Anda di halaman 1dari 9

Sterilisator

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik,


kuman-kuman atau bakteri yang terdapat pada suatu medium atau alat,
sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembang biak.Sterilisasi yang tidak baik dapat menghasilkan
penyebaran infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis dan HIV. Tujuan utama
membunuh kuman-kuman tersebut adalah sebagai berikut :
1.

Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan peliharaan, dan


tumbuhan,
2. Untuk mencegah agar makanan dan komoditi lainnya tidak rusak.
3. Untuk
mencegah
gangguan
kontaminasi
terhadap
mikroorganisame yang digunakan dalam industry.
4.
Untuk mencegah kontaminasi bahan-bahan yang dipakai di dalam
laboratorium.
Alat yang digunakan dalam proses serilisasi disebut sterilisator.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, penyaringan,
radiasi, dan penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara
panas dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sterilisasi basah, sterilisasi
kering, dan sterilisasi dengan menggunakan sinar UV.
1.
STERILISATOR BASAH

HYPERLINK

"http://2.bp.blogspot.com/-HmafedaLolE/TchjI4eCuI/AAAAAAAAAOM/9TDplrsjvQ0/s1600/kl.jpg"
1.1.

DATA TEKNIK PESAWAT


Nama Pesawat
: Sterilisator Basah
Merk
: SMIC
Type
: 42 cm SMIC
Tegangan
: 220 V
Arus
: 6.8 A

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)

PRINSIP KERJA
Sterilisasi
basah
merupakan
suatu
proses
sterilisasi
yang
menggunakan uap air. Uap air tersebut didapat dari proses pemanasan air.
Sterilisasi basah tersebut dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme
karena menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di dalam sel.
Sterilisator basah bisa dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kegunaan
alat tersebut, yaitu :
1. Sterilisator basah dengan menggunakan elemen basah.
Sterilisator tipe ini memiliki elemen basah dimana elemen tersebut
harus selalu terkena air, sehingga peletakan komponen elemen
tersebut berada di dalam sterilisator. Elemen basah tersebut akan
terendam air dan kemudian terjadilah proses pemanasan air yang
akan menghasilkan uap air.
2. Sterilisator basah dengan menggunakan elemen kering.
Sterilisator tipe ini memiliki elemen kering dimana elemen tersebut
tidak boleh terkena air sama sekali, sehingga peletakan komponen
elemen tersebut berada di luar sterilisator (tidak berada dalam satu
tempat dengan air). Elemen kering tersebut akan menghasilkan
panas sehingga terjadilah pemanasan air yang menimbulkan uap
air.
Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan
lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan
lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa
penduga lambung, drain dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea
dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan
lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, baju,
sprei, sarung bantal dan lain-lain.
Dalam sterilisasi basah, energy listrik dirubah menjadi energy panas
dengan menggunakan filament yang berfungsi memanaskan air sehingga
diperoleh uap air. Semua medium/alat/benda yang ingin disterilkan,
dimasukkan ke dalam tempat air yang kemudian akan dipanaskan sampai
suhu tertentu.

1.5.

CARA PENGOPERASIAN
1) Hubungkan alat dengan jala jala listrik kemudian tekan tombol
ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.

2)
3)
4)

Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai


Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan
menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
5) Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
1.6.

SPESIFIKASI
a) Material insulator panas dari glass wool , bahan terbaik untuk
menyekat panas secara maksimal, tidak banyak panas yang
terbuang.
b) Pengaturan waktu sterilisasi.
c) Kontrol otomatis suhu temperatur sterilisasi.
d) Auto power cut-off, mati secara otomatis.
e) Power 220V 6.8A

1.7.

PEMELIHARAAN ALAT
a. Perlakuan pada elemen tidak boleh sama.
Apabila alatmemakai elemen kering,
maka elemennya tidak bolehterkena air.
Apabila menggunakan elemen basah,
maka elemen harus selalu terendam dalam air.
b. Apabila bodi alat terbuat dari bahan yang
bersifatkonduktor maka bodi tidak boleh terkena air,
untukmenghindari terjadinya tersengat listrik.
c. Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.
d. Grounding
alat juga harus diperhatikan apabila terjadikebocoran arus.
e. Mengganti elemen yang sudah ngefong agar
tidakterjadi konsleting.
2.

STERILISATOR KERING

HYPERLINK "http://1.bp.blogspot.com/-o-

AXsMY1cbQ/T-ch8n26R_I/AAAAAAAAAOU/tlWCshatleY/s1600/lo.jpg"

2.1.

DATA TEKNIK PESAWAT


Nama Pesawat
: Sterilisator Kering
Merk
: MASINDO
Warna
: Silver dan Gold
Watt
: 300 W
Temperature
: 50-90 derajat
PRINSIP KERJA
Pada prinsipnya proses sterilisasi pada sterilisator kering, sama dengan
proses sterilisasi pada pesawat sterilisator basah. Perbedaannya hanya
terletak pada penggunaan air. Pada pesawat sterilisator basah digunakan air
untuk dipanaskan, sedang pada pesawat sterilisator tidak digunakan air.
Panas yang diasilkan dari pemanasan filamen tersebutlah yang langsung
digunakan untuk proses sterilisasi. Jadi proses sterilisasi disini dengan
memanfaatkan udara panas yang dihasilkan dari pemanasan filamen.

2.4.

CARA PENGOPERASIAN
1) Hubungkan alat dengan jala jala listrik kemudian tekan tombol
ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.
2) Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai
3) Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
4) Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan
menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
5) Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

2.6.

PEMELIHARAAN ALAT
1) Jaga kebersihan saluran pipa pipa nya
2) Penggunaan pesawat yang sesuai dengan petunjuk
3) Bersihkan pesawat setiap setiap kali setelah digunakan
4) Hubungan perkabelan ke body pesawat dengan arde pada stop
kontak harus selalu diperiksa.

3.

STERILISATOR UV

HYPERLINK

"http://1.bp.blogspot.com/-EdvwYY2v0-s/Tcik2wRN0I/AAAAAAAAAOc/BO0M5l0590Q/s1600/df.jpg"

3.1.
DATA TEKNIK PESAWAT
v Spesifikasi rangka:
- Konstruksi: Stainless Steel Plat & Pipe 1,2 mm
- Finishing: Poleshing
- Ukuran: (42-110) x 130 cm
- Wheel: 1
v Spesifikasi Lampu UV medis:
- Base (standard designation): G13
- Bulb Glass color: CLEAR
- Construction wattage: 30 W
- Diameter: 26 mm
- Length:

895 mm

- Lifespan: 8000 h
- UV wavelenght: 200-280 nm, radiated power: 13.4 W

PRINSIP KERJA
Adalah
alat
untuk membersihkan hama
dengan
memancarkan
sinar ultraviolet untuk membunuh virus, kuman dan bakteri dalam ruangan,
setelah digunakan oleh pasien dengan penyakit menular.
KARAKTERISTIK SINAR ULTRAVIOLET
No
1.

2.

3.

3.3.

3.4.

Nama

Singkatan

Panjang Gelombang
(Nanometer)

Energi per
Foton

Ultraviolet A,
gelombang
panjang,
ataucahaya hitam
Ultraviolet B
atau gelombang
menengah
Ultraviolet C,
gelombang
pendek,
ataukuman

UVA

400 nm315 nm400


nm-315 nm

3,10-3,94 eV

UVB

315 nm-280 nm

3,94-4,43 eV

UVC

280 nm-100 nm

4,43-12,4 eV

CARA PENGOPERASIAN
a) Hubungkan alat dengan jala jala listrik kemudian tekan tombol
ON/OFF ke posisi ON untuk menyalakan alat.
b) Setelah itu proses sterilisasi akan bekerja sampai suhu mencapai
c) Setelah suhu mencapai suhunya maka proses sterilisasi selesai
d) Setelah selesai menggunakan kemudian matikan alat dengan
menekan tombol ON / OFF ke posisi OFF
e) Dan Lepaskan hubungan alat dari catu daya.

PEMELIHARAAN ALAT
a) Perlakuan pada elemen tidak boleh sama.
Apabila alatmemakai elemen kering,
maka elemennya tidak bolehterkena
Apabila menggunakan elemen basah,
maka elemen harus selalu terendam dalam air.
b) Apabila bodi alat terbuat dari bahan
bersifatkonduktor maka bodi tidak boleh terkena
untukmenghindari terjadinya tersengat listrik.
c) Menjaga agar elemen basah tidak berkarat.
d) Grounding
alat juga harus diperhatikan apabila terjadikebocoran arus.

air.

yang
air,

e)

Mengganti elemen
tidakterjadi konsleting

yang

sudah ngefong

agar

ULTRAVIOLET LAMP
Lampu UV banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai
dari pekerja bank hingga seorang analis di laboratorium sering
menggunakannya. Fungsi dari lampu ultraviolet bermacam-macam,
diantaranya ialah dalam kromatografi (menandai spot yang tidak dapat
dilihat melalui sinar tampak). Dalam dunia perbankan, lampu UV

digunakan untuk membedakan uang palsu dengan uang asli melalui


gambar atau garis yang terlihat pada panjang gelombang sinar
ultraviolet.
Lampu ultraviolet juga digunakan sebagai alat untuk membunuh
kuman dan bakteri. Lampu UV memancarkan sinar Ultraviolet yang
memilki kemampuan untuk mempengaruhi fungsi sel makhluk hidup
dengan mengubah materi inti sel atau DNA, sehingga makhluk
tersebut mati. Jenis lampu ultraviolet tersebut dengan panjang
gelombang 200-260 nm atau lebih dikenal dengan UV C.
1.
1.

1. SOP Pengoperasian Alat

Cara Kerja
Seperti halnya lampu jenis lain, lampu UV pun memilki cara kerja
yang hampir sama. Sinar ultraviolet dipancarkan dari lamou ultraviolet
yang dilindungi oleh kaca berwarna hitam. Kaca tersebut melindungi
lampu ultraviolet dari kerusakan akibat kontak dengan pelarut organik.
Terdapat dua jenis lampu UV yang terdapat pada keseluruhan
perangkat UV. Pertama lampu yang memancarkan sinar pada
gelombang dibawah 366 nm dan kedua pada panjang gelombang 254
nm. Jika sinar yang dibutuhkan untuk menyinari suatu alat berada pada
panjang gelombang 300nm, maka lampu yang akan menyala ialah
lampu dengan panjang gelombang 366 nm. Begitu juga sebaliknya jika
sampel yang digunakan berada pada panjang gelombang di bawah 254
nm.
Cara menggunakan alat:
1. Sambungkan kabel pada sumber arus listrik lebih baik jika
menggunakan stabilizer
2.
Tekan tombol On/Off
3.
Panaskan selama 15 menit
4.
Atur panjang gelombang sesuai dengan yang diinginkan
5.
Masukkan sampel yang akan diamati
6.
Amati warna yang berpendar
7.
Setelah selesai tekan On/Off
8.
Cabut dari sumber arus listrik.
2. SOP Pemeliharaan Alat
Perawatan dilakukan secara berkala pada lampu UV yang sering
digunakan. Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur alat dan
memperbaiki sistem kerja alat. Cara perawatan lampu UV adalah :

a.
b.

Box harus bersih dari bedu baik luar maupun dalam


Lampu UV harus disimpan di meja datar, stabil, dan tidak goyang
(meja permanen)
c.
Untuk mengamati spot pada kromatografi lapis tipis atau
kromatografi kertas platnya harus kering ketika dimasukan
3. SOP Pemeriksaan Alat
Ketika UV Lamp putus atau rusak maka alarm akan berbunyi terus
menerus dan tercium bau hangus.
4. SOP Intruksi Kerja
Pencegahan Keselamatan Untuk Penggunaan Intensitas Tinggi UV Lamp
1. Pengguna apabila menggunakan intensitas tinggi lampu UV, hindari
melihat langsung pada sumber, karena hal ini dapat menyebabkan
fluoresensi pada mata.
2.Filter yang digunakan dengan sumber UV-A, baik karena bagian terpisah dari
bola / tabung atau sebagai komponen terpisah, harus selalu dijaga dalam
kondisi baik dan bebas dari retakan, seperti radiasi pada panjang gelombang
di bawah 320nm bisa sangat berbahaya. Ini adalah praktik yang baik untuk
tidak terkena kulit yang dapat menyebabkan iritasi. Disarankan agar
pengguna memakai lengan panjang dan kacamata.
5. SOP Uji Fungsi
UV lamp sangat rentan terhadap perubahan tegangan listrik, banyak
scara teoritis umur lampu s/d 25.000 jam ( 3 tahun pemakaian) namun pada
prakteknya hanya 2 tahun, 1 tahun bahkan 1 hari

Anda mungkin juga menyukai