Anda di halaman 1dari 35

From Photos to Model 3D

Universitas Gadjah Mada

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Arkeologi
Pemodelan Objek Tiga Dimensi

Arc de Triomphe, Paris


Pembuatan base-relief 3D dimensional
Kiri
: Model objek 3D texture.
Kanan : Model objek 3D mesh untuk kebutuhan monitoring (Monitoring kondisi
permukaan, perhitungan volume, analisis jarak, dll).
Model objek 3D dibuat berdasarkan 33 foto yang dipotret menggunakan metode
fotogrametri jarak dekat (close range photogrammetry).

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Daftar Isi
Bab I Pemahaman Konsep Fotogrametri
1. Konsep Fotogrametri
2. Kalibrasi Kamera
3. Objek 3D

Bab II Kalibrasi Kamera


1. Pemotretan Lembar Kalibrasi
2. Mencari Nilai Parameter Kalibrasi Kamera
3. Koreksi Foto Berdasarkan Nilai Parameter Kalibrasi Kamera

Bab III Tips dan Trik Pengambilan Foto


Bab IV Pemodelan Foto Menjadi Objek 3D
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Software Pemodelan Foto Menjadi Objek 3D


Workflow 3D modelling
Align Foto
Dense Clouds / Point Clouds
Mesh
Texture

Bab V Hasil dan Perangkat Lunak Lanjutan


1.
2.
3.
4.

Format Dat
Pengukuran dan Skala
Studi Kasus Model 3D
Perangkat Lunak Editting Lanjutan

Lampiran

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

BAB 1. Konsep Fotogrametri Jarak Dekat


Konsep fotogrametri Jarak Dekat
Fotogrametri jarak dekat atau lebih dikenal dengan Close Range Photogrammetry
(CRP) merupakan fotogramteri non pemetaan dimana pembentukan image-nya dilakukan
pada jarak kurang dari 100 meter (Atkinson 1996). Prinsip dasar dari proses fotogrametri
jarak dekat adalah adalah model tiga dimensi (3D) diperoleh dari pengukuran tumpang tindih
antar foto dengan sudut pandang yang berbeda dan pengukuran dari orientasi kamera.
Kalibrasi pada kamera non metrik dapat di selesaikan dengan bantuan komputerisasi
sehingga mengetahui parameter kamera dan lokasi kamera, yang nantinya mendapatkan nilai
dari hasil pengukuran orientasi kamera (interior orientation, exterior orientation, absolute
orientation, dan bundle adjustment) (Aulejtner 2011).
Data berupa jarak, luas dan volume yang diperoleh dari mteode fotogrametri jarak
dekat dapat dimanfaatkan dalam ilmu geodesi. Selain itu dalam fotogrameteri jarak dekat,
koordinat 3D dalam sistem foto dapat diperoleh. Transformasi ke dalam sistem koordinat
tanah dapat dilakukan untuk membandingkan dengan koordinat yang sebernarnya (Septifa
2013).
Kamera yang digunakan dalam fotogrametri jarak dekat memerlukan kamera denga
fokus yang tinggi. Dibanding dengan teknologi lain, fotogrametri jarak dekat mempunyai
beberapa kelebihan :
1. Dapat dilakukan pada objek yang sulit diakses karena tidak diperlukan kontak
langsung saat pengukuran (Thompson 1962 dalam Atkinson 1996).
2. Akuisisi data dapat dilakukan dengan cepat dan dapat digunakan untuk memroses
terkait dengan ukuran obyek (Atkinson 1996).
3. Dapat digunakan untuk mengukur obyek yang relatif kecil dan atau tidak beraturan
(Thompson 1962 dalam Atkinson 1996).
4. Merupakan teknik yang baik bila dibandingkan dengan teknologi lain, apabila
teknologi lain tidak dapat melakukan pengukuran secara efisien dan efektif. (Hanifa
2007).
5. Memiliki nilai ekonomis untuk pengukuran dalam obyek yang bersifat kompleks
(Hanifa 2007)
Dengan kelebihan di atas, Close Range Photogramtery juga memiliki kelemahan seperti :
1. Hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung namun masih harus
diperlukan pengolahan dan evaluasi (Hanifa 2007).

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
2. Membutuhkan teknik yang kompleks dan kurang praktis jika diaplikasikan untuk
analisis yang relatif kecil (Trieb, dkk 2004).
3. Area cakupan akan terbatas sehingga ada keungkinan semua area tidak tercakup
dalam foto (Trieb, dkk 2004).
4. Ketelitian hasil dipengaruhi oleh kesalahan yang terjadi pada saat pengambilan dan
pemrosesan foto (Septifa 2013)
Pada prinsipnya metode fotogrametri dilakukan dengan melakukan pengambilan
gambar di sekitar atau sekeliling obyek yang akan dipotret dengan posisi kamera yang
konvergen (Atkinson 1996).

Dengan teknologi yang terus berkembang seperti saat ini,

penggunaan teknologi yang efisien dan efektif merupakan pilihan yang tepat dalam analisis
suatu permasalahan dalam bidang geodesi dan geomatika. Teknik CRP dengan menggunakan
kamera non-metrik yang relative murah dan pengolahan yang lebih efisien dapat menjadi
pilihan teknologi yang efisien dan efektif (Ikawati 2012).

Kalibrasi Kamera
Salah satu hal yang penting dalam proses akuisisi gambar menggunakan teknik
fotogrametri adalah kalibrasi kamera. Karena kamera non-metrik merupakan kamera yang
tidak sempurna, maka segala proses akuisisi data fotogrametri menggunakan kamera nonmetrik harus melalui tahap kalibrasi kamera. Kalibrasi kamera merupakan kegiatan untuk
memastikan hubungan antara harga-harga yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur dengan
harga yang sebenarnya dari besaran yang diukur (Septifa 2013). Kalibrasi kamera dilakukan
untuk mengetahui parameter lensa yang meliputi panjang fokus (c), principle point (Xp, Yp),
dan distorsi lensa (K1, K2, K3, P1, P2) dan parameter distorsi yang meliputi distorsi radial dan
distorsi tangensial (Fraser 1997 dalam Hanifa 2007).
1. Panjang Fokus / Focal Length
Panjang fokus merupakan jarak tegak lurus antara titik pusat lensa (titik fokus)
dengan bidang proyeksi kamera (CCD/CMOS dalam kamera digital atau film dalam
kamera analog). Dalam metadata suatu foto dapat diketahui panjang fokus ynag
digunakan ketika melakukan pemotretan, namun panjang fokus tersebut memiliki
nilai pendekatan dari pabrikan kamera. Hasil yang tepat dibutuhkan dalam
pekerjaan fotogrametri sehingga nilai pasti dari panjang fokus yang digunakan
ketika pemotretan diperlukan. Untuk memperoleh panjang fokus yang tepat
dilakukan dengan cara kalibrasi kamera.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
2. Titik Pusat Foto
Titik Pusat Foto adalah titik utama hasil proyeksi tegak lurus titik pusat perspektif
(titik pusat proyeksi) pada bidang foto. Titik ini merupakan titik utama dalam
koordinat foto yang dinyatakan dengan Xp dan dan Yp.
3. Distorsi Lensa
Distorsi lensa menyebabkan titik perspketif lensa yang terproyeksi tidak tepat
berada di titik pusat kordinat sistem koordinat foto. Distorsi lensa tidak akan
mempengaruhi ketajaman hasil foto namun berpengaruh pada kesalahan
geometrik pada foto. Untuk pekerjaan fotogramteri distorsi lensa merupakan hal
yang diperhitungkan dan tidak dapat diabaikan. Besarnya distorsi lensa bergantung
pada lensa yang digunakan. Distorsi lensa dibedakan menjadi distorsi radial dan
distorsi tangensial (Wolf 1983).
Distorsi Radial (K1, K2, K3) adalah pergeseran linier titik foto dalam arah
radial terhadap titik utama dari posisi idealnya (Hanifa 2007). Distorsi lensa biasa
diekspresikan sebagai fungsi polynomial dari jarak radial (r) terhadap titik utama
foto. Distorsi radial ke arah luar dianggap positif dan disebut sebagai barrel
distortion dan ke arah dalam dianggap negatif dan siebut sebagai pinchusion
distortion.
Distorsi Tangensial pergeseran linier titik di foto pada arah normal (tegak
lurus) garis radial melalui titik foto tersebut. Distorsi tangensial disebabkan
kesalahan sentering elemen-elemen lensa dalam satu gabungan lensa dimana titik
pusat elemen-elemen lensa dalam gabungan lensa tersebut tidak terletak pada satu
garis lurus (Hanifa 2007).

Objek 3D
Pembuatan model 3D merupakan hasil akhir yang umumnya diharapkan dari proses
fotogramteri jarak dekat. Dalam data yang diperoleh dari fotogrametri yaitu gambar, dua buah
gambar yang saling bertampalan satu sama lain dapat membentuk sebuah model tiga dimensi,
yaitu sekumpulan titik-titik dalan sistem koordinat tiga dimensi (X, Y, Z). Orientasi relatif
dapat membentuk model tiga dimensi dengan cara membentuk garis-garis seasal bertemu
atau menjadi satu titik yang berpotongan yang dinamakan kondisi kesebidangan
(collinearity). Kondisi kesebidangan ini dimaksudkan agar pandangan tiga dimensi terhadap
objek pada foto dapat terbentuk. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat dua foto yang

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
berpasangan atau lebih. Jika terdapat dua atau lebih foto maka akan diperlukan proses bundle
adjustment. Bundle adjustment merupakan perataan kuadrat terkecil secara simultan
terhadap pengamatan dan parameter yang terlibat dari data foto, sampai memperoleh
koordinat tanah. Hasil bundle adjustment adalah kerangka dalam dimensi tiga dimensi,
model permukaan objek dan daftar koordinat dari titik-titik yang diukur beserta topologinya.
Selain uraian tersebut, pekerjaan orientasi diperlukan untuk memperoleh semua informasi.
Dalam pekerjaan fotogrametri, orientasi merupakan proses transformasi berturut-turut untuk
membentuk hubungan antara sistem koordinat ruang (referensi) dan sistem foto internal
(Ikawati 2012).
Pembentukan model 3D pada kegiatan sendiri dimulai dari pengenalan smartpoints
pada perangkat lunak Photomodeler Scanner. Semakin banyak titik samrtpoints yang dikenali
maka akan semakin menghasilkan output yang baik. Titik-titik tersebut selanjutnya akan
dihubungkan secara otomatis pada perangkat lunak yang akan menghasilkan bentuk jaringjaring segitiga yang disebut TIN (Triangulated Irregular Network). TIN adalah salah satu
metode untuk merepresentasikan suatu surface (permukaan) dalam bentuk jaring-jaring
segitiga. Dalam pembentukan TIN dibutuhkan setidaknya enam titik yang dapat digunakan
untuk pembentukan jaring segitiga. Tiga titik berada pada node sebagai ujung sisi sisi
segitiga dan tiga titik lainya merupakan titik luar yang membentuk jaring segitiga lain. Jaringjaring segitiga tersebut tersusun oleh garis-garis yang saling berhubungan yang disebut vertex.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Bab 2. Kalibrasi Kamera

Perangkat Lunak yang digunakan adalah PhotoModeler Scanner 2013. Tahapan


secara keseluruhan dibagi menjadi 3 Pekerjaan. Yaitu :
A. Melakukan pemotretan lembar kalibrasi
B. Mencari nilai parameter kalibrasi kamera
C. Melakukan koreksi pada foto berdasarkan nilai kalibrasi kamera

A. Melakukan pemotretan lembar kalibrasi


1. Buka Perangkat Lunak Photomodeler Scanner 2013
2. Pilih File Print Calibration Sheet Single Sheet Calibration Small
Sheet.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

3. Lembar kalibrasi akan di print seperti gambar dibawah ini

4. Lakukan pemotretan pada lembar kalibrasi sebanyak 12 kali potret dengan sudut
potret yang berbeda seperti gambar dibawah ini.

5. Simpan hasil pemotretan tersebut.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
B. Mencari nilai parameter kalibrasi
1. Buka Perangkat Lunak Photomodeler Scanner 2013
2. Pilih New Project Camera Calibration Project

3. Masukan foto pemotretan lembar kalibrasi.


Klik Add Photo Pilih Foto klik Next

4. Pilih Single Sheet Calibration kemudian Klik Run.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

5. Tunggu proses hingga selesai, kemudian klik Show Report untuk mengetahui
parameter kalibrasi tiap foto.

6. Klik Close dan pilih Yes-Add untuk menambahkan data parameter kamera pada
Camera Library perangkat lunak Photomodeler Scanner.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

10

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
7. Kita dapat melihat parameter kalibrasi kamera yang kita gunakan pada menu Project
Cameras.

C. Melakukan koreksi pada foto berdasarkan nilai kalibrasi kamera


1. Pilih Menu Project Idealize Projects All Photo Execute. Hasilnya sebagai
berikut.

Note : garis lurus menunjukan foto sudah teridealize/terkalibrasi. Hasil foto akan tersimpan
pada folder yang sama dengan foto asli.

Untuk melakukan kalibrasi pada foto lain maka terlebih dahulu membuat project
baru.
2. Pilih New Project Standard Project Add foto yang akan dikalibrasi

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

11

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

3. Pilih settingan kamera pada Camera Library.

4. Pilih Menu Project Idealize Projects

Hasilnya sebagai berikut


Sebelum

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

12

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Sesudah

Pada direktori foto akan terdapat foto_ideal.jpg yang merupakan foto terkalibrasi.

Ready for next step.


From Photo to Model 3D

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

13

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

BAB 3. Tips dan Trik pengambilan foto


I.

Pertama mengetahui objek apa saja yang dapat dibuat model 3D

Objek Jelek

Objek Bagus

Berikut beberapa kriteria objek dapat dikatakan bagus untuk kebutuhan


modelling 3D.
1. Objek tidak bergerak
2. Objek tidak glossy atau mengkilat
3. Objek tidak tembus pandang seperti kaca
4. Objek tidak homogen seperti rambut atau rumput tinggi/ilalang.
5. Objek memiliki texture yang unik dan tidak sama
Contoh objek alam yang bagus yaitu batuan, batang pohon, dll.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

14

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

II.

Memahami settingan kamera dan konsep ISO, Shutter Speed, Diafragma

ISO : semakin besar ISO, semakin banyak noise, brrti semakin jelek.
Shutter Speed : semaking cepat semakin bagus.

Setting kamera :

Gunakan Tripod

Matikan stabilizer pada settingan kamera

Gunakan filter circular polarizing filter untuk mengurangi adanya


refeleksi cahaya pada objek

Lakukan pemotretan dengan format RAW + JPEG large format (RAW


format akan diconvert menjadi format .Tiff)

Panjang focus lensa harus stabil dari awal hingga akhir pemotretan

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

15

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
III.

Kapan dan dimana tempat pengambilan foto objek yang terbaik


Kondisi pemotretan :

Untuk Objek kecil, dapat menggunakan meja putar

Foto yang dihasilkan harus overlap minimal 50%-60%

Lakukan pemotretan pada cahaya yang datang dari segala arah

Jika melakukan pemotretan didalam ruangan, usahakan tidak memakai


lampu apapun dan gunakan cahaya natural yang datang dari jendela /
luar ruangan.

Jika melakukan pemotretan diluar ruangan, lebih baik dilakukan pada


saat cuaca berawan (tidak ada cahaya matahari langsung)

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

16

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
Pemotretan untuk objek sederahan

Pemotretan untuk ruangan

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

17

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

BAB 4.

Pemodelan Foto Menjadi Objek 3D

Objek yang akan kita pakai adalah patung elang. Dengan spesifikasi sebagai berikut :
Dimensi foto : 5184 pixels x 3456 pixels

Exposure : 1/50 sec

Resolusi : 72 dpi

Focal length : 15 mm

Camera : Canon EOS 7D

F-stop : f/4.5

ISO Speed : 1/100

No flash

Sumber foto : www.pix4d.com

Berikut Workflow pemodelan objek 3D dari foto

Pre-prosessing

Pemotretan

Foto

Objek

Alignment

Masking

Foto

Foto

Export

Build Dense
Filter Dense
Clouds
Clouds

Build

Editting

Texture

Mesh

Filter Dense
Clouds

Build Mesh

Note : proses warna merah hanya untuk proses tingkat mahir menggunakan software
tambahan.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

18

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
1. Buka Aplikasi Agisoft PhotoScan

2. Pilih menu Workflow Add Photos Pilih semua foto

3. Pilih menu Workflow Align Photos Pilih accuracy medium untuk hasil
yang sedang dan high untuk hasil yang baik.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

19

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Align photo merupakan proses pencocokan antar foto.

Setting Accuracy high dibutuhkan untuk kebutuhan pemetaan yang


membutuhkan akurasi tinggi

Pair preselection :
o

Disable : untuk proses yang lebih cepat

Generic : untuk proses modelling

Reference : untuk kebutuhan pemetaan dengan titik Kontrol

4. Terbentuk point hasil alignment foto.

5. Lakukan filter terhadap point yang bukan merupakan objek modelling


menggunakan tools freedom selection

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

20

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

6. Pilih menu Workflow Build Dense Pilih settingan Quality dan Dept
Filtering.

Quality

: Lowest-Ultra High
Pilih High (rekomendasi)

Depth filtering

: (settingan untuk membuat dense clouds detil objek)


Pilih Aggressive (rekomendasi kebutuhan modelling dengan
tingkat detail kompleks)

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

21

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
7. Akan terbentuk Dense Clouds

Note : foto diatas diambil dengan settingan quality high


8. Lakukan Filter Dense Clouds hingga ke detail objek

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

22

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Note : Langkah filter point alignment dan dense clouds dilakukan karena pada
pekerjaan ini tidak dilakukan masking terhadap foto sehingga daerah selain objek
ikut terbentuk dense clouds nya.
9. Pilih menu Workflow Build Mesh Pilih settingan Surface, Source data,
face count, dan interpolation.

Surface type :
o Arbitrary : Surface Mesh untuk kebutuhan modelling
o Height Field : Surface Mesh untuk kebutuhan pemetaan (dihitung
berdasarkan tinggi terbang pesawat/UAV)
Source data :
o Dense Clouds : berdasarkan dense clouds
Face Count :
o Low-high : jumlah segitiga (count) objek. (rekomendasi pilih high)
Interpolation :
o Enable : Untuk menutupi lubang pada dense clouds yang tidak
terbentuk
o Extrapolation : Untuk menutupi lubang pada dense clouds yang
sangat besar.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

23

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

10. Pilih menu Workflow Build Texture Pilih settingan Mapping mode,
Blending mode, Texture size.

Mapping Mode :
o Generic (rekomendasi untuk modelling)
o Orthophoto (rekomendasi untuk pemetaan)

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

24

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Blending Mode :
o Mosaic (rekondasi untuk modelling)
Texture Size : ukuran pixels texture yang akan dihasilkan.
Enable Color Corection : disable (enable jika terdapat perbedaan
digunakan untuk proses modelling memiliki perbedaan brightness yang
besar)

Hasil Akhir seperti gambar dibawah.

11. Lakukan Export ke format .OBJ


Pilih File Export Model Pilih Format OBJ.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

25

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
12. Dapat pula diupload ke Website sketchfab merupakan website review model
objek 3D dan dapat diintegrasikan dengan website pribadi dan facebook.
Pilih Menu File Upload Object.

Terlebih dahulu harus memiliki akun dari Sketchfab.

Masukan API token Sketchfab pada aplikasi Agisoft Photoscan. Hasilnya

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

26

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

27

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

BAB 5. Hasil dan Perangkat Lunak Lanjutan


Format Data
Objek 3D dapat disimpan dalam beberapa format sebagai berikut :

Format OBJ merupakan format standard dari bentuk model 3D. Bisa pula menggunakan
format *.pdf akan tetapi hanya bias dibuka pada aplikasi viewer pdf tertentu saja, contohnya
adobe acrobat reader.

Pengukuran dan Skala


Untuk mendapatkan ukuran yang sangat akurat hal yang perlu dipertimbangkan adalah
distorsi kamera dan penambahan target skala. Tutorialnya dapat dilihat pada link Google
Drive.
https://drive.google.com/folderview?id=0B1wwnSVuilH1cGZ4d0hPVVlyeTQ&usp=sharing

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

28

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Study Kasus Model 3D

Preserving American History - Colonial Era


Church Ruins

The Sheldon Church Ruins and Brick House Ruins are American colonial era-structures in South
Carolina, which are both in a structurally-precarious states. In order to help save these National Historic
Landmarks, photography company Abovit Aerialography created 3D point clouds to digitally preserve
the buildings and assist in the design of potential support structures

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

29

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Project Description

The Brick House Ruins, constructed in 1725 on Edisto Island in South Carolina, has a
French-inspired design unique to the American colonies that illustrates French-Huguenot
influence. In 1929, a fire destroyed much of the building, leaving only the brick masonry walls
and chimneys. However, even in ruins, the Sheldon Church Ruins (or Brick House ruins) were
deemed of great enough historical importance to be designated a National Historic Landmark.
Unfortunately, after 85 years, weather and deterioration have left the Brick House
ruins in a precarious state. Preliminary structural evaluations have indicated that portions of
the walls and chimneys are close to failure, and if they fall, they are likely to destroy much of
the original historic material around them. Recognizing the potential loss of this architectural
treasure, the Preservation Society of Charleston listed the Brick House ruins as one of the
seven-to-save sites in 2013, committing to help support efforts to save the building.
View the project video online at: https://vimeo.com/123857284
The Old Sheldon Church, is a historic site located in northern Beaufort County, South
Carolina. Known originally as Prince Williams Parish Church. The church was built in the
Greek Revival style between 1745 and 1753. The structure was burned by the British in 1779
during the Revolutionary War. In 1826 it was rebuilt. It was then burned for a second time in
1865 by the Yankee General Sherman on his march from Georgia into South Carolina. View
the project video online at https://vimeo.com/144197216

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

30

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Data Acquisition

Both data sets were composed of nadir, oblique, and terrestrial images: nadir images were
acquired with a DJI Phantom from two different flights using Pix4Dcapture (an mobile flight
planning and execution app); oblique images were taken by manually controlling the drone,
ensuring at least 60% image overlap; and terrestrial images were shot from a GoPro camera,
held by hand or mounted on a tripod, giving close-up details for the 3D model texture.

Achieved Results
The models were completed for the Preservation Society of Charleston and Historic
Charleston Foundation. Images from various shooting angles - nadir, oblique, and terrestrial,
were processed together in Pix4Dmapper, a photogrammetry software. With some clean-up of
sky points, a clear 3D model was generated.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

31

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada
Here is a screenshot showing how architects at Simons Young Architects (http://www.brick
houseruins.com/journal/) used the Pix4D point cloud in REVIT to design a support structure
proposal for saving the Brick House Plantation.

Advantage of this New Technology


I am excited about the opportunities that Pix4D is providing me in such an historic city, says
Michael Damrich of Abovit Aerialography in Charleston, South Carolina. I will be lecturing
to both foundations, the Preservation Society of Charleston and Historic Charleston
Foundation, in December on the methods I used and will be explaining Photogrammetry and
how Pix4D made the models possible.
Website: http://www.abovit.com/
Author: Michael Damrich
Source : http://blog.pix4d.com/post/137289919546/preserving-american-history-colonialera-church

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

32

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

Perangkat Lunak Editting Lanjutan


Editting Lanjutan merupakan proses editing model 3D menjadi sebuah model objek
yang dapat digunakan untuk kebutuhan lain seperti video grafis, photography, dll.
Berikut beberapa software yang dapat dipakai.

AutoDesk Maya
Meshmixer
Dash Studio
ZBrush
Dll.

Sedangkan untuk perangkat lunak modelling objek 3D dari foto selain Agisoft dapat
menggunakan software berikut :
Simactive
AutoDeask 123D
Bentley Context Capture
Pix4D
Photomodeller
Daz3D
Dll.

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

33

Modul Pelatihan Pemodelan Objek 3D


Universitas Gadjah Mada

LAMPIRAN
Berikut alamat google drive berisi foto latihan, software dll.
https://drive.google.com/folderview?id=0B1wwnSVuilH1cGZ4d0hPVVlyeTQ&usp=sharing

Agisoft Photoscan
(Crack version)
https://drive.google.com/folderview?id=0B1wwnSVuilH1cGZ4d0hPVVlyeTQ&usp=sharing

Pix4D
https://www.pix4d.com/
(tidak ada crack, hanya free trial)

Bentley Context Capture


http://www.lavteam.org/2016/03/29/bentley-acute3d-contextcapture-center-v410514.html

(crack version, harus login website lavteam dahulu)

AutoDesk 123D Catch


http://www.123dapp.com/catch
(free software)

Simactive Correlator 3D
http://www.simactive.com/en
(tidak ada crack, hanya free trial)

Photomodeler Scanner 2013


https://drive.google.com/folderview?id=0B1wwnSVuilH1cGZ4d0hPVVlyeTQ&usp=sharing

Upload and view model 3D


https://sketchfab.com

FROM PHOTOS TO MODEL 3D

34

Anda mungkin juga menyukai