Anda di halaman 1dari 23

METAL FORMING

Teknik pembentukan logam dapat dikaji dari 3


bidang utama yaitu :
Bidang teknologi proses : yang menyangkut
geometri dan kondisi serta parameter proses.
Bidang mekanika : yang diperlukan untuk
memperkirakan
gaya,
daya
dan
energi
pembentukan.
Bidang metalurgi : yang membahas perubahanperubahan sifat material akibat proses
pembentukan.

TUJUAN PROSES PEMBENTUKAN LOGAM


Mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk
yang dikehendaki
Memperbaiki sifat logam dengan jalan
memperbaiki struktur mikronya, misalnya
dengan menghomogenkan dan menghaluskan
butir, memecah dan mendistribusikan inklusi,
menutup rongga cacat coran, serta memperkuat
logam dengan mekanisme pengerasan regangan
(strain hardening)

KLASIFIKASI PROSES PEMBENTUKAN LOGAM

Berdasarkan daerah temperatur pengerjaan


Berdasarkan jenis gaya pembentukan
Berdasarkan bentuk benda kerja
Berdasarkan tahapan produk
Masih ada pula cara klasifikasi yang lain, yaitu
misalnya yang didasarkan atas jenis mesin
ataupun sumber energi yang digunakan untuk
proses pembentukan.

BERDASARKAN TEMPERATUR PENGERJAAN

PENGERJAAN PANAS (HOT WORKING)


Merupakan proses pembentukan yang dilakukan pada
daerah di atas temperatur rekristalisasi, misalnya
proses pengerolan panas (hot rolling), tempa
(forging), dan ekstrusi panas (extrusion).
PENGERJAAN DINGIN (COLD WORKING)
Merupakan proses pembentukan yang dilakukan pada
daerah di bawah temperatur rekristalisasi, dalam
praktek, umumnya dilakukan pada temperatur
kamar atau tanpa pemanasan benda kerja.

TEMPERATUR REKRISTALISASI
Setiap logam mempunyai temperatur rekristalisasi
yang
berbeda-beda,
tergantung
dari
temperatur cairnya. Secara umum, temperatur
rekristalisasi
dapat
ditentukan
dengan
menggunakan rumus :
Trek = (0,4 --- 0,5) Tm
Trek = temperatur rekristalisasi
Tm = temperatur cair logam (K)

BERDASARKAN GAYA PEMBENTUKAN


Pembentukan dengan tekanan, misalnya forging,
rolling, extrusion, swaging.
Pembentukan dengan tekanan dan tarikan, misalnya
wire drawing, tube drawing, deep drawing, ironing,
spinning.
Pembentukan dengan tarikan, misalnya stretching,
ekspansi.
Pembentukan dengan tekukan, misalnya bending,
roll tekuk.
Pembentukan dengan geseran, misalnya shearing.
Deformasi yang disebabkan oleh tegangan tekan,
lebih besar daripada deformasi yang disebabkan
oleh tegangan tarik.

BERDASARKAN BENTUK BENDA KERJA


PEMBENTUKAN BENDA KERJA MASIF
Ciri utama kelompok ini adalah terjadinya
perubahan tebal benda kerja selama diproses
secara menyolok , contoh : forging, rolling,
extrusion, wire drawing, tube drawing, ironing.
PEMBENTUKAN BENDA KERJA PLAT
Dalam kelompok ini benda kerjanya adalah plat yang
dideformasi menjadi bentuk tertentu, tebalnya
dapat dianggap tetap, contoh : deep drawing,
bending.

BERDASARKAN TAHAPAN PRODUK


PROSES PEMBENTUKAN PRIMER
Proses ini menghasilkan produk-produk setengah
jadi, misalnya plat dan profil dari bahan baku
berupa ingot, slab ataupun billet, contoh : rolling
yang menghasilkan plat ataupun batang kawat.
PROSES PEMBENTUKAN SEKUNDER
Proses ini akan memproses lebih lanjut produk yang
dihasilkan oleh proses primer menjadi bentuk
yang lebih final, contoh : wire drawing
memproses batang kawat menjadi kawat yang
diameternya lebih kecil, proses deep drawing
yang memproses plat menjadi bentuk tabung,
proses pembuatan pipa dari bahan yang
berbentuk plat dengan proses roll tekuk yang
diikuti dengan proses pengelasan.

TEGANGAN ALIR LOGAM (FLOW STRESS)


Dalam proses pembentukan terhadap benda kerja
harus diberikan tegangan sehingga terjadi
deformasi plastis. Tahanan atau perlawanan
bahan terhadap deformasi plastis disebut
tegangan alir. Jadi tegangan alir adalah sifat
bahan yang menyatakan ketahanan material
terhadap perubahan bentuk. Istilah tegangan alir
berasal dari pengertian yang menggambarkan
adanya aliran logam pada saat deformasi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain.
Agar terjadi perubahan bentuk plastis, tegangan
yang diberikan harus mencapai tegangan alir
material yang diproses. Dalam diagram tegangan
regangan, tegangan alir dapat dinyatakan di
sepanjang kurva-kurva pada daerah plastis.

PENGUJIAN UNTUK MEMPEROLEH DATA


TEGANGAN ALIR LOGAM

Uji tarik
Uji tekan
Uji puntir
Uji
tekan
regangan
bidang
compression)
Uji tekan dengan cam plastometer.

(plain

strain

UJI TARIK

Hasil pengujian tarik dapat dinyatakan sebagai :

Tegangan teknis regangan teknis (engineering


stress strain), e - e

Tegangan sebenarnya regangan sebenarnya


(true stress strain), t - t

ENGINEERING STRESS - STRAIN


Di sini perhitungan tegangan didasarkan pada luas
penampang awal yang besarnya selalu konstan. Datadatanya dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Tegangan luluh (yield point): y = Fy / Ao
Tegangan tarik maksimum : u = Fu / Ao
Regangan (elongasi) : = ( l / lo) x 100 %
Reduksi penampang: q = (A / Ao) x 100%

TRUE STRESS - STRAIN


Di sini perhitungan tegangan didasarkan pada luas
penampang sesaat yang selalu mengecil. Data
datanya dapat dihitung dengan rumus :
Pada daerah deformasi seragam (tidak terjadi
pengecilan penampang) :
Tegangan sebenarnya : t = e ( 1 + e )
Regangan sebenarnya : t = ln ( 1 + e )
Pada daerah deformasi tidak seragam (sudah terjadi
pengecilan penampang) :
Tegangan sebenarnya : t = F / Ai
Regangan sebenarnya : t = ln (Ao / Ai)

Dalam mengkaji proses pembentukan

logam harus

digunakan konsep true stress strain, hal ini


disebabkan karena true stress strain bersifat
kumulatif sedangkan engineering stress strain
bersifat tidak kumulatif (tidak dapat dijumlahkan

untuk setiap proses pembentukan).

Buktikan pada proses berikut ini berlaku prinsip true


stress strain (bersifat kumulatif) untuk proses tarik dari
bahan baku billet dengan panjang awal 45 cm menjadi
billet dengan panjang 60 cm melalui tahap-tahap
berikut ini :
tarik I : 45 cm ----- 50 cm
tarik II : 50 cm ---- 55 cm
tarik III : 55 cm ----- 60 cm

FORMABILITY (KEMAMPUBENTUKAN)

Kemampubentukan
berkaitan
dengan
tingkat
deformasi pada proses pengerjaan logam tertentu
tanpa terjadi retakan. Pada beberapa proses batas
mampu bentuk ditentukan sampai terjadinya
perpatahan. Mampu bentuk adalah suatu konsep
teknologi yang kompleks yang tidak saja
tergantung pada ketahanan perpatahan (keuletan)
bahan, tetapi juga pada hal khusus suatu proses
deformasi, oleh karena itu mampu bentuk harus
dianggap terdiri dari 2 faktor :

Tergantung pada sifat bahan dan dapat dinilai dari


percobaan laboratorium.
Merupakan fungsi dari parameter proses deformasi
yaitu geometri cetakan, kondisi pelumasan dan
geometri benda kerja.
Retakan yang terjadi pada proses pengerjaan logam
dapat digolongkan dalam 3 kelompok umum :
Retakan pada permukaan bebas misalnya yang
terjadi pada penekanan silinder atau pada
pengerolan

Retak yang terbentuk pada permukaan dimana


gesekan antar permukaan cukup besar contoh pada
proses ekstrusi

Retak internal misal pada batang tarik

CACAT PADA PRODUK PEMBENTUKAN

Cacat yang tidak diinginkan pada komponen lembaran


logam adalah :
Terbentuknya retak yang akan merusak secara
keseluruhan.
Penyempitan
setempat atau penipisan atau
penekukan dan pengkerutan pada daerah tegangan
tekan.
Kegagalan
untuk mempertahankan
toleransi
dimensi karena terjadi balikan pegas (spring back)

Jenis-jenis cacat seperti yang dimaksud sebelumnya


dapat diuraikan sebagai berikut :
Penipisan yang terjadi dekat lengkungan punch
pada proses deep drawing. Cara mengatasinya
dengan menggunakan punch yang jari-jarinya lebih
besar atau memperkecil beban punch pada saat
dilakukan proses penarikan.
Orange peeling (keriput seperti kulit jeruk). Cacat
ini terjadi pada permukaan lembaran logam yang
mempunyai butir agak kasar yang cenderung
terdeformasi tersendiri yang mengakibatkan
butiran akan mencuat ke permukaan. Cara
mengatasinya
adalah
dengan
menggunakan
lembaran logam berbutir halus sehingga deformasi
lebih seragam.

Stretcher strain (regangan perentang). Cacat


ini nampak sebagai pola yang mirip lidah api
pada permukaan lembaran logam (khususnya
baja karbon rendah yang masih mempunyai
gejala yielding pada tegagan luluhnya).
Earing (pembentukan kuping). Pembentukan
kuping adalah terjadinya pinggiran berombak
pada bagian atas mangkuk hasil proses deep
drawing. Jika terjadi cacat ini, maka perlu
pemotongan untuk menghasilkan bagian atas
yang rata. Terjadinya earing dikaitkan langsung
dengan anisotropi planar yang dinyatakan
sebagai : R = (Ro + R90 2R45) / 2

TEGANGAN-TEGANGAN SISA
Tegangan sisa merupakan sistim tegangan yang
terdapat pada benda. Tegangan sisa adalah
tegangan elastik. Nilai maksimum yang dapat
dicapai oleh tegangan sisa sama dengan tegangan
luluh bahan yang bersangkutan. Untuk keperluan
analisis, tegangan sisa dapat dianggap sama
seperti tegangan-tegangan beban. Tegangan
tegangan sisa tekan secara efektif akan
mengurangi tegangan tarik dan tegangan sisa
tarik akan menambah tegangan tarik tersebut.
Logam-logam yang mengandung tegangan sisa dapat
dibebaskan dari tegangan atau penghilangan
tegangan dengan pemanasan hingga suhu tertentu
dimana kekuatan luluh bahan sama atau lebih
kecil dibandingkan dengan tegangan sisa semula

Anda mungkin juga menyukai