Anda di halaman 1dari 16

PRESENTASI KASUS

KETUBAN PECAH DINI

Disusun Untuk Memenuhi Syarat


Mengikuti Program Pendidikan Profesi Dokter
Di Rumah Sakit Budi Rahayu Kota Magelang

Diajukan Kepada :
dr. Sapar Setyoko, Sp.OG(K)

Disusun Oleh :
Andreafika Kusumaningtyas Harqiqi
20110310210

BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT TIDAR KOTA MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan laporan kasus dengan judul


KETUBAN PECAH DINI
Tanggal : September 2016
Disusun oleh:
Andreafika Kusumaningtyas harqiqi
20110310210

Menyetujui
Dokter Pembimbing Penguji

dr. Sapar Setyoko, Sp.OG(K)


PRESENTASI KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN
a. Nama
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
b. Suami
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Alamat

: Ny. H
: 33 tahun
: SD
: Tani
: Islam
: Tn. S
: 34 tahun
: SD
: Tani
: Islam
: Mudyogondo, Ngablak

II.

ANAMNESIS (Tanggal 31 Agustus 2016 pukul 22.00 WIB)


1. Keluhan Utama
Rujukan Bidan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Rujukan Bidan dengan diagnosis G2P1A0 usia ibu 33 tahun, hamil 37 minggu
dengan ketuban pecah dini 4 jam. Pasien mengatakan keluar cairan merembes
dari jalan lahir pada tanggal 31 Agustus 2016 pukul 18.00. Cairan berwarna
jernih, bau khas, membasahi hamper satu kain jarik. Keluhan kenceng-kenceng
disangkal. Keluar lendir darah disangkal. Pasien merasakan gerak janin aktif.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit infeksi kelamin : disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat diabetes mellitus
: disangkal
Riwayat TBC
: disangkal
Riwayat Hepatitis
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hamil kembar
Riwayat asma
Riwayat jantung
Riwayat hipertensi
Riwayat diabetes mellitus
Riwayat TBC
Riwayat gangguan jiwa
5. Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus
Lama
Jumlah
Sakit waktu menstruasi
HPHT

: disangkal

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

: 13 tahun
: 28 hari
: 7 hari
: 2 pembalut/hari
: tidak ada
: 15 Desember 2015

6. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan suami sekarang selama 16 tahun.

7. Riwayat Obstetri
No

Kehamilan,
Umur
persalinan, keguguran, sekarang
dan nifas
/tanggal
Partus spontan,
12 tahun
Aterm, 3000 gram,
bayi langsung
menangis, nifas baik.
Hamil ini

Keadaan
anak
Sehat

Tempat
perawatan dan
no daftar
Bidan

8. Riwayat Operasi dan penyakit yang pernah dijalani


Disangkal
9. Kehamilan Sekarang
ANC (+)di bidan :
trimester I sebanyak 1 kali
trimester II sebanyak 1 kali
trimester III sebanyak 1 kali
HPL
: 21 september 2016
10. Riwayat Keluarga Berencana
Cara KB
IUD
III.

Lama
2004-2013

PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum
- Kesadaran
- Vital Sign
Tekanan darah
Nadi
Suhu
RR
- Tinggi badan
- Berat Badan
- Kepala
Mata
-

- Leher
Thorax
Pulmo

Cor

Tempat
Bidan

: Baik
: Compos mentis
: 120/80 mmHg
: 80x/menit
: 36o C
: 24x/menit
: 160 cm
: 61 kg
: Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
: JVP tidak meningkat, limfonodi tidak teraba.
: Suara dasar vesikuler (+/+), ronchi (-/-) dan wheezing
(-/-)
: Bj Regular, tak ada bising

Abdomen

: Datar, supel, tymphani, terdapat bising usus (+)


normal
Ekstremitas

: Edema (-/-), akral hangat (+/+)

2. Pemeriksaan Obstetri
Inspeksi : Perut tampak membesar dan membujur
Palpasi :
L1 : TFU teraba 3 jari dibawah processus xyphoideus
Teraba satu bagian besar, bulat, lunak
L2 : Kiri : teraba bagian memanjang, seperti papan
Kanan : terasa bagian kecil-kecil
L3 : Terasa satu bagian besar bulat keras
masih dapat digerakkan
L4 : Konvergen
Djj : 11-11-10 pungtum maksimal disebelah bawah kiri pusat,tunggal
His (-)
TFU : 31 cm TBJ : (31-12)x155 = 2.945 gram
Pemeriksaan Dalam
VT: Portio posterior, konsistensi kaku, 1 jari, kulit ketuban (-)
Bagian bawah kepala masih tinggi
Bishops Score
Score
DILATATION
EFFACEMENT
CONSISTENC
Y
POSITION
STATION
Score pada pasien
Bishops score < 5
IV.

0
0
0-30%
Firm
Posterior
-3

DIAGNOSIS
G2P1A0 ui 33 tahun hamil 37 minggu
Janin 1 hidup intrauterine
Preskep puki
Ketuban Pecah Dini 4 jam
Infertilitas primer 2 tahun
V. SIKAP
- Informed Consent

1
1-2
40-50%
Mediu
m
Medial
-2

2
3-4
60-70%
Soft
Anterior
-1,0

3
5-6
80%

+1, +2

1
0
0
0
0
1

VI.

- Tunggu 2 jam, jika 6 jam belum lahir maka akhiri kehamilan dengan induksi
- Inj Ampicilin 1g i.v
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium tanggal 31 Desember 2016 jam 23.37 WIB :
- Darah Rutin
Pemeriksaan
Hasil
CBC
WBC
8.5 [10 3/Ul]
RBC
4.7 [10 6/Ul]
HGB
L 11.4 [g/Dl]
HCT
40.7 [%]
PLT
352[10 3/Ul]
SERO IMUNOLOGI
HBs Ag
Negatif

VII.

Nilai Rujukan
4.00 11.00
3.80 5.80
11.5 16.5
37.0 47.0
150 450
Negatif

FOLLOW UP

Tgl/Jam

Tensi/

His

DJJ

Keterangan

Nadi/
31/8/16

Suhu
120/80

22.00

80
36

12-11-12 VT :Portio posterior kaku 1 jari,kulit ketuban (-)


bagian bawah kepala masih tinggi,
D/
G2P1A0 ui 33 tahun hamil 37 minggu
Janin 1 hidup intrauterine
Preskep puki
Ketuban Pecah Dini 4 jam
Infertilitas primer 2 tahun
S/

23.00

120/70

12-11-12

11-11-12

- Skin test Ampicilin hasil (-), Injeksi Ampicilin


1gram i.v. (22.00)
- Observasi tanda infeksi
- Observasi kesejahteraan janin
- Pengawasan 10

72
36
24.00

120/80

VT :Portio posterior kaku 1 jari,kulit ketuban (-)


bagian bawah kepala masih tinggi
D/
Idem

84
36
1/9/16
01.00

110/70

12-11-12

80
36
02.00

110/70

12-11-12

S/
- Akhiri persalinan dengan Priming I
Misoprostol 50 mcg (1/4 tablet) sublingual,
evaluasi 6 jam (06.00)
- Observasi dan evaluasi 6 jam (06.00)

88
36
03.00

110/70

5-6

78

(5)

36
04.00

110/60

5-6

72

(10)

36
05.00

120/60

5-6

72

(15)

36
06.00

11-12-12

11-12-11

11-12-12

120/80

5-6

80

(15)

36

11-11-12

VT : Portio posterior lunak 2 cm,effacement 25%


bagian bawah kepala masih tinggi,
kulit ketuban (-), air ketuban (+) mengalir,
lendir darah (-)
D/
Idem

Inpartu kala I fase laten


07:00

110/80

5-6

80

(20)

11-12-12

36
08:00

120/70

5-6

84

(30)

11-12-12

Infus RL + Oxitocin 5 unit 12 tpm terpasang lancar

36
09:00

S/
- Perbaikan his dengan Induksi Oxitocin 5 iu
dalam 500 cc infus RL, 8 tpm dinaikkan 4 tpm
setiap 30 menit hingga maksimal 20 tpm atau
hingga his adekuat
- Observasi dan pengawasan 10

120/80

4-5

84

(20)

11-12-12
Infus RL + Oxitocin 5 unit 16 tpm terpasang lancar

36
10:00

120/80

4-5

80

(20)

11-12-12

Infus RL + Oxitocin 5 unit 20 tpm terpasang lancar

36
11:00

120/70

4-5

84

(30)

11-12-12
-

36
12:00

120/80

3-4

80

(10)

111212

36

12.30

3-4
(10)

13.00

130/80

3-4

88

(20)

VT: Portio medial, konsistensi sedang 4 cm, eff


25%
bagian bawah kepala masih tinggi,
kulit ketuban (-), air ketuban (+), mengalir
lendir darah (+)
11-10-11
D/

36
13.30

Idem
Inpartu kala I fase aktif

3-4
(30)

14:00

120/70

3-4

80

(40)

S/
- Tunggu dan evaluasi 4 jam
- Pengawasan 10
11-10-11

36
15:00

120/80

3-4

84

(40)

11-10-11

36
16:00

120/80

3-4

80

(40)

36
17:00

110/80

2-3

80

(40)

36
18:00

120/80

2-3

88

(50)

11-12-12 VT: Portio medial, konsistensi sedang 8 cm, eff


75%
bagian bawah kepala masih tinggi,
kulit ketuban (-), air ketuban (-), mengalir
lendir darah (+)
11-12-12
S/

11-10-11

Tunggu dan observasi 2 jam

Pengawasan 10

36
Os. ingin mengejan
18.10

VT: Portio medial, lunak lengkap, eff 75%


bagian bawah kepala turun hodge III+
UUK depan
kulit ketuban (-), lendir darah (+)
S/ Pimpin bersalin
Lahir spontan bayi laki-laki hidup, Apgar score

18.15

91010. B/P : 2500gr/45cm.


Injeksi oxytocin 10 IU IM
Plasenta lahir spontan, kotiledon lengkap, H

18.15

4C/3Z, kontraksi uterus keras, TFU 2 jari pusat,

18.30

120/80

PPV 150 cc
Kala IV

18.45

120/80

Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV


10cc, VU

19.00

120/80

Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV


10cc, VU

19.30

120/80

Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV


10cc, VU

20.00

120/80

Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV


5cc, VU
Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV
5cc, VU
Kontraksi uterus keras, TFU 2jr pusat, PPV
5cc, VU
BAK + lancar
D/
P2A0 ui 33 tahun Post Partum Spontan H(-)
Monitoring : KU,VS,TFU,PPV,ASI,BAB,BAK
Edukasi : mobilisasi aktif
Tx/

Amoxicilin 3x500mg
Asam Mefenamat 3x 500mg
Albion 2x1

TINJAUAN PUSTAKA
Ketuban Pecah Dini

1. Definisi
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan korion
yang sangat erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel
mesenkim, dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput ketuban
berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap infeksi.
Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban
Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila Ketuban
Pecah Dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban Pecah Dini pada
kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini.
Ketuban Pecah Dini Prematur terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya selaput
ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen
matriks ekstra seluler amnion, dan apoptosis membran janin. Membran janin dan
desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban dengan
memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon yang
merangsang aktivitas matrix degrading enzym.
2. Etiologi
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi perubahan kimia yang menyebabkan selaput ketuban inferiorrapuh, bukan karena
seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.
Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.
Faktor resiko untuk terjadinya Ketuban Pecah Dini adalah :
berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen;
kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur
abnormal karena antara lain merokok

Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang dihambat


oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.
Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah
pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraseluler dan membran janin. Aktivitas
degradasi proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis
di mana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi Ketuban Pecah Dini.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput
ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi
perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada kehamilan aterm
merupakan hal fisiologis. Ketuban Pecah Dini pada kehamilan prematur di sebabkan
oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang menjalar dari vagina.
Ketuban Pecah Dini prematur sering terjadi pada polihidramion, inkompeten serviks,
solusio plasenta.
3. Diagnosis
Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban di vagina. Jika
tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta
pasien batuk atau mengedan. Penemuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes
lakmus (Nitrazin test) merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan
pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu
ibu lebih dari 38oC serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah > 15.000/mm3.
Janin yang mengalami takikardia, mungkin mengalami infeksi intrauterin. Tentukan
tanda-tanda persalinan dan skoring pelvik. Tentukan adanya kontraksi yang teratur.
Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan).
4. Komplikasi
Kontraksi yang timbul akibat Ketuban Pecah Dini bergantung pada usia kehamilan.
Dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal, persalinan prematur, hipoksi karena
kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio sesarea atau
gagalnya persalinan normal.
a. Persalinan Prematur

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24 jam
setelah ketuban pecah. Pada kehamilan 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24
jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
b.

Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada Ketuban Pecah Dini. Pada ibu terjadi
korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada Ketuban Pecah
Dini prematur, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara umum insiden infeksi
sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding dengn lamanya periode
laten.

c.

Hipoksia dan asfiksia


Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga
terjadi asfiksia dan hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin dan
derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.

d.

Syndrom deformitas janin


Ketuban Pecah Dini yang terjadi terlalu dini menyebaban pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan oleh kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonar.

5. Penatalaksanaan
Pastikan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal atau infeksi janin
Apakah dalam keadaan inpartu, dan adakah tanda kegawatan janin

Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang kadangkadan disertai tanda-tanda lain dari persalinan.
Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo dilihat adanya cairan
ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan pH vagina perempuan hamil sekitar 4,5; bila
ada cairan ketuban pHnya sekitar 7,1-7,3. Antiseptik yang alkalin akan menaikkan pH
vagina.
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat dikonfirmasikan
dengan adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya ketuban pecah dapat
diragukan serviks.
Penderita dengan kemungkinan Ketuban pecah Dini harus masuk rumah sakit untuk
diperiksa lebih kanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien dapat
pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif, korioamnionitis, gawat
janin, persalinan diterminasi. Bila ketuban pecah dini pada kehamilan prematur, diperlukan
penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum penatalaksanaan pasien ketuban pecah
dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin,
penatalaksanaannya bergantung pada usia kehamilan.
Penatalaksanaan dapat berupa konservatif dan aktif;
1. Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila
tak tahan ampisilin, dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari). Jika umur kehmilan <
32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
lagi keluar. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa
negatif berikan deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin.
Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah
inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi
sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik, dan
lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu
pematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin
tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari,
deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2. Aktif

Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea. Dapat
pula diberikan misoprostol 25mg-50mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali. Bila
ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak

berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.


Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham, F, G., MacDonald. P, C., Gant, N, F. 1995. Obstetri William. EGC.
Jakarta.
2. Saifuddin, A.B., Wiknjosastro, H., Affandi B., Waspodo, D., 2006. Buku Bina
Pustaka. Jakarta.
3. Wiknjosastro, H., Saifuddin, B, A., Rachimhadhi, T. 2006. Ilmu Kebidanan,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai