BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Alkohol sangat penting bagi kehidupan sehari-hari karena dapat
digunakan sebagiai zat pembunuh kuman, bahn bakat maupun pelarut. Dalam
laboratorium dan indrustri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Dan
alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai
atau cincon hidrokarbon.
Alkohol adalah persenyawaan organic yang mempunyai satu atau
lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat
alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air.
Alkohol bereaksi dengan logam seperti Natrium atau Kalium dengan
membentuk hydrogen bebas dan alkoksida logam yang larut dalam alkoholnya
merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium hidroksida karena kesamaan
alkohol lebih lemah dari air. Sebaliknya fenol lebih asam dari air dengan natrium
dan kalium membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih lemah.
Alkohol dan fenol memiliki perbedaan yang dapat ditunjukkan melalui
beberapa pereaksi seperti pereaksi Lucas dan Kromat Anhidrat. Alkohol dan
Fenol adalah asam-asam lemah (Alkohol 10-100 kali lebih lemah dari air, fenol
10-100 lebih kuat dari air). Tentang kesamaan ini dapat diketauhi dengan
penambahan karbonat bikarbonat membentuk CO2 yang ditujukan dengan adanya
gelembung-gelembung gas. Alkohol bereaksi dengan logam seperti natrium atau
kalium dengan membentuk hidrogen bebas dan alkokhoida. Alkoksida logam
yang larut dalam alkoholnya merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium
hidroksida karena kesamaan alkohol (lebih lemah dari pada air). Sebaliknya
Fenol (yang lebih asam dari air) dengan natrium atau kalium membentuk
fenoksida yang sidat basanya lebih lemah.
WIDYAWATI
Fenol merupakan asam yang lebih kuat disbanding alkohol atau air.
Keuatan asam fenol kira-kira ditengah diantara etanol dan asam asetat. Ion
fenoksida merupakan asam yang lemah dibanding OH, oleh karena itu, fenoksida
dapat diolah dengan sesuatu fenol NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat
berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibanding alkohol
karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar
(delokalisasi) oleh cincin aromatic. Reaksi dengan asam kuat meghasilkan
pemindahan (eliminasi gugus fungsi OH), alkohol dan fenol adalah asam-asam
lemah.
Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus R-OH
dapat dianggap sebagai turunan hidroksi alkana R H, maupun sebagai turunan
alkil dari air H OH.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud praktikum dari percobaan tersebut adalah untuk mempelajari
bebarapa sifat fisika kima dari alkohol dan fenol seta membedakan antara alkohol
primer,sekunder dan tersier.
WIDYAWATI
WIDYAWATI
WIDYAWATI
WIDYAWATI
(3)
WIDYAWATI
WIDYAWATI
Na2CO3 pada
WIDYAWATI
l
metanol
larut
Tidak larut
Amil alkohol
Tidak larut
larut
fenol
larut
Tidak larut
WIDYAWATI
Ket.
Pereaksi Lucas
Primer (etanol)
Larut
Sekunder
Ket.
alkohol)
Tersier
Fenol (fenol)
Na2CO3
NaHCO3
Amil Alkohol
Ada gelembung
Ada gelembung
Fenol
Asam asetat
Ket.
FeCl3
Bening kuning jernih
Amil alkohol
Fenol
Tidak bereaksi
Bening ungu
Ket.
Reaksi :
B.
ZnCl2
C2H5OH + HCl
C2H5Cl + H2O
OH
Cl
ZnCl2
CH3
CH3
ZnCl2
CH3 - CH OH HCl
CH3
C. CH3- (CH2)4 OH + Na2CO3
CH3 CH Cl + H2O
CH3
CH3 (CH2)4 CO3+
Na2OH
Ar OH + Na2CO3
O
CH3 C OH + Na2CO3
CH3 (CH2)4 OH + 2NaHCO3
Ar OH + 2NaHCO3
O
CH3 C OH + 2NaHCO3
Ar CO3 2NaOH
O
CH3 C + 2NaOH
CH3(CH2)4 CO3 + 2NaOH
Ar CO3 + 2NaOH
O
CH3 C CO3 + 2NaOH
WIDYAWATI
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama ini, untuk etanol dapat larut dengan sempurna dalan
air. Namun, lebih cepat larut pada n-heksana. Untuk amyl alkohol dalam air tidak
larut, dan untuk fenol larut dengan sempurna namun idak larut dalam n-heksana.
Digunakan air dan n-heksana dikarenakan untuk mengetahui perbedaan
kelarutan dari alkohol dan fenol. Alkohol dapat bersifat polar dan non polar
tergantung dari rantai karbon tempat terikatnya gugus OH. Semakin panjang
rantai karbon maka semakin sukar larut dalam air, artinya ia bersifat polar. Untuk
fenol dia bersifat semipolar artinya fenol larut dalam oelarut polar atu fenol
bersifat polar karena ia larut dalam air.
Hasil yang diperoleh dari kelarutan air dan n-heksana berbeda dengan yang
ada di Farmakope Indonesia Edisi 3 hal 607 yang menyatakan alkohol dan fenol
tidak dapat larut dalam air sedangkan dalam n-heksana tidak larut sebab alkohol
dan fenol tidak dapat membentuk hidrogen dengan n-heksana merupakan pelarut
polar.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi yaitu pada alat yang mungkin kurang
bersih, pereaksi yang sudah terkontaminasi dengan pereaksi lain, sehingga hasil
yang diperoleh tidak maksimal.
Percobaan kedua pertama-pertam disiapkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
reaksi diisi 1 ml pereaksi lucas. Kemudian 3-5 tetes alkohol primer (etanol) pada
tabung (1) dan 3-5 tetes alkohol sekunder (2-propanol) pada tabung (2). Kocok
dan biarkan selana 3 menit. Perhatikan kelarutannya.
Dalam percobaan, digunakan pereaksi lucas karena sifat yang terdapat pada
pereaksi Lucas yagni HCl pekat dengan katalis ZnCl 2. Kita tidak menggunakan
pereaksi-pereaksi lainnya, karena dari setiap pereaksi itu memiliki tingkat tekanan
yang berbeda-beda. Dan untuk melakukan reksi ini, harus pada suhu yang rendah
dan diletakan pada tempat kering pada syhu -12oC, namun keterbatasan alat kita
hanya melakukan pada suhu ruangan.
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043
WIDYAWATI
Pada percobaan kedua ini, untuk alkohol primer dalam pereaksi Lucas larut,
begitupula dengan alkohol sekunder. Hal ini sama dengan teori yang menyatakan
bahwa alkohol primer dan sekunder dapat larut dalam pereaksi lucas.
Pada percobaan ketiga, pertama-tama disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung
pertama diisi dengan amil alkohol, tabung kedua diisi dengna femol, tabung
ketiga diisi dengan asam asetat masing-masing 1 ml. kemuadian masing-masing
tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml NaCO3, dikocok dan dibiarkan selama 3
menit, perhatikan perunahan yang terjadi. Dilakukan hal yang sama dengan
mengganti Na2CO3 NaHCO3.
Pada percobaan ketiga diperoleh hasil, untuk amil alkohol yang direaksikan
dengan Na2CO3, terdapat gelembung gas sedangkan jika direaksikan dengan
NaHCO3 tidak terjadi gelembung, terbentuk dua fase. Untuk fenol direaksikan
dengan NaHCO3 tidak terjsdi gelembung.
Percobaan keempat, pertama-tam disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung
pertama diisi etanol, tabung kedua diisi amil alkohol dan tabung ketiga diisi
dengan fenol masing-masing 1 ml, masing-masing pereaksi ditambahkan FeCl 3.
Diacatat perubahan yang terjadi.
Untuk etanol yang ditambahkan dengan FeCl3 terjadi perubahan pereaksi
menjadi kuning jernih. Untuk amil alkohol, terdapat dua fase, yakni pada larutan
amil alkohol dan pada dasar larutan FeCl3. Hal ini dikarenakan amil alkohol
dengan FeCl3 tidak larut sempurna. Sedangkan untuk fenol, tejadi perubahan
warna menjadi ungu yang berarti fenol bereaksi dengam FeCl3.
Adapun kesalahan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Kesalahan dalam penetesan pereaksi.
2.pemberian alkohol,fenol,dll dalam jumlah yang kurang atau lebih.
Aplikasi alkohol dan fenol dalam dunia farmasi itu sendiri yaitu kita dapat
melihat dari segi penggunaan manfaat alkohol dan fenol itu sendiri. Sebagaimana
yang kita ketahui, alkohol dan fenol itu bergua sebagai antiseptik dalam
WIDYAWATI
WIDYAWATI
DAFTAR PUSTAKA
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043
WIDYAWATI
WIDYAWATI