Anda di halaman 1dari 18

PROSES PENGELASAN

Umumnya proses ini dilakukan dengan memberikan


masukkan panas (heat input) dengan tahapan proses
sebagai berikut :
Memanaskan bagian logam induk yang disambung
secara lokal sampai mencapai titik cairnya.
Membentuk manik cairan las (weld pool) yang terdiri
dari logam induk dan logam pengisi (filler metal)
Mendinginkan cairan las dan logam induk hingga
mencapai temperatur kamar
Memberikan proses perlakuan panas terhadap
sambungan las
Faktor yang sangat penting di sini adalah terjadinya
siklus termal yang dapat menimbulkan deformasi,
tegangan termal, cacat dan perubahan metalurgi yang
rumit.

FAKTOR-FAKTOR PENTING DALAM SAMBUNGAN LAS

STRUKTUR MIKRO

SIFAT MEKANIS

PERFORMANCE

KOMPOSISI KIMIA
KONDISI LOGAM/BENDA KERJA
TEKNIK/PROSES PENGELASAN
PROSES PERLAKUAN PANAS

HEAT INPUT (MASUKAN PANAS)


Siklus termal yang terjadi selama pengelasan dipengaruhi
oleh masukan panas (heat input) yang diberikan. Besarnya
masukan panas yang terjadi pada proses pengelasan
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :

Daya hantar panas (heat conductivity) logam yang dilas


Geometri seperti tebal logam yang dilas
Jenis sambungan dan bentuk alur

Teknik pengelasan yang diterapkan

PERHITUNGAN MASUKAN PANAS


Masukan panas dapat dihitung dengan rumus :

E=(VxI)/W
E = energi per satuan panjang las
V = tegangan listrik (volt)
I = arus listrik (amper)
W = kecepatan pengelasan (m/detik)

SIKLUS TERMAL
Siklus termal las adalah proses pemanasan dan
pendinginan di daerah lasan. Kecepatan kenaikan
temperatur pada proses pemanasan pada umumnya tidak
dapat dikontrol, sedangkan kecepatan pendinginan
biasanya dapat dikontrol. Pengontrolan kecepatan
pendinginan tersebut merupakan usaha yang sangat
penting untuk memperoleh struktur mikro yang baik tanpa
terjadinya cacat pada logam las.
Siklus pendinginan dipengaruhi oleh temperatur tertinggi
yang terjadi ketika pengelasan, kecepatan pengelasan dan
suhu pemanasan awal.

DAERAH LAS
Terdiri dari 3 bagian yaitu :
I. Logam las (weld metal)
II. Daerah pengaruh panas (HAZ = Heat Affected Zone)
III.Logam induk yang tidak terpengaruh panas (parent
metal)
I
III

II

II

III

LOGAM LAS
Adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan
mencair dan kemudian membeku. Semua kejadian dalam
logam las selama proses pengelasan hampir sama dengan
kejadian pada proses pengecoran baik perubahan
strukturnya maupun kemungkinan terbentuknya cacat
seperti segregasi, lubang halus (pin holes) ataupun retak.
Selama terjadi peleburan dan kemudian diikuti pembekuan
seringkali terjadi jenis cacat berupa lubang-lubang halus
(pin holes) dalam logam las yang disebabkan oleh gas di
dalam logam padat. Pembentukan gas dalam logam las
tersebut dapat disebabkan oleh salah satu atau ketiga
penyebab berikut :

Pelepasan (evolusi) gas terutama hidrogen karena perbedaan batas


kelarutan antara logam cair dan logam padat pada suhu
pembekuan.
Terjadinya reaksi kimia di dalam logam las yang menghasilkan gas
seperti CO.
Penyusupan gas ke dalam lingkungan busur seperti gas-gas
pelindung atau udara yang terkurung dalam akar kampuh las.

Disamping cacat berupa lubang-lubang halus di atas, pada logam las


sering terjadi peningkatan kadar oksigen akibat proses oksidasi

DAERAH HAZ (HEAT AFFECTED ZONE)


Merupakan logam dasar yang bersebelahan dengan
logam las yang selama proses pengelasan mengalami
siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat.
Transformasi (perubahan) fasa yang terjadi pada daerah
HAZ dapat dibaca dari diagram TTT. Disamping itu pada
daerah HAZ juga terjadi perubahan butiran logam
secara berangsur-angsur dari struktur logam induk ke
struktur logam las.

PARENT METAL
Merupakan bagian logam dasar dimana panas dan suhu
pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahanperubahan struktur dan sifat.

BATAS LAS (WELD JUNCTION)


Merupakan batas antara logam las dan daerah pengaruh
panas. Di daerah ini kristalnya tumbuh dengan cepat dan
membentuk butir butir kasar.

SIFAT MAMPU LAS (WELDABILITY)


Merupakan kemampuan logam untuk dilas tanpa terjadi
penggetasan atau retak (mudah dilas dan hasil laslasannya baik).

Penggetasan adalah berubahnya sifat logam dari ulet /


tangguh menjadi getas sehingga logam mudah mengalami

retak/patah. Untuk mengevaluasi perubahan sifat ini


biasanya dilakukan baik dengan uji tarik maupun uji impak.

Logam logam yang mempunyai sifat mampu las yang


rendah yaitu :
Aluminium : sulit untuk dilas tetapi juga sudah berhasil
dilas akan menghasilkan sifat mekanis yang baik. Sulit
untuk dilas karena pada permukaan aluminium akan
terbentuk Al2O3 akibat proses pemanasan, yang sifatnya
sangat keras dan mempunyai titik cair yang tinggi.
Baja karbon tinggi : material ini mudah dilas tetapi hasil
las-lasannya jelek, karena menghasilkan struktur
martensit yang cukup banyak (mengingat kadar
karbonnya cukup tinggi), sehingga menghasilkan
struktur yang getas.
Besi tuang : mudah dilas tetapi menghasilkan sifat
mekanis yang jelek, karena mengandung grafit yang
sifatnya getas.

EVALUASI PENGGETASAN DENGAN UJI TARIK


DAN UJI IMPAK
UJI TARIK : untuk mengevaluasi kegetasan dilihat dari
daerah ketangguhannya (luas daerah kurva tarik)
UJI IMPAK : untuk mengevaluasi kegetasan dilihat dari
besarnya temperatur transisi.

Beberapa
faktor
yang
menyebabkan
penggetasan tersebut yaitu :
Pembentukan

timbulnya

struktur martensit, struktur martensit


sifatnya sangat keras sehingga memberikan efek
penggetasan.
Butir struktur logam yang besar (kasar), struktur yang
kasar seperti ferit yang kasar atau bainit atas dapat
memberikan efek penggetasan. Hal ini disebabkan
karena struktur yang kasar mempunyai ikatan atom yang
kurang kuat pada batas butirnya sehingga batas butir
mengalami penurunan keuletan.

Cara-cara yang dapat digunakan untuk menurunkan penggetasan


sambungan las adalah sebagai berikut :
Memilih komposisi kimia logam yang tidak peka terhadap
penggetasan artinya yang tidak mudah membentuk struktur
martensit yang keras.
Membatasi masukan panas (heat input) pada waktu pengelasan.
Membuat sambungan berlapis (multipass weld joint) cara ini
dimaksudkan untuk memperbaiki struktur mikro yang terjadi dengan
cara memanaskan kembali logam las sebelumnya melalui panas las
di atasnya. Dalam hal ini lapisan las yang ada di bawah dipanaskan
oleh lapisan di atasnya .
Penggetasan dapat pula disebabkan oleh terbentuknya tegangan
termal yang besar yang menghasilkan distorsi sehingga dapat
menurunkan keuletan logam. Disamping itu rancangan sambungan
las juga perlu diperhatikan untuk menghidari penggetasan tersebut
terutama agar tidak terjadi bagian-bagian yang menimbulkan
konsentrasi tegangan yang besar.

RETAK PADA SAMBUNGAN LAS


Diklasifikasikan menjadi 2 kelompok :
Retak dingin : retak yang terjadi di daerah las pada suhu
di bawah suhu transformasi martensit yaitu sekitar
300oC.
Retak panas : retak yang terjadi pada suhu di atas
550oC.

RETAK DINGIN
Terjadi tidak hanya pada daerah HAZ tetapi juga pada
logam las. Retak dingin ini biasanya terjadi antara
beberapa menit sampai 48 jam sesudah pengelasan,
oleh karena itu retak ini disebut juga retak lambat.

PENYEBAB RETAK DINGIN


Disebabkan oleh 3 faktor utama yaitu :
Struktur dari daerah HAZ
yaitu terutama karena
terbentuknya struktur martensit.
Difusi hidrogen ke dalam daerah las. Pada waktu logam
las masih cair, logam tersebut menyerap hidrogen dalam
jumlah yang besar. Pada waktu pembekuan terjadi
evolusi hidrogen dan bersamaan dengan itu sebagian
hidrogen akan didifusikan ke dalam daerah HAZ yang
menyebabkan terjadinya retak pada HAZ (hydrogen
embrittlement).
Tegangan, terutama disebabkan oleh tegangan sisa dan
tegangan termal

RETAK PANAS
Dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
Retak karena pembebasan tegangan (stress relieving)

pada daerah HAZ yang terjadi pada suhu antara 550


700oC.
Retak pada suhu di atas 900oC yang terjadi pada

peristiwa pembekuan logam las.

Anda mungkin juga menyukai