TANGGAL PRAKTIKUM :
SENIN, 09 NOVEMBER 2015
TANGGAL PENGUMPULAN :
SENIN, 23 NOVEMBER 2015
DISUSUN OLEH :
ANGGI YULIAN SILVIYANADEWI (1147040009)
SAINS DAN TEKNOLOGI
KIMIA III.A
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
TUJUAN
Penapisan dan analisis kualitatif senyawa metabolit sekunder dengan bahan
kunyit, daun bunga sepatu, babadotan bertujuan untuk dapat :
I.1 Mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder ((terpenoid, saponin, flavonoid,
kuinon, tanin) dengan sampel kunyit, daun bunga sepatu dan babadotan
I.2 Mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid dengan uji pereaksi Bouchardat,
Meyer dan Dragendorff
II.
TEORI DASAR
Tumbuhan merupakan sumber daya hayati atau alam dan sebagai gudang
senyawa kimia baik berupa hasil metabolisme primer atau senyawa metabolit
primer seperti protein, karbohidrat, lemak maupun senyawa metabolit sekunder
seperti terpenoid, kuinon, saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, kumarin. Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang mempunyai kemampuan
bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tesebut dari gangguan
hama. Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder banyak digunakan sebagai
zat warna, aroma makanan, obat-obatan. Senyawa metabolit sekunder dapat
diidentifikasi dengan metode fitokimia. Metode tersebut diawali dengan
mengeisolasi kandungan senyawa metabolit sekunder dengan ekstraksi pelarut.
Analisi fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari
metode kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan , termasuk cara isolasi
dan pemisahan. Penapisan fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley. Penapisan
fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen pada tumbuhan secara kulitatif.
Kandungan metabolit sekunder :
a. Alkaloid
Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang
mengandung nitrogen yang aktif secara farmakologisyang berasal dari
tanaman. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam amino. Nitrogen
yang ada dalam tumbuhan itu bagian kecil dari cincin. Alkaloid bersifat basa
dan membentuk garam yang larut dalam air dengan asam-asam
mineral.
merancang
ikatan hidrogen
Asam aseta cair palarut protik hidrofilik (polar)
Asam aseta bercampur dengan pelarut polar
2. Metanol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 32,04 g/mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 0,7918 g/cm3
- Titik lebur -97C
- Titik didih 64,7C
- Pka -15,5
- Viskositas 0,59 mPa
- Momen Dipol 1,69 D
- Bau khas
b. Sifat kimia
- Flammable
- Toxic
- Membentuk alkohol
- Mudah menguap
- Bahan aditif
- Molekul polar
- Reaksi melibatkan hidrogen asam dan gugus hidroksi
3. Air
a. Sifat fisis
- Berat molekul 18,01 g/mol
- Densitas 0,99 g/cm3
- Titik lebur 0oC
- Titik didih 100o C
- Kalor jenis 4184 J/kg. K
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
b. Sifat kimia
- Pelarut banyak zat kimia
- Keadaan kondisi normal
- Dapat membentuk gas
- Tarikan O pada elektron ikatan jauh lebih juat daripada H
- Molekul air momen dipol
4. Klorofom
a. Sifat Fisis
- Berat molekul 119,38 g/mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 1,48 g/cm3
- Titik lebur -63,5oC
- Titik didih 61,2oC
- Kelarutan 0,8 g/100 ml 20oC
- Bau khas
b. Sifat Kimia
- Iritan (Xi)
- Pelarut nonpolar
- Mudah menguap
- Tidak mudah terbakar
- Larut dalam eter dan alkohol
- Asam lemah
5. Asam sulfat
a. Sifat fisis
- Berat molekul 98,08 g/ mol
- Cairan tak berwarna
- Berbau
- pH < 1
- Densitas 1,84 g/ cm3
- pKa -3
b. Sifat kimia
- Asam kuat
- Hidrasi
- Pelarut dalam senyawa anorganik
- Massa jenis lebih rendah dibanding asam kuat yang lain
6. Asam klorida
a. Sifat fisis
- pH < 1
- Densitas 1,3
- Titik didih 110C
- Titik leleh -23,32C
- Berat molekul 1,16 g/ mol
- Kelarutan 82,39 g/ m
b. Sifat kimia
- Asam monoprotik
- Polar
- Pengubah pH
- HCl pekat melarutkan banyak logam
- Korosif, iritan
7. Natrium hidroksida
a. Sifat fisis
- Berat molekul 39,9 g/ mol
- Titik lebur 318C
- Titik didih 1390C
- Kelarutan 11 g/ 100 ml
- Solid, berbau, putih
b. Sifat kimia
- Basa
- Larut dalam etanol dan metanol
- NaOH membentuk alkohol
8. Amonium hidroksida
a. Sifat fisis
- Kepadatan 880 kg/ m3
- Titik lebur -91,5C
- Titik didih 24,7C
- Dilarutkan dalam air melepas panas
- NH4 + Cl- membentuk kabut putih
9. Etanol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 46,07 g/ mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 0,8 g/ cm3
- Titik lebur -114,3C
- Titik didih 78,4C
- pKa 15,9
b. Sifat kimia
- Alkohol promer
- Gugus kimia hidroksil
- Etanol diubah basa konjugatnya detoksida
10. Amil alkohol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 88 kg/ k mol
- Titik didih 138,1C
- Titik lebur -79C
- Densitas 0,824 kg/ L
- Cairan tak berwarna
b. Sifat kimia
- Esterifikasi
- Dehidrasi
11. FeCl3
a. Sifat fisis
- Titik lebur 536 F
- Titik didih 315C
- Padatan, tidak berbau
b. Sifat kimia
- Asam lewis
- Bereaksi cepat
- Basa- kompleksodimetri
12. Serbuk Mg
Sifat fisis
- Berat molekul 1,738 g/ mol
- Padatan
- Titik didih1091C
- Titik leleh 650C
Sifat kimia
- Golongan alkali tanah
- Reaktif
13. Pereaksi dragendorff
Sifarnya : cairan tak berwarna, terdiri dari Bi(NO3)3, H2O, HNO3, KI.
14. Pereaksi bouchardat
Sifatnya : cairan tak berwarna, terdiri dari asam asetat
dan kloroform
15. Pereaksi meyer
Sifatnya : cairan tak berwarna, terdiri dari HgCl2.Ki dan air
III.
Alat
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Nama Alat
Corong Pisah
Pipet Tetes
Gelas Kimia
Timbangan
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Kertas Saring
Tabung reaksi
pH universal
Kaca asbes
.
11
Bunsen
.
12
Labu Erlenmeyer
.
13.
14.
15.
Penangas
Kaki tiga
Gelas ukur
Ukuran
250 ml
250 ml
100 ml
-
Jumlah
2
5
3
1
1
1
3
13
3
2
250 ml
50 ml
1
3
2
3.2 Bahan
No
1.
2.
3.
4.
5.
Nama Bahan
Aquades
Anhidrat Asetas
Metanol
H2SO4 2 M
Kloroform
Ukuran
Secukupnya
6 tetes
120 ml
5,5 ml
60 ml
6.
7.
8.
9.
10
NH4OH
H2SO4 pekat
HCl 2 N
Serbuk Mg
HCl pekat
Secukupnya
12 tetes
3,5 ml
Secukupnya
9 tetes
.
11
FeCl 3%
.
12
NaOH
.
13
Pereaksi Bouchardat
6 tetes
.
14
Pereaksi Dragendorff
6 tetes
.
15
Pereaksi Meyer
6 tetes
.
16
Babadotan
5 gram
.
17
Kunyit
5 gram
.
18
5 gram
9 tetes
6 ml
IV.
PROSEDUR KERJA
Penapisan senyawa metabolit sekunder
Mula-mula disiapkan sampel (daun bunga sepatu, kunyit, dan babadotan)
dibersihkan, ditimbang masing-masing 5 gram serta dimasukan dalam gelas kimia
250 ml. Lalu ditambahkan 50 ml metanol : air (4:1) pada masing-masing sampel
dalam gelas kimia. Larutan sampel dan metanol:air diaduk dan didiamkan selama
15 menit. Kemudian larutan disaring dalam labu erlenmeyer. Hasil saringan
diuapkan sampai 25 ml, lalu diasamkan dengan larutan H 2SO4 2 tetes. Setelah
diasamkan diekstraksi dengan kloroform (masing-masing sampel) sebanyak 3 kali
(ekstrak polar pertengahan dan lapisan air asam). Kemudian hasil ekstrak lapisan
air asam dibasakan dengan larutan NH4OH, lalu diekstraksi dengan kloroform
sebanyak 2 kali ( ekstrak basadan air basa).
Identifikasi senyawa golongan terpenoid
reaksi, lalu ditetesi pereaksi meyer 2 tetes. Kemudian diamati endapan yang
terbentuk (endapan kuning muda).
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi dragendorff
Hasil ekstrak basa masing-masing sampel ditempatkan dalam gelas kimia
100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan dimasukan dalam tabung
reaksi, lalu ditetesi pereaksi dragendorff 2 tetes. Kemudian diamati endapan yang
terbentuk (endapan jingga).
V.
HASIL PENGAMATAN
a. Penapisan senyawa metabolit sekunder
PERLAKUAN
Sampel daun bunga sepatu, kunyit,
PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : hijau
Kunyit : kuning
Babadotan : hijau
babadotan bibersihkan
jingga, pH 3
Filtrat
hasil
kloroform,
(ekstraksi
saring,
diekstraksi
polar
uap,
asam,
pertengahan
kali
&
asam)
Kunyit : pertama, 3 fasa bawah
kuning ++ (polar pertengahan),
tengah busa keruh putih, atas kuning
+ (lapisan air asam).
Kedua, 3 fasa bawah kuning (polar
petengahan), terngah keruh --, atas
krem (lapisan air asam)
Ketiga, 3 fasa bawah bawah kuning
--- (polar pertengahan), tengah kuning
--, gelembung, atas kuning (lapisan
air asam)
kali
atas kuning
PERLAKUAN
1ml hasil ekstrak (polar
pertengahan), 2 tetes
anhidrat, 2 tetes H2SO4,
dimasukan dalam tabung
reaksi dan mengamati
warna yang terbentuk
(merah-hijau-ungu-biru)
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan tak
berwarna - 2 fasa bawah coklat
PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan)
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan
saponin
Babadotan : larutan tak
berwarna larutan hijau ++
(non saponin)
PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan), 3
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan
flavanoid)
Kunyit : larutan kuning ( - - -)
kuning-jingga)
PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan), 3
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan
warna (merah)
kuinon/
Kunyit : larutan kuning (- - -)
kuinon)
Babadotan : larutan tak
berwarna 2 fasa bawah hijau
(- -), atas tak berwarna (non
kuinon)
PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar
HASIL PENGANATAN
Daun bunga sepatu : larutan
reaksi
kuinin)
Kunyit : larutan kuning 2
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan
terbentuk
PERLAKUAN
alkaloid)
Kunyit : larutan tak berwarna
PERLAKUAN
1 ml ekstrak basa + 2 tetes
HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan
alkaloid)
Kunyit : larutan tak berwarna
Perhitungan
Pembuatan larutan
a. H2SO4 2 M dari 98%
M = 10 x p
M = 10 x 1,84 = 18,4 M
M1 x V1 = M2 x V2
18,4 x V1 = 2 x 50
V1 = 100/ 1,84 = 5,43 ml
b. NaOH 2 N
N = m/ mr / 0,02
Massa = N x 0,02 / 39,9 = 1,59 gram
c. HCl 36% jadi 2 N
M = 10 x 1,18 x 36/ 36,5
M = 11,64 M
M1 x V1 = M2 x V2
11,64 x V1 = 2 x 20
V1 = 40/ 11,64
V1 = 3 45 ml
VI.
PEMBAHASAN
Penapisan senyawa metabolit sekunder, penapisan ini menggunakan
metode sederhana yang pengerjaanya cepat dan menggunakan reagen yang
selektif terhadap suatu golongan tertentu. Metabolit sekunder merupakan senyawa
metabolit tidak esnsial lagi terhadap pertumbuhan organik. Fungsi metabolit
sekunder sendiri untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan. Senyawa metabolit sekunder juga ada golongnan alkaloid.
Dimana senyawa metabolit sekunder memiliki kemamouan untuk menghentikan
reaksi rantai radikal bebas secara efesien. Senyawa radikal radikal turunan dari
senyawa amina yang memiliki tahap terminasi yang lama.
Sampel (daun bunga sepatu, kunyit, dan babadotan) menggunakan yang
segar tujuannya untuk menghindari rusaknya jaringan sel dalam tumbuhan.
Sampel tersebut dilarutkan dalam larutan metanol : air, digunakan larutan metanol
karena dapat melarutkan seluruh goglongan metabolit sekunder atau untuk proses
perendaman sampel tumbuhan itu akan terjadi pemecahan dinding dan membran
sel akibat perbedaan tekanan antara sel dalam dan luar sehingga metabolit
sekunder terlarut dan hasil ekstraknya akan sempurna. Kemudian larutan
didiamkan untuk mendapatkan ekstrak yang sempurna. Setelah larutan didiamkan
(diekstraksi) terjadi ekstrak, sehingga ekstrak tersebut dipisahkan/ disaring untuk
mengambil hasil ektraksi yang didapat. Pada penyaringan digunakan larutan
kloroform untuk mengikat kandungan-kandungan lain yang tidak teridentifikasi
untuk senyawa metabolit sekunder. Hasil penyaringan diasamkan dengan asam
sulfat karena alkaloid bersifat basa sehingga diekstrak dengan pelarut asam dan
untuk identifikasi senyawa golongan alkaloid dalam sampel (daun bunga sepatu,
kunyit, babadotan). Setelah diasamkan diekstraksi dengan kloroform, dimana
larutan kloroform dapat mengikat senyawa yang tidak terdapat senyawa sekunder.
Ekstraksi hasil nya polar pertengan dan lapisan air asam. Hasil ekstraksi polar
pertengahan digunakan untuk menentukan alkaloid dari masing-masing sampel
dan lapisan air asam digunakan untuk menentukan senywa alkaloid golongan
terpenoid, kuinon, flavanoid, saponin, tanin atau ekstrak yang paling banyak
jumlahnya serta menunjukan bahwa kandungan senyawa organik polarnya realtif
senyawa
golongan
terpenoid,
hasil
ekstraksi
(polar
pertengahan) dari sampel (daun bunga sepatu, kunyit, babdotan) ditetesi anhidrat 2
tetes anhidrat + asam sulfat dan menghasilkan terpenoid itu daun bunga sepatu
dan babdotan. Adanya terpenoid karena warna yang terbentuk hijau dan merah
dari sampel. Warna terbentuk dari gugus kromofor sehingga dapat menyerap
warna yang ditentukan itu hasil dari transisi elektron dari senyawa yang terdapat
dalam masing-masing sampel. Digunakan reagen asam sulfat karena terpenoid
termasuk gugus nonpolar dan asaam sulfat juga nonpolar yang saling melarutkan
atau molekul dari anhidrat dan asam sulfat akan berikatan dengan molekul,
sehingga menghasilkan reaksi yang berubah warna/ warna yang menyerap.
Identifikasi senyawa golongan saponin hasil ekstraksi (polar pertengahan)
masing-masing sampel (daun bunga sepatu, kunyit, babdotan) dikocok sampai
terbentuk busa, tetapi dalam sampel masing-masing tidak teridentifikasi adanya
saponin karena tidak ada komponen lipida polar yang bersifat ampifik. Dalam
cairan, lipida itu spontan terdispersi membentuk misel dengan ekor filik yang
bersinggungan dengan medium cair. Misel tersebut dapat mengandung ribuan
molekul lipida. Lipida cair membentuk suatu lapisan dengan ketebalan satu
molekul yaitu lapisan tunggal. Pada sistem tersebut ekor hidrikarbon terbuka
sehingga terhindar dari air dan lapiasan hidrofilik memanjang ke air yang bersifat
polar sehingga itu disebut adanya busa, tetapi dalam sampel (daun bunga sepatu,
kunyit, babadotan) tidak adanya busa.
Identifikasi
senyawa
golongan
flavanoid
hasil
ekstraksi
(polar
VII.
KESIMPULAN
Dari percobaan penapisan dan analisis kualitatif senyawa metabolit sekunder
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Air.Retrieved 10 9, 2015, from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Asam-asetat. (2009, 10 25). Retrieved 10 9, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Bahan-bahan-kimia.Retrieved 11 7, 2015, from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Besi(III)-klorida. (2009, 10 25). Retrieved 11 7, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Chapter(II)-pdf.Retrieved 11 7, 2015, from www.respository.com:
http://www.respository.com