Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
I.I.

TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari karateristik dan parameter prestasi motor bensin yang antara lain:
1.

Daya poros (Np)

2.

Tekanan efektif rata-rata (Po)

3.

Efisiensi termal (t)

4.

Efisiensi volemetrik (v)

5.

Pemakaian bahan bakar (mf)

6.

Pemakaian bahan bakar (Be)

7.

Perbandingan bahan bakar-udara (F/A)

Untuk berbagai kondisi operasi mesin, nilai dari parameter prestasi tersebut bervariasi
dan menggambarkan kemampuan kerja mesin untuk suatu daerah operasi tertentu.
Yang didefinisikan sebagai kondisi operasi mesin di sini adalah:
Putaran poros mesin, n (rpm)
Torsi mesin, Mt (Nm)
Untuk mesin yang sama, kondisi operasi ini dapat diubah-ubah salah satu atau
keduanya pada saat yang bersamaan. Perubahan kondisi operasi tersebut dapat
dilakukan dengan mengubah katup gas atau mengukur beban dinamometer.
I.II.

DATA MESIN

Spesifik teknis mesin:


Merk mesin

: Suzuki ST 100

Nomor mesin

: F 10A ID, 35-84

Jenis

: Motor Bensin, 4 Silinder , 4 Langkah

Volume langkah total

: 970 cc

I.III. BESARAN YANG DIAMATI DAN PERALATAN UKUR

1.

Pemakaian bahan bakar & udara

2.

Daya poros

3.

Kalor yang dibuang oleh mesin

4.

Energi yang digunakan untuk mensirkulasikan air pendingin

I.III.I. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN UDARA


Pemakaian bahan bakar diukur dengan menggunakan gelas ukur dan stop watch,
pemakaian udara diukur dengan menggunakan orifis dan manometer miring.
I.III.II. DAYA POROS
Daya poros dihitung dari hasil pengukuran momen putar dengan dinamometer dan putaran.
Dinamometer yang digunakan adalah dinamometer proni dan pengukuran putaran dengan
tachometer sistem optik atau mekanik.
I.III.III. KALOR YANG DI BUANG OLEH MESIN
Kalor yang dibuang oleh mesin selama kerja motor bensin dapat diketahui dengan
menggunakan kalorimeter. Alat tersebut dilengkapi dengan alat ukur:

Temperatur gas masuk dan keluar

Temperatur air masuk dan keluar

Rotameter

I.III.IV. ENERGI YANG DIGUNAKAN UNTUK MENSIRKULASIKAN AIR


PENDINGIN MESIN
Untuk mensirkulasikan air pendingin mesin dibutuhkan energi, di mana energi tersebut
diperoleh dari energi mesin. Untuk mengetahui besarnya energi yang digunakan maka
perlu dilakukan pengukuran terhadap sirkulasi air dan temperatur air masuk dan keluar
mesin. Alat ukur yang digunakan ialah rotameter dan termometer.

I.IV.

PROSEDUR PENGUJIAN

I.IV.I. PERSIAPAN SEBELUM PENGUJIAN

Periksa bahan bakar, apakah tersedia dalam tangki bahan bakar.

Periksa keadaan minyak pelumas di dalam mesin tambahkan bila kurang.

Air pendingin yang bersih perlu dialirkan ke dalam rotameter kalorimeter.


Periksa air pendingin mesin, tambahkan bila kurang.

Katup aliran air pendingin, minyak pelumas harus dibuka sebelum mesin
dijalankan.

Periksa sistem dinamometer dan alat ukur lainnya.

I.IV.II. MENJALANKAN DAN MEMATIKAN MESIN

Jalankan mesin dengan memutar tombol stater

Setelah mesin dihidupkan biarkan beberapa saat dalam kondisi stationer.

Amati kondisi alat ukur sistem alat ukur sistem dinamometer, termometer alat
ukur tekanan, rotameter, dan komponen lainnya.

Putar pemutar putaran mesin searah jarum jam bila putaran mesin akan
dinaikkan.

Matikan mesin apabila terjadi penyimpangan dengan mematikan tombol darurat.

I.IV.III. CARA PENGUJIAN


Pengujian dapat dilakukan dengan metoda:

Katup gas berubah-ubah,beban konstan

Beban berubah-ubah,katup gas konstan

Beban dan katup gas berubah-ubah,putaran konstan

Setiap grup praktikan akan diberi tugas masing-masing sesuai dengan salah satu (atau
lebih) cara tersebut.
Untuk setiap kondisi operasi, dilakukan pengamatan terhadap:

Momen putar

Putaran mesin

Beda tekanan pada manometer miring

Temperatur gas buang masuk dan keluar kalorimeter

Temperatur air masuk dan keluar kalorimeter

Laju aliran air kalorimeter

Temperatur air pendingin masuk dan keluar mesin

Laju aliran air pendingin mesin

BAB II
TEORI DASAR
II.I. SEJARAH MOTOR BENSIN
Nikolaus August Otto (14 Juni 1832 28 Januari 1891) ialah penemu mesin bakar
dari Jerman tahun 1864. Nikolaus August Otto pertama kali membuat mesin motor bakar
pada 1876. Mesin atmosfer pertamanya selesai pada Mei 1867. 5 tahun kemudian ia
disusul oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dan bersama mereka ciptakan
gagasan putaran empat tak atau putaran Otto.
Putaran Otto Pertama kali dibuat pada 1876, tak itu merupakan gerakan naik atau
turun pada piston silinder. Paten Otto dibuat tak berlaku pada 1886 saat ditemukan bahwa
penemu lain, Alphonse Beau de Rochas, telah membuat asas putaran 4 tak dalam selebaran
yang diterbitkan sendirian.
Pengertian Motor Bensin suatu mekanisme atau konstruksi mesin yang mengubah
energi panas dari bahan bakar menjadi energi gerak.
Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam
(Internal Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin
kalor yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk
putaran poros. Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui
proses pembakaran atau oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini
meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini
kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh
mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin tersebut.
Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk
mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto
dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke).

Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol
(crank shaft) untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2
kali gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran.
Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau
TDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah)
II.I.I MOTOR BENSIN 2 TAK
Motor bensin 2 tak adalah mesin/motor yang memerlukan dua langkah torak atau 1
kali langkah keatas ascending stroke dan 1 kali langkah ke bawah discending stroke untuk
memperoleh 1 kali usaha di ruang pembakaran.
Prinsip kerja motor bensin 2 tak : Setiap 1 kali putaran poros engkol atau 2 kali
gerakan piston menghasilkan 1 kali usaha. Proses langkah kerja motor bensin 2 tak sebagai
berikut : Langkah 1 kompresi dan hisap pada langkah isap piston bergerak naik dari TMB
menuju TMA.

Gambar 2.1 Mesin 2 langkah


II.I.II. MOTOR BENSIN 4 TAK
Motor bensin 4 tak adalah mesin/motor yang memerlukan 4 kali langkah torak atau
2 kali langkah ke atas dan 2 kali langkah ke bawah untuk memperoleh 1 kali usaha di
ruang pembakaran. Prinsip Kerja Mesin Empat Langkah
Mesin empat langkah mempunyai empat gerakan piston yaitu :
1. Langkah hisap (suction stroke)
Pada langkah ini bahan bakar yang telah bercampur dengan udara
dihisap oleh mesin. Pada langkah ini katup hisap (intake valve) membuka

sedang katup buang (exhaust valve) tertutup, sedangkan piston bergerak menuju
TMB sehingga tekanan dalam
silinder lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka
campuran udara dan bahan bakar akan terhisap ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi (compression stroke)
Pada langkah ini kedua katup baik intake maupun exhaust tertutup dan
piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena itulah maka campuran udara dan
bahan bakar akan terkompresi, sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat.
Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan
campuran udara dan bahan bakar yang telah terkompresi oleh busi (sparkplug).
Pada proses pembakaran ini terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi
energi panas dan gerak.
3. Langkah Ekspansi (expansion stroke)
Karena terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi gerak
dan panas menimbulkan langkah ekspansi yang menyebabkan piston bergerak
dari TMA ke TMB. Gerakan piston ini akan mengakibatkan berputarnya poros
engkol sehingga menghasilkan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup dalam
kondisi tertutup.
4. Langkah Buang (exhaust stroke)
Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, sedangkan katup
buang terbuka dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan
terdorong keluar melalui saluran buang (exhaust manifold) menuju udara luar.

Gambar 2.1 Siklus Otto 4 tak


II.I.III. MOTOR DIESEL

Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gasyang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain seperti busi
Motor bakar diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine):

Gambar 2.3 Mesin Diesel


Prinsip kerja motor diesel Prinsip kerja motor diesel adalah merubah energi
kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reaksi
kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder
(ruang bakar). Pembakaran pada mesin diesel terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala.
Proses langkah kerja Diesel sebagai berikut : Langkah hisap pada ruang
bakar mesin, udara masuk, aluran masuk terbuka langkah kompresi terjadi langkah
kompresi yaitu penekanan udara langkah disini menghasilkan peningkatan tekanan
dan suhu yang cukup tinggi. Saat kompresi berada di TMA maka fuel injector akan
memasukkan bahan bakar dengan mengabutkannya. Karena suhunya tinggi dan ada
bahan bakar yang telah masuk dari fuel injector berupa gas maka campuran tersebut
terbakar dengan sendirinya.
Langkah usaha tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan
mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang
torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik
torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan
sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak

pada langkah kompresi. Langkah buang saat torak bergerak keatas dan menekan
udara hasil pembakaran keluar ke udara luar melalui muffler / knalpot saluran
keluarnya terbuka

II.II. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN MOTOR BAKAR


II.III.I. MOTOR BENSIN 2 TAK
Keuntungan : Proses pembakaran terjadi setiap putaran poros engkol, sehingga
putaran poros engkol lebih halus untuk itu putaran lebih rata. Tidak memerlukan klep,
komponen part lebih sedikit, perawatan lebih mudah dan murah. Momen untuk putaran
lanjutan poros lebih kecil sehingga menghasilkan gerakan yang halus. Bila dibandingkan
dengan mesin empat langkah dalam kapasitas yang sama, tenaga yang dihasilkan lebih
besar. Proses pembakaran terjadi 2 kali, sehingga tenaga lebih besar.
Kekurangan : Boros bahan bakar dengan adanya oli samping, biaya yang
dikeluarkan oleh pengguna sepeda motor lebih banyak. Asap knalpot yang dihasilkan dari
proses pembakaran lebih banyak mengakibatkan polusi udara.
II.III.II. MOTOR BENSIN 4 TAK
Keuntungan: Putaran rendah lebih baik dan panas mesin lebih dapat didinginkan
oleh sirkulasi oli. Langkah pemasukan dan buang lebih panjang sehingga efisiensi
pemasukan dan tekanan efektif rata-rata lebih baik. Panas mesin lebih rendah dibanding
mesin dua langkah.
Kekurangan : Perawatan mesin relative lebih sulit karena konstruksi mesin lebih
rumit dibandingkan dengan mesin 2 tak. Oli mesin lebih boros dan lebih cepat encer
karena melumasi seluruh bagian mesin dan bersirkulasi sampai ke silinderkop. Suara mesin
lebih kasar dan kontruksi mesin lebih rumit
II.III.III. MOTOR BAKAR DIESEL
Keuntungan: Kelebihan dari mesin diesel adalah mesin ini lebih besar dari mesin
bensin dengan tenaga yang sama karena konstruksi berat diperlukan untuk bertahan dalam
pembakaran tekanan tinggi untuk penyalaan. Dan juga dibuat dengan kualitas sama yang
membuat penggemar mendapatkan peningkatan tenaga yang besar dengan menggunakan
mesin turbocharger melalui modifikasi yang relatif mudah dan murah. Mesin bensin
dengan ukuran sama tidak dapat mengeluarkan tenaga yang sebanding karena komponen di

dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat
untuk modifikasi mesin dengan biaya yang relatif murah.
Kekurangan : Kekurangannya hanya terletak suara yang berisik juga pada bobot
dan dimensi yang 2x lebih berat dan besar dari mesin bensin, dikarenakan komponen
mesin diesel yang di design kuat untuk menahan kompresi tinggi yang dihasilkannya dan
juga akselerasi yang lemah namun bisa di perbaiki melalui penambahan turbocharger atau
supercharger. Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin meningkatkan
ekonomi bahan bakar dan tenaga. Rasio kompresi yang tinggi membuat mesin diesel lebih
efisien dari mesin menggunakan bensin.

II.IV. MACAM MACAM SIKLUS IDEAL DALAM MOTOR


Proses termodinamika dan kimia yang terjadi dalam motor bakar torak sangat
kompleks untuk dianalisa menurut teori. Untuk memudahkan menganalisanya perlu
membayangkan suatu keadaan yang ideal. Makin ideal suatu keadaan makin mudah untuk
dianalisa, akan tetapi dengan sendirinya semakin jauh menyimpang dari keadaan
sebenarnya.
Pada umumnya untuk menganalisa motor bakar torak dipergunakan siklus udara
sebagai siklus yang ideal. Siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan
siklus sebenarnya dalam hal sebagai berikut :
a.

Urutan proses

b.

Perbandingan kompresi

c.

Pemilihan temperatur dan tekanan pada suatu keadaan

d.

Penambahan kalor yang sama per satuan berat udara

II.IV.I SIKLUS AKTUAL MOTOR BENSIN


Siklus udara volume konstan atau siklus otto adalah proses yang ideal. Dalam
kenyataannya baik siklus volume konstan, siklus tekanan konstan dan siklus gabungan
tidak mungkin dilaksanakan, karena adanya beberapa hal sebagai berikut :
1.

Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena fluida

kerja di sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara, sehingga tentu saja
sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal.

2.

Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup buang,

juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan tidak optimalnya
proses.
3.

Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada saat

piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan dinamika mekanisme
katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini
dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan dengan besarnya
beban dan kecepatan torak.
4.

Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak terdapat

proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan tekanan dan temperatur fluida
kerja disebabkan oleh proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.
5.

Proses pembakaran memerlukan waktu untuk perambatan nyala apinya, akibatnya

proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang berubah-ubah sesuai
gerakan piston. Dengan demikian proses pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut
engkol sebelum torak mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah
TMA menuju TMB. Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau
tekanan yang konstan.
6.

Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin,

misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu gas buang meninggalkan
silinder. Perpindahan kalor tersebut terjadi karena ada perbedaan temperatur antara fluida
kerja dan fluida pendingin.
7.

Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan dinding

silinder dan mesin.


8.

Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke

atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kerja mekanik. Siklus
aktual motor bensin ditunjukan pada Gambar

Gambar 2.4 Diagram P - V Siklus Aktual Motor Bensin

II.IV.II SIKLUS UDARA VOLUME KONSTAN


Motor bensin adalah jenis motor bakar torak yang bekerja berdasarkan siklus
volume konstan, karena saat pemasukan kalor (langkah pembakaran) dan pengeluaran
kalor terjadi pada volume konstan. Siklus ini adalah siklus yang ideal. Seperti yang terlihat
di diagram P - V Gambar 2.5

Gambar 2.5 Siklus volume Konstan


Adapun siklus ini adalah sebagai berikut
1.

Langkah 0 - 1 adalah langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.

2.

Langkah 1 - 2 adalah langkah kompresi, pada kondisi isentropik.

3.

Langkah 2 - 3 adalah dianggap sebagai proses pemasukan kalor pada volume

konstan.
4.

Langkah 3 - 4 adalah proses ekspansi, yang terjadi secara isentropik.

5.

Langkah 4 - 1 adalah langkah pengeluaran kalor pada volume konstan.

6.

Langkah 1 - 0 adalah proses tekanan konstan.

II.V. METODE PERHITUNGAN


Setelah data-data pengamatan diperoleh dari hasil pengujian motor bensin, maka besaranbesaran yang dicari dapat dihitung.
II.IV.I. DAYA POROS
Daya poros dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran momen putar pada
dinamometer dan putaran pada poros engkol, daya poros dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Ne = M t
dengan:

2 n
60

. (2.1)

Ne

: daya poros (Nm/det atau Watt)

Mt

: momen putar (Nm)

: putaran poros (rpm)


Mt = F r . (2.2)

dengan:

Mt

: momen putar (Nm)

: gaya pada timbangan (N)

: jarak lengan = 150 mm

II.IV.II. TEKANAN EFEKTIF RATA-RATA


Tekanan efektif rata-rata didefinisikan sebagai tekanan efektif dari fluida kerja terhadap
torak sepanjang langkahnya untuk menghasilkan kerja per siklus.

Pe =

Kerja persiklus
Volume langkah torak
Pe =

dengan:

(2.3)

45.00 Ne
VL z n a

Pe

: tekanan efektif rata-rata (kg/cm2)

Ne

: daya poros (Nm/det)

: jumlah silinder mesin

: putaran poros mesin (rpm)

: jumlah siklus perputaran

II.IV.III. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR


Pamakaian bahan bakar didefinisikan dalam kg/jam; misalkan untuk pemakaian 50 cc
bahan bakar setiap detik, maka jumlah bahan bakar yang terpakai dalam kg/jam adalah:
mf

dengan:

50
3600
x sp bahan bakar x
x (kg/jam) .......... (2.4)
t
1000

mf

: laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)

: waktu pemakaian bahan bakar (detik)

specific grafity bensin super = 0,7323 gr/cm3


II.IV.IV. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SPESIFIK
Pemakaian bahan bakar spesifik merupakan parameter yang penting untuk sebuah motor
bakar yang berhubungan erat dengan efisiensi termal motor.

Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang
terpakai per jam untuk menghasilkan setiap kW daya motor.
Be =
dengan:

mf
. (2.5)
Ne

Be

: pemakaian bahan bakar spesifik (kg/jam per kW)

mf

: laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)

Ne

: daya poros (kW)

II.IV.V. LAJU ALIRAN MASSA FLUIDA


Daya yang dapat dihasilkan motor dibatasi oleh jumlah udara yang diisap kedalam silinder.
Pemakaian udara diukur dengan menggunakan manometer miring, di mana yang diukur
adalah beda tekanan pada orifis dalam mmH2O.
Laju aliran massa udara karena pengaruh perbedaan tekanan pada orifis. Diperoleh
persamaan:

p =
dengan:

Va 2
2

.. (2.6)

: beda tekanan (mmH2O)

Va

: kecepatan aliran udara (m/det)

: massa udara ruangan (gr/cm3)

catatan :
1 mmH2O = 9,8 N/m2, pada pembacaan skala manometer miring 2 divisi = 1mm H2O
Massa jenis udara diperoleh dari persamaan:
Pa

a = R Ta . (2.7)
dengan:

: massa jenis udara (gr/cm3)

Pa

: tekanan udara ruangan (barometer) (mmHg)

: konstanta gas universal (286 J/kgK)

Ta

: temperatur ruangan (C)

Laju aliran udara volumetris yang melalui orifis adalah:


mv =
dengan:

D2
K Va . (2.8)
4

mv

: laju aliran udara volumetris (m3/det)

: diameter orifis = 15 mm

: konstanta 0,6

Va

: kecepatan udara (m/det)

Maka laju aliran udara adalah:


Ma = mv a . (2.9)
dengan:

II.IV.VI.

Ma

: laju aliran massa udara (kg/jam)

Mv

: laju aliran volumetris (m3/det)

: massa udara (kg/cm3)

PERBANDINGAN BAHAN BAKAR DAN UDARA (AFR)

Untuk mengetahui perbandingan bahan bakar dan udara dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
AFR =
dengan:

mf
. (2.10)
ma

AFR

: perbandingan bahan bakar dan udara

mf

: laju aliran massa bahan bakar

ma

: laju aliran massa udara

II.IV.VII. EFISIENSI VOLUMETRIK


Efisiensi volumetrik didefinisikan sebagai perbandingan antara laju aliran udara
sebenarnya terhadap laju aliran ideal. Laju aliran udara ideal diperoleh dari persamaan:
mia = mf Z n a . (2.11)
dengan:

mia

: laju aliran ideal

VL

: volume langkah

: jumlah silinder

: putaran mesin (rpm)

: empat langkah

maka efisiensi volumetrik adalah:

v =
dengan:

ma
x 100 % .. (2.12)
mia

: efisiensi volumetrik (%)

ma

: laju aliran massa udara (kg/jam)

mia

: laju aliran ideal (kg/jam)

II.IV.VIII. EFISIENSI TERMAL


Efisiensi termal menyatakan perbandingan antara daya yang dihasilkan terhadap jumlah
energi bahan bakar yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu.

ne 3600

t = mf LHV x 100 . (2.13)


dengan:

II.IV.IX.

: efisiensi termal (%)

Ne

: daya poros efektif (kW)

Mf

: laju pemekaian bahan bakar (kg/jam)

LHV

: nilai bahan bakar bawah

LHV

: bensin super = 42967 kJ/kg

NERACA KALOR
H1 = mf LHV

dengan:

Mf

: laju aliran massa bahan bakar (kg/jam)

LHV

: nilai bahan bakar bawah (kJ/kg)


H2 = ma Cp Ta

dengan:

II.IV.X.

1
(kW ) . (2.14)
3600

1
(Kw) . (2.15)
3600

ma

: laju aliran massa udara

Cp

: konstanta udara = 1.004885 kJ/kgK

Ta

: temperatur (C)

ENERGI YANG HILANG MELALUI GAS BUANG


H3 = (ma + mf) Cp To

dengan:

II.IV.XI.

1
+ (Cw Qw w Tk 4,2) (kW) .. (2.16)
3600

To

: temperatur gas buang (C)

Cw

: konstanta air

: massa jenis air

Qw

: laju air kalorimeter

Tk

: beda temperatur air calorimeter

ENERGI YANG DIPAKAI UNTUK MENSIRKULASIKAN PENDINGIN


AIR MESIN
Q1 = Qw w Tw

dengan:

4,2
(kW) .. (2.17)
60

Qw

: laju aliran pendinginan mesin

: massa jenis air

Tw

: beda temperatur air pendingin

Anda mungkin juga menyukai