Laporan Persalinan
Laporan Persalinan
Diajukan Kepada :
dr. Sapar Setyoko, Sp.OG(K)
Disusun Oleh :
Andreafika Kusumaningtyas Harqiqi
20110310210
Menyetujui
Dokter Pembimbing Penguji
I.
IDENTITAS PASIEN
a. Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
b. Suami
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat
: Ny. H
: 33 tahun
: SD
: Tani
: Islam
: Tn. S
: 34 tahun
: SD
: Tani
: Islam
: Mudyogondo, Ngablak
II.
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: 13 tahun
: 28 hari
: 7 hari
: 2 pembalut/hari
: tidak ada
: 15 Desember 2015
6. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan suami sekarang selama 16 tahun.
7. Riwayat Obstetri
No
Kehamilan,
Umur
persalinan, keguguran, sekarang
dan nifas
/tanggal
Partus spontan,
12 tahun
Aterm, 3000 gram,
bayi langsung
menangis, nifas baik.
Hamil ini
Keadaan
anak
Sehat
Tempat
perawatan dan
no daftar
Bidan
Lama
2004-2013
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Vital Sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
- Tinggi badan
- Berat Badan
- Kepala
Mata
-
- Leher
Thorax
Pulmo
Cor
Tempat
Bidan
: Baik
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
: 80x/menit
: 36o C
: 24x/menit
: 160 cm
: 61 kg
: Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
: JVP tidak meningkat, limfonodi tidak teraba.
: Suara dasar vesikuler (+/+), ronchi (-/-) dan wheezing
(-/-)
: Bj Regular, tak ada bising
Abdomen
2. Pemeriksaan Obstetri
Inspeksi : Perut tampak membesar dan membujur
Palpasi :
L1 : TFU teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus
Teraba satu bagian besar, bulat, lunak
L2 : Kiri : teraba bagian memanjang, seperti papan
Kanan : terasa bagian kecil-kecil
L3 : Terasa satu bagian besar bulat keras
masih dapat digerakkan
L4 : Konvergen
Djj : 11-11-10 pungtum maksimal disebelah bawah kiri pusat,tunggal
His (-)
TFU : 31 cm TBJ : (31-12)x155 = 2.945 gram
Pemeriksaan Dalam
VT: Portio posterior, konsistensi kaku, 1 jari, kulit ketuban (-)
Bagian bawah kepala masih tinggi
Bishops Score
Score
DILATATION
EFFACEMENT
CONSISTENC
Y
POSITION
STATION
Score pada pasien
Bishops score < 5
IV.
0
0
0-30%
Firm
Posterior
-3
DIAGNOSIS
G2P1A0 ui 33 tahun hamil 37 minggu
Janin 1 hidup intrauterine
Preskep puki
Ketuban Pecah Dini 4 jam
Infertilitas primer 2 tahun
V. SIKAP
- Informed Consent
1
1-2
40-50%
Mediu
m
Medial
-2
2
3-4
60-70%
Soft
Anterior
-1,0
3
5-6
80%
+1, +2
1
0
0
0
0
1
VI.
- Tunggu 2 jam, jika 6 jam belum lahir maka akhiri kehamilan dengan induksi
- Inj Ampicilin 1g i.v
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium tanggal 31 Desember 2016 jam 23.37 WIB :
- Darah Rutin
Pemeriksaan
Hasil
CBC
WBC
8.5 [10 3/Ul]
RBC
4.7 [10 6/Ul]
HGB
L 11.4 [g/Dl]
HCT
40.7 [%]
PLT
352[10 3/Ul]
SERO IMUNOLOGI
HBs Ag
Negatif
VII.
Nilai Rujukan
4.00 11.00
3.80 5.80
11.5 16.5
37.0 47.0
150 450
Negatif
FOLLOW UP
Tgl/Jam
Tensi/
His
DJJ
Keterangan
Nadi/
31/8/16
Suhu
120/80
22.00
80
36
23.00
120/70
12-11-12
11-11-12
72
36
24.00
120/80
84
36
1/9/16
01.00
110/70
12-11-12
80
36
02.00
110/70
12-11-12
S/
- Akhiri persalinan dengan Priming I
Misoprostol 50 mcg (1/4 tablet) sublingual,
evaluasi 6 jam (06.00)
- Observasi dan evaluasi 6 jam (06.00)
88
36
03.00
110/70
5-6
78
(5)
36
04.00
110/60
5-6
72
(10)
36
05.00
120/60
5-6
72
(15)
36
06.00
11-12-12
11-12-11
11-12-12
120/80
5-6
80
(15)
36
11-11-12
110/80
5-6
80
(20)
11-12-12
36
08:00
120/70
5-6
84
(30)
11-12-12
36
09:00
S/
- Perbaikan his dengan Induksi Oxitocin 5 iu
dalam 500 cc infus RL, 8 tpm dinaikkan 4 tpm
setiap 30 menit hingga maksimal 20 tpm atau
hingga his adekuat
- Observasi dan pengawasan 10
120/80
4-5
84
(20)
11-12-12
Infus RL + Oxitocin 5 unit 16 tpm terpasang lancar
36
10:00
120/80
4-5
80
(20)
11-12-12
36
11:00
120/70
4-5
84
(30)
11-12-12
-
36
12:00
120/80
3-4
80
(10)
111212
36
12.30
3-4
(10)
13.00
130/80
3-4
88
(20)
36
13.30
Idem
Inpartu kala I fase aktif
3-4
(30)
14:00
120/70
3-4
80
(40)
S/
- Tunggu dan evaluasi 4 jam
- Pengawasan 10
11-10-11
36
15:00
120/80
3-4
84
(40)
11-10-11
36
16:00
120/80
3-4
80
(40)
36
17:00
110/80
2-3
80
(40)
36
18:00
120/80
2-3
88
(50)
11-10-11
Pengawasan 10
36
Os. ingin mengejan
18.10
18.15
18.15
18.30
120/80
PPV 150 cc
Kala IV
18.45
120/80
19.00
120/80
19.30
120/80
20.00
120/80
Amoxicilin 3x500mg
Asam Mefenamat 3x 500mg
Albion 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
Ketuban Pecah Dini
1. Definisi
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan korion
yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel
mesenkim, dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban
berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi.
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban
Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada
kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini.
Ketuban Pecah Dini Prematur terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya selaput
ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen
matriks ekstra seluler amnion, dan apoptosis membran janin. Membran janin dan
desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan
memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon yang
merangsang aktivitas matrix degrading enzym.
2. Etiologi
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi perubahan kimia yang menyebabkan selaput ketuban inferiorrapuh, bukan karena
seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.
Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Faktor resiko untuk terjadinya Ketuban Pecah Dini adalah :
berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen;
kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur
abnormal karena antara lain merokok
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24
jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
b.
Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi
korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada Ketuban Pecah
Dini prematur, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi
sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengn lamanya periode
laten.
c.
d.
5. Penatalaksanaan
Pastikan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal atau infeksi janin
Apakah dalam keadaan inpartu, dan adakah tanda kegawatan janin
Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadangkadan disertai tanda-tanda lain dari persalinan.
Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo dilihat adanya cairan
ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5; bila
ada cairan ketuban pHnya sekitar 7,1-7,3. Antiseptik yang alkalin akan menaikkan pH
vagina.
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat dikonfirmasikan
dengan adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya ketuban pecah dapat
diragukan serviks.
Penderita dengan kemungkinan Ketuban pecah Dini harus masuk rumah sakit untuk
diperiksa lebih kanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien dapat
pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis, gawat
janin, persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini pada kehamilan prematur, diperlukan
penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum penatalaksanaan pasien ketuban pecah
dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin,
penatalaksanaannya bergantung pada usia kehamilan.
Penatalaksanaan dapat berupa konservatif dan aktif;
1. Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila
tak tahan ampisilin, dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari). Jika umur kehmilan <
32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
lagi keluar. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif berikan deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah
inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi
sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik, dan
lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu
pematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin
tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2. Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea. Dapat
pula diberikan misoprostol 25mg-50mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila
ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F, G., MacDonald. P, C., Gant, N, F. 1995. Obstetri William. EGC.
Jakarta.
2. Saifuddin, A.B., Wiknjosastro, H., Affandi B., Waspodo, D., 2006. Buku Bina
Pustaka. Jakarta.
3. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2006. Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.