Anda di halaman 1dari 2

DOA BERLINDUNG DARI HUTANG

Dari Aisyah -istri Nabi shallallahu alaihi wa sallam-, Aisyah mengabarkan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa berdoa di dalam shalatnya,

Allahumma inni audzu bika min adzabil qobri, wa audzu bika min fitnatil masiihid
dajjal, wa audzu bika min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaat. Allahumma inni audzu
bika minal matsami wal maghrom (artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan
pada-Mu dari siksa kubur, aku meminta perlindungan pada-Mu dari cobaan Al Masih
Ad Dajjal, aku meminta perlindungan pada-Mu dari musibah ketika hidup dan mati.
Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya
berutang). (HR. Bukhari no. 832 dan Muslim no. 589).

Imam Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab Doa


Sebelum Salam. Namun yang lebih tepat, doa di atas bukan
dibaca khusus ketika tasyahud akhir, namun bisa ketika sujud
pula, yang penting di dalam shalat. Demikian penegasan dari
Ibnu Hajar dalam Al Fath, 2: 318.
Dari Urwah, dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa berdoa di dalam shalat: Allahumma inni
audzu bika minal matsami wal maghrom (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari
berbuat dosa dan banyak hutang). Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu
alaihi wa sallam, Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari hutang?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lantas bersabda, Jika orang yang berhutang
berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari. (HR.
Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589).
Maksud doa di atas adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam meminta perlindung
pada Allah dari dosa dan utang. Demikian kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih
Muslim, 5: 79.
Doa tersebut berisi kandungan bahwa kita meminta perlindungan dari utang yang
sebenarnya tidak ada sebab untuk kita berutang dan yang ada sebabnya, lalu kita
tidak mampu melunasi utang tersebut. Namun yang dimaksud bisa jadi lebih umum
dari itu. Bisa juga yang dimaksud adalah meminta perlindungan dari terlilitnya
utang. Demikian kata Ibnu Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari, 2: 319. Beliau
katakan juga bahwa hadits tersebut menunjukkan bahayanya berutang dan nasib
jeleknya di akhirat kelak.
Ibnu Hajar Al Asqolani menerangkan pula, Yang dimaksud dengan meminta
perlindungan dari utang yaitu jangan sampai hidup sulit gara-gara terlilit utang. Atau

maksudnya pula, meminta perlindungan pada Allah dari keadaan tidak mampu
melunasi utang.
Kata Ibnu Hajar pula, dalam Hasyiyah Ibnul Munir disebutkan bahwa hadits meminta
perlindungan dari utang tidaklah bertolak belakang dengan hadits yang
membicarakan tentang bolehnya berutang. Sedangkan yang dimaksud dengan
meminta perlindungan adalah dari kesusahan saat berutang. Namun jika yang
berutang itu mudah melunasinya, maka ia berarti telah dilindungi oleh Allah dari
kesulitan dan ia pun melakukan sesuatu yang sifatnya boleh (mubah). Lihat Fathul
Bari, 5: 61.
Al Muhallab mengatakan, Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya
memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan
hal ini adalah doa Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang
dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta. (Syarh Al Bukhari, Ibnu
Baththol, 12: 37).

Sumber: https://rumaysho.com/8723-sifat-shalat-nabi-24-di-tasyahud-akhir-nabimeminta-perlindungan-dari-banyak-utang.html

Anda mungkin juga menyukai