PENDAHULUAN
I.I.
TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari karateristik dan parameter prestasi motor bensin yang antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Untuk berbagai kondisi operasi mesin, nilai dari parameter prestasi tersebut bervariasi
dan menggambarkan kemampuan kerja mesin untuk suatu daerah operasi tertentu.
Yang didefinisikan sebagai kondisi operasi mesin di sini adalah:
Putaran poros mesin, n (rpm)
Torsi mesin, Mt (Nm)
Untuk mesin yang sama, kondisi operasi ini dapat diubah-ubah salah satu atau
keduanya pada saat yang bersamaan. Perubahan kondisi operasi tersebut dapat
dilakukan dengan mengubah katup gas atau mengukur beban dinamometer.
I.II.
DATA MESIN
: Suzuki ST 100
Nomor mesin
Jenis
: 970 cc
1.
2.
Daya poros
3.
4.
Rotameter
I.IV.
PROSEDUR PENGUJIAN
Katup aliran air pendingin, minyak pelumas harus dibuka sebelum mesin
dijalankan.
Amati kondisi alat ukur sistem alat ukur sistem dinamometer, termometer alat
ukur tekanan, rotameter, dan komponen lainnya.
Putar pemutar putaran mesin searah jarum jam bila putaran mesin akan
dinaikkan.
Setiap grup praktikan akan diberi tugas masing-masing sesuai dengan salah satu (atau
lebih) cara tersebut.
Untuk setiap kondisi operasi, dilakukan pengamatan terhadap:
Momen putar
Putaran mesin
BAB II
TEORI DASAR
II.I. SEJARAH MOTOR BENSIN
Nikolaus August Otto (14 Juni 1832 28 Januari 1891) ialah penemu mesin bakar
dari Jerman tahun 1864. Nikolaus August Otto pertama kali membuat mesin motor bakar
pada 1876. Mesin atmosfer pertamanya selesai pada Mei 1867. 5 tahun kemudian ia
disusul oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach dan bersama mereka ciptakan
gagasan putaran empat tak atau putaran Otto.
Putaran Otto Pertama kali dibuat pada 1876, tak itu merupakan gerakan naik atau
turun pada piston silinder. Paten Otto dibuat tak berlaku pada 1886 saat ditemukan bahwa
penemu lain, Alphonse Beau de Rochas, telah membuat asas putaran 4 tak dalam selebaran
yang diterbitkan sendirian.
Pengertian Motor Bensin suatu mekanisme atau konstruksi mesin yang mengubah
energi panas dari bahan bakar menjadi energi gerak.
Motor bakar adalah jenis mesin kalor yang termasuk Mesin Pembakaran Dalam
(Internal Combustion Engine). Internal Combustion Engine (I.C. Engine) adalah mesin
kalor yang mengubah energi kimia bahan bakar menjadi kerja mekanis, yaitu dalam bentuk
putaran poros. Energi kimia bahan bakar pertama diubah menjadi energi panas melalui
proses pembakaran atau oksidasi dengan udara dalam mesin. Energi panas ini
meningkatkan temperatur dan tekanan gas pada ruang bakar. Gas bertekanan tinggi ini
kemudian berekspansi melawan mekanisme mekanik mesin. Ekspansi ini diubah oleh
mekanisme link menjadi putaran crankshaft, yang merupakan output dari mesin tersebut.
Crankshaft selanjutnya dihubungkan ke sistem transmisi oleh sebuah poros untuk
mentransmisikan daya atau energi putaran mekanis yang selanjutnya energi ini
dimanfaatkan sesuai dengan keperluan.
Siklus Otto pada mesin bensin disebut juga dengan siklus volume konstan, dimana
pembakaran terjadi pada saat volume konstan. Pada mesin bensin dengan siklus Otto
dikenal dua jenis mesin, yaitu mesin 4 langkah (four stroke) dan 2 langkah (two stroke).
Untuk mesin 4 langkah terdapat 4 kali gerakan piston atau 2 kali putaran poros engkol
(crank shaft) untuk tiap siklus pembakaran, sedangkan untuk mesin 2 langkah terdapat 2
kali gerakan piston atau 1 kali putaran poros engkol untuk tiap siklus pembakaran.
Sementara yang dimaksud langkah adalah gerakan piston dari TMA (Titik Mati Atas) atau
TDC (Top Death Center) sampai TMB (Titik Mati Bawah)
II.I.I MOTOR BENSIN 2 TAK
Motor bensin 2 tak adalah mesin/motor yang memerlukan dua langkah torak atau 1
kali langkah keatas ascending stroke dan 1 kali langkah ke bawah discending stroke untuk
memperoleh 1 kali usaha di ruang pembakaran.
Prinsip kerja motor bensin 2 tak : Setiap 1 kali putaran poros engkol atau 2 kali
gerakan piston menghasilkan 1 kali usaha. Proses langkah kerja motor bensin 2 tak sebagai
berikut : Langkah 1 kompresi dan hisap pada langkah isap piston bergerak naik dari TMB
menuju TMA.
sedang katup buang (exhaust valve) tertutup, sedangkan piston bergerak menuju
TMB sehingga tekanan dalam
silinder lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dengan demikian maka
campuran udara dan bahan bakar akan terhisap ke dalam silinder.
2. Langkah Kompresi (compression stroke)
Pada langkah ini kedua katup baik intake maupun exhaust tertutup dan
piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena itulah maka campuran udara dan
bahan bakar akan terkompresi, sehingga tekanan dan suhunya akan meningkat.
Beberapa saat sebelum piston mencapai TMA terjadi proses penyalaan
campuran udara dan bahan bakar yang telah terkompresi oleh busi (sparkplug).
Pada proses pembakaran ini terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi
energi panas dan gerak.
3. Langkah Ekspansi (expansion stroke)
Karena terjadi perubahan energi dari energi kimia menjadi energi gerak
dan panas menimbulkan langkah ekspansi yang menyebabkan piston bergerak
dari TMA ke TMB. Gerakan piston ini akan mengakibatkan berputarnya poros
engkol sehingga menghasilkan tenaga. Pada saat langkah ini kedua katup dalam
kondisi tertutup.
4. Langkah Buang (exhaust stroke)
Pada langkah ini piston bergerak dari TMB ke TMA, sedangkan katup
buang terbuka dan katup isap tertutup, sehingga gas sisa pembakaran akan
terdorong keluar melalui saluran buang (exhaust manifold) menuju udara luar.
Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gasyang
dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain seperti busi
Motor bakar diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine):
pada langkah kompresi. Langkah buang saat torak bergerak keatas dan menekan
udara hasil pembakaran keluar ke udara luar melalui muffler / knalpot saluran
keluarnya terbuka
dalamnya tidak mampu menahan tekanan tinggi, dan menjadikan mesin diesel kandidat
untuk modifikasi mesin dengan biaya yang relatif murah.
Kekurangan : Kekurangannya hanya terletak suara yang berisik juga pada bobot
dan dimensi yang 2x lebih berat dan besar dari mesin bensin, dikarenakan komponen
mesin diesel yang di design kuat untuk menahan kompresi tinggi yang dihasilkannya dan
juga akselerasi yang lemah namun bisa di perbaiki melalui penambahan turbocharger atau
supercharger. Penambahan turbocharger atau supercharger ke mesin meningkatkan
ekonomi bahan bakar dan tenaga. Rasio kompresi yang tinggi membuat mesin diesel lebih
efisien dari mesin menggunakan bensin.
Urutan proses
b.
Perbandingan kompresi
c.
d.
Fluida kerja bukanlah udara yang bisa dianggap sebagai gas ideal, karena fluida
kerja di sini adalah campuran bahan bakar (premium) dan udara, sehingga tentu saja
sifatnya pun berbeda dengan sifat gas ideal.
2.
Kebocoran fluida kerja pada katup (valve), baik katup masuk maupun katup buang,
juga kebocoran pada piston dan dinding silinder, yang menyebabkan tidak optimalnya
proses.
3.
Baik katup masuk maupun katup buang tidak dibuka dan ditutup tepat pada saat
piston berada pada posisi TMA dan atau TMB, karena pertimbangan dinamika mekanisme
katup dan kelembaman fluida kerja. Kerugian ini
dapat diperkecil bila saat pembukaan dan penutupan katup disesuaikan dengan besarnya
beban dan kecepatan torak.
4.
Pada motor bakar torak yang sebenarnya, saat torak berada di TMA tidak terdapat
proses pemasukan kalor seperti pada siklus udara. Kenaikan tekanan dan temperatur fluida
kerja disebabkan oleh proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar dalam silinder.
5.
proses pembakaran berlangsung pada kondisi volume ruang yang berubah-ubah sesuai
gerakan piston. Dengan demikian proses pembakaran harus dimulai beberapa derajat sudut
engkol sebelum torak mencapai TMA dan berakhir beberapa derajat sudut engkol sesudah
TMA menuju TMB. Jadi proses pembakaran tidak dapat berlangsung pada volume atau
tekanan yang konstan.
6.
Terdapat kerugian akibat perpindahan kalor dari fluida kerja ke fluida pendingin,
misalnya oli, terutama saat proses kompresi, ekspansi dan waktu gas buang meninggalkan
silinder. Perpindahan kalor tersebut terjadi karena ada perbedaan temperatur antara fluida
kerja dan fluida pendingin.
7.
Adanya kerugian energi akibat adanya gesekan antara fluida kerja dengan dinding
Terdapat kerugian energi kalor yang dibawa oleh gas buang dari dalam silinder ke
atmosfer sekitarnya. Energi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk kerja mekanik. Siklus
aktual motor bensin ditunjukan pada Gambar
Langkah 0 - 1 adalah langkah hisap, yang terjadi pada tekanan (P) konstan.
2.
3.
konstan.
4.
5.
6.
2 n
60
. (2.1)
Ne
Mt
dengan:
Mt
Pe =
Kerja persiklus
Volume langkah torak
Pe =
dengan:
(2.3)
45.00 Ne
VL z n a
Pe
Ne
dengan:
50
3600
x sp bahan bakar x
x (kg/jam) .......... (2.4)
t
1000
mf
Pemakaian bahan bakar spesifik didefinisikan sebagai banyaknya bahan bakar yang
terpakai per jam untuk menghasilkan setiap kW daya motor.
Be =
dengan:
mf
. (2.5)
Ne
Be
mf
Ne
p =
dengan:
Va 2
2
.. (2.6)
Va
catatan :
1 mmH2O = 9,8 N/m2, pada pembacaan skala manometer miring 2 divisi = 1mm H2O
Massa jenis udara diperoleh dari persamaan:
Pa
a = R Ta . (2.7)
dengan:
Pa
Ta
D2
K Va . (2.8)
4
mv
: diameter orifis = 15 mm
: konstanta 0,6
Va
II.IV.VI.
Ma
Mv
Untuk mengetahui perbandingan bahan bakar dan udara dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
AFR =
dengan:
mf
. (2.10)
ma
AFR
mf
ma
mia
VL
: volume langkah
: jumlah silinder
: empat langkah
v =
dengan:
ma
x 100 % .. (2.12)
mia
ma
mia
ne 3600
II.IV.IX.
Ne
Mf
LHV
LHV
NERACA KALOR
H1 = mf LHV
dengan:
Mf
LHV
dengan:
II.IV.X.
1
(kW ) . (2.14)
3600
1
(Kw) . (2.15)
3600
ma
Cp
Ta
: temperatur (C)
dengan:
II.IV.XI.
1
+ (Cw Qw w Tk 4,2) (kW) .. (2.16)
3600
To
Cw
: konstanta air
Qw
Tk
dengan:
4,2
(kW) .. (2.17)
60
Qw
Tw