Moluskum Kontangiosum Pada Populasi Anak Amerika Indian
Moluskum Kontangiosum Pada Populasi Anak Amerika Indian
Metode : Data berasal dari pasien anak rawat jalan yang datang pada tahun 2001-2009 yang
merupakan dari penduduk Indian Amerika dan Alaska untuk menjelaskan insiden moluskum
kontaginosum ini. Kami menggunakan penelitian jenis case-control pada pasien anak <5 tahun yang
berkunjung di klinik Indian Health Service (IHS) untuk mengevaluasi faktor resiko infeksi pada
dermatologi.
Hasil : Angka kejadian moluskum kontaginosum pada anak <5 tahun tertinggi berada pada regio
Barat dan Timur. Kasus moluskum kontaginosum lebih banyak didiagnosis sebelumnya dengan
eksema, dermatitis, impetigo, dan skabies (p<0.005) dibanding dengan kontrol; 51,4% kasus
moluskum kontaginosum sebelumnya didiagnosa dengan eksema atau dermatitis.
Kesimpulan : Penelitian ini sebagai menunjukkan adanya hubungan antara dermatitis atopi dengan
moluskum kontaginosum berdasarkan desain penelian case-control. Tidak diketahui jika terjadi
tingginya angka kejadian yang bersamaan antara eksema dan moluskum kontaginosum berpengaruh,
dan penelitian ini butuh pemeriksaan lebih lanjut.
Pendahuluan
Moluskum Kontaginosum (MK) merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus
moluskum kontaginosum, Poxvirus. Infeksi biasanya menyebabkan lesi kecil, berbatas tegas,
papul, dan sering berpredileksi di daerah umbilikal. Lesi mungkin disertai daerah eritem dan
dapat ditemukan di seluruh daerah tubuh. Lesi dapat bertahan dalam waktu minggu sampai
bulan sebelum pemulihan tanpa pengobatan; bagaimanapun pada individu yang
imunokompremais, infeksi dengan virus moluskum kontaginosum dapat menyebabkan lesi
raksasa dengan jumlah lesi yang banyak yang mana membutuhkan pengobatan. Diagnosis
biasanya dibuat dengan inspeksi pada lesi. Meskipun jarang dilakukan, pemeriksaan
laboratorium dapat digunakan. Terdapat beberapa tindakan dalam pengobatan lesi moluskum
kontaginosum, termasuk pengrusakan fisik kulit (krioterapi, kuretase, terapi laser) atau
menggunakan obat imunomodulator (imiquimod topikal)
Virus moluskum kontaginosum menyebar melalui isi lesi dari individu yang
terinfeksi. Rekomendasi untuk mencegah penyebaran virus moluskum kontaginosum dari
badan individu yang terinfeksi ke orang lain mungkin termasuk menjaga lesi tetap tertutup
dan tidak memakai pakaian atau barang yang menyebabkan adanya penyebaran lesi ke orang
lain. Mencegah perilaku yang membuka lesi dan menyebarkan keluar , seperti mencukur,
menggaruk, dan elektrolisis, yang mana mencegah penyebaran virus. Hubungan antara
berenang di kolam bersama dan infeksi virus moluskum kontaginosum telah dilaporkan,
namun data penelitian pasti untuk menguatkan pendapat tersebut belum dilaporkan.
Meskipun ringan, moluskum kontaginosum dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan
bagi pasien dan kehidupan anggota keluarganya, yang menyebabkan beban emosionaldan
kecemasan mengenai manifestasi klinis dari infeksi ini.
Terdapat kasus klinis yang khas pada pasien dengan dermatitis atopi (termasuk
eksema) dan mempunyai gejala bersamaan dengan lesi moluskum kontaginosum yang
memanjang. Terdapat satu tinjauan klinis dari 284 anak yang tercatat mempunyai lesi yang
lebih banyak dan eksema pada pasien dengan moluskum kontaginosum dan dermatitis atopi
dibandingkan dengan moluskum kontaginosum saja. Terdapat indikasi bahwa dermatitis atopi
yang mungkin menjadi faktor resiko adanya terinfeksi virus moluskum kontaginosum dan
pasien dengan dermatitis atopi mungkin mengalami keparahan dari gejala virus moluskum
kontaginosum, namun tidak ada penelitian case-control untuk mengevaluasi hipotesa ini.
Meskipun infeksi virus moluskum kontaginosum terjadi pada individu dengan semua
rentang usia, infeksi virus ini lebih sering terjadi pada anak. Publik sering menghubungkan
moluskum kontaginosum dengan daerah tropis, negara berkembang, kondisi kehidupan yang
kurang, namun infeksi terjadi di dunia dalam berbagai musim. Analisis dari Indian Health
Service (IHS) data pasien rawat jalan menunjukkan insiden tertinggi moluskum
kontaginosum pada anak yang berasal dari Indian Amerika atau Alaska usia 1-4 tahun
dibandingkan kelompok usia lain, dan kelompok umur ini secara khusus tinggi pada IHS
regio Barat. Peningkatan insiden dan perbedaan terlihat diantara pasien lain, khususnya pada
regio Barat, membutuhkan investigasi kasus lebih lanjut beserta faktor resiko potensial yang
dimiliki.
kejadian pertahun dan angka insiden rata-rata pertahun moluskum kontaginosum per 10000
anak <5 tahun dari kelompok koresponden dihitung dalam periode penelitian ini dengan
menggunakan jumlah tahunan pasien yang didiagnosa moluskum kontaginosum dan
koresponden tahunan populasi pengguna IHS sebagai petunjuk. Populasi pengguna IHS
termasuk semua orang Indian Amerika atau penduduk Alaska yang menerima tunjangan
pelayanan kesehatan sekurangnya sekali dalam 3 tahun kegiatan.
Penelitian Case-control
Penelitian Case-control digunakan untuk mengidentifikasi ciri klinis dari kondisi dermatologi
antara anak usia <5 tahun yang mungkin dihubungkan dengan kejadian moluskum
kontaginosum menggunakan rekam medis pada Fasilitas B. Fasilitas B termasuk antara
Servis Unit B, unit servis dengan insiden tahunan yang tinggi diantara anak usia <5 tahun
(pada Table1). Kasus pasien rawat jalan moluskum kontaginosum diidentifikasi dengan
penjelasan dibawah ini. Kontrol secara acak dipilih anak usia <5 tahun dengan pasien rawat
jalan selama periode yang sama sesuai kasus, dan tidak tercatat sebelumnya dalam diagnosa
moluskum kontaginosum. Rekam medik yang komplit didapatkan 84 kasus dan 109 kontrol
pada fasilitas B. Data dari kasus pasien moluskum kontaginosum dikeluarkan jika diagnosis
spesifik moluskum kontaginosum sudah didaftarkan dalam rekam medik. Pada kondisi
dermatologi khusus yang termasuk dari rekam medis seperti candidiasis, dermatitis, dry skin,
eksema, penyakit kaki dan tangan, impetigo, kemerahan, kurap, skabies, varisela, eksantema
viral, dan kutil virus. Diagnosis untuk keadaan tambahan dicatat bila ada keadaan yang
terjadi secara bersamaan dengan diagnosa moluskum kontaginosum dan/atau lebih dulu
ditegakkan diagnosa moluskum kontaginosum. Analisis univariat digunakan untuk
mengidentifikasi ciri klinis yang berhubungan dengan moluskum kontaginosum. Kami
mengarahkan ciri klinis khas sebagai faktor resiko yang menandakan bahwa analisa ini tidak
mengidentifikasi penyebab, namun sebagai adanya hubungan dengan ciri moluskum
kontaginosum.
Ciri Kasus Moluskum Kontaginosum Pada 2 Pasien Rawat Jalan
Terdapat dua fasilitas IHS (Fasilitas A dan B), pada Barat Laut Amerika Serikat diidentifikasi
dari Pelayanan IHS Unit A dan B, masing-masing memiliki insiden tinggi moluskum
kontaginosum diantara anak Indian Amerika atau penduduk Alaska usia <5 tahun (pada
Table1). Tinjauan grafik pada rekam medik digunakan pada semua pasien yang berkaitan
dengan moluskum kontaginosum selama tahun 2001-2009 pada kedua fasilitas. Form koleksi
data dikembangkan dari demografi dan informasi klinis dari rekam medis pada pasien.
Kode diagnosis ICD-9-CM yang divalidasi oleh catatan diagnosa penyedia kesehatan
yang masuk dalam rekam medik, dan pertemuan pasien berdasarkan kriteria dimasukkan
dalam kasus moluskum kontaginosum. Data yang diterima dari total 175 kasus (97,2%
diidentifikasi dalam diagnosa ICD-9-CM) dari Fasilitas A dan 84 kasus (81,6% diidentifikasi
dalam diagnosa ICD-9-CM) dari Fasilitas B. Data yang tidak dimasukkan dari semua kasus
diagnosa ICD-9-CM karena hilangnya rekam medis (n= 24, 8,5% dan salah diagnosa (n=8,
2,8%). Usia dalam bulan ad kunjungan pertama dibandingkan menggunakan tes Wilcoxon
rank-sum. Signifikansi statistikal ditegakkan bila level p<0,05 pada semua analisis.
Etika Pernyataan