Anda di halaman 1dari 16

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Alkohol sangat penting bagi kehidupan sehari-hari karena dapat
digunakan sebagiai zat pembunuh kuman, bahn bakat maupun pelarut. Dalam
laboratorium dan indrustri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Dan
alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai
atau cincon hidrokarbon.
Alkohol adalah persenyawaan organic yang mempunyai satu atau
lebih gugus hidroksil. Karena ikatan hidroksil bersifat kovalen, maka sifat
alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air.
Alkohol bereaksi dengan logam seperti Natrium atau Kalium dengan
membentuk hydrogen bebas dan alkoksida logam yang larut dalam alkoholnya
merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium hidroksida karena kesamaan
alkohol lebih lemah dari air. Sebaliknya fenol lebih asam dari air dengan natrium
dan kalium membentuk fenoksida yang sifat basanya lebih lemah.
Alkohol dan fenol memiliki perbedaan yang dapat ditunjukkan melalui
beberapa pereaksi seperti pereaksi Lucas dan Kromat Anhidrat. Alkohol dan
Fenol adalah asam-asam lemah (Alkohol 10-100 kali lebih lemah dari air, fenol
10-100 lebih kuat dari air). Tentang kesamaan ini dapat diketauhi dengan
penambahan karbonat bikarbonat membentuk CO2 yang ditujukan dengan adanya
gelembung-gelembung gas. Alkohol bereaksi dengan logam seperti natrium atau
kalium dengan membentuk hidrogen bebas dan alkokhoida. Alkoksida logam
yang larut dalam alkoholnya merupakan basa kuat. Sama halnya dengan natrium
hidroksida karena kesamaan alkohol (lebih lemah dari pada air). Sebaliknya
Fenol (yang lebih asam dari air) dengan natrium atau kalium membentuk
fenoksida yang sidat basanya lebih lemah.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

Fenol merupakan asam yang lebih kuat disbanding alkohol atau air.
Keuatan asam fenol kira-kira ditengah diantara etanol dan asam asetat. Ion
fenoksida merupakan asam yang lemah dibanding OH, oleh karena itu, fenoksida
dapat diolah dengan sesuatu fenol NaOH dalam air. Reaktifitas ini sangat
berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibanding alkohol
karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan muatan negatifnya disebar
(delokalisasi) oleh cincin aromatic. Reaksi dengan asam kuat meghasilkan
pemindahan (eliminasi gugus fungsi OH), alkohol dan fenol adalah asam-asam
lemah.
Alkohol merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus R-OH
dapat dianggap sebagai turunan hidroksi alkana R H, maupun sebagai turunan
alkil dari air H OH.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud praktikum dari percobaan tersebut adalah untuk mempelajari
bebarapa sifat fisika kima dari alkohol dan fenol seta membedakan antara alkohol
primer,sekunder dan tersier.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Umum
Alkohol dikenal sebagai hidrokarbon yang molekulnya mengandung
gugus hidroksi [OH-] salid atau lebih sebagai ganti atom hidrogen yang terikat
pada rantai karbon alifatik. Yang hanya satu gugus OH disebut mono akohol
sendangkan yang mempunyai dua gugus dua gusus alkohol disebut dialkohol,
dsb. Mono alkohol turunan alkana disebut alkanol karena rumus alkana adalah
CnH2n+2 maka umum alkohol adalah CnH2n+1 OH atau R OH dengan R = gugus
alkil. Alkohol sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan
sebagai bahan bakar, pelarut, yaitu metanol. Sebagai bahan antisepksik untuk
metanol. Osopromi alkohol adalah komponen utama alkohol gosok. Sedangkan
spritus, bahan ramuan untuk minuman keras atau bahan pembuatan berbagai
senyawa dapat dibuat dari alkohol (Pine, S.H, 1988).
Alkohol adalah turunan hidroksil dari alkana R H, maupun senyawa
turunan alkil dari air. Terdapat didalam terutama dalam bentuk ester. Merupakan
senyawa yang banyak penggunaannya, terutam sebagai pelarut senyawa organic,
disamping itu pembuatan senyawa-senyawa organik yang lain. Berdasarkan cara
pembuatan maupun raksi-reaksinya, alkohol merupakan senyawa hidroksida
turunan dari alkana atau air (Wilbraham, 1992).
Alkohol merupakan kumpulan senyawa organik yang cukup popular
dan rumus dapat ditulis sebagai R OH, dengam R- adalah gugus alkil dan
gugus hidroksil OH sebegai gugus fungsi. Fenol mempunyai struktur yang
hampir mirip dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung pada
cincin aromatik. Dan dengan Ar- (sebagai aril) maka rumus fenol dituliskan ArOH (Fessenden, 1997).
Karena merupakan turunan alkana, maka kemungkinan atom hidrogen
yang digantikan oleh gugus hidroksi dapat satu atau lebih, sehingga dikenal
(Barasi, 1998):
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

a. Monohidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung satu gugus


hidroksi
b. Polihidroksi alkohol, yaitu alkohol yang mengandung lebih dari satu
gugus hidroksi.
Atom oksigen yang bervalensi dua, biasa satu atau keduanya berikatan
dengan karbon, bila berikatan dengan hidrogen dan lain beriatan dengan karbon
C O H. bentuk senyawa ini adalah bentuk senyawa organik hidroksiat. Ini
yang disebut fungsi hidroksil (OH). Bila gugus OH terikat pada atom alifatis
disebut alkohol, alifatis dan bila gugus O H terikat pada atom disebut fenol.
Sifat kimia kedua berbeda, alkohol alfatis dibagi berdasarkan dimana gugus O
H terikat pada atom karbon : yaitu primer, sekunder dan tersier (Basari, 1988).
1. Jenis-jenis alkohol dapat digolngkan menjadi 2, yaitu (Besari,1998) :
1. Menurut valensi satu, misalnya etanol
2. alkohol valensi dua, misalnya glikol
3. alkohol valensi tiga, misalnya gliserol
2. Menurut kedudukan gugus OH pada atom C (jenis atom C yang mengikat
gugus OH), dapat debidakan menjadi (Basari, 1988) :
a. Alkohol primer [1o]
Dalam alkohol primer gugus OH terikat pada atom C primer
b. Alkohol sekunder [2o]
Dalam alkohol sekunder, gugus OH teikat pada atom C sekunder
c. Alkohol tersier
Dalam alkohol tersiser, gugus OH terikat pada atom C tersier
Kesamaan dari fenol dapat dilihat dari resonansi molekul fenol.
Electron bebas dari atom oksigen tertarik kedalam intin benzene dan
terdistribusi merata keseluruh molekul akibatnya atom oksigen bermuatan
positif dan melepaskan proton. Dengan adanya molekul air, sifat kesamaan
fenol dapat dilihat (Tim Dosen Kimia Organik, 2014).

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya


melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya biasanya nama lazim
dengan akhiran-ol. Fenol mempunya sidat-sifat yaitu (Riawan,1990) :
a.
b.
c.
d.
e.

Mempunyai sifat asam


Mudah dioksidasi
Memberi reaksi-reaksi warna dengan FeC13
Mempunyai sifat antiseptik, beracun dan mengikis
fenol bias digunakan sebagai antispektum,aspirin dan fenolflatein.
Perbedaan alkohol dan fenol (Kimia organik, 1982) :

a. Hidrogen pada fenol bersifat asam dari pada alkohol


b. Gugus OH pada fenol terikat ada cincin sedang pada alkohol terikat dengan
atom terbuka, gugus OH pada aromatik sulit diaubtitusi pada alkohol biasa
distribusi.
Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung suatu gugus
hidroksil (-OH) atau lebih sebgai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol.
Alkohol tersederhana diturunkan dari alkan dan mengandung hanya satu
gugus hidrosil per molekul. Senyawa ini mempunyai rumus molekul umum
ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1 (Keenan, 1986).
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang
satu ataom H-nya diganti dengan gugus OH (hidroksil). Alkohol adalah R
OH dimana R adalah gugus alkil. Golongan senyawa alkohol juga dapat
ditulis CnH2n+1 OH (Ghalib, 2010).
Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus OH pada atom C.
alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alhol primer, alkohol sekunder dan
alkhol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus OH teriat pada atom C primer
(atom C yang mnengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol
sekunder yaitu jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang
mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika
gugus OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat secara
langsung tiga buah atom C yang lain). Secara fisik akan sulit membedakan
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

anatara alkohol primer,sekunder dan tersier . karena baud an wrna ketiganya


dapat dikatakan sama (Ghalib, 2010).
2.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
1. Kelarutan dalam air dan n-heksana
a. Disiapkan 2 buahbtabung reaski yang bersih dan kering.
b. Masing-masing tabung reaksi diisi dengan 0,5 ml air dan nheksana.
c. Kedalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan setets
metano.l
d. Dikocok dan diperhatikan kelarutannya.
e. Kerjakan 1-4 untuk alkhol yang beberda.
f. Kerjakan 1-4 dengan menggunakan feno.l
2. Alkohol primer,sekunder dan tersier
a. Disiapkan 3 buah tabung reaksi.
b. Masing-masing tabung diisi dngan dengan 1 ml pereaksi Lucas.
c. Ditambahkan 3-5 tetes alkohol primer pada tabung (1), 3-5 tetes
alhohol sekunder pada tabung (2), 3-5 alkohol testier pada tabung
(3).
d. Kocok dan hiarkan selam 3-5 menit.
e. Perhatikan perubahan dan catat.
f. Kejakan 1-5 dengan menggunakan fenol.
3. Beberapa reaksi alkohol dan fenol
4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
5. Tabung (1) diisi amyl alkohol, tabung (2) dengan fenol, tabung

(3)

dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-masing 1 ml.


6. Masing-masing tabug reaksi ditambah dengan 0,5 ml Na2CO3.
7. Kocok dan biarkan 3-5 menit
8. Perhatikan perubahan yang terjadi
9. Kerjakan seperti 1-5 dengan menggunakan NaHCO3.
10. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
11. tabung (1) diisi metanol, tabung (2) diisi dengan amyl alkohol dan tabung
(3) dengan fenol masing-masing 1 ml.
12. Ke dalam masing-masin tabung reaksi ditambahkan beberapa tetes FeC13
3%. Catat perubahan yang terjadi.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 3 METODE KERJA


3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas ukur 5 ml, rak
tabung dan tabung reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air, alkohol,
CH3COOH, fenol, HCl 0,1 N, Na2CO3, NaHCO2, n-heksana dan pereaksi lucas.
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

3.3 Cara Kerja


1.

Kelarutan dalam air dan n-heksana


Disiapkan 3 buah tabung reaksi, tambahkan 0,5 mL air pada tabung (1)
dan 0,5 mL n-heksana pada tabung (2), kemudian ditambahkan setetes etanol
pada masing-masing tabung reaksi, dikocok dan amati kelarutannya. Kerjakan
seperti cara diatas dengan menggunakan amyl alkohol. Kerjakan seperti cara
diatas dengan menggunakan fenol.

2. Alkohol primer, sekunder dan tersier


Disiapkan 3 buah tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung
dengan 1 ml pereaksi lucas. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes untuk masingmasing tabung dimana tabung (1) ethanol sebagai alcohol primer, tabung (2)
amyl alcohol sebagai alcohol sekunder. Diamati perubahan yang terjadi dan
dicatat. Selanjutnya dikerjakan seperti kegiatan diatas dengan menggunakan
fenol.
3. Beberapa reaksi Alkohol dan fenol
A. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Disiapkan 3 tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung
dengan Amyl alkohol pada tabung (1),Fenol pada tabung (2),dan Asam
asetat pada tabung (3). Setelah itu ditambahkan 0,5 ml

Na2CO3 pada

masing-masing tabung. Dikocok dan biarkan selama 3-5 menit. Perhatikan


perubahan dan catat. Selanjutnya dikerjakan seperti kegiatan diatas dengan
mengganti Na2CO3 dengan NaHCO3.
B. Reaksi dengan FeCl3
Disiapkan 3 tabung reaksi, kemudian diisi masing-masing tabung
dimana tabung (1) dengan ethanol, tabung (2) dengan amyl alcohol, dan
tabung (3) dengan fenol masing-masing 1 ml. Setelah itu ditambahkan
beberapa tetes FeCl3 kedalam masing-masing tabung, diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 4 HASIL DAN PENGAMATAN


4.1 Hasil Praktikum
a. Kelarutan dalam air dan n-heksana
Alkohol/Feno

Kelarutan dalam air

Kelarutan dalam n-heksana

l
metanol

larut

Tidak larut

Amil alkohol

Tidak larut

larut

fenol

larut

Tidak larut

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

Ket.

ALKOHOL DAN FENOL

b. Alkohol Primer, Sekunder dan tersier dengan pereaksi Lucas


Alkohol

Pereaksi Lucas

Primer (etanol)

Larut

Sekunder

Ket.

(amil Tidak larut

alkohol)
Tersier
Fenol (fenol)

Larut terbentuk warna kuning pudar

c. Beberapa reaksi alkohol dan fenol


1. Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
Alkohol/Fenol

Na2CO3

NaHCO3

Amil Alkohol

Ada gelembung

Ada gelembung

Fenol

Tidak ada gelembung

Tidak ada gelembung

Asam asetat

Tidak ada gelembung

Tidak ada gelembung

Ket.

2. Reaksi dengan FeCl3


Zat
Ethanol

FeCl3
Bening kuning jernih

Amil alkohol
Fenol

Tidak bereaksi
Bening ungu

Ket.

Reaksi :
B.

ZnCl2
C2H5OH + HCl

C2H5Cl + H2O

OH

Cl
ZnCl2

CH3 CH2 CH CH3 + HCl


NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

CH3 CH2 CH CH3 - + H2O


WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

CH3
CH3
ZnCl2
CH3 - CH OH HCl
CH3
C. CH3- (CH2)4 OH + Na2CO3

CH3 CH Cl + H2O
CH3
CH3 (CH2)4 CO3+
Na2OH

Ar OH + Na2CO3
O
CH3 C OH + Na2CO3
CH3 (CH2)4 OH + 2NaHCO3
Ar OH + 2NaHCO3
O
CH3 C OH + 2NaHCO3

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

Ar CO3 2NaOH
O
CH3 C + 2NaOH
CH3(CH2)4 CO3 + 2NaOH
Ar CO3 + 2NaOH
O
CH3 C CO3 + 2NaOH

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama ini, untuk etanol dapat larut dengan sempurna dalan
air. Namun, lebih cepat larut pada n-heksana. Untuk amyl alkohol dalam air tidak
larut, dan untuk fenol larut dengan sempurna namun idak larut dalam n-heksana.
Digunakan air dan n-heksana dikarenakan untuk mengetahui perbedaan
kelarutan dari alkohol dan fenol. Alkohol dapat bersifat polar dan non polar
tergantung dari rantai karbon tempat terikatnya gugus OH. Semakin panjang
rantai karbon maka semakin sukar larut dalam air, artinya ia bersifat polar. Untuk
fenol dia bersifat semipolar artinya fenol larut dalam oelarut polar atu fenol
bersifat polar karena ia larut dalam air.
Hasil yang diperoleh dari kelarutan air dan n-heksana berbeda dengan yang
ada di Farmakope Indonesia Edisi 3 hal 607 yang menyatakan alkohol dan fenol
tidak dapat larut dalam air sedangkan dalam n-heksana tidak larut sebab alkohol
dan fenol tidak dapat membentuk hidrogen dengan n-heksana merupakan pelarut
polar.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi yaitu pada alat yang mungkin kurang
bersih, pereaksi yang sudah terkontaminasi dengan pereaksi lain, sehingga hasil
yang diperoleh tidak maksimal.
Percobaan kedua pertama-pertam disiapkan 2 tabung reaksi. Masing-masing
reaksi diisi 1 ml pereaksi lucas. Kemudian 3-5 tetes alkohol primer (etanol) pada
tabung (1) dan 3-5 tetes alkohol sekunder (2-propanol) pada tabung (2). Kocok
dan biarkan selana 3 menit. Perhatikan kelarutannya.
Dalam percobaan, digunakan pereaksi lucas karena sifat yang terdapat pada
pereaksi Lucas yagni HCl pekat dengan katalis ZnCl 2. Kita tidak menggunakan
pereaksi-pereaksi lainnya, karena dari setiap pereaksi itu memiliki tingkat tekanan
yang berbeda-beda. Dan untuk melakukan reksi ini, harus pada suhu yang rendah
dan diletakan pada tempat kering pada syhu -12oC, namun keterbatasan alat kita
hanya melakukan pada suhu ruangan.
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

Pada percobaan kedua ini, untuk alkohol primer dalam pereaksi Lucas larut,
begitupula dengan alkohol sekunder. Hal ini sama dengan teori yang menyatakan
bahwa alkohol primer dan sekunder dapat larut dalam pereaksi lucas.
Pada percobaan ketiga, pertama-tama disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung
pertama diisi dengan amil alkohol, tabung kedua diisi dengna femol, tabung
ketiga diisi dengan asam asetat masing-masing 1 ml. kemuadian masing-masing
tabung reaksi ditambah dengan 0,5 ml NaCO3, dikocok dan dibiarkan selama 3
menit, perhatikan perunahan yang terjadi. Dilakukan hal yang sama dengan
mengganti Na2CO3 NaHCO3.
Pada percobaan ketiga diperoleh hasil, untuk amil alkohol yang direaksikan
dengan Na2CO3, terdapat gelembung gas sedangkan jika direaksikan dengan
NaHCO3 tidak terjadi gelembung, terbentuk dua fase. Untuk fenol direaksikan
dengan NaHCO3 tidak terjsdi gelembung.
Percobaan keempat, pertama-tam disiapkan 3 buah tabung reaksi. Tabung
pertama diisi etanol, tabung kedua diisi amil alkohol dan tabung ketiga diisi
dengan fenol masing-masing 1 ml, masing-masing pereaksi ditambahkan FeCl 3.
Diacatat perubahan yang terjadi.
Untuk etanol yang ditambahkan dengan FeCl3 terjadi perubahan pereaksi
menjadi kuning jernih. Untuk amil alkohol, terdapat dua fase, yakni pada larutan
amil alkohol dan pada dasar larutan FeCl3. Hal ini dikarenakan amil alkohol
dengan FeCl3 tidak larut sempurna. Sedangkan untuk fenol, tejadi perubahan
warna menjadi ungu yang berarti fenol bereaksi dengam FeCl3.
Adapun kesalahan yang terjadi disebabkan oleh:
1. Kesalahan dalam penetesan pereaksi.
2.pemberian alkohol,fenol,dll dalam jumlah yang kurang atau lebih.
Aplikasi alkohol dan fenol dalam dunia farmasi itu sendiri yaitu kita dapat
melihat dari segi penggunaan manfaat alkohol dan fenol itu sendiri. Sebagaimana
yang kita ketahui, alkohol dan fenol itu bergua sebagai antiseptik dalam

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

penyembuhan luka juga biasanya digunakan sebagai pembersih alat-alat


kesehatan.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan diatas bahwa:
a. alkohol dan fenol untuk sampel etanol dan fenol larut sempurna dalam air dan
n-heksana tidak larut dalam air. Sedangkan untuk amil alkohol tidak larut
dalam air namun larut dalam n-heksana.
b. alkohol dan pada pereaksi lucas, untuk sampel etanol (alkohol primer) larut,
namun untuk sampel kedua (alkohol sekunder) tidak larut.
c. Alkohol dan fenol untuk sampel amil alkohol terbentuk gelembung dama
Na2CO3 dan bigitupula pada NaHCO3. Sedangkan sampel fenol dan asam
asetat dalam Na2CO3 dan NaHCO3 tidak terjadi gelembung
d. Alkohol dan fenol pada larutan FeCl3, untuk etanol terjadi perubahan warna
dari bening menjadi kuning jernih, untuk amil alkhol tidak bereaksi dan untuk
fenol terjadi perubahan dari bening menjadi ungu.
5.2 Saran
Saran saya agar selama praktikum berjalan dengan baik, mohon kiranya
asisten dapat terus mendampingi praktikan kelompoknya bukan kelompok lain.

DAFTAR PUSTAKA
NOVIA HERAWATI LABUDU
15020130043

WIDYAWATI

ALKOHOL DAN FENOL

Anonim, 2016, Kimia organik, Universitas Muslim Indonesia, Makassar.


Basari, Ismail, 1994. Kimia Organik untuk Universitas. Armico, Bandung.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi Ketiga, Departemen Kesehatan RI :
Jakarta.
Fesseden & Fesseden, 1991, Kimia Organik Edisi III Jilid Kedua, Erlangga, Jakarta.
Ghalib, Achmad Kholish, 2010, Buku Kimia Pintar, Powerbooks, Jakarta.
Keenan,W. Chalerles, 1986, Kimia Untuk Universitas Edisi IV, Erlangga, Jakarta.
Pine,Stanley.H dkk, 1988, Kimia Organik1, ITB. Bandung.
Riawan, 1990, Pengantar Kimia Organik, Rineke Cipta, Yogyakarta.
Tim Dosen UNHAS, 2004, Kimia Organik 1, Makassar.

NOVIA HERAWATI LABUDU


15020130043

WIDYAWATI

Anda mungkin juga menyukai