Production Planning and Control PPC
Production Planning and Control PPC
perencanaan kebutuhan diperlukan informasi lain berupa struktur produk (Bill of Material) dan
catatan persediaan. Bila hal ini belum ada, maka tugas departemen PPC untuk membuatnya.
7. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi. Penjadwalan ini meliputi urutan
pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu penyelesaian, prioritas pengerjaan, dan
lain-lainnya.
8. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja dibanding kapasitas produksi. Kemajuan tahap
demi tahap dimonitor dan dibuat laporannya untuk dianalisis. Apakah pelaksanaan sesuai rencana
yang telah dibuat?
9. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas. Bila realisasi tidak sesuai rencana, maka rencana
agregat, JIP, dan penjadwalan dapat diubah/disesuaiakan kebutuhan. Untuk jangka panjang,
evaluasi ini dapat digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas produksi.
Pada dasarnya terdapat empat tingkat dalam hierarki perencanaan prioritas dan kapasitas yang
terintegrasi, antara lain :
1.
Perencanaan
Produksi
dan
Perencanaan
Kebutuhan
Sumber
Daya.
Pada dasarnya perencanaan produksi merupakan suatu proses penetepan tingkat output
manufakturing secara keseluruhan guna memenuhi tingkat penjualan yang direncanakan dan
inventori yang diinginkan. Rencana produksi mendefinisikan tingkat manufakturing, biasanya
dinyatakan sebagai tingkat bulanan untuk periode satu tahun atau lebih, untuk setiap kelompok
produk. Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya (RRP) merupakan suatu proses yang mengevaluasi
rencana produksi guna menentukan sumber daya jangka panjang seperti : tanah, fasilitas, mesinmesin dan tenaga kerja adalah tersedia.
2. Penjadwalan Produksi Induk (MPS) dan Rough Cut Capacity Planning (RCCP).
MPS menguraikan rencana produksi untuk menunjukkan kuantitas produk akhir yang akan
diproduksi untuk setiap periode waktu sepanjang horizon perencanaan taktis (biasanya satu tahun).
Apabila rencana produksi menunjukkan tingkat produksi untuk kelompok produk, MPS
menjadwalkan kuantitas spesifik dari produk akhir dalam periode waktu spesifik.
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) menentukan apakah sumber daya yang direncanakan adalah
cukup untuk melaksanakan MPS.
3. Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) dan Perencanaan Kebutuhan Kapasitas
(CRP).
MRP mengembangkan pesanan-pesanan yang direncanakan untuk bahan baku, komponen, dan
subassemblies yang dibutuhkan untuk memenuhi MPS. MRP menggunakan data inventori dan
Bills Of Material (BOM).
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) membandingkan kapasitas yang dibutuhkan terhadap
projected available capacity untuk open manufacturing orders dan planned manufacturing orders
yang dihasilkan oleh sistem MRP.
3
Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor.
1.Ada batasan minimum dan maksimum stock
2.Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing,
inventory, produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting).
TUGAS-TUGAS PPC
Berikut ini merupakan beberapa tugas yang terdapat pada proses PPC berlangsung :
1.Perencanaan
2.Membuat rencana produksi, menyusun dan menetapkan urutan produksi, input material, alat dan
mesin, serta pekerja.
3.Perancangan aliran kerja(workflow) organisasi.
4.Penjadwalan
5.Mempersiapkan order produksi dan jadwalnya(timetables).
6.Pengendalian
4
Riset pasar, riset pasar didapat dari pesanan konsumen dan kebutuhan konsumen terhadap
produk, yang kemudian di ambil sebagai calon produk dengan spesifikasi sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen atau pemesan;
Desain produk, setelah riset pasar didapat permintaan pasar kemudian diturunkan menjadi order
produk yang selanjutnya diproses untuk didapat desain rancangan produk agar dapat di
produksi;
Proses produksi, proses ini terjadi jika desain produk dan komponen penunjangnya telah siap
untuk di eksekusi, diusahakan pada saat akan melakukan proses ini, semua kebutuhan telah
terpenuhi, agar tidak mengganggu proses pelaksanaan produk;
Pemasaran, pemasaran dapat dilakukan dengan beberapa hal, sekalipun dengan produk yang
telah dibuat dan dipakai oleh konsumen, ini bisa juga dijadikan sebagai media pemasaran;
Delivery, inilah yang menjadi kunci jawaban atas proses yang telah dilakukan, karena berhasil
atau tidaknya suatu produksi dapat dilihat dari pengiriman.
up merencanakan
langkah
proses
produksi
dan
Penjadwalan sangat erat kaitannya dengan kuantitas/volume pruoduksi pada suatu operasi.
Maka sering dikatakan bahwa penjadwalan adalah fungsi dari sistem volume produksi. Banyak teknik
atau metoda dalam penerapan pembuatan jadwal, tergantung dari volume produksi, variasi produk &
tingkat kesulitan pekerjaan.
TINGKATAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:
1.
2.
OPERATION MANAGEMENT
OPERATION MANAGEMENT Elemen penting dalam Operation Management Permintaan Konsumen
Mencakup permintaan internal ataupun external. Operation Management dalam Production Planning
bertujuan untuk membuat produk berkualitas tinggi pada harga yang sesuai dengan harapan atau
kemampuan konsumennya . Kapasitas Proses Adalah pengukuran kemampuan dalam memproduksi
barang secara efektif dan efisien per satuan waktu 1 Proses Sistem Operasi Merupakan urutan dan
hubungan berbagai aktivitas yang digunakan untuk merubah input (material) menjadi output ( produk ).
PRODUCTION PLANNING and CONTROL
PRODUCTION PLANNING and CONTROL Perencanaan merupakan aktivitas yang paling penting
dalam setiap organisasi , karena perencanaan menjelaskan seluruh aktivitas yang terlibat dalam proses
produksi . Production and Planning Control Fungsi Organisasi Keterlibatan Supplier dan pihak lain
Permintaan Pelanggan ( Konsumen ) Perencanaan yang strategis memungkinkan perusahaan untuk
mengambil langkah dan keputusan strategis dalam berbagai permasalahan yang dihadapi . Perencanaan
merupakan tanggung jawab Production Plan and Control, dengan memperhatikan : Sumber daya
(resource) yang diperlukan . Seberapa banyak yang diperlukan . Kapan diperlukan . Bagaimana proses
dilakukan .
TUJUAN PRODUCTION PLANNING
TUJUAN PRODUCTION PLANNING Production Planning bertujuan untuk : Merubah FORECAST
penjualan atau ORDER kedalam program produksi yang realistis . Menyediakan sistem informasi dan
9
10
INVENTORY YANG TIDAK SEIMBANG Inventory yang tidak terkontrol mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan stock, yang berdampak pada : Akibat yang ditimbulkan : Kekurangan Stock
Kelebihan Stock Line Stop Produksi . Revisi jadwal produksi . Pengiriman tertunda . Hubungan dengan
konsumen terpengaruh . Gangguan pada perencanaan marketing. Gangguan pada operasional produksi .
Akibat yang ditimbulkan : Meningkatnya investasi . Mengurangi keuntungan . Menambah biaya
perawatan . Penurunan kualitas produk . Produk menjadi Out Of Date Penambahan biaya asuransi dan
pajak . Cash Flow tidak lancar .
FORECAST (PERKIRAAN)
FORECAST (PERKIRAAN) Adalah perhitungan level permintaan suatu produk atau beberapa produk
untuk suatu waktu dimasa yang akan datang . Karena forecast dibuat untuk periode yang akan datang ,
pada dasarnya forecast merupakan tebakan yang menggunakan metode intelektual . Penggunaan teknik
tertentu yang sudah terbukti dan dapat diandalkan menjadikan forecast adalah Perkiraan Yang Telah
Terdidik . Dalam aplikasinya , forecast digunakan untuk 3 tujuan utama , yakni : Menentukan ukuran
atau seberapa pentingnya aktivitas ekspansi perusahaan dalam jangka panjang . Menentukan
perencanaan jangka menengah untuk produk yang akan tetap diproduksi atau dihentikan . Menentukan
jadwal jangka pendek bagi produk yang akan diproduksi .
MENGAPA FORECAST DIPERLUKAN ?
MENGAPA FORECAST DIPERLUKAN ? Forecast diperlukan untuk : Memprediksi permintaan
dimasa yang akan datang . Mengevaluasi permintaan yang sesuai ekspektasi yang dihasilkan dari pola
yang dibuat . Estimasi permintaan pasar yang diharapkan . Pemanfaatan kapasitas secara terencana .
Menghasilkan permintaan pengiriman yang realistis .
PRODUCTION PLANNING
PRODUCTION PLANNING Production Planning Memperkirakan volume produk dari tipe yang
sejenis . Perencanaan dan penyusunan jadwal produksi , penyesuaian antara perkiraan order dan cycle
time proses produksi .
SALES FORECAST dan DEVIASI:
SALES FORECAST dan DEVIASI Merupakan proyeksi penjualan perusahaan untuk setiap periode
waktu dalam dimensi perencanaan . Sales forecast digunakan untuk menentukan produksi , kapasitas ,
dan sistem penjadwalan perusahaan dan berperan sebagai masukan atau input untuk departemen dan
pihak yang terkait. Sebagian besar forecast memiliki kesalahan yang biasa dikenal dengan deviasi atau
penyimpangan . Dalam statistik , kita kenal istilah standar deviasi atau simpangan baku , yaitu suatu
11
estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan . Standar deviasi dihitung
dengan rumus : Sehingga standar deviasi untuk sales forecast diatas senilai 41 14 Dimana : x = actual
sales x = rata-rata n = jumlah data _
pabrik yang tersedia , termasuk kapasitas tambahan yang dimasukkan dalam periode perencanaan
menengah , sales forecast mungkin harus diturunkan ke kapasitas maksimum yang dapat dilakukan
selama periode aggregate planning.
AGGREGATE SCHEDULING:
AGGREGATE SCHEDULING Istilah yang digunakan dalam perencanaan produksi dalam jangka
waktu yang pendek . Disebut aggregate planning karena permintaan fasilitas dan kapasitas yang
tersedia dispesifikasikan dalam kuantitas , dan total permintaan yang diharapkan diukur tanpa
menganggap varian dari permintaan yang ada .
MASTER PRODUCTION SCHEDULE:
MASTER PRODUCTION SCHEDULE Master Production Schedule (MPS) meliputi berbagai macam
aktivitas yang terkait dalam persiapan dan pengendalian Production Schedule. MPS adalah pembuatan
jadwal yang diantisipasi untuk produk-produk perusahaan yang dinyatakan dalam konfigurasi produk
yang spesifik dalam dimensi perencanaan . MPS adalaah rencana produksi yang realistis dan detail ,
dimana seluruh permintaan yang memungkinkan ditempatkan dalam fasilitas produksi yang
dipertimbangkan . Permintaan yang memungkinkan adalah : Sales Forecast Customer Order
Permintaan Spare Part / Service Part Special Order.
BILL OF MATERIAL :
BILL OF MATERIAL Bill Of Material (BOM) adalah daftar dari semua material, part, dan sub
assemblies serta kuantitas dari masing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk
atau parent assembly. BOM merupakan penggambaran komponen-komponen atau part produk dalam
sebuah hubungan hirarkis parent atau child , atau penggambaran dengan level-level rendahnya lagi . 20
ROUTING PROCESS:
ROUTING PROCESS Routing process adalah urutan dari proses produksi , termasuk didalamnya
informasi terkait alat-alat yang digunakan dalam proses produksi . Tujuan pembuatan routing process
adalah menetapkan operasi pada setiap work center untuk terbentuknya produk . Alur produk yang
dihasilkan pada umumnya diproses dari work center yang satu ke work center yang lain.
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING:
13
OPERATION SCHEDULING:
OPERATION SCHEDULING Tujuan scheduling : Mengoptimalkan penggunaan sumber daya .
Memenuhi jam dan tanggal pengiriman yang diminta . Meminimalkan Inventory Work In Process
Meminimalkan Manufacturing Lead Time Metode scheduling ada 2 : Forward Scheduling Backward
Scheduling 23
FORWARD SCHEDULING:
FORWARD SCHEDULING Yaitu , aktifitas penjadwalan dimulai dari proses pertama sampai proses ke
-n yang akan dialami oleh material untuk membuat suatu produk . Metode ini memiliki beberapa
kekurangan , antara lain : Keterlambatan /tardiness Waktu penyelesaian produk melebihi due date,
sehingga berpengaruh terhadap turunnya tingkat kepuasan dan kepercayaan konsumen . Terlalu cepat
/earliness Waktu penyelesaian produk lebih cepat daripada due date, sehingga terjadi penumpukkan
produk jadi di gudang (inventory cost tinggi ).
BACKWARD SCHEDULING:
BACKWARD SCHEDULING Yaitu aktifitas penjadwalan dimulai dari proses paling terakhir sampai
proses ke-1 yang akan dialami oleh material untuk membuat suatu produk tertentu . Jika dibandingkan
dengan metode forward scheduling, metode ini lebih efektif karena suatu job akan diselesaikan tepat
pada waktunya sehingga dapat meminimasi terjadinya tardiness dan earliness. Kekurangan dari metode
ini adalah adanya kemungkinan terjadinya infisiable time , yaitu bila due date terlalu dekat dengan
waktu order masuk , sehingga pengerjaan proses ke -n < waktu order masuk . Banyak alternative yang
dapat dilakukan jika terjadi infisiable time, antara lain: Melakukan subkontrak Melakukan lembur
Melakukan pendistribusian beban kerja.
PERTIMBANGAN DALAM MEMBUAT SCHEDULE:
PERTIMBANGAN DALAM MEMBUAT SCHEDULE Ada lima pertimbangan yang dapat digunakan
untuk menyusun schedule, yaitu : First In First Out (FIFO), First Come First Serve Job order yang
14
masuk terlebih dulu yang diprioritaskan untuk dikerjakan . Shortest Processing Time (SPT) Job order
dengan waktu proses yang lebih pendek dikerjakan lebih dahulu untuk memberikan keleluasaan
pengerjaan yang membutuhkan waktu lebih panjang . Earliest Operating Date (EOD) Pekerjaan
dikerjakan dengan memperhitungkan target penyelesaian dan waktu proses . Earliest Operating Date
(EOD) Pekerjaan dikerjakan dengan memperhatikan target penyelesaian tanpa memperhitungkan waktu
proses . Critical Ratio Prioritas disusun berdasar index order terhadap order lainnya dalam satu work
center.
15