasi atau reseksi bagian usus. Pembilasan rongga perut dan
pengaliran dilakukan jika ada peritonitis purulenta.
Perdarahan yang tampil sebagai syok hipovolemik dan anemia ditangani dengan
pemberian infuse. Jika perdarahan tidak berhenti, harus dilakukan laparatomi untuk
mengeluarkan bagian usus yang mengandung tukak yang berdarah. Melena merupakan tanda
adanya perdarahan yang sudah lama karena biasanya ada obstipasi, sedangkan darah segar
pada tinja menunjukan pasase usus dipercepat dan ini dapat ditemukan pada penderita demam
tifoid yang toksik dan syok.
Sebelum operasi dimulai, harus diadakan perbaikan keadaan umum dengan pemberian
cukup cairan, elektrolit yang dibutuh, dan darah jika perlu. Sonde lambung memang perlu
dipasang dan antibiotic diberikan untuk Salmonella Typhi, basil gram negative, dan basil
anaerob.
Diagnosis Banding.
Appendicitis perforata mulai dengan nyeri perut baru kemudian penderita menjadi
demam. Jika appendicitis sudah menyebabkan toksemia dan dehidrasi karena peritonitis
umum, diagnosis pasti mustahil ditegakan sebelum dilakukan laparatomi, tetapi anamnesis
12

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

dapat membantu. Umumnya appendicitis akut mengalami perforasi pada hari kedua atau
ketiga masa sakit, sedangkan demam tifoid pada minggu kedua atau ketiga. Walaupun
demikian, perforasi dapat terjadi lebih dini, bahkan dapat ditemukan pada minggu pertama.
Perforasi lambung atau duodenum pada tukak peptic umumnya terjadi tiba-tiba pada
orang dengan riwayat anamnesis tukak peptic. Perluasan peritonitis adneksitis akut atau
perforasi abses adneksitis pada penyakit infeksi panggul tentu didahului oleh anamnesis
adneksitis akut yang disertai dengan tanda infeksi saluran kemih.
Strangulasi usus umumnya juga terjadi mendadak, kedua lipat paha harus diperiksa
untuk menyingkirkan kemungkinan hernia inkarserata. Kolitis nekrotikans amuba kadang
perlu dipertimbangkan. Anamnesis biasanya menunjukan diare dengan lendir dan darah,
disusul oleh nyeri perut yang mulai di kanan bawah dan meluas ke seluruh perut disertai
kembung dan defans muskuler, keadaan umum penderita cepat memburuk.
2.5.2

Radang Kronik

Enteritis TBC. Enteritis tuberculosis disebabkan oleh infeksi M. Tuberkulosis


jenis bovin yang mencemari susu ternak atau merupakan infeksi sekunder pada penderita
tuberculosis paru terbuka yang menelan sputumnya sendiri. Enteritis tbc biasanya bersarang
di ileum terminale dalam bentuk radang kronik hipertrofik. Biasanya terjadi kontraksi dan
spasme setempat akibat rangsangan peradangan mukosa. Kemudian dapat terjadi tukak
tuberculosis multiple dan stenosis.
Gambaran klinis menunjukan obstipasi atau diare yang sering disertai serangan nyeri
perut berkala karena kejang dan kolik. Pada pemeriksaan perut mungkin teraba massa ,
seperti mungkin ditemukan pada morbus Crohn atau massa appendicitis. Walaupun jarang,
dapat terjadi komplikasi obstruksi, perforasi, dan perdarahan.
Pengelolaan terdiri atas perawatan penderita seperti umumnya dianjurkan pada
penderita dengan enteritis hipertrofik yang cenderung menyebabkan obstruksi. Dengan
sendirinya juga diberikan pengobatan khas tuberkulostatik. Tindakan

bedah

jarang

diperlukan, kecuali jika pengobatan konservatif tidak berhasil mengatasi komplikasi.


Enteritis Regionalis. Penyakit ini ditemukan pada tahun 1932 oleh Crohn. Pada
mulanya penyakit ini dianggap suatu radang kronik di ileum terminale sehingga diberi nama
13

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

enteritis terminalis. Setelah beberapa tahun ternyata kelainannya ditemukan di mana-mana di


saluran cerna sehingga dinamai enteristis regionalis. Penyakit radang kronik yang
membentuk granulasi ini tidak diketahui penyebabnya dan sering kambuh. Pada awal
penyakit ditemukan udem dinding usus disertai talengiektasi. Kemudian terjadi granulasi
mukosa diikuti dengan ulserasi dan nekrosis. Gambaran klinis umumnya dimulai dengan
keluhan samar-samar di perut, yang berkembang menjadi serangan nyeri perut yang kumatan
disertai dengan diare dan kolik atau kejat usus. Biasanya ada demam dan keadaan umum
sering memburuk.
Pada pemeriksaan abdomen sering ditemukan massa usus yang meradang dan nyeri
seperti massa apendiks. Serangan pertama mungkin datang tiba-tiba sehingga sukar
dibedakan dari appendiks akuta. Pada stadium lanjut mungkin terjadi obstruksi parsial yang
sedapat mungkin dikelola secara konservatif. Penderita obstruksi ini dapat mengalami
penyulit berupa perforasi didalam massa radang yang mengakibatkan fistel intern antarkelok
usus, maupun fistel ekstern yang paling sering terjadi perianal. Perdarahan berbahaya jarang
terjadi pada enteritis kronik ini.
Diagnosis ditegakan berdasarkan gambaran klinis. Gambaran rontgen umumnya
menunjukan penyempitan lumen usus sepanjang bagian yang dihinggapi penyakit
Pengelolaan enteritis regionalis terdiri atas tindakan konservatif. Pembedahan dilakukan bila
terdapat obstruksi yang tidak pulih. Reseksi diusahakan sekecil mungkin, bila tidak mungkin
dapat dipertimbangkan untuk melakukan operasi lintas usus. Perforasi yang mengakibatkan
abses dan/ fistel juga memerlukan tindak bedah. Fistel jarang sembuh dengan tindakan
konservatif.

Aktinomikosis. Infeksi oleh Actinomyces israelli, suatu organisme yang

digolongkan bakteri anaerob yang membentuk hifa dan spora biasanya ditemukan dimulut
manusia, dapat menyebabkan infeksi paru. Secara sekunder dapat terjadi obstruksi di region
ileosekal. Gambaran klinis tidak menunjukan gejala dan tanda khas. Sering terbentuk fistel
intern kesegmen usus dan fistel ekstern ke kulit, umumnya di dinding perut kanan bawah.
Enteritis Radiasi. Enteritis radiasi dapat disebabkan oleh setiap penyinaran
dengan sinar pengion. Sinar ini keluar pada ledakan senjata atom, kecelakaan di pabrik nuklir
atom, pada pemeriksaan dengan bahan radioaktif, dan pada setiap penggunaan sinar rontgen.
Enteritis akut umpamanya terjadi akibat penyinaran pada kecelakaan dalam laboratorium.
Gambaran klinis enteritis radiasi akut disertai perdarahan dan diare karena mukosa
14

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

mengelupas. Pada korban lain terdapat gambaran klinis dengan obstipasi atau diare yang
berselang seling dengan nyeri perut berkala akibat kejang dan kolik. Biasa ada tanda
malabsorpsi. Selain itu, tentu ada kerusakan sumsum merah tulang dengan tanda akibat
depresi hematopoetik dan destruksi gonad.
Enteritis radiasi kronik menyebabkan penebalan dinding usus yang menimbulkan
stenosis lumen disertai tanda inflamasi kronik peritoneum dengan perlekatan banyak yang
longgar dan rapuh. Keluhan enteritis kronik dapat timbul langsung setelah paparan radiasi
atau timbul lebih lambat setelah bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun setelah paparan
dengan sindrom nyeri perut, serangan disertai kolik, mual, muntah diare, atau tanda obstruksi.
Biasanya ada gejala dan tanda malabsorpsi.
Obstruksi akut atau kronik, tukak multiple, perforasi, abses dan fistel merupakan
komplikasi enteritis radiasi. Pada penyulit tersebut tidak dapat dihindari pertolongan bedah.
Operasi umumnya tidak mudah karena jaringan mungkin rapuh, sementara penyembuhan
jaringan sering terhambat dan kurang sempurna.

2.6 Tumor Usus Halus


Neoplasma
Tumor Jinak

15

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Lebih separuh tumor jinak ditemukan di ileum, sisanya diduodenum dan yeyunum.
Polip adenomatosa menduduki tempat nomor satu, disusul oleh lipoma, leiomioma, dan
hemangioma. Tumor jinak yang sering memberi gejala biasanya adalah leiomioma.
Gambaran klinis. kebanyakan tumor jinak diusus halus tidak menimbulkan gangguan
yang berarti selama hidup. Kadang gejalanya tidak jelas atau tidak khas sehingga kelainan
tidak terdeteksi, kecuali bila terjadi penyulit. Tumor usus halus dapat menimbulkan
komplikasi perdarahan dan obstruksi. Perdarahan massif jarang terjadi. Obstruksi dapat
disebabkan oleh tumornya sendiri atau secara tidak langsung oleh invaginasi. Pada kasus
demikian tumor menjadi ujung invaginatum. Perforasi yang berakibat peritonitis, abses, atau
fistel juga sangat jarang terjadi.
Tumor Ganas
Gambaran klinis sama dengan tumor jinak. Separuh kasus tumor ganas terdapat di
ileum. Keluhannya samar, seperti penurunan berat badan dan nyeri perut. Agak jarang
terdapat obstruksi, perdarahan, atau perforasi. Jenis yang ditemukan ialah limfoma maligna,
karsinoid, dan adenokarsinoma. Sindrom klinis yang luar biasa, seperti sindrom PeutzJeghers, yang ditandai polip multiple dengan kelainan pigmen kulit, dan sindrom Gardner
yaitu sindrom Peutz-Jeghers disertai osteoma, jarang ditemukan.
Diagnosis tumor usus halus umumnya baru ditegakan setelah atau sewaktu
laparatomi. Terapi berupa pengangkatan tumor. Pada tumor jinak tindak bedah ditujukan
untuk memulihkan pasase usus, sedangkan pada tumor ganas sedapat mungkin dilakukan
reseksi radikal.
Tumor Karsinoid
Karsinoid maligna dapat terjadi di saluran cerna kebanyakan di appendiks, dan agak
jarang di usus halus dan rectum. Karsinoid melepaskan hormone serotonin yang umumnya
tidak aktif karena diubah di hati, tetapi hormone dari metastasis di hati, ovarium, atau di
bronkus yang tidak melalui hepar dapat menimbulkan kumpulan gejala akibat hormone
serotonin berupa serangan kemerahan wajah, diare, dan konstriksi bronkus asmatika.
Mungkin didapat kelainan katup jantung kanan karena deposisi kolagen, sedangkan kadar
serotonin di darah dan kadar 5-hydroxyindoleacetic acid (5HIAA) di urin meninggi.
Metastasis dapat terjadi di hati, paling sering dari karsinoid di luar appendiks.
16

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Pengelolaannya terdiri atas pengangkatan metastasis, mungkin perlu dilakukan berulangulang. Gambaran klinis ditentukan oleh aktifitas hormonal. Prognosis hidup 5 tahun penderita
karsinoid usus halus setelah reseksi 70 persent, sedangkan untuk penderita dengan metastasis,
ketahanan hidup 5 tahun antara 20 dan 40 persen.

2.7 Trauma abdomen


Usus halus dapat mengalami cedera akibat trauma tumpul atau trauma tajam tembus
peritoneum yang mengenai usus, organ lain atau diafragma. Kerusakan dapat berupa robekan
usus, perforasi, kontusio memar, dengan atau tanpa perforasi, terlepasnya usus dari
mesenterium, atau cedera mesenterium. Juga dapat dijumpai hematom atau udem pada
mesenterium dan hematom dinding usus.
Gejala yang menunjukan adanya gangguan viseral adalah nyeri, defans muskular,
ileus paralitik, dan leukositosis. Untuk mengetahui adanya perforasi dapat dilakukan foto
abdomen dalam posisi tubuh tegak yang mungkin menunjukkan adanya udara bebas di
diafragma. Observasi pada trauma tajam atau tumpul jika tidak ada keluhan dan tanda yang
mengarah pada pendarahan atau perforasi dengan atau tanpa peritonitis. Tindkan bedah dapat
dilakukan segera bila tanda pendarahan atau peritonitis menjadi jelas. Pada tindakan bedah
dilakukan berbagai jenis anatomosis yang berupa ujung ke ujung, sisi ke sisi, ujung ke sisi,
dan sisi ke ujung yang dapat disambung dengan cara isoperistaltsis atau antiperistaltis.

2.8 Apendiks Vermiformis


Apendiks atau umbai cacing adalah organ dalam tubuh yang tidak tau fungsinya.
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung yang panjang ukurannya 10 cm kisarnya 3-15
cm dan berpangkal dio saekum. Apendiks sering mengalami perdangan yang disebabkan
oleh bakteri. Namun faktor pencetusnya dapat disebabkan oelh pada dewasa sering
disebabkan oleh fecalit dan pada anak-anak sering disebabkan oleh hiperplasia jaringan limf.
Apendiks akut gamabaran klinisnya nyeri viseral di daerah epigastrium menjalar sekitar
umbilikus dan beberapa jam nyeri berpindah ke kanan bawah titik McBurney. Disini nyeri
dirasakan bertambah tajam dan lebih jelas sehingga merupakan nyeri somatik setempat.
Keluhan ini sering disertai dengan mual, dan muntah.
17

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Pemeriksaan. Demam biasanya ringan dengan suhu sekitar 37,5 38,5 0 C. Bila suhu
tinggi mungkin terjadi perforasi. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi
perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses periapendikuler.
Laboratorium pemeriksaan leuokosit membantu menegakkan diagnosis apendisitis akut. Pada
kebanyakan terdapat leukositosis terlebih pada kasus dengan komplikasi. Diagnosi banding
dapat Gastroenteritis, demam dengue, limfadengitis mesenterika, kelainan ovulasi, infeksi
panggul, kehamilan di luar kandungan, kista ovarium terpuntir, dan urolitiasis pielum atau
ureter kanan.

18

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

BAB III
KOLON
3.1 Fisiologi
Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, eksresi mucus, serta
menyimpan feces, dan kemudian mendorongnya ke luar. Dari 700-1000ml cairan usus halus
yang diterima oleh kolon, hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feces setiap harinya.
Udara ditelan sewaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan CO2 di
dalamnya diserap di usus, sedangkan nitrogen bersama dengan gas hasil pencernaan dan
peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas di dalam usus mencapai 500 ml sehari. Pada
infeksi usus, produksi gas meningkat dan bila mendapat obstruksi usus gas tertimbun di
saluran cerna yang menimbulkan flatulensi.

3.2 Obstruksi Kolon


Patofisiologi
Pengaruh obstruksi kolon tidak sehebat pengaruhnya pada obstruksi usus halus,
karena pada obstruksi kolon, hampir tidak pernah terjadi strangulasi kecuali pada volvulus.
Kolon merupakan alat penyimpanan feces sehingga secara relatif fungsi kolon sebagai alat
penyerapan sedikit sekali. Oleh karena itu kehilangan cairan dan elektrolit berjalan lambat
19

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

pada obstruksi kolon distal. Gambaran klinis ini disebut obstruksi rendah, berlainan dengan
ileus usus halus yang dinamai ileus tinggi. Obstruksi kolon yang berlarut-larut akan
menimbulkan distensi yang amat besar selama katup ileosekal tetap utuh. Bila terjadi
insufisiensi katup, timbul refluk dari kolon ke dalam ileum terminale sehingga ileum turut
membesar. Oleh karena itu, gejala dan tanda obstruksi tinggi atau obstruksi rendah tergantung
dari kompetensi valvula Bauhin.
Dinding usus halus kuat dan tebal karena terdiri atas dua lapis otot, yang sirkuler
dan longitudinal. Oleh karena itu, tidak akan terjadi distensi berlebihan atau rupture.
Sebaliknya, dinding usus besar tipis, cuma satu otot sirkularis sehingga mudah mengalami
distensi. Dinding sekum merupakan bagian kolon yang paling tipis. Oleh karena itu, dapat
terjadi rupture bila terlalu teregang.
Diagnosis.
Anamnesa. Gejala permulaan obstruksi kolon adalah perubahan kebiasaan
buang air besar, terutama berupa obstipasi dan kembung yang kadang disertai kolik pada
perut bagian bawah. Akhirnya penderita mengeluh konstipasi absolute dengan keinginan
defekasi dan flatus.
Pemeriksaan Fisik. Pada pemeriksaan fisik diperhatikan adanya pembesaran
perut yang tidak pada tempatnya. Misalnya pembesaran setempat karena peristalsis yang
hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Keadaan
seperti ini disertai muntah terlihat pada obstruksi usus halus.
Pemeriksaan Penunjang. Laboratorium tidak

membantu

menentukan

diagnosis. Foto polos abdomen sedapat mungkin dibuat pada posisi tegak dengan sinar
mendatar. Posisi datar perlu untuk melihat distribusi gas, sedangkan pada sikap tegak untuk
melihat batas udara-air dan letak obstruksi. Bila penderita terlalu lemah untuk duduk, cukup
dengan posisi berbaring di sisi kiri.
Komplikasi. Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum
yang berakhir dengan perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan
akibat peritonitis umum.

20

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

3.3 Volvulus
Volvulus Sekum
Volvulus sekum terjadi karena kelainan bawaan kolon kanan yang tidak terletak
retroperitoneal, tetapi tergantung pada perpanjangan mesenterium usus halus. Jadi ada factor
mesenterium yang panjang dan sekum yang mobile karena tidak terfiksasi. Sumbu rotasi
volvulus terletak sekitar ileokolika. Rotasi bisa mencapai 720 derajat. Volvulus sekum jarang
ditemukan dibandingkan volvulus sigmoid. Angka kejadian volvulus sekum hanya 10 persen.
Angka kejadian di Indonesia rendah, tetapi cukup banyak kasus ditemukan di Minahasa.
Gejala klinis sama dengan obstruksi usus halus. Serangan nyeri perut yang
bersifat kolik makin hebat disertai mual muntah yang timbul lebih cepat dari gejala obstipasi.
Nyeri biasanya ditemukan disekitar pusat. Distensi abdomen tidak mencolok, tetapi gambaran
hiperperistalsis amat jelas dan terdengar borborigmi. Gambaran klinis ini berlangsung
singkat. Foto polos abdomen dapat memberikan patognomonis berupa gambaran segmen
sekum yang amat besar berbentuk ovoid di tengah perut, selain itu terdapat dilatasi usus halus
dengan permukaan air yang jelas, dan gambaran kolon sama sekali tidak terlihat. Terapinya
adalah reseksi ileosekal dengan ileokolostomi terminolateral. Reseksi dianjurkan untuk
mencegah kekambuhan.
Volvulus Sigmoid
Faktor predisposisi ialah mesenterium yang panjang dengan basis yang sempit.
Konstipasi kronik berat sebagian besar dialami penderita volvulus sigmoid. Volvulus sigmoid
sering mengalami strangulasi bila tidak dilakukan dekompresi. Volvulus sigmoid ditemukan
jauh lebih banyak daripada volvulus sekum, yaitu sekitar 90 persen. Kelainan ini terutama
ditemukan pada orang yang lebih tua dan lebih banyak pada lelaki daripada perempuan.
Volvulus juga ditemukan pada orang dengan gangguan mental, pengaruh obat neuroleptik,
gangguan kardiovaskuoler, dan penyakit paru kronik yang berat. Pada anamnesis umumnya
penderita sudah berulang-ulang mengalami serangan nyeri perut yang samar dengan kolik
usus dan perut yang gembung. Gejala dan tanda ini hilang setelah penderita flatus berulang
kali. Nyeri perut volvulus bersifat intermiten disertai kejang perut bagian bawah yang
berlangsung cepat disertai obstipasi total. Mual dan muntah kadang timbul lambat sekali.
Distensi abdomen berlangsung dengan lebih cepat karena distensi sigmoid berlebihan.
21

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Biasanya kontur sigmoid tampak di dinding perut seperti ban mobil yang juga kelihatan pada
foto perut bersama dengan tanda paruh burung pada dasar volvulus. Syok dan tanda toksik
lain sangat mendukung adanya strangulasi sigmoid.
Tampak distensi perut yang mencolok. Pada perkusi terdengar timpani karena
sigmoid yang besar sekali. Pada foto polos perut terlihat jelas distensi usus besar yang
mengisi separuh perut kiri dengan kedua ujung segmen usus pada dasarnya berbentuk tapal
kuda atau paruh burung. Dengan foto barium ditemukan obstruksi dengan gambaran paruh
burung, yaitu konfigurasi obstruksi akibat torsi. Yang penting ialah dekompresi lengkung
sigmoid yang dapat dilakukan dengan rektoskop, endoskop, atau pipa lentur yang besar.
Dekompresi cara ini berhasil pada 80% penderita bila belum ada strangulasi. Kalau
dekompresi berhasil, dianjurkan sigmoidektomi elektif setelah beberapa minggu untuk
mencegah kekambuhan.
Tindak bedah berupa sigmoidektomi dengan anastomosis terminoterminal. Bila
keadaan umum atau keadaan local tidak mengizinkan untuk melakukan anastomosis primer,
dapat dilakukan prosedur Hartmann. Prosedur Hartmann terdiri atas sigmoid dan
kolokutaneostomi ujung kolon oral dan penutupan ujung kolon anal. Setelah keadaan umum
mengizinkan

baru

dilakukan

anastomosis

kolokolostomi

dengan

meniadakan

kolokutaneostomi. Bila keadaan umum tidak mengizinkan, cukup dilakukan detorsi,


kemudian

fiksasi

sigmoid

(sigmoidopeksi).

Tindakan

semacam

ini

menimbulkan

kekambuhan 90%. Angka kambuh tinggi juga terjadi pada kompresi dengan rektoskop,
kolonoskop, atau pipa fleksibel. Oleh karena itu, sebaiknya direncanakan sigmoidektomi
elektif setelah keadaan umum baik.

3.4 Divertikulosis
Divertikel saluran cerna paling sering ditemukan dikolon, khususnya di sigmoid.
Divertikel kolon adalah divertikel palsu karena terdiri atas mukosa yang menonjol melalui
lapisan otot seperti hernia kecil. Divertikel sejati jarang ditemukan di kolon. Divertikel ini
disebut divertikel pulsi karena disebabkan oleh tekanan tinggi di usus bagian distal ini.
Besarnya berkisar antara beberapa millimeter sampai dua sentimeter. Leher divertikel atau
pintunya biasanya sempit, tetapi mungkin lebar. Kadang terbentuk fekolith didalamnya. Pada
orang barat, 95% divertikel kolon terdapat di sigmoid. Divertikel soliter di sekum atau
22

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

divertikel multiple di kolon ascendens, yang jarang ditemukan, biasanya terdapat pada orang
asia.
Divertikulosis sigmoid sering disertai obstipasi yang dipengaruhi oleh diet terutama
makanan kurang berserat. Patogenesis dipengaruhi tekanan intralumen dan defek dinding
sigmoid. Tekanan intralumen bergantung kepadatan feces yang meningkat bila kekurangan
serat.Defek kecil pada lapisan otot dinding usus ditemukan pada tempat keluarnya arteri ke
ependiks epiploika (tidak punya hubungan dengan omentum majus). Terapi konservatif
berupa anjuran diet kaya serat. Reseksi kolon sigmoid untuk divertikulosis tanpa penyulit
tidak dianjurkan.
Divertikulosis, yaitu adanya divertikel semu multiple tidak bergejala pada 80%
penderita. keluhan dan tandanya berupa serangan nyeri, obstipasi, dan diare oleh gangguan
motilitas sigmoid. Pada pemeriksaan didapatkan nyeri tekan local ringan dan sigmoid sering
dapat diraba sebagai struktur padat. Tidak ada demam atau leukositosis bila tidak ada radang.
Keadaan umum tidak terganggu dan tanda sistemik juga tidak ada. Pada foto rontgen barium
tampak divertikel dengan spasme local dan penebalan dinding yang menyebabkan
penyempitan lumen. Untuk menyingkirkan karsinoma kolon, diperlukan kolonoskopi.

3.5 Kolitis
Kolitis Ulserosa
Penyakit idiopatik ini ditemukan terutama pada orang muda (15-30 tahun) dan lanjut
usia (60 tahun), perempuan sedikit lebih banyak daripada lelaki. Penyebabnya tidak
diketahui, mungkin autoimun terhadap rangsangan dari luar. Kolitis ulserosa merupakan
penyakit inflamasi mukosa yang membentuk abses di kripta Lieberkuhn yang bergabung
menjadi tukak. Daerah antara ulkus tampak udem dan proliferasi radang yang mirip dengan
polip (pseudopolip atau polip radang).
Kebanyakan colitis ulserosa ditemukan di rectum (proktitis ulserativa). Penyakit ini
sering meluas ke kolon descendens dan pada satu dari tiga penderita mengenai seluruh kolon.
Gambaran klinis tanda utama ialah perdarahan dari rectum dan diare bercampur darah, nanah,
dan lendir. Biasanya disertai tenesmi dan kadang inkontinensia alvus. Biasanya penderita
mengalami demam, mual, muntah, dan penurunan berat badan. Komplikasi sistemik antara
23

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

lain berupa piodermi dan artopati. Pada colitis ulserosa terdapat juga berbagai manifestasi
diluar kolon.
Pada pemeriksaan perut kadang didapat nyeri tekan dan pada colok dubur mungkin
terasa nyeri karena fisura. Pada rekto(sigmoido)skopi tampak gambaran radang. Pada
pemeriksaan laboratorium didapat anemia, leukositosis dan peningkatan laju endap darah.
Pada pemeriksaan pencitraan kolon dilihat kelainan mukosa dan hilangnya haustra. Tidak ada
pemeriksaan atau tes khas. Kolonoskopi harus dibuat dengan hati-hati karena dinding kolon
sangat tipis.
Diagnosis Banding yang harus dipikirkan ialah karsinoma kolon, diverticulitis,
demam tifoid, morbus Crohn, tuberculosis, dan amubiasis. Biopsi dan pemeriksaan biakan
perlu untuk menyingkirkan penyakit lain dan menentukan diagnosis. Komplikasi penyulit
dapat ditemukan pada anus dan kolon. Dianus terdapat fisura, abses perianal, dan fistel
perianal. Perforasi kolon dapat terjadi terutama di sigmoid dan kolon descendens. Komplikasi
lain berupa dilatasi kolon toksik biasanya menyebabkan perforasi fatal. Dilatasi kolon akut
atau megakolon disebabkan oleh progresifitas penyakit di dinding yang dapat dicetuskan oleh
pemberian sediaan opiate atau pemeriksaan rontgen barium. Penderita tampak sakit berat,
dengan takikardia dan syok toksik. Diagnosis dapat dibuat dengan foto polos perut.
Gambaran Klinis megakolon toksik juga dapat ditemukan pada morbus Crohn,
demam tifoid, dan amubiasis. Perdarahan hebat biasanya mengancam jiwa, tetapi jarang
terjadi. Striktur kolon dapat ditemukan pada penyakit kronik yang menimbulkan nekrosis,
polip, atau karsinoma. Karsinoma merupakan penyulit lambat yang ditemukan pada 25%
penderita setalh 20 tahun dan pada 30-40% setelah 30 tahun. Karsinoma sering timbl
multisentrik. Juga dikolon bagian kanan. Oleh karena itu bila ditemukan dysplasia epitel
mukosa pada pemeriksaan biopsy, harus dipertimbangkan untuk melakukan kolektomi total.
Tata Laksana terapi konservatif terdiri atas istirahat diet, pemberian sulfasalasin, dan
kortikosteroid local dan sistemik. Pembedahan kadang diperlukan baik pada keadaan akut
maupun kronik. Pada colitis ulserosa akut, laparatomi dilakukan pada perforasi, ancaman
perforasi, dan dilatasi kolon akut. Pada megakolon toksik yang tidak membaik setelah
diberikan pengobatan, harus dilakukan kolektomi. Hal serupa berlaku pada perdarahan hebat
dan colitis fulminans. Kolitis ulserosa fulminans dapat membaik dalam kurang dari lima hari
kalau diberikan pengobatan yang memadai.
24

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Tindak bedah dilakukan pada penyakit yang membandel, misalnya tidak ada
perubahan dengan terapi optimal, malahan terjadi malnutrisi, kelelahan menetap, tidak dapat
bekerja, atau menikmati hubungan social, gangguan tumbuh kembang, gangguan sistemik,
dan ancaman karsinoma kolon. Pada colitis ulserosa, umumnya dianjurkan kolektomi total
anastomosis ileoanal dengan kantong ileal. Mukosa rectum seluruhnya turut dikeluarkan
dengan mempertahankan otot dasar panggul dan sfingter anus. Reservoar biasanya dibuat dari
ileum terminale. Prognosis setela kolektomi elektif dengan reservoir dan anstomosis ileoanal
cukup baik. Mortalitas pembedahan sekitar 1%. Sembilan puluh persen penderita dapat hidup
dan bekerja normal kembali. Sekitar 3% mengalami impotensi dan 10% mengalami gangguan
seksual lain.
Morbus Crohn
Morbus Crohn atau enteritis regional yang ditemukan di kolon biasanya disebut colitis
granulomatosa atau colitis transmural karena penyakit ini mengenai semua lapisan dinding
usus. Pada kurang lebih 50%penderita morbus Crohn, kolon juga terlibat, pada 25% sematamata berupa colitis Crohn. Diare, nyeri, kejat perut, dan penyulit sistemik kira-kira sama pada
morbus Crohn usus halus dan morbus Crohn usus besar. Morbus Crohn cenderung kambuh
seumur hidup, di setiap bagian saluran cerna.
Penyulit anorektal berupa abses perianal, fistel perianal, fisura anus, dan striktur
rectum. Fistel perianal biasanya multiple. Perdarahan dan dilatasi toksik juga ditemukan.
Diagnosis banding dengan kolitis kronik lain kadang sukar ditentukan karena morbus Crohn
merupakan radang granulomatosa di seluruh dinding, sedangkan colitis ulserosa secara
primer merupakan inflamasi terbatas pada selaput lendir kolon. Resiko kejadian karsinoma
kolon pada morbus Crohn lebih besar.
Tata Laksana. Terapi berupa tindakan konservatif seperti diet, imunosupresan, dan
kortikosteroid. Kadang diperlukan nutrisi parenteral. Penanganan bedah hanya diperlukan
pada penyakit yang embandel, abses, fistel, obstruksi, penyakit fulminan, perdarahan, atau
keganasan. Kadang diperlukan kolektomi. Pada stenosis sedapat mungkin dilakukan plastik
usus dan bukan reseksi. Biasanya angka residif tingi. Pembedahan merupakan tindakan
paliatif, seperti halnya penanganan konservatif.
Kolitis Iskemik
25

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Kolitis iskemik dapat disebabkan oleh oklusi a.mesenterika atau kelainan bukan
oklusi. Iskemia dapat ditemukan terutama pada orang usia lanjut atau pasca bedah penderita
dengan gizi buruk setelah bedah aorta (a.mesenterika inferior), tindak bedah kolon proksimal,
dan operasi obstruksi. Iskemia kolon juga ditemukan pada penderita diabetes mellitus,
pancreatitis, dan penyakit berat. Kadang iskemianya dapat pulih kembali dan sembuh dengan
fibrosis.
Gambaran Klinis penderita mengeluh nyeri perut hebat yang akut, disertai diare
berdarah dan tanda sistemik sakit berat. Pada palpasi, perut nyeri tekan. Pada kolonoskopi
terlihat colitis pseudomembranosa. Foto rontgen tidak memperlihatkan tanda khas.
Penanggulangan terdiri atas pemberian infuse, antibiotic, dan pemantauan. Jika gejala, tanda
okal dan tanda sistemik tidak membaik dalam waktu beberapa jam, harus dlakukan
laparatomi untuk reseksi bagian usus yang ganggren.
Kolitis karena Antibiotik
Kolitis dapat timbul sebagai efek samping pemberian antibiotic karena gangguan
perrimbangan kuman di kolon sehingga salah satu jenis tumbuh berlebihan. Gejala klinis
berupa diare ringan sampai diare berat bercampur darah dalam waktu singkat dapat
mengancam hidup. Kolitis dapat timbul berangsur-angsur atau tiba-tiba. Patologi menunjukan
colitis pseudomembranosa berupa lapisan fibrinosa pada mukosa yang mengandung
clostridium dificile. Terapi berupa pemberian Metronidazole atau Vankomisin oral. Antibiotik
yang diberikan sebelumnya harus segera dihentikan.

Kolitis Amuba
Kolitis amuba menunjukan gejala atau tanda yang jelas. Kadang timbul gejala berupa
diare dengan atau tanpa bercampur darah atau lendir. Penyakit dapat timbul sebagai serangan
akut dengan demam, menggigil, nyeri hebat, dan tenesmi. Penyulit yang mungkin terjadi
ialah perdarahan, perforasi, megakolon toksik, dan colitis fulminans. Pentulit amubiasis kolon
di daerah perianal yait abses, fistel, prolaps, dan kelainan granulomatosa. Pad fistel kronik
dapat terjadi amubiasis kulit di region perianal, sacral, dan gluteal.

26

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Kolitis fulminans atau megakolon toksik tidak khas untuk colitis amuba. Kolitis
fulminans, tanpa atau dengan megakolon toksik merupakan keadaan kegawatan yang dapat
terjadi pada setiap jenis colitis seperti pada febris tifoidea, colitis ulserosa, colitis karena
antibiotic, dan colitis iskemik. Keadaan gawat darurat paling sering dijumpai pada colitis
amuba. Insidens colitis fulminans amuba pada pria sama dengan wanita. Secara patologis
seluruh dinding kolon mengalami inflamasi sehingga selalu disertai peritonitis karena
kebocoran dinding secara difus melalui tukak multiple. Penderita tiba-tiba sakit keras setelah
mengalami diare selalma waktu tertentu. Penanggulangannya dengan kolektomi bagian yang
terkena. Mungkin diperlukan kolektomi total.
Terapi amubiasis ekstra-enteral berupa pemberian amubisid. Tindak bedah darurat
diperlukan pada perforasi, ancaman perforasi, perdarahan massif, invaginasi, atau colitis
fulminans.
Amuboma.
Penyulit berupa amuboma, ditemukan terutama di sekum dan kolon asendens.
Amuboma adalah tumor radang kronik di kolon dan rectum, brupa tumor bulat atau lonjong
berwarna kelabu dan terdiri atas jaringan granulasi dengan sedikit fibrosis. Gejalanya yaitu
serangan nyeri perut, obstipasi, tanda obstruksi, dan feces dengan atau bercampur darah.
Diagnosis dapat ditegakan dengan kolonoskopi dan foto enema barium dan penentuan zat anti
Amoeba Histolytica. Diagnosis banding adalah karsinoma kolon dan massa perut karena
radang lain seperti periadenitis. Terapi dengan kombinasi amubisid jaringan seperti
Metronidazole atau emetin, dan amubisid kontak seperti diloksinid.

3.6 Neoplasma
Neoplasma Jinak
Polip, berasal dari epitel mukosa dan merupakan neoplasma jinak terbanyak di
kolon dan rectum. Polip juvenile terdapat pada anak berusia sekitar 5tahun dan ditemukan
diseluruh kolon. Umumnya mengalami regresi spontan, dan tidak ganas. Gejala klinis utama
adalah perdarahan spontan dari rectum, kadang disertai lendir. Karena selalu bertangkai
kadang dapat menonjol keluar dari anus pada saat defekasi. Polip hiperplastik merupakan
polip kecil dari epitel mukosa yang hiperplastik dan metaplastik. Umumnya tidak bergejala.
Polip adenomatosa adalah polip bertangkai yang jarang ditemukan pada usia di bawah 21
27

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

tahun. Insiden meninkat sesuai dengan meningkatnya usia. Gambaran klinis umumnya tidak
ada, kecuali perdarahan dari rectum dan prolaps polip dari anus disertai anemia. Merupakan
polip pramaligna, paling banyak terletak di sigmoid dan rectum.
Polip-Adenoma-Karsinoma, polip adenomatosa merupakan plip pramaligna
yang mungkin mengalami perubahan hiperplasi dan berpotensi menjadi ganas, terutama pada
usia tua. Letak di rektosigmoid sebagai rambut halus, dimana adang memproduksi banyak
sekali lendir, sehingga menyebabkan diare berlendir yang mungkin disertai hipokalemia.
Poliposis Kolon atau Poliposis Familial, merupakan penyakit herediter , jarang ditemukan.
Letak tersebar sepanjang kolon dan rectum, multiple dan umumnya tidak bergejala. Kadang
timbul gejala berupa mulas dan bab berdarah.

Neoplasma Ganas
Etiologi, berbagai polip kolon dapat berdegenarasi maligna dan setiap polip kolon
harus dicurigai. Radang kronik kolon seperti colitis ulserosa atau colitis amuba kronik juga
beresiko tinggi. Faktor genetic kadang berperan walaupun jarang. Kekurangan serat dan
sayur mayor hijau serta kelebihan lemak hewani dalam diet merupakan factor resiko
karsinoma kolorektal. Letak, terbanyak pada rectum dan sigmoid. Patologi secara
makroskopik terdapat tiga tipe karsinoma kolon dan rectum.
1.

Tipe polipoid atau vegetatif tumbuh menonjol ke dalam lumen usus, berbenuk bunga
kol dan ditemukan terutama di sekum dan kolon ascendens

28

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

2.

FK UKRIDA

Tipe skirus, mengakbatkan penyempitan sehingga stenosis dan gejala obstruksi


terutama ditemukan di kolon descendens, sigmoid, dan rectum

3.

Tipe Ulseratif terjadi karena nekrosis di bagian sentral terdapat di rectum. Pada
tahap lanjut, sebagian besar karsinoma kolon mengalami ulserasi menjadi tukak
maligna.
Klasifikasi Tumor
Berdasarkan klasifikasi Dukes, yang dibagi berdasarkan infiltrasi karsinoma di

dinding usus. Metastasis karsinoma kolon dan rectum mulai berkembang pada mukosa dan
bertumbuh sambil menembus dinding dan meluas secara sirkuler ke arah oral. Didaerah
rectum penyebaran ke arah anal jarang melebih 2cm. Penyebaran perkontinuitatum
menembus jaringan sekitar atau organ sekitarnya misalnya ureter, buli-buli, uterus, vagina,
atau prostat. Penyebaran limfogen terjadi ke kelenjar parailika, mesenterium, dan paraaorta.
Penyebaran

hematogen

ke

hati.

Penyebaran

peritoneal

mengakibatkan

peritonitis

karsinomatosis dengan atau tanpa ascites.


Gambaran klinis karsinoma kolon kiri sering bersifat skelrotik sehingga lebih banak
menimbulkan stenosis dan obstruksi, feces sudah menjadi padat. Sedangkan karsinoma kolon
kanan jarang terjadi stenosis dan feces masih cair sehingga tidak ada factor obstruksi.
Karsinoma kolon kiri dan rectum sering menyebabkan perubahan pola defekasi, seperti
konstipasi atau defekasi dengan tenesmi. Makin ke distal letak tumor, feces makin menipis
atau seperti kotoran kambing, atau lebih cair disertai darah atau lendir.
Tumor di sekum dan kolon ascendens tidak khas. Dispepsia, kelemahan umum,
penurunan berat badan, dan anemia merupakan gejala umum. Nyeri pada kolon kiri lebih
nyata daripada kolon kanan. Tempat yang dirasakan sakit berbeda karena asal embriogenik
yang berlainan, yaitu usus tengah dan usus belakang. Nyeri dari kolon kiri bermula di bawah
umbilikus sedangkan dari kolon kanan bermula dari epigastrium. Pemeriksaan palpasi perut
dapat digunakan untuk meraba massa yang ada di sigmoid, sedangkan kolon yang lain tidak
teraba. Terabanya massa berarti tumor sudah tahap lanjut, oleh karena umumnya massa tidak
teraba pada tahap dini. Pemeriksaan penunjang lain yaitu, colok dubur, rektosigmoidoskopi,
foto kolon dengan barium, biopsy melalui endoskopi.

29

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Diagnosis Banding berbagai kelainan di rongga perut yang bergejala sama atau mirip
dengan karsinoma kolorektal adalah ulkus peptic, neoplasma lambung, kolestitis, abses hati,
neoplasma hati, abses apendiks, massa periapendikuler, amuboma, diverticulitis, colitis
ulserosa, enteritis regionalis, proktitis pascaradiasi dan polip rectum. Penyulit yang sering
terjadi yaitu Obstruksi dan Perforasi. Tata Laksana adalah tindakan bedah untuk kuratif dan
kemoterapi dan radiasi untuk paliatif tapi tidak memberikan manfaat kuratif. Tindakan bedah
meliputi reseksi luas karsinoma primer dan kelenjar limfe egional. Pada tumor sekum atau
kolon ascendens dilakukan hemikolektomi kanan, kemudian anastomosis ujung ke ujung.
Pada tumor di kolon tranversum dilakukan reseksi kolon tranversum, kemudian anastomosis
ujung ke ujung. Sedangkan pada tumor kolon descendens dilakukan hemikolektomi kiri.
Tumor di sigmoid dilakukan reseksi sigmoid dan pada tumor di rectum sepertiga proksimal
dilakukan reseksi anterior, rectum sepertiga tengah dilakukan resksi dengan mempertahankan
sfingter ani, rectum sepertiga distal dilakukan amputasi rectum melalui reseksi
adominoperineal Quenu-Miles. Pada Miles procedure, kelenjar limfe pararektum dan
retroperitoneal juga direseksi. Pada operasi ini anus turut direseksi melalui incise perineal.
Tumor yang teraba pada colok dubur umumnya dianggap terlalu rendah untuk tindakan
preservasi sfingter anus. Hanya pada tumor tahap dini eksisi local dengan mempertahankan
anus dapat dipertanggung jawabkan.
Reseksi anterior rendah pada rectum dilakkan melalui laparotomi dengan
menggunakan alat stapler untuk membuat anastomosis kolorektal atau koloanal rendah.
Eksisi local melalui rektoskop dapat dilakukan pada karsinoma terbatas. Penyulit yang sering
terjadi pada reseksi rectum abdominoperineal radikal dan reseksi rectum anterior rendah
adalh gangguan fungsi seks. Pada diseksi kelenjar limfe pararektal dan daerah retroperitoneal
sekitar promontorium dan didaerah (pre) aortal dilakukan eksisi saraf autonom, simpatik,
mapun parasimpatik. Prognosis bergantung pada ada tidaknya metastasis jauh yaitu
klasifikasi enyebaran tumor dan tingkat keganasan sel tumor.

30

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Reseksi Luas pada Karsinoma Kolon : A. Caecal Cancer; B. Hepatic Flexure Cancer; C.
Transverse Colon Cancer; D. Splenic Flexure Cancer; E. Descending Colon Cancer; F.
Sigmoid Colon Cancer
31

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

3.7 Kolostomi
Kolostomi merupakan kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang
dibuat untuk sementara atau meneta. Kolostomi sementara dibuat, misalnya pada penderita
gawat perut dengan peritonitis yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon. Pada keadaan
demikian, membebani anastomosis baru dengan pasase feces merupakan tindakan yang tidak
dat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu untuk pengamanan anastomosis, aliran feces
dialihkan sementara melalui kolostomi dua stoma yang biasanya disebut stom laras ganda.
Dengan cara Hartmann, pembuatan anastomosis ditunda sampai radang diperut telah reda.
Kolostomi dibuat atas indikasi dkompresi usus pada obstruksi, stoma sementara untu bedah
reseksi usus pada radang, atau perforasi, dan sebagai anus setelah reseksi usus distal untuk
melindungi anastomosis distal.

BAB IV
ANOREKTUM
4.1 Fisiologis Anorektum
Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ektoderm,
sedangkan rektum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini maka
peredaran darah, persarafan, aliran vena dan limfnya juga beda, demikian pula epitel yang
menutupinya. Rektum ditutupi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh
anoderm yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Tidak ada yang disebut
mukosa anus. Daerah batasan rektum dan kanali analis ditandai dengan perubahan epitel.
Kanalis analis dan kulit luar disekitannya kaya akan persarafan sensoris somatik dan peka
32

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

terhadapa rangsangan nyeri, sedangkan mukosa rektum mempunyai persarafan autonom dan
tidak peka terhadap rangasangan nyeri.
Nyeri bukanlah gejala awal terhadap karsinoma rektum, sementara fisura anus nyeri
sekali. Darah vena di atas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang
berasal anus dialirkan ke sistem cava melalui cabang V. Iliaka. Kanalis analis berukuran
kurang lebih 3 cm. Sumbunya mengarah ke ventrokranial yaitu kearah umbilikus dan
membentuk sudut yang nyata ke dorsal dengan rektum dalam keadaan istirahat. Pada saat
defekasi sudut ini menjadi lebih besar.

4.2 Kelainan Bawaan


Etiologi dan Klasifikasi
Kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan pertumbuhan, fusi, dan
pembentukan anus dari tonjolan embriogenik. Pada kelaianan bawaan anus umumnya tidak
ada kelainan rectum, sfingter, dan otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus,
sfingter intern mungkin tidak memadai. Kelainan bawaan rectum terjadi karena gangguan
pemisahan kloaka menjadi rectum dan sinus urogenital sehingga biasanya disertai dengan
gangguan perkembangan septum urorektal yang memisahkannya. Dalam hal ini terjadi fistel
antara saluran kemih dan saluran genital. Pada kelainan rectum yang tinggi, sfingter intern
tidak ada sedangkan sfingter ekstern hipoplastik.
Penanganan atresia anus dilakukan sesuai dengan letak ujung atresia terhadap otot
dasar panggul. Untuk itu dibuat pembagian anomali tersebut menjadi supralevator dan
transelevator. Pada kelainan rendah (distal), rectum menembus m.levator anus sehingga
jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm. Kelainan intermedia merupakan
kelainan menengah, ujung rectum mencapai tingkat m. levator

anus tetapi tidak

menembusnya, sedangkan kelainan supralevator yang disebut kelainan tinggi tidak mencapai
tingkat m.levator anus dengan jarak antara ujung buntu rectum sampai ke kulit perineum
lebih dari 1 cm.
Kelainan rendah dapat merupakan stenosis anus yang hanya membutuhkan dilatasi
membrane atau merupakan membrane anus tipis yang mudah dibuka segera setelah anak
lahir. Agenesis anus yang disertai fistel perineum juga dapat ditangani segera setelah anak

33

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

lahir. Kelainan tinggi biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau ke saluran
genital.
Klasifikasi Wingspread
LAKI-LAKI
Kelompok I
Kelainan

Tindakan

- Fistel urin

Kolostomi neonates dam

- Atresia rectum

Operasi definitive pada usia 4-6 bulan

- Perineum Datar
- Fistel tidak ada
- Invertogram dari udara >1 cm dari kulit

Kelompok II
- Fistel Perineum

Operasi langsung pada Neonatus

- Membran Anal
- Stenosis Anus
- Fistel tidak ada
- Invertogram dari udara <1 cm dari kulit
PEREMPUAN
Kelompok I
- Kloaka

Kolostomi Neonatus

- Fistel Vagina

34

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

- Fistel Anovestibulera atau Rektovestibuler


- Atresia Rektum
- Fistel tidak ada
- Invertogram dari udara >1 cm dari kulit
Kelompok II
- Fistel Perineum

Operasi langsung pada Neonatus

- Stenosis Anus
- Fistel tidak ada
- Invertogram dari udara <1 cm dari kulit
NB: Pada sebagian penderita kelainan bawaan anorektal tanpa fistel harus dilakukan
pemeriksaan radiologis invertogram

Penyakit Hirschprung
Penyakit ini disebut juga megakolon kongenital dan merupakan kelainan tersering
yang dijumpai sebagai penyebab obstruksi usus pada neonatus. Pleksus mienterikus tidak ada
sehingga bagian usus yang bersangkutan tidak dapat mengembang. Bagian kolon yang paling
distal hingga bagian usus yang berbeda penampangnya tidak mempunyai ganglion
parasimpatik intramural. Bagian kolon yang aganglionik tidak dapat mengembang sehingga
tetap sempit dan defekasi terganggu. Akibat gangguan defekasi ini kolon proksimal yang
normal akan melebar oleh tinja yang tertimbun membentuk megakolon.
Bila daerah aganglionik meliputi rectum sampai sigmoid, ini disebut hirschprung
klasik. Bila daerah aganglionik meluas lebih tinggi dari sigmoid disebut Hirschprung segmen
panjang. Bila mengenai kolon seluruh kolon disebut kolon aganglionik total. Bila mengenai
seluruh kolon hingga usus halus disebut aganglionis universalis.
Gejala utamanya yaitu gangguan defekasi yang dapat timbul 24 jam pertama setelah
lahir. Dapat timbul pada umur beberapa minggu, atau menarik perhatian orang tua setelah
beberapa bulan. Trias klasik gambaran klinis pada neonatus adalah mekonium keluar
terlambat, yaitu lebih dari 24 jam pertama, muntah hijau, dan perut membuncit seluruhnya.
Adakalanya gejala obstipasi kronik ini diselingi oleh diare berat dengan feces yang berbau
35

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

dan berwarna khas yang disebabkan oleh timbulnya penyulit berupa enterokolitis. Diagnosis
ditegakan melalui anamnesis dan gambaran klinis, berupa seluruh perut yang membucit. Dan
dapat ditunjang dengan pemeriksaan penunjang, radiologic dengan enema barium. Akan
terlihat gambaran klasik daerah transisi dari lumen yang sempit ke daerah yang melebar.
Diagnosis banding, pada masa neonatus harus dipikirkan atresia ileum dan meconium
plug syndrome, yaitu sumbatan anorektum oleh mekonium yang sangat padat. Masa bayi dan
anak, obstipasi dapat disebabkan oleh obstipasi dietik, retardasi mental, hipotiroid, dan
psikogenik. Penatalaksanaannya memiliki prinsip yaitu mengatasi obstruksi, mencegah
enterokolitis, membuang segmen aganglionik, dan mengembalikan kontinuitas usus.
Prognosis baik kalau gejala obstruksi segera diatasi. Penyulit pasca bedah seperti kebocoran
anastomosis atau striktur anastomosis, yang umumnya dapat diatasi.

4.3 Hemoroid
Hemoroid adalah pelebaran vena dipleksus hemoroidalis. Hemoroid dibedakan ada
yang intern dan ekstern. Hemoroid intern adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas
garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid ekstern berasal dari pleksus hemoroid
inferior yang terdapat disebelah distal mukokutan di dalam jaringan dibawah epitel anus.
Derajat hemoroid Intern
DERAJAT

BERDARAH

MENONJOL

REPOSISI

II

SPONTAN

36

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

III

MANUAL

IV

TETAP

TIDAK BISA

Faktor yang memegang peranan sebagai penyebab hemoroid yaitu mengedan pada
waktu defekasi, konstipasi menahun, kehamilan, dan obesitas. Gejala dan tanda yaitu
perdarahan oleh karena trauma feces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar,
tidak bercampur pada feces. Walaupun berasal dari vena darah yang keluar berwarna merah
segar karena kaya akan zat asam. Jangka panjang akan menyebabkan anemia pada
penderitanya. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai
pruritus anus yang disebabkan oleh kelembapan yang terus menerus dan rangsangan mucus.
Nyeri hanya timbul jika thrombosis yang luas dengan udem dan radang.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan, mulai dari inspeksi, colok dubur, dan anuskopi
untuk melihat hemoroid intern yang tidak menonjol keluar. Proktosigmoidoskopi perlu
dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses keganasan atau
radang. Cek darah samar pada feces.
Diagnosis Banding perdarahan pada rectum yaitu karsinoma kolorektum, penyakit
divertikel, colitis ulserosa, prolaps rectum harus dibedakan dengan prolaps mukosa pada
hemoroid intern.
Penatalaksanaanya untuk derajat I dan II terapi dengan pengaturan diet tinggi serat
untuk mempermudah defekasi dan mengurangi mengedan. Supositoria dan salep anus
diketahui tidak mempunyai efek bermakna kecuali efek anestetik dan astringen. Hemoroid
37

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

intern yang mengalami prolaps oleh karena udem umumnya dapat dimasukan kembali secara
perlahan disusul dengan istirahat baring dan kompres local untuk mengurangi
pembengkakan.
Skleroterapi, yaitu penyuntikan larutan kimia seperti Fenol 5% dalam minyak nabati
yang diberikan pada jaringan submukosa dengan tujuan menimbulkan peradangan
steril yang kemudian menjadi fibrotic dan meninggalkan parut. Apabila penyuntikan
dilakukan pada tempat yang tepat maka tidak ada nyeri. Ini efektif untuk hemoroid
derajat I dan II.
Ligasi dengan gelang karet menurut Barron, untuk hemoroid yang besar atau yang
mengalami prolaps. Dengan bantuan anuskop, mukosa diatas hemoroid yang
menonjol dijepit lalu ditari hisap dengan tabung ligator khusus lalu diikat sekeliling
mukosa pleksus hemoroidalis. Nekrosis karena iskemia terjadi dalam beberapa hari.
Mukosa bersama karet akan lepas sendiri. Fibrosis dan parut akan terjadi pada
pangkal hemoroid.

Bedah beku (Krio), yaitu dengan melakukan pendinginan pada suhu yang sangat
rendah sekali. Cara ini jarang dipakai untuk hemoroid oleh karena batas mukosa yang
nekrotik sukar ditentukan. Bedah ini lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma
rectum.
Hemoroidektomi, untuk penderita hemoroid derajat III dan IV, penderita dengan
keluhan menahun dengan perdarahan, dan anemia yang tidak sembuh dengan cara
terapi sederhana yang lain. Prinsipnya adalah eksisi hanya pada jaringan yang
38

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

berlebihan, dilakukan eksisi sehemat mungkin pada anoderm dan kulit normal dengan
tidak menggangu sfingter anus.

Hemoroid Ekstern yang mengalami thrombosis, terjadi oleh karena thrombosis vena
hemoroid eksterna yang terletak subkutan di daerah kanalis analis. Ditandai dengan adanya
benjolan di bawah kulit kanalis analis yang nyeri sekali, tegang, dan berwarna kebiruan,
ukuran mulai dari millimeter sampai centimeter. Awal timbul sangat nyeri, bisa kemudian
mengalami rupture dinding vena. Bisa juga berangsur nyeri berkurang dalam waktu dua
sampai tiga hari bersamaan berkurangnya udem. Bisa mengalami resolusi spontan tanpa
terapi setelah dua sampai empat hari. Terapinya adalah rendam duduk dengan larutan hangat
dan salep analgesic untuk mengurangi nyeri. Bila pasien datang <24 jam dapat dilakukan
terapi hemoroidektomi dengan anestesi local.

4.4 Fisura Anus


Merupakan luka yang memanjang sejajar sumbu anus. Umumnya tunggal dan terletak
pada garis posterior tengah. Gambaran klinis dari anamnesis didapatkan adanya keluhan
konstipasi, feces keras, setiap defekasi nyeri sekali, dan darah segar dipermukaan tinja.
Umumnya sfingter anus spasme, konstipasi karena ketakutan defekasi sehingga ditunda terus
menerus. Dapat terlihat adanya umbai kulit (skin tag) pada inspeksi. Tata Laksana adalah diet

39

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

kaya serat. Obat topical anestetik untuk nyeri, bila tidak nberhasil dilakukan sfingterotomi
tanpa mengganggu fungsi sfingter ekstern.

4.5 Abses Anorektal


Terjadi akibat radang di ruang para rectum akibat infeksi kuman usus. Nama abses
sesuai letaknya. Sering ditemukan. Gambaran klinis yaitu nyeri apabila terletak disekitar anus
dan perianal. Tanda sistemik seperti demam, leukositosis. Tanda abses dapat dilihat
(inspeksi), atau melalui palpasi dan colok dubur atau colok vagina. Abses dengan perabaan
nyeri, panas, berfluktuasi, mungkin terlihat biru.

4.6 Fistel Perianal


Terjadi oleh karena perforasi atau pengaliran abses anorektum, sehingga kebanyakan
fistel mempunyai satu muara di kripta perbatasan anus dan rectum dan lobang lain di
40

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

perineum di kulit perianal. Fistel terletak di subkutis, submukosa, antarsfingter, atau


menembus sfingter. Mungkin terletak anterior, lateral, atau posterior. Bentuknya mungkin
lurus, bengkok, atau mirip seperti sepatu kuda. Umumnya tunggal tapi bisa juga ditemukan
yang komplek. Gambaran klinis berupa pengeluaran bahan purulen kronik dari lubang
perianal, fistel dapat diraba secara bidigital pada colok dubur, fistel mungkin dapat disonde.

41

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

42

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

FK UKRIDA

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Pemeriksaan penunjang seperti rektoskopi dan fistulografi. Diagnosis banding yaitu


Hidradenitis supuratif (asal dari kelenjar keringat apokrin, multiple di subkutan), Sinus
pilonidalis (asal dari sarang rambut dorsal dilipatan sakrocoksigeal), Fistel Proktitia (pada
Morbus Crohn, TBC, amubiasis, infeksi jamur, dan diverticulitis). Fistel ec trauma atau benda
asing. Tata laksana, dilakukan fistulektomi dan fistulotomi.

4.7 Prolapsus Rektum


43

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Prosidensia yaitu berupa keluarnya seluruh tebal dinding rectum. Penyebab umum
pada orang dewasa yaitu karena kurangnya daya tahan jaringan penunjang rectum yang
biasanya meninggi karena tekanan intra abdomen, cedera m.puborektalis atau paralisis otot
dasar panggul. Sedangkan pada anak karena kelainan bawaan (paresis sfingter anus pada
meningokel atau agenesis sacrum, agenesis otot dasar panggul, dll) atau karena kebiasaan
menahan feces sehingga saat BAB mengedan keras
Gambaran berupa penonjolan rectum dari anus, yang terlihat berupa lipatan mukosa
yang konsentrik, terjadi inkontinensia tinja parsial atau total oleh karena otot sfingter anus
yang menjadi longgar atau hipotonik, dan terjadi pengeluaran mucus. Pemeriksaan penunjang
dengan endoskopi dan foto rontgen kolon.
Tata laksana adalah diet tinggi serat, latihan kekuatan otot dasar panggul. Penanganan
bedah dengan operasi Thiers dipasang pita dari bahan sintetik atau benda lain subkutan di
sekitar anus dan diikat sehingga menyebabkan konstriksi anus yang mencegah
prolaps.Keuntungannya adalh operasi ringan tetapi terdapat penyulit yaitu impaksi feces,
infeksi, dan erosi pita ke dalam rectum.
Rektopeksia yang dilakukan melalui laparatomi bukan merupakan operasi yang
ringan. Rektum dimobilisasi dari panggul dan dilepaskan dari jaringan sekitarnya kemudian
ditarik diatas dan difiksasi dengan bahan Teflon atau jahitan mersilen ke sacrum.

4.8 Infeksi

44

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

Radang pada rectum dan/atau anus dapat disebabkan oleh gonore, sifilis, amuba, dan
berbagai virus. Proktitis gonore menimbulkan iritasi, gatal, pengeluaran mucus dan pus, dna
nyeri. Sifilis menyebabkan ulkus durum yang agak keras dan tidak nyeri. Kondiloma
akuminata juga termasuk penyakit venerik yang disebabkan virus.kondiloma ini mungkin
tunggal, terbaur di sekitar anus dan/atau vulva, atau banyak yang rapat sehingga bersatu dan
berbentuk bunga kol. Sebagai tanda adanya ditemukan iritasi kulit, bau, dan perdarahan.
Penanganan kondiloma dengan podofilum atau tindakan bedah seperti eksisi, koagulasi, atau
bedah beku.
AIDS mungkin disertai dengan berbagai kelainan akibat imunosupresi seperti tumor
Kaposi, limfoma, karsinoma kulit, berbagai infeksi jamur, dan TBC.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Usus halus, colon dan anorektum merupakan salah satu organ pencernaan yang rentan
terhadap kelainan. Kelainan dapat berupa kogenital tau didapat sejak lahir, infeksi bakteri
contohnya E. Histolityca, E. Coli atau cacing askaris. Selainan itu dapat juga disebabkan oleh
tumor atau trauma dari luar.
Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis adanya kelainan pada usus halus,
colon dan anorektum adalah anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Salah
satu tanda adanya yang membedakan kelainan yang khas pada usus halus, colon dan
anorektum yaitu dengan adanya nyeri kolik atau akut pada abdomen, adanya mual dan
muntah, kelainan buang air besar dan lain-lain.
Untuk mengatasi adanya kelainan pada usus halus, colon dan anorektum berdasarkan
masalah dan beratnya gejala. Pada usus halus umumnya apabila sudah terjadi perforasi maka
akan dilakukan pembedahan. Tumor pada usus halus, colon, dan anorektum sangat jarang
terjadi dan bergejala sehingga apabila telah terdiagnosis adanya tumor pada usus halus, colon
dan anorektum umumnya sudah menjadi ganas.

45

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Hemaliny A. Sipahutar

FK UKRIDA

DAFTAR PUSTAKA
1. Syamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku ajar ilmu bedah.EGC. Jakarta; 2005.
2. Buku ajar bedah. FKUI. Jakarta; 1995.
3. Schwaetz. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Ed 6. EGC. Jakarta; 2000.
4. Lowry, S.F (2005). Learning Surgery: The Surgery Clerkship Manual. New York:
Springer
5. Goherty, G.M., Way, L.W. (2005). Current Surgical Diagnosis and Treatment 12th
Edition. Callifornia: Mc Graw Hills Access Medicine.

46

Referat Usus Halus, Colon & Anorektum| RSUD Ciawi

Anda mungkin juga menyukai