Anda di halaman 1dari 15

JENIS-JENIS KONTRASEPSI NON-HORMONAL Kontrasepsi Tanpa Menggunakan

Alat/Obat
Sanggama Terputus (Koitus Interruptus)
Cara ini mungkin merupakan cara kontrasepsi tertua yang dikenal manusia, dan mungkin masih merupakan cara terbanyak yang dilakukan hingga kini. Walaupun cara ini
merupakan cara dengan banyak kegagalan, koitus interruPtus menrpakan cara utama
dalam penurunan angka kelahiran di Prancis pada abad ke-l7 dan abad ke-18
Sanggama terputus ialah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya oleh
sebagian besar laki-laki, dan setelah itu masih ada waktu kira-kira "detik" sebelum ejakulasi terjadi. Vaktu yang singkat ini dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari
vagina. Keuntungan, cara ini tidak membutuhkan biaya, alat,-alat.atauPun persiapan,
tetapi kekurangannya adalah untuk menyukseskan cara ini dibutuhkan pengendalian diri
yang besar dari pihak laki-laki. Beberapa laki-laki karena faktor jasmani dan emosional
tidak dapat mempergunakan cara ini. Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbul-

kan neurasteni.
Efektivitas cara ini umumnya dianggap kurang berhasil, sungguhpun penyelidikan yang
dilakukan di Amerika dan Inggris membuktikan bahwa angka kehamilan dengan cara ini
hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan cara yang mempergunakan kontrasepsi
mekanis atau kimiawi. Kegagalat dengan cara ini dapat disebabkan oleh (1) adanya
pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (praejaculatory fluid), yakni dapat mengandung
sperma, apalagi pada koitus yang berulang (repeated coitus); (2) terlambatnya
pengeluaran penis dari vagina, dan (3) pengeluaran semen dekat pada vulva (pettng), oleh
karena adanya hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri melalui benang lendir
serwiks uteri yang pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi.

Pembilasan Pascasanggama (Postcoital Douche)


Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka atau
obat lain) segera setelah koitus merupakan suaru cara yang telah lama sekali dilakukan
untuk tujuan kontrasepsi. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan sperma secara mekanik
dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk memperoleh efek spermisida serta menjaga
asiditas vagina. Efektivitas cara ini mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi hanya
dalam batas-batas tertentu karena sebelum dilakukannya pembilasan spermatozoa dalam
jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.
Perpanjangan Masa Menyusui Anak (Prolonged Lactation)
Sepanjang sejarah perempuan mengetahui bahwa kemungkinan untuk menjadi hamil
menjadi lebih kecil apabila mereka tems menyusui anaknya setelah melahirkannya.
Maka, memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah kehamilan.
Efektivitas menyusui anak dapat mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea
postpartum. Akan tetapi, ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi dan akan mendahului
haid pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi, konsepsi dapat terjadi selagi perempuan
tersebut masih dalam keadaan amenorea dan terjadilah kehamilan kembali setelah
melahirkan sebelum mendapatkan haid. (Meberumbung)

Pantang Berkala (Rbythm Metbod)


Cara ini mula-mula diperkenalkan oieh Kyusaku Ogino dari Jepang dan Hermann Knaus

dari Jerman, kira-kira pada waktu yang bersamaan, yaitu sekitar tahun 1931. Oleh karena
itu, cara ini sering juga disebut cara Ogino-Knaus. Mereka bertitik tolak dari hasil
penyelidikan mereka bahwa seorang perempuan hanya dapat hamil selama beberapa hari
saja dalam daur haidnya. Masa subur yang juga disebut "fase ovulasi" mulai 48 jam
sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa itu,
perempuan tersebut berada dalam masa tidak subur.
Kesulitan cara ini ialah sulit untuk menentukan waktu yang tepat dari omlasi; ovulasi
umumnya terjadi 14 + 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan
demikian, pada perempuan dengan haid yang tidak teratur, sangat sulit atau sama sekali
tidak dapat diperhitungkan saar terjadinya ovulasi. Selain itu, pada perempuan dengan
haid teratur pun ada kemungkinan hamil, oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit)
ovnlasi tidak datang pada waktunya atau sudah datang sebelum saat semesrinya.
Pada perempuan-perempuan dengan daur haid tidak teratur, akan tetapi dengan variasi
yang tidak jauh berbeda, dapat ditetapkan masa subur dengan suatu perhitungan, di mana
daur haid terpendek dikurangi dengan 18 hari dan daur haid terpanjang dikurangi dengan
11 hari. Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi. Untuk dapat
mempergunakan cara itu, perempuan yang bersangkutan sekurang- kurangnya harus
memprnyai catatan tentang lama daur haidnya selama 5 bulan, atau lebih baik jika
perempuan tersebut mempunyai catatan tentang lama daur haidnya se- lama satu tahun
penuh.
Untuk memudahkan pemakaian cara ini di bawah ini disajikan satu tabel untuk
menentukan masa subur dan masa tidak subur

Efektivitas cara ini akan lebih tepat jika dibarengi dengan cara pengukuran suhu basal
badan (SBB); dengan pengukuran ini dapat ditentukan dengan tepat saat terladinya
ovuasi. Menjelang ovulasi suhu basal badan turun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi
suhu basal badan naik lagi sampai tingkat lebih tinggi daripada tingkat suhu sebelum
ovulasi, dan tetap tinggi sampai akan terjadinya haid. Dengan demikian bentuk grafik
suhu basal badan adalah bifasis, dengan dataran pertama lebih rendah daripada dataran
kedua, dengan saat ovulasi di antaranya.
Pengukuran suhu basal badan dilakukan setiap hari sesudah haid berakhir sampai
mulainya haid berikumya. Usaha itu dilakukan sewaktu bangun pagi sebelum
menjalankan kegiatan apapun, dengan memasukkan termometer dalam rektum atau
dalam mulut di bawah lidah selama 5 menit.
Dengan menggunakan suhu basal badan, kontrasepsi dengan cara pantang berkala dapat
ditingkatkan efektivitasnya. Akan tetapi, harus diingat bahwa beberapa faktor dapat
menyebabkan kenaikan suhu basal badan tanpa terjadinya ovulasi, misalnya karena
infeksi, kurang tidur, atau minum alkohol.

Kontrasepsi Sederhana untuk Laki-laki


Kondom
Penggunaan kondom untuk tujuan perlindungan terhadap penyakit kelamin telah dikenal
sejak zaman Mesir kuno. Pada tahun 1553 Gabriele Fallopii melukiskan tentang
penggunaan kantong sutera yang diolesi dengan minyak, dan yang dipasang
menyelubungi penis sebelum koitus. Penggunaannya ialah untuk tujuan melindungi lakilaki terhadap penyakit kelamin.
Pemakaian kondom untuk tujuan kontrasepsi baru dimulai kira-kira pada abad ke-18 di
Inggris. Pada mulanya kondom terbuat dari usus biri-biri. Pada tahun 1844 Goodyear
telah berhasil membuat kondom dari karet. Kondom yang klasik terbuat dari karet
(lateks) dan usus biri-biri. Yang kini paling umum dipakai ialah kondom dari karet;
kondom ini tebalnya kira-kira O,O5 mm. Kini telah tersedia berbagai ukuran dengan
bermacam-macam warna. Kini kondom telah dipergunakan secara luas di seluruh dunia
dengan program keluarga berencana.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus, dan
mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan
pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi seba- gai
penampung sperma. Biasanya diameternya kira-kira 31 - 36,5 mm dan panjangnya lebih
kurang 19 cm.
Keuntungan kondom, selain untuk memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin,
juga dapat digunakan untuk tujuan kontrasepsi. Kekurangannya ialah ada kalanya
pasangan yang mempergunakannya merasakan selaput karet tersebut sebagai penghaiang
dalam kenikmatan sewaktu melakukan koitus. Ada pula pasangan yang ddak menyu kai
kondom oleh karena adanya asosiasi dengan soal pelacuran. Sebab-sebab kegagalan
memakai kondom ialah bocor atau koyaknya alat itu atau tumpahnya sPerma yang
disebabkan oleh tidak dikeluarkannya penis segera setelah teriadinya ejakulasi. Efek
samping kondom tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan kondom itu sendiri'
Efektivitas kondom ini tergantung dari mutu kondom dan dari ketelitian dalam
penggunaannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan kondom: Jangan melakukan koitus
sebelum kondom terPasang dengan baik. Pasanglah kondom sepanjang penis yang
sedang dalam ereksi. Pada laki-laki yang tidak bersunat, prepusium harus ditarik terlebih
dahulu.. Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom untuk menampung sperma; Pada
kondom yang mempunyai kantong kecil di ujungnya, keluarkanlah udaranya terlebih
dahulu sebelum kondom dipasang. Pergunakanlah bahan pelicin secukupnya pada

permukaan kondom untuk mencegah terjadnya robekan. Keluarkanlah penis dari vagina
sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahanlah
kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagtna supaya sPerma tidak
tumpah.
Kontrasepsi Sederhana (Simple Metbod) untuk Perempuan
Pessarium
Bermacam-macam pessarium telah dibuat untuk tujuan kontrasepsi. Secara umum
pessarium dapat dibagi atas dua golongan, yakni diafragma vaginal dan ceruical cap.
o Diafragma vaginalPada tahun, 1881 Mensinga dari Flensburg (Belanda) untuk pertama
kalinya telah menciptakan dtafragma vaginal guna mencegah kehamilan. Dalam bentuk
aslinya diafragma vaginal ini terbuat dari cincin karetyang tebal, dan di atasnya
diletakkan selembar karet tipis. Kemudian dilakukan modifikasi dengan semacam per
arloji; di atasnya diletakkan karet tipis yang berbentuk kubah (dome).Dewasa ini
diafragma vaginal terdiri atas kantong karet yang berbentuk mangkuk dengan per elastis
pada pinggirnya. Per ini ada yang terbuat dari logam tipis yang tidak dapat berkarat,
Ada
dan
dari kawat halus yang tergulur sebagai spiral
mempunyai sifat seperti
pulang yang
per.
'diafragma

vaginal yang beredar di pasaran mempunyai diameter antara 55


sampai 100 mm. Tiap-tiap ukuran mempunyai perbedaan diameter masing-masing 5 mm.
Besarnya, ukuran diafragma yang akan dipakai oleh akseptor ditentukan secara
individual.
Ukuran

Diafragma dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus untuk menjaga jangan sampai
sperma, masuk ke dalam uterus. Untuk memperkuat khasiat diafragma, obat spermatisida
dimasukkan ke dalam mangkuk dan dioleskan pada pinggirnya. Diafragma vaginal sering
dianjurkan pemakaiannya dalam hal-hal seperti berikut.

keadaan di mana tidak tersedia carayang lebih baik


jika frekuensi koitus tidak seberapa tinggi, sehingga tidak dibutuhkan
perlindungan yang terus-menerus
jika pemakaian pil, IIJD, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu

oleh karena sesuatu sebab.


Pada keadaan-keadaan tertentu pemakaian diafragma tidak dapat dibenarkan, misalnya
pada (1) sistokel yang berat; (2) prolapsus uteri; (3) fistula vagina; (4) hiperantefleksio
atau hiperetrofleksio dan utenrs.
Diafragma paling cocok dipakai perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan
dengan tonus dinding vagina yang baik. IJmumnya diafragma vaginal tidak me nimbulkan
banyak efek samping. Efek samping mungkin disebabkan oleh reaksi aler gik terhadap
obat-obat spermatisida yang dipergunakan, atau oleh karena terjadinya perkembang
biakan bakteri yang berlebihan dalam vagina jika diafragma dibiarkan terlalu lama
terpasang di situ.
Kelemahan diafragma vaginal ini ialah (1) diperlukannya motivasi yang cukup kuat; (2)
umumnya hanya cocok untuk perempuan yang terpela)ar dan tidak untuk dipergunakan
secara massal; (3) pemakaian yang tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan; (4)
tingkat kegagalan lebih tinggi daripada pil atau IUD.
Keuntungan dari cara ini ialah (1) hampir tidak ada efek samping; (2) dengan motivasi
yang baik dan pemakaianyang betul, hasilnya cukup memuaskan; (3) dapat dipakai
sebagai pengganti pil, IUD atau pada perempuan yang tidak boleh mempergunakan pil
atau IUD oleh karena sesuatu sebab.
Cara pemakaian diafragma vaginal.Jika akseptor telah setuju mempergunakan cara ini,
terlebih dahulu ditentukan ukuran diafragma yang akan dipakai, dengan mengukur )arak
an'tara simfisis bagian bawah dan forniks vagina posterior dengan menggunakan jari
telunjuk serta jari tengah tangan dokter, yang dimasukkan ke dalam vagina akseptor.
Kemudian, kepadanya diterangkan anatomi alat-alat genital bagian dalam dari
perempuan, dan dijelaskan serta didemonstrasikan cara memasang diafragma vaginal.
Pinggir mangkuk dijepit antara ibu jari dan jari telunjuk, dan diafragma dimasukkan ke
dalam vagina sesuai dengan sumbunya.
Setelah pemasangannya selesai, akseptor hanrs meraba dengan jarinya bahwa porsio servisis uteri terletak di atas mangkuk, pinggir atas diafragma di forniks
Kontrasepsi dengan Obat-obat Spermitisida
Penggunaan obat-obat spermatisida untuk tujuan kontrasepsi telah dikenal sejak zaman
dahulu. Berbagai bahan telah digunakan dalam berbagai bentuk untuk dimasukkan ke
dalam vagina. Pada tahun 1885 Walter Rendell (Inggris) untuk pertama kali membuat
suatu suppositorium, terdiri atas sulfas kinin dalam oieum kakao; kemudian, sulfas kinin
diganti dengan hidrokuinon yang mempunyai daya spermatisida yang lebih kuat.
Obat spermatisida yang dipakai untuk kontrasepsi terdiri atas 2 komponen,yaitr zat
kimiawi yang mampu mematikan spermatozoon, dan vehikulum yang nonaktif dan yang
diperlukan untuk membuat tablet atau cream/jelly.Makin erat hubungan antara zat kimia

dan sperma, makin tinggi efektivitas obat. Oleh sebab itu, obat yang paling baik adalah
yang dapat membuat busa setelah dimasukkan ke dalam vagina, sehingga kelak busanya
dapat mengelilingi serviks uteri dan menutup ostium uteri eksternum. Cara kontrasepsi
dengan obat spermatisida umumnya digunakan bersama-sama dengan caralain (diafragma
vaginal), atau apabila ada kontraindikasi terhadap cara lain. Efek samping jarangter- jadi
dan umumnya berupa reaksi alergik.
Mini-pill (Continous Low-dose Progesterone Pill, ataw Prostagen Only Pill)
Pada tahun 1965 Rudell dan kawan-kawan menemukan bahwa pemberian Progestagen
(klormadinon asetat) dalam dosis kecil (0,5 mg Per hari) menyebabkan peremPuan tersebut menjadi infertil. Mini-pill bukan merupakan penghambat ovulasi oleh karena
selama memakan pil mini ini kadang-kadang ovulasi masih dapat terjadi. Efek utamanya
ialah terhadap lendir serviks, dan juga terhadap endometrium, sehingga nidasi blastokista tidak dapat terladi. Mini-pill ini umumnya tidak dipakai untuk kontrasepsi.

Pil Kontrasepsi Kombinasi


Pil kontrasepsi kombinasi yang sekarang digunakan tidak berisi estrogen dan progesteron
alamiah, melainkan steroid sintetik. Ada dua jenis progesteron sintetik yang dipakai, yaitu
yang berasal dari 19 nortestosteron, dan yang berasal dari 17 alfa- asetoksi-progesteron.
Yang berasal dart 1,7 alfa-asetoksi-progesteron, akhir-akhir ini di Amerika Serikat tidak
dipergunakan lagi untuk pil kontrasepsi oleh karena pada binatang percobaan (anjing) pil
yang mengandung zat ini, bila dipergunakan dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan
tumor mamma. Derivat dari 19 nor-testosteron yang sekarang banyak dipergunakan untuk
pil kontrasepsi ialah noretinodrel, norethindron asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel.
Estrogen yang banyak dipakai untuk pil kontrasepsi laiah etinil estradiol dan mestranol.
Masing-masing dari zat ini mempunyai ethynil group pada atom C l.7.Dengan adanya
ethynil group pada atom C 17 ini, khasiatnya meninggi jika dimakan per os oleh karena
zat-zat rersebut tidak mudah atau tidak seberapa cepat diubah sewaktu melalui sistem
portal, berbeda dari steroid alamiah. Jadi, steroid sintetik mempunyai potensi yang lebih
tinggi per unit dibandingkan dengan steroid alamiah kalau ditelan per os.
. Mekanisme kerja
Pil-pil kontrasepsi terdiri atas komponen estrogen dan komponen progestagen, atau oleh
satu dari komponen hormon itu. Walaupun banyak hal yang masih belum jelas,
pengetahuan tentang dua komponen tersebut tiap hari bertambah. Yang jelas bahwa
hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dengan hormon steroid
yang dikeluarkan oleh ovarium. umumnya dapat dikatakan bahwa komponen estrogen

dalam pil menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dalam ovarium. Karena
pengaruh estrogen dari ovarium terhadap hipofisis tidak ada, maka tidak terdapat
pengeluaran LH. Pada pertengahan siklus haid kadar FSH rendah dan tidak terjadi
peningkatan kadar LH, sehingga menyebabkan ovulasi terganggu. Kom- ponen
progestagen dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk mencegah ovulasi,
sehingga dalam 95 98,7% tidak terjadi ovulasi. Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi
dapat pula memper cepat perialanan ovum yang akan menyulitkan terjadinya implantasi
dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi. Komponen progestagen dalam pil
kombinasi seperti disebut di atas memperkuat kerja estrogen untuk mencegah ovulasi.
Progestagen sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat ovulasi, tetapi tidak dalam
dosis rendah. Selanjutnya, Progestagen mempunyai khasiat sebagai berikut:
- Lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi
spermatozoon untuk masuk dalam uterus;
- Kapasitasi spermatozoon yang perlu untuk memasuki ovum terganggu
- Beberapa progestagen rertentu, seperti noretinodrel, mempunyai efek antiestrogenik
terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang telah dibuahi. Di
bawah ini terdapat tabel tentang mekanisme kerja pil-pil dan suntikan untuk kontrasepsi..
o Efek kelebihan estrogen
Efek yang sering terjadi ialah rasa mual, terjadinya retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada
mamma, atau fluor albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diare, dan Perut
terasa kembung. Retensi cairan disebabkan oleh kurangnya pengeluaran air dan natrium,
dan dapat meningkatkan bertambahnya berat badan. Sakit kepala se- bagian juga
disebabkan oleh retensi cairan. Pemberian garam kepada penderita perlu dikurangi, dan
dapat diberikan obat diuretik.Kadang-kadang efek sampingnya demikian mengganggu,
sehingga akseptor ingin menghentikan minum pil. Dalam keadaan demikian, dianjurkan
meneruskan minum pil dengan pil kombinasi yang mengandung dosis estrogen rendah,
oleh karena tidak jarang efek itu berkurang dalam beberapa bulan.Akan tetapi, kadangkadang pemakaian pil terpaksa dihentikan dan digantikan dengan cara kontrasepsi lain.
Hal ini karena ada indikasi bahwa pemakaian pil dapat menimbulkan hipertensi pada
perempuan yang sebelumnya tidak menderita penya- kit tersebut. Akan tetapi, biasanya
hipertensinya ringan, terjadi peningkatan rerurama tekanan sistolik, dan kembali kepada
keadaan normal setelah pil dihentikan. Akan tetapi, dampak terhadap mereka yang sudah
menderita hipertensi sebelumnya lebih nyata.Telah terbukti bahwa minum pil yang cukup
lama dengan dosis estrogen tinggi dapat menyebabkan pembesaran mioma uteri. Akan
tetapi, biasanya pembesaran itu berhenti, jika pemakaian pil dihentikan. Pemakaian pil
kadang-kadang dapat me- nyembuhkan pertumbuhan endometrium yang berlebihan yang
diakibatkan oleh pengaruh estrogen. Rendahnya dosis estrogen dalam pil dapat

mengakibatkan spotting dan break. througb bleeding dalam masa intermenstruum.


Efek kelebihan progestagen
Progestagen dalam dosis yang beriebihan dapat menyebabkan perdarahan tidak teratur,
bertambahnya nafsu makan disertai bertambahnya berat badan, akne, alopesia, kadangkadang mamma mengecil, fluor albus, dan hipomenorea. Berrambahnya berat badan
karena progestagen meningkatkan nafsu makan dan efek metabolik hormon dari hormon
itu sendiri. Akne dan alopesia bisa timbul karena efek androgenik dari jenis progesragen
yang dipakai dalam pil. Progestagen dapat mengakibatkan mengecilnya mamma. Jika hal
ini tidak disenangi oleh akseptor, dapat diberikan pil dengan estrogen dosis yang lebih
tinggi.Fluor albus kadang-kadang ditemukan pada pil dengan progestagen dosis tinggi,
Hal ini memungkinkan terjadinya infeksi dengan kandida albikans. Kadang-kadang
perempuan yang minum pil dengan dosis progestagenyang tinggi dapat menyebabkan
depresi. Ada alasan kuat bahwa depresi itu tidak timbul pada perempuan yang sehat, akan
tetapi pada perempuan yang sebelumnya sudah secara emosional tidak stabil.
Kontrasepsi Suntikan (Depo Provera)
Suntikan Setiap 3 Bwlan (Depo Prooera)
KONTRASEPSI
Depo Provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi
parenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. obat ini termasuk
obat depot. Noristerat juga termasuk dalam golongan kontrasepsi suntikan.
Mekanisme kerja
- Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan
gonadotropin releasing hotmone dari hipotalamus.
- Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui
serviks uteri.
- Implantasi ovum dalam endometrium dihalangi.
- Mempengaruhi transpor ovum di tuba.
Keuntungan kontrasepsi suntikan berupa depo ialah: efektivitas tinggi; pemakaiannya
sederhana; cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4x setahun); re versibel;
dan cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak. Kekurangan metode depot ialah sering
menimbulkan perdarahan yang ddak teratur (spotting breakthrough bleeding), dan lainlain; dapat menimbulkan amenorea. Obat suntikan cocok digunakan oleh ibu-ibu yang

baru saja melahirkan dan sedang menyusui anaknya.


. Waktu pemberian dan dosis
Kontrasepsi suntikan sangat cocok untuk program postpartum karena tidak meng ganggu
laktasi, dan terjadinya amenorea setelah suntikan. Suntikan Depo tidak mengganggu ibuibu yang menyusui anaknya dalam masa posrpartum, karena dalam masa ini terjadi
amenorea laktasi. Untuk program postpartum, Depo Provera disuntikkan sebelum ibu
meninggalkan rumah sakit; sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk, yaitu kira-kira hari
ke-3 sampai dengan hari ke-5. Kontrasepsi Depo disuntikkan dalam dosis 150 mg/cc)
sekali 3 bulan. Suntikan harus intrakumulus dalam.

IUD
Mekanisme kerja IUD
Sampai sekarang mekanisme kerja IUD belum diketahui secara pasti. Kini pendapat yang
terbanyak ialah bahwa IUD dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan
endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan
blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai IUD seringkali dijumpai pula sel-sel makrofag (fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kar dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus yang
mengalami perubahan-perubahan pada pemakai IUD, yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penelitian lain
menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakai IUD, yang dapat menghaIangi
nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada
perempuan tersebut.
Pada IUD bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada
IUD biasa, juga oleh karena "ionisasi" ion logam atau bahan lain yang terdapat pada IUD
mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penelitian, ion logam yang paling efektif
adalah ion logam tembaga (Cu); yang lambat laun aktifnya terus berkurang dengan
lamanya pemakaian.
Waktu Pemasangan IUD
. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan IUD pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada harihari terakhir haid. Keuntungan pemasangan IUD pada waktu ini antara lain ialah:

pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu ini agak terbuka dan

Iembek.
tidak terlalu nyeri.
perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak terlalu dirasakan.
kemungkinan pemasangan IUD pada uterus yang sedang hamil tidak ada.

Sewaktu postpartum

secara dini (immediate insertion) yaitu IUD dipasangpada perempuan yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
secara langsung (direa insertion) yairu IUD dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu IUD dipasang sesudah masa tiga
bulan setelah partus atau abortus; atau pemasangan IUD dilakukan pada saat yang
tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau abortus. Bila pemasangan
IUD tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin, menurut beberapa
sarjana, sebaiknya pemasangan IUD ditangguhkan sampai 6 - 8 minggu
postpartum oleh karena jika pemasangan IUD dilakukan antara minggu kedua dan
minggu keenam setelah partus, bahaya perforasi lebih besar.

Sewaktu postabortum

Sebaiknya IUD dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal. Namun, pada keadaan ditemukannya
septic abortion, maka tidak dibenarkan memasang IUD.

Sewaktu melakukan seksio sesarea


Cara pemasangan IUDSetelah kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan di
atas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian, dilakukan pemeriksaan bimanual
untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus. Spekulum dimasukkan ke dalam
vagina dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (merkurokrom atau
tingtura jodii). Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri, dan
dimasukkan sonde uterus ke dalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya
kanalis servikalis serta kavum uteri. IUD dimasukkan ke dalam uterus melalui ostium
uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks.Insertor IUD
dimasukkan ke dalam uterus sesuai dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung
atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu.
Kontrasepsi

Penggunaanuntukibu

Informasi

menyusui
Amenorealaktasi

Ya

Kriteriauntukpenggunaan
kontrasepsilaktasi:

ibutetapdalam
keadaanamenorrhea
postpartum
bayihanya
diberikanasitanpa
pasi
danasidiberikan
sampaibayiberusia
6bulan

Kondom

Ya

Bisalangsungdigunakan
tidakberpengaruhpadaasi

Vaginaldiafragma

Ya

Bisadigunakan6minggu
postpartumsetelahtonus
vaginalkembalikenormal.

Minipill(progesterononly
pill)

Ya

Bisadiberikankapansaja
padaibuyangmenyusui
tidakberpengaruhpadaasi
namundapatmenyebabkan
perdarahanpervaginam
yangcukupbanyak

PilKombinasi

<6minggupostpartum:
tidakboleh

6minggu6bulan:diliatdari
kondisiibunya

Karenakontrasepsiini
diperkirakanmempengaruhi
jumlahasikarena
terdapatnyaestrogendalam
pilini.Apabilasetelah
diberikanpiliniibutidak
adakeluhandalam
penguranganasi,bisa
dilanjutkannamunhanya
setelah6minggupost
partum.

Ya

Bolehdiberikankapansaja

>6bulanpostpartum:boleh

Implan

padaibumenyusui
Suntikan3bulansekali
(depoprovera)

Ya

Bolehdiberikankapansaja
padaibumenyusui

IUD

Ya

Bisadimasukkan48jam
postpartum

Anda mungkin juga menyukai