LANDASAN TEORI
2.1.Administrasi Kesehatan
Administrasi Menurut Dwight Waldo dalam bukunya The Study of Public
Administrasi (1995) disebutkan bahwa administrasi ialah kegiatan kerjasama
secara rasional yang tercermin pada pengelompokkan kegiatan menurut fungsi
yang dilakukan. Sedangkan menurut Robert D. Calkins dalam bukunya The art
of Administration and the art of science (1959) menyebutkan administrasi
sebagai kombinasi antara pengambilan keputusan dengan pelaksanaan dari
keputusan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Olehnya
selanjutnya disebutkan bahwa dalam administrasi ada tiga unsur pokok yang harus
terpenuhi :
kesehatan
adalah
suatu
proses
yang
menyangkut
(Planning)
(Organizing)
kegiatan,
menetapkan
tugas-tugas
pokok
dan
wewenang
serta
dan
Pelaksanaan
(Actuating).
Pengendalian
(Controlling)
2.2.Puskesmas
2.2.1
Konsep Puskesmas
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Fungsi Puskesmas
kesehatan,
upaya
yang
dilakukan
puskesmas
adalah
promosi
kesehatan,
pemberantasan
penyakit,
penyehatan
gedung, menurut jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas,
perawatan atau non perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun
pengembangan, tergantung kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya
material. Adapun 9 (sembilan) program pokok tersebut meliputi :
A. Program Promosi Kesehatan (Promkes) :
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan,
Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu
B. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD,
Malari, Flu Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi
Menular Seksual (IMS), Penyuluhan Penyakit Menular
C. Program Pengobatan :
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,
Unit Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan
Persalinan (Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus,
Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel)
D. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) :
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan,
Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, KemitraanDukun
Bersalin, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
E. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB) :
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT
Catin), Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB
F. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat :
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi
dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
ii.
iii.
Keuangan
iv.
10
11
12
mempunyai makna dan esensi yangsama yaitu proses pemantauan, penilaian, dan
pelaporan keberhasilan suatukegiatan dan program dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi, adanyapenetapan standar, tolok ukur dan kriteria, adanya
pengukuran hasil kegiatan danprogram, adanya pembandingan hasil kinerja
pegawai dan organisasi denganstandar, dan adanya pengambilan tindakan korektif
bila diperlukan.
2.2.7
yakni
Stratifikasi
Puskesmas
atau
Penilaian
Puskesmas:
Dilakukan
dengan
Kinerja
Puskesmas;
c) Mutu
Pelayanan
membandingkan
13
kesehatan
di
gudang,
sarana
gudang
obat
alat
kesehatan
dokumentasi
program
Jamkesmas,
meliputi:
14
mengukur keberhasilan dari sebuah tujuan yang ingin dicapai oleh Puskesmas.
Selaian itu evaluasi puskesmas juga merupakan salah satu upaya untuk menilai
kinerja dari sebuah pelayanan kesehatan. Salah satu cara yag dipakai untuk
mengevaluasi pelayanan kesehatan yaitu dengan analisis SWOT. SWOT
merupakan akronim dari Strength (kekuatan) dan Weakness (kelemahan) dalam
organisasi Puskesmas, serta Opportunity (kesempatan/peluang) dan Threat
(ancaman /tantangan) dari lingkungan eksternal yang dihadapi organisasi
Puskesmas. Analisis SWOT dapat merupakan alat yang ampuh dalam melakukan
analisis strategik. Keampuhan tersebut terletak pada kemampuan para penentu
strategi organisasi untuk memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan
15
Adanya wilayah kerja tertentu yang menjadi tugas tanggung jawab dan
pangsa pasar Puskesmas;
baik
di
Puskesmas
Induk,
Puskesmas
Pembantu,
Adanya pola struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) Puskesmas yang
merujuk pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.23 Tahun 1994 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas dan Keputusan Menteri
16
b) Weakness (kelemahan):
17
wilayah
kabupaten/kota
lebih
banyak
melaksanakan
tugas-tugas
administratif;
Sistem
manajemen
Puskesmas
yakni
perencanaan
(P1)
yang
18
Citra
Puskesmas
masih
kurang
baik,
utamanya
yang
berkaitan
19
Jumlah kader kesehatan masih kurang, tingginya drop out kader, adanya
kejenuhan dari kader, sulitnya mencari kader baru, kurangnya dana
stimulasi kader, kurangnya sarana kegiatan kader seperti buku pegangan
kader, sarana pencatatan dan pelaporan kegiatan kader dan sebaginya;
20
merupakan
peluang
yang
besar
bagi
Puskesmas
untuk
Adanya komitmen dan dukungan politis dari Pemerintah Daerah dan DPRD
Kabupaten/Kota untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
Meningkatnya
tingkat
pendidikan
masyarakat
merupakan
peluang
21
Adanya dana stimulasi dari Pemerintah daerah untuk Dana Sosial Ibu
Bersalin (Dasolin) yang dapat dikembangkan menjadi Dana Sehat berpola
JPKM;
Adanya kader kesehatan, dokter kecil, Palang Merah Remaja, Paraji dan
sebagainya;
b) Threat (ancaman/rintangan/tantangan)
22
meningkatkan
kebutuhan
(demand)
pelayanan
kesehatan
Peran
serta
dan
kemitraan
masyarakat
belum berkembang
dan
23
kesehatan.
Menghadapi
persaingan
ini,
mengharuskan
Puskesmas
dijadikan
revenue
center
(pusat
pendapatan)
untuk
Masih adanya persalinan oleh dukun paraji dan belum terjalin kemitraan
antara Bidan Desa dengan dukun paraji;
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih belum memasyarakat dan
membudaya baik PHBS rumah tangga, sarana kesehatan, institusi
pendidikan, tempat kerja, maupun tempat-tempat umum.
24
development
goals
atau
juga
dikenal
sebagai Sustainabale
Development
termasuk
organisasi
masyarakat
sipil
atau Civil
Society
on
Sustainable
Development yang
diadakan
di Rio
de
25
26