Anda di halaman 1dari 5

Eritrosit

1.

Ciri dan fungsi sel darah merah


Sel darah merah atau eritrosit manusia

1.

adalah

berbentuk

cakram

bikonkaf,

berdiameter 7-8 m tebalnya 1-2 m, tidak


memiliki inti ( pada eritrosit tua ), membran
sel dengan permeabilitas tinggi, elastis dan
fleksibel sehingga dapat menembus kapiler,
dibuat di sumsum tulang belakang dan aktif
selama

120

hari.

Sel

darah

merah

merupakan penyusun sel-sel darah yang jumlahnya paling banyak. Pada wanita, jumlahnya
4,5 juta/mm darah, sedangkan pada laki-laki 5 juta/mm darah. Akan tetapi, jumlah itu bisa
naik atau turun, tergantung dari kondisi seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
eritrosit adalah:
a) Jenis Kelamin
Pada laki-laki normal jumlah (konsentrasi) eritrosit mencapai 5,1 5,8 juta per mililiter
kubik darah. Pada wanita normal 4,3 5,2 juta per mililiter kubik darah.
b) Usia Orang dewasa memiliki jumlah eritrosit lebih banyak dibanding anak-anak.
c) Tempat Ketinggian
Orang yang hidup di dataran tinggi cenderung memiliki jumlah eritrosit lebih banyak.
d) Kondisi Tubuh Seseorang
Sakit dan luka yang mengeluarkan banyak darah dapat mengurangi jumlah eritrosit
dalam darah. Sel-sel darah merah berbentuk cakram dengan diameter 75 nm, ketebalan di
tepi 2 nm dan ketebalan di tengah 1 nm. Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum
tulang. Sel-sel pembentuk sel darah merah ini disebut eritroblast, tetapi pada embrio
(bayi), sel-sel darah merah dibentuk di dalam hati dan limpa.
Warna sel-sel darah merah disebabkan karena
disebut hemoglobin (Hb).

Hemoglobin adalah

pigmen

merah

suatu protein yang

yang
terdiri

atas hemin dan globin. Hemin mengandung zat besi (Fe). Hb ini mempunyai daya ikat
tinggi terhadap O2. Dalam peredarannya ke seluruh tubuh, darah diikat oleh Hb yang
kemudian diberi nama oksihemoglobin. Selain mengikat O2, Hb juga dapat mengikat
CO2 sisa metabolisme tubuh untuk dibuang melalui organ ekskresi. Hb yang mengangkut
CO2 ini disebut karbominohemoglobin.

Pada kasus donor darah, kehilangan darah pada tubuh seseorang akan bisa cepat
diatasi karena sumsum tulang akan menghasilkan dan mengembalikan sel darah merah
menjadi normal kembali. Tetapi pada kasus pendarahan yang hebat misalnya kecelakaan,
apabila hilangnya sel darah merah melebihi laju pembentukannya, akan mengakibatkan
seseorang kekurangan sel darah merah, sehingga dapat mengakibatkan anemia. Selain
pendarahan, anemia juga disebabkan karena gizi buruk dan infeksi kuman penyakit. Selain
sebagai pengangkut oksigen juga sebagai pengangkut sari-sari makanan dari alat
pencernaan ke seluruh jaringan tubuh.
2. Pembekuan sel darah merah (eritrosit)
Eritrosit dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada
minggu-minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Setelah
beberapa bulan kemudian, eritrosit terbentuk di dalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum
tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin. Setelah dewasa eritrosit
dibentuk di sum sum tulang membranosa. Semakin bertambah usia seseorang, maka
produktivitas

sumsum

tulang

semakin

turun.

Sel

pembentuk

eritrosit

adalah hemositoblas yaitu sel batang mieloid yang terdapat di sumsum tulang. Sel ini akan
membentuk berbagai jenis leukosit, eritrosit, megakariosit (pembentuk keping darah).
Rata-rata umur sel darah merah kurang lebih 120 hari. Sel-sel darah merah menjadi rusak
dan dihancurkan dalam sistem retikulum endotelium terutama dalam limfa dan hati.
Globin dan hemoglobin dipecah menjadi asam amino untuk digunakan sebagai protein
dalam jaringan-jaringan dan zat besi dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk
dibuang dalam pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah
menjadi bilirubin (warna kuning empedu) dan biliverdin, yaitu yang berwarna kehijauhijauan yang dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada luka
memar.

Limfosit besar

Neutrofil Segmen

Mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: diameter antara 10 15 mikron, nukleus terdiri dari 2-5
lobus yang dihubungkan dengan silang berwarna ungu tua dengan kromatin padat, sitoplasma
berwarna kemerah-merahan, sedangkan granulanya kecil kecil berwarna lembayunga muda.
Trombosit
Ciri-ciri : tidak memiliki inti sel, bentuk tak
beraturan

dengan

dibentuk

di

ukuran

diameter

2-3 m,

sumsum

tulang.

megakariosit

Trombosit memiliki bentuk cakram yang tidak


teratur, tidak berwarna, tidak berinti, berukuran
lebih kecil dari eritrosit dan leukosit, dan mudah
pecah bila tersentuh benda kasar, serta mengandung berbagai jenis granula.

Masa hidup trombosit 5 10 hari dari proses.


Jumlah normal dalam tubuh sebanyak 250 ribu 450 ribu butir/mikroliter.
Fungsi trombosit:
1. hemostatis (penghentian pendarahan)
2. perbaikan pembuluh yang robek
Basofil

Ciri-ciri : Nukleus berbentuk huruf S. Bentuk granula besar dan tidak beraturan dengan warna
keunguansampai hitam. Plasmanya bersifat basa. Itulah sebabnya plasma akan berwarna biru
jika ditetesi larutan basa. Basofil juga bersifat fagosit. Selain itu, basofil mengandung zat
kimia anti penggumpalan, yaitu heparin.
Fungsi :
1. Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan

jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.

2. Menghasilkan histamin untuk memicu aliran darah ke sekitar luka.


3. Menghasilkan heparin yaitu zat antikoagulan untuk mencegah gumpalan darah di
pembuluh.
Monosit

Monosit merupakan sel darah terbesar, nukleus berbentuk seperti telur atau ginjal
dikelilingi sitoplasma berwarna kebiruan atau abu-abu pucat. Monosit diproduksi pada
jaringan limfa dan bersifat fagosit dan aktif, siap bermigrasi ke jaringan. Jumlahnya 3% - 5%

dari jumlah total leukosit. Berfungsi memberikan informasi pada limfosit T ketika terjadi
infeksi sehingga antibody bisa terbentuk. Jika telah meninggalkan pembuluh darah maka sela
akan berubah menjadi histiosit jaringan atau makrofag tetap.
Eosinofil

Ciri-ciri : Eosinofil memiliki granula yang besar dan kasar, berwarna orwnge kemerahan.
Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya eosinofil akan merah tua bila ditetesi eosin.
Eosinofil juga bersifat fagosit dan jumlahnya akan meningkat jika tubuh terkena infeksi.
Nukleus berlobud dua.
Fungsi :
1. Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit (parasit besar seperti cacing
dengan menghancurkan dinding tubuhnya), dengan demikian meningkatnya eosinofil
menandakan banyaknya parasit.
2. Detoksifikasi histamin yang dihasilkan sel mast dan jaringan yang luka saat inflamasi
berlangsung.
3. Mengandung peroksidase dan fosfatase yaitu enzim yang menguraikan protein. Enzim

ini mungkin terlibat dalam detok- sifikasi bakteri.

Anda mungkin juga menyukai