Anda di halaman 1dari 20

PENAPISAN DAN ANALISIS KUALITATIF

SENYAWA METABOLIT SEKUNDER

TANGGAL PRAKTIKUM :
SENIN, 09 NOVEMBER 2015

TANGGAL PENGUMPULAN :
SENIN, 23 NOVEMBER 2015

DISUSUN OLEH :
ANGGI YULIAN SILVIYANADEWI (1147040009)
SAINS DAN TEKNOLOGI
KIMIA III.A
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015

PENAPISAN DAN ANALISIS KUALITATIF


SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
I.

TUJUAN
Penapisan dan analisis kualitatif senyawa metabolit sekunder dengan bahan
kunyit, daun bunga sepatu, babadotan bertujuan untuk dapat :
I.1 Mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder ((terpenoid, saponin, flavonoid,
kuinon, tanin) dengan sampel kunyit, daun bunga sepatu dan babadotan
I.2 Mengidentifikasi senyawa golongan alkaloid dengan uji pereaksi Bouchardat,
Meyer dan Dragendorff

II.

TEORI DASAR
Tumbuhan merupakan sumber daya hayati atau alam dan sebagai gudang
senyawa kimia baik berupa hasil metabolisme primer atau senyawa metabolit
primer seperti protein, karbohidrat, lemak maupun senyawa metabolit sekunder
seperti terpenoid, kuinon, saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, kumarin. Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang mempunyai kemampuan
bioaktifitas dan berfungsi sebagai pelindung tumbuhan tesebut dari gangguan
hama. Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder banyak digunakan sebagai
zat warna, aroma makanan, obat-obatan. Senyawa metabolit sekunder dapat
diidentifikasi dengan metode fitokimia. Metode tersebut diawali dengan
mengeisolasi kandungan senyawa metabolit sekunder dengan ekstraksi pelarut.
Analisi fitokimia merupakan bagian dari ilmu farmakognosi yang mempelajari
metode kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan , termasuk cara isolasi
dan pemisahan. Penapisan fitokimia dilakukan menurut metode Cuiley. Penapisan
fitokimia dilakukan untuk mengetahui komponen pada tumbuhan secara kulitatif.
Kandungan metabolit sekunder :
a. Alkaloid
Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang
mengandung nitrogen yang aktif secara farmakologisyang berasal dari
tanaman. Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam amino. Nitrogen
yang ada dalam tumbuhan itu bagian kecil dari cincin. Alkaloid bersifat basa
dan membentuk garam yang larut dalam air dengan asam-asam

mineral.

Tingkat kebasaan alkaloid bervariasi tergantung pada struktur molekul dan


keberadaan gugus fungsional. Adanya sifat basa ini mempermudah untuk
memisahkan ekstrak total alkaloid dari komponen-komponen lainnya. Adapun

nitrogen dalam alkaloid bersifat nkleofil

telah menjadikannya cenderung

memebentuk senyawa-senyawa kompleks dengan ion-ion logam berat yang


sukar larut dalam air. Sifat kemudahan membentuk senyawa kompleks
tersebut telah dimanfaatkan dalam

merancang

csrs uji cepat dalam

mendeteksi alkaloid dalam suatu ekstrak.


Sifat fisika dan kimia alkaloid :
Berupa kristal, amorf
Tidak berwarna
Jika basa, larut dalam pelarut organik
Garam alkaloida larut dalam air, tidak larut dalam pelarut organik
b. Flavanoid
Falvanoid merupakan salah astu golongan fenol alam terbesar yang
terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh. Stuktur flavanoid merupakan
turunan senyawa induk flavon yang mempunyai sejumlah sifat yang sama.
Dalam tumbuhan, aglikon flavanoid terdapat dalam berbagai bentuk struktur.
Senyawa itu mengandung atom karbon dalam inti dasarnya yang tersusun
dalam konfigurasi C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan
oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga.
c. Kuinon
Kuinon merupakan senyawa yang dalam jaringan yang mengalami
oksidasi dari bentuk kuinol menjadi kuinon.
d. Tanin
Tanin merupakan polifenol yang berfungsi mengikat dan
mengendapkan protein. Polifenol juga merupakan senyawa penyusun tanin
yang terdapat dalam tumbuhan yaitu senyawa metabolit sekunder.
e. Saponin
Saponin merupakan suatu glikosida yang ada pada tanaman. Fungsi
dalam tumbuhan sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat atau waste product
dari metabolisme tumbuhan. Saponin bersifat seperti sabun serta dapat
diidentifikasi berdasarkan kemampuannya membentuk busa.
f. Terpenoid
Terpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari
6 satuan isoperna dan secara biosintesis dirumuskan dari hidrokarbon yang
kebanyakan berupa alkohol, aldehida atau asam karbohidrat.
Sifat fisis dan sifat kimia bahan yang digunakan dalam percobaan :
1. Asam asetat
a. Sifat fisis

- Cairan tak berwarna/ kristal


- Bau pungent/ vinegarlik
- Densitas 1049 g/ cm3
- Pka 4,76 Pkb 9,24
- Indeks bias 1,371
- Viskositas 1,22 mPa
- Momen dipol 1,74 D
b. Sifat kimia
- Laruta dalam air kecuali krom(II) aseton
- Asam lemah (air) monoprotik
- Korosif
- Struktur kristal molekul-molekul membentuk dimer melalui
-

ikatan hidrogen
Asam aseta cair palarut protik hidrofilik (polar)
Asam aseta bercampur dengan pelarut polar

2. Metanol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 32,04 g/mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 0,7918 g/cm3
- Titik lebur -97C
- Titik didih 64,7C
- Pka -15,5
- Viskositas 0,59 mPa
- Momen Dipol 1,69 D
- Bau khas
b. Sifat kimia
- Flammable
- Toxic
- Membentuk alkohol
- Mudah menguap
- Bahan aditif
- Molekul polar
- Reaksi melibatkan hidrogen asam dan gugus hidroksi
3. Air
a. Sifat fisis
- Berat molekul 18,01 g/mol
- Densitas 0,99 g/cm3
- Titik lebur 0oC
- Titik didih 100o C
- Kalor jenis 4184 J/kg. K
- Tidak berwarna
- Tidak berasa
- Tidak berbau
b. Sifat kimia
- Pelarut banyak zat kimia
- Keadaan kondisi normal
- Dapat membentuk gas
- Tarikan O pada elektron ikatan jauh lebih juat daripada H
- Molekul air momen dipol

4. Klorofom
a. Sifat Fisis
- Berat molekul 119,38 g/mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 1,48 g/cm3
- Titik lebur -63,5oC
- Titik didih 61,2oC
- Kelarutan 0,8 g/100 ml 20oC
- Bau khas
b. Sifat Kimia
- Iritan (Xi)
- Pelarut nonpolar
- Mudah menguap
- Tidak mudah terbakar
- Larut dalam eter dan alkohol
- Asam lemah
5. Asam sulfat
a. Sifat fisis
- Berat molekul 98,08 g/ mol
- Cairan tak berwarna
- Berbau
- pH < 1
- Densitas 1,84 g/ cm3
- pKa -3
b. Sifat kimia
- Asam kuat
- Hidrasi
- Pelarut dalam senyawa anorganik
- Massa jenis lebih rendah dibanding asam kuat yang lain
6. Asam klorida
a. Sifat fisis
- pH < 1
- Densitas 1,3
- Titik didih 110C
- Titik leleh -23,32C
- Berat molekul 1,16 g/ mol
- Kelarutan 82,39 g/ m
b. Sifat kimia
- Asam monoprotik
- Polar
- Pengubah pH
- HCl pekat melarutkan banyak logam
- Korosif, iritan
7. Natrium hidroksida
a. Sifat fisis
- Berat molekul 39,9 g/ mol
- Titik lebur 318C
- Titik didih 1390C
- Kelarutan 11 g/ 100 ml
- Solid, berbau, putih

b. Sifat kimia
- Basa
- Larut dalam etanol dan metanol
- NaOH membentuk alkohol
8. Amonium hidroksida
a. Sifat fisis
- Kepadatan 880 kg/ m3
- Titik lebur -91,5C
- Titik didih 24,7C
- Dilarutkan dalam air melepas panas
- NH4 + Cl- membentuk kabut putih
9. Etanol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 46,07 g/ mol
- Cairan tak berwarna
- Densitas 0,8 g/ cm3
- Titik lebur -114,3C
- Titik didih 78,4C
- pKa 15,9
b. Sifat kimia
- Alkohol promer
- Gugus kimia hidroksil
- Etanol diubah basa konjugatnya detoksida
10. Amil alkohol
a. Sifat fisis
- Berat molekul 88 kg/ k mol
- Titik didih 138,1C
- Titik lebur -79C
- Densitas 0,824 kg/ L
- Cairan tak berwarna
b. Sifat kimia
- Esterifikasi
- Dehidrasi
11. FeCl3
a. Sifat fisis
- Titik lebur 536 F
- Titik didih 315C
- Padatan, tidak berbau
b. Sifat kimia
- Asam lewis
- Bereaksi cepat
- Basa- kompleksodimetri
12. Serbuk Mg
Sifat fisis
- Berat molekul 1,738 g/ mol
- Padatan
- Titik didih1091C
- Titik leleh 650C
Sifat kimia
- Golongan alkali tanah

- Reaktif
13. Pereaksi dragendorff
Sifarnya : cairan tak berwarna, terdiri dari Bi(NO3)3, H2O, HNO3, KI.
14. Pereaksi bouchardat
Sifatnya : cairan tak berwarna, terdiri dari asam asetat
dan kloroform
15. Pereaksi meyer
Sifatnya : cairan tak berwarna, terdiri dari HgCl2.Ki dan air

III.

ALAT DAN BAHAN


III.1

Alat

No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10

Nama Alat
Corong Pisah
Pipet Tetes
Gelas Kimia
Timbangan
Gelas Kimia
Batang Pengaduk
Kertas Saring
Tabung reaksi
pH universal
Kaca asbes

.
11

Bunsen

.
12

Labu Erlenmeyer

.
13.
14.
15.

Penangas
Kaki tiga
Gelas ukur

Ukuran
250 ml
250 ml
100 ml
-

Jumlah
2
5
3
1
1
1
3
13
3
2

250 ml

50 ml

1
3
2

3.2 Bahan
No
1.
2.
3.
4.
5.

Nama Bahan
Aquades
Anhidrat Asetas
Metanol
H2SO4 2 M
Kloroform

Ukuran
Secukupnya
6 tetes
120 ml
5,5 ml
60 ml

6.
7.
8.
9.
10

NH4OH
H2SO4 pekat
HCl 2 N
Serbuk Mg
HCl pekat

Secukupnya
12 tetes
3,5 ml
Secukupnya
9 tetes

.
11

FeCl 3%

.
12

NaOH

.
13

Pereaksi Bouchardat

6 tetes

.
14

Pereaksi Dragendorff

6 tetes

.
15

Pereaksi Meyer

6 tetes

.
16

Babadotan

5 gram

.
17

Kunyit

5 gram

.
18

Daun bunga sepatu

5 gram

9 tetes
6 ml

IV.

PROSEDUR KERJA
Penapisan senyawa metabolit sekunder
Mula-mula disiapkan sampel (daun bunga sepatu, kunyit, dan babadotan)
dibersihkan, ditimbang masing-masing 5 gram serta dimasukan dalam gelas kimia
250 ml. Lalu ditambahkan 50 ml metanol : air (4:1) pada masing-masing sampel
dalam gelas kimia. Larutan sampel dan metanol:air diaduk dan didiamkan selama
15 menit. Kemudian larutan disaring dalam labu erlenmeyer. Hasil saringan
diuapkan sampai 25 ml, lalu diasamkan dengan larutan H 2SO4 2 tetes. Setelah
diasamkan diekstraksi dengan kloroform (masing-masing sampel) sebanyak 3 kali
(ekstrak polar pertengahan dan lapisan air asam). Kemudian hasil ekstrak lapisan
air asam dibasakan dengan larutan NH4OH, lalu diekstraksi dengan kloroform
sebanyak 2 kali ( ekstrak basadan air basa).
Identifikasi senyawa golongan terpenoid

Hasil ekstraksi (polar pertengahan) masing-masing sampel ditempatkan


dalam gelas kimia 100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan
dimasukan dalam tabung reaksi, ditetesi anhidrat 2tetes + H2SO4 pekat, lalu
diamati perubahan warna yang terjadi (merah, ungu, hijau, biru).

Identifikasi senyawa golongan saponin


Hasil ekstraksi (polar pertengahan) masing-masing sampel ditempatkan
dalam gelas kimia 100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan
dimasukan dalam tabung reaksi, lalu dikocok hingga terbentuk busa.
Identifikasi senyawa golongan flavanoid
Hasil ekstraksi (polar pertengahan) masing-masing sampel ditempatkan
dalam gelas kimia 100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan
dimasukan dalam tabung reaksi, ditetesi HCl pekat 3 tetes dan ditambahkan
serbuk Mg. Kemudian diamati perubahan warna (merah, kuning, jingga).
Identifikasi senyawa golongan kuinon
Hasil ekstraksi (polar pertengahan) masing-masing sampel ditempatkan
dalam gelas kimia 100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan
dimasukan dalam tabung reaksi, lalu ditetesi 3 tetes NaOH. Kemudian diamati
perubahan warna (merah).
Identifikasi senyawa golongan tanin
Hasil ekstraksi (polar pertengahan) masing-masing sampel ditempatkan
dalam gelas kimia 100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan
dimasukan dalam tabung reaksi, lalu ditetesi FeCl 3 3 tetes. Kemudian diamati
perubahan warna ( merah, ungu, hitam).
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi bouchardat
Hasil ekstrak basa masing-masing sampel ditempatkan dalam gelas kimia
100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan dimasukan dalam tabung
reaksi, lalu ditetesi pereaksi bouchardat 2 tetes. Kemudian diamati endapan yang
terbentuk.
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi meyer
Hasil ekstrak basa masing-masing sampel ditempatkan dalam gelas kimia
100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan dimasukan dalam tabung

reaksi, lalu ditetesi pereaksi meyer 2 tetes. Kemudian diamati endapan yang
terbentuk (endapan kuning muda).
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi dragendorff
Hasil ekstrak basa masing-masing sampel ditempatkan dalam gelas kimia
100 ml. Lalu diambil 1 ml masing-masing sampel dan dimasukan dalam tabung
reaksi, lalu ditetesi pereaksi dragendorff 2 tetes. Kemudian diamati endapan yang
terbentuk (endapan jingga).

V.

HASIL PENGAMATAN
a. Penapisan senyawa metabolit sekunder

PERLAKUAN
Sampel daun bunga sepatu, kunyit,

PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : hijau
Kunyit : kuning
Babadotan : hijau

Daun bunga sepatu : larutan hijau(+)


Kunyit : larutan jingga
Babadotan : larutan hijau muda

diaduk dan didiamkan 15 menit

Daun bunga sepatu : larutan hijau (++

Larutan setelah didiamkan, disaring

++) larutan jingga, pH 4


Babadotan : larutan hijau (+++)

larutan hijau (+++), pH 4


Kunyit : larutan jingga larutan

babadotan bibersihkan

5 gram sampel + 50 ml etanol : air


(4:1), dimasukan dalam gelas kimia,

dalam labu erlenmeyer, diuapkan,


diasamkan dengan H2SO4

jingga, pH 3

Daun bunga sepatu : pertama, 3 fasa,


bawah kuning (polar petengahan),

Filtrat

hasil

kloroform,
(ekstraksi

saring,
diekstraksi

polar

lapisan air asam

uap,

asam,

pertengahan

tengah busa kuning, atas kuning

kali
&

kedua , 3 fasa, bawah tak berwarna


(polar pertengahan), tengah keruh,
atas krem (lapisan air asam)
ketiga, 3 fasa, bawah tak berwarna
(polar pertengahan), tengah

gelembung, atas krem (lapisan air

asam)
Kunyit : pertama, 3 fasa bawah
kuning ++ (polar pertengahan),
tengah busa keruh putih, atas kuning
+ (lapisan air asam).
Kedua, 3 fasa bawah kuning (polar
petengahan), terngah keruh --, atas
krem (lapisan air asam)
Ketiga, 3 fasa bawah bawah kuning
--- (polar pertengahan), tengah kuning
--, gelembung, atas kuning (lapisan
air asam)

Babadotan : pertama, 3 fasa bawah


hijau ++ (polar pertengahan), tengah
gelembung, atas putih kehijauan
keruh (lapisan air asam)
Kedua, 3 fasa bawah kuning ---(polar petengahan), tengah
gelembung, atas putih kekuningan
(lapisan air asam)
Ketiga, 2 fasa bawah tak berwarna,
atas gelembung putih

Kunyit : larutan coklat semakin

kebawah tak berwarna


Daun bunga sepatu : larutan kuning
kecoklatan semakin kebawah kuning

dan endapan kuning


Babadotan : larutan kuning semakin

kebawah tak berwarna


Kunyit : pertama, 2 fasa bawah putih
busa (ekstrak basa ), atas coklat
Kedua, 2 fasa bawah putih berbusa

Larutan lapisan air asam, NH4OH,

(ekstrak basa), atas coklat


Daun bunga sepatu : pertama, 2 fasa
bawah tak berwana (ekstrak basa),

kloroform:metanol (3:1), dibasakan

atsa coklat kekuningan


Kedua, 3 fasa bawah tak berwarna,

Larutan hasil dibasakan diekstraksi 2

tengah busa, atas coklat ++


Babadotan : pertama, 2 fasa bawah
kuning --- , atas kuning ++
Kedua, 2 fasa bawah tak berwarna,

kali

atas kuning

b. Identifikasi senyawa golongan terpenoid

PERLAKUAN
1ml hasil ekstrak (polar

pertengahan), 2 tetes
anhidrat, 2 tetes H2SO4,
dimasukan dalam tabung
reaksi dan mengamati
warna yang terbentuk
(merah-hijau-ungu-biru)

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan tak
berwarna - 2 fasa bawah coklat

++, atas hijau (positif terpenoid)


Kunyit : larutan kuning

larutan kuning (non terpenoid)


Babadotan : larutan tak
berwarna larutan bawah
merah, atas kuning kecoklatan
(positif terpenoid)

c. Identifikasi senyawa golongan saponin

PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan)

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan

dalam tabung reaksi, dikocok

tak berwarna larutan tak

vertikal, diamati busa yang terbentuk

berwarna (non saponin)

Kunyit : larutan kuning (- - -)


larutan kuning (- - -)
larutan kuning (- - -) non

saponin
Babadotan : larutan tak
berwarna larutan hijau ++
(non saponin)

d. Identifikasi senyawa golongan flavanoid

PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan), 3

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan

tetes HCl pekat + serbuk Mg,

tak berwarna 2 fasa bawah

dimasukan dalam tabung reaksi,

coklat ++, atas hijau (non

diamati perubahan warna ( merah-

flavanoid)
Kunyit : larutan kuning ( - - -)

kuning-jingga)

larutan 2 fasa bawah hijau,

atas merah ( positif flavanoid)


Babadotan : larutan tak
berwarna larutan hijau (non
flavanoid)

e. Identifikasi senyawa golongan kuinon

PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar pertengahan), 3

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan

tetes NaOH, dimasukan dalam

tak berwarna 2 fasa bawah

tabung reaksi, diamatai perubahan

hijau - -, atas hijau ++ ( non

warna (merah)

kuinon/
Kunyit : larutan kuning (- - -)

larutan merah (positif

kuinon)
Babadotan : larutan tak
berwarna 2 fasa bawah hijau
(- -), atas tak berwarna (non
kuinon)

f. Identifikasi senyawa golongan tanin

PERLAKUAN
1 ml ekstrak (polar

HASIL PENGANATAN
Daun bunga sepatu : larutan

pertengahan), 3 tetes FeCl3,

tak berwarna 2 fasa bawah

dimasukan dalam tabung

hijau (- -), atas kuning ++ (non

reaksi

kuinin)
Kunyit : larutan kuning 2

fasa bawah coklat +, atas


coklat kehitaman (positif
kuinon)

g. Identifikasi senyawa golongan alkaloid pereaksi Bouchardat


PERLAKUAN
1 ml ekstrak basa + 2 tetes

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan

bouchardat, diamati endapan yang

putih busa 2 fasa bawah

terbentuk

larutan, atas larutan jingga (non


alkaloid)
Kunyit : larutan tak berwarna
larutan jingga (non alkaloid)
Babadotan : larutan tak
berwarna larutan jingga (non
alkaloid)

h. Identifikasi senyawa golongan alkaloid pereaksi meyer


HASIL PENGAMATAN

PERLAKUAN

1 ml ekstrak basa + 2 tetes meyer,

Daun bunga sepatu : larutan

dimasukan dalam tabung reaksi,

putih busa larutan putih (non

diamati endapan yang terbentuk

alkaloid)
Kunyit : larutan tak berwarna

putih (non alkaloid)


Babadotan : larutan tak

(endapan kuning muda)

berwarna larutan putih (non


alkaloid)

i. Identifikasi senyawa golongan alkaloid pereaksi dragendorff

PERLAKUAN
1 ml ekstrak basa + 2 tetes

HASIL PENGAMATAN
Daun bunga sepatu : larutan

dragendorff, dimasukan dalam

putih busa larutan putih (non

tabung reaksi, diamati endapan

alkaloid)
Kunyit : larutan tak berwarna

larutan putih (non alkaloid)


Babadotan : larutan tak

yang terbentuk (endapan jingga)

berwarna larutan putih (non


alkaloid)

Perhitungan
Pembuatan larutan
a. H2SO4 2 M dari 98%
M = 10 x p
M = 10 x 1,84 = 18,4 M
M1 x V1 = M2 x V2
18,4 x V1 = 2 x 50
V1 = 100/ 1,84 = 5,43 ml
b. NaOH 2 N
N = m/ mr / 0,02
Massa = N x 0,02 / 39,9 = 1,59 gram
c. HCl 36% jadi 2 N
M = 10 x 1,18 x 36/ 36,5
M = 11,64 M
M1 x V1 = M2 x V2
11,64 x V1 = 2 x 20
V1 = 40/ 11,64
V1 = 3 45 ml

VI.

PEMBAHASAN
Penapisan senyawa metabolit sekunder, penapisan ini menggunakan
metode sederhana yang pengerjaanya cepat dan menggunakan reagen yang
selektif terhadap suatu golongan tertentu. Metabolit sekunder merupakan senyawa
metabolit tidak esnsial lagi terhadap pertumbuhan organik. Fungsi metabolit
sekunder sendiri untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan. Senyawa metabolit sekunder juga ada golongnan alkaloid.
Dimana senyawa metabolit sekunder memiliki kemamouan untuk menghentikan
reaksi rantai radikal bebas secara efesien. Senyawa radikal radikal turunan dari
senyawa amina yang memiliki tahap terminasi yang lama.
Sampel (daun bunga sepatu, kunyit, dan babadotan) menggunakan yang
segar tujuannya untuk menghindari rusaknya jaringan sel dalam tumbuhan.
Sampel tersebut dilarutkan dalam larutan metanol : air, digunakan larutan metanol
karena dapat melarutkan seluruh goglongan metabolit sekunder atau untuk proses
perendaman sampel tumbuhan itu akan terjadi pemecahan dinding dan membran
sel akibat perbedaan tekanan antara sel dalam dan luar sehingga metabolit
sekunder terlarut dan hasil ekstraknya akan sempurna. Kemudian larutan
didiamkan untuk mendapatkan ekstrak yang sempurna. Setelah larutan didiamkan
(diekstraksi) terjadi ekstrak, sehingga ekstrak tersebut dipisahkan/ disaring untuk
mengambil hasil ektraksi yang didapat. Pada penyaringan digunakan larutan
kloroform untuk mengikat kandungan-kandungan lain yang tidak teridentifikasi
untuk senyawa metabolit sekunder. Hasil penyaringan diasamkan dengan asam
sulfat karena alkaloid bersifat basa sehingga diekstrak dengan pelarut asam dan
untuk identifikasi senyawa golongan alkaloid dalam sampel (daun bunga sepatu,
kunyit, babadotan). Setelah diasamkan diekstraksi dengan kloroform, dimana
larutan kloroform dapat mengikat senyawa yang tidak terdapat senyawa sekunder.
Ekstraksi hasil nya polar pertengan dan lapisan air asam. Hasil ekstraksi polar
pertengahan digunakan untuk menentukan alkaloid dari masing-masing sampel
dan lapisan air asam digunakan untuk menentukan senywa alkaloid golongan
terpenoid, kuinon, flavanoid, saponin, tanin atau ekstrak yang paling banyak
jumlahnya serta menunjukan bahwa kandungan senyawa organik polarnya realtif

besar. Kemudian hasil ekstraksi dibasakan untuk mengendapkan alkaloid agar


dapat diperoleh alkaloid dalam bentuk garam atau ataupun alkaloid dalam bentuk
bebas. Kemudian diekstraksi (ekstrak basa air basa), diekstrak kembali untuk
memperoleh hasil yang baik, dapat menarik senyawa alkaloid, karena alkaloid
mempunyai kelarutan yang baik dalam kloroform.
Identifikasi

senyawa

golongan

terpenoid,

hasil

ekstraksi

(polar

pertengahan) dari sampel (daun bunga sepatu, kunyit, babdotan) ditetesi anhidrat 2
tetes anhidrat + asam sulfat dan menghasilkan terpenoid itu daun bunga sepatu
dan babdotan. Adanya terpenoid karena warna yang terbentuk hijau dan merah
dari sampel. Warna terbentuk dari gugus kromofor sehingga dapat menyerap
warna yang ditentukan itu hasil dari transisi elektron dari senyawa yang terdapat
dalam masing-masing sampel. Digunakan reagen asam sulfat karena terpenoid
termasuk gugus nonpolar dan asaam sulfat juga nonpolar yang saling melarutkan
atau molekul dari anhidrat dan asam sulfat akan berikatan dengan molekul,
sehingga menghasilkan reaksi yang berubah warna/ warna yang menyerap.
Identifikasi senyawa golongan saponin hasil ekstraksi (polar pertengahan)
masing-masing sampel (daun bunga sepatu, kunyit, babdotan) dikocok sampai
terbentuk busa, tetapi dalam sampel masing-masing tidak teridentifikasi adanya
saponin karena tidak ada komponen lipida polar yang bersifat ampifik. Dalam
cairan, lipida itu spontan terdispersi membentuk misel dengan ekor filik yang
bersinggungan dengan medium cair. Misel tersebut dapat mengandung ribuan
molekul lipida. Lipida cair membentuk suatu lapisan dengan ketebalan satu
molekul yaitu lapisan tunggal. Pada sistem tersebut ekor hidrikarbon terbuka
sehingga terhindar dari air dan lapiasan hidrofilik memanjang ke air yang bersifat
polar sehingga itu disebut adanya busa, tetapi dalam sampel (daun bunga sepatu,
kunyit, babadotan) tidak adanya busa.
Identifikasi

senyawa

golongan

flavanoid

hasil

ekstraksi

(polar

pertengahan) masing-masing sampel, ditetesi HCl pekat 3 tetes dan ditambahkan


serbuk Mg. Senyawa flavanoid yang terbentuk hanya dari kunyit karena terjadi
perubahan warna merah. Perubahan warna terjadi dari pengujian flavanoid dengan
reagen serbuk Mg yang dapat menyebabkan tereduksinya senyawa flavanoid yang
ada sehingga menimbulkan perubahan warna.

Identifikasi senyawa golongan kuinon hasil ekstraksi (polar pertengahan)


masing-masing sampel ditetesi 3 tetes NaOH. Terbentuk senyawa kuinon hanya
dari kunyit terjadi perubahan warna merah. Perubahan warna terbentuk karena
dari penambahan reagen NaOH. Dimana natrium hidroksida itu memprotonasi
gugus fenil sehingga terjadi perubahan warna.
Identifikasi senyawa golongan tanin hasil ekstraksi (polar pertengahan)
masing-masing sampel ditetesi Fe(III) klorida 3 tetes menghasilkan tanin dari
daun bunga sepatu dan kunyit. Penambahan Fe(III) klorida yang terlarut dalam
koroform kedalam suatu larutan fenol dalam kloform atau larautan Fe(III) klorida
itu bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada senyawa tanin
sehingga menimbulkan suatu larutan berwarna/ perubahan warna.
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi bouchardat hasil ekstrak basa
masing-masing sampel ditetesi pereaksi bouchardat 2 tetes. Dalam semua sampel
tidak teridentifikasi adanya alkaloid karena pereaksi tidak dapat menjadikan
endapan yang terbentuk.
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi meyer hasil ekstrak basa masingmasing sampel ditetesi pereaksi meyer 2 tetes. Dalam semua sampel tidak
teridentifikasi adanya endapan dan berwarna kuning muda. Tidak teridentifikasi
karena tidak ada alkaloid dalam semua sampel yang tidak dapat akan membentuk
ikatan kovalen koordinat/ membentuk kompleks.
Identifikasi senyawa alkaloid pereaksi dragendorff hasil ekstrak basa
masing-masing sampel ditetesi pereaksi dragendorff 2 tetes. Dalam semua sampel
tidak teridentifikasi adanya endapan jingga karena dalam semua sampel tidak
adanya alkaloid yang tidak ajkan membentuk ikatan kovalen koordinat dengan
kalium ion logam.

VII.

KESIMPULAN
Dari percobaan penapisan dan analisis kualitatif senyawa metabolit sekunder

dengan identifikasi senyawa metabolit sekunder (terpenoid, saponin, flavonoid,


kuinon, tanin) dengan sampel kunyit, daun babadotan, daun bunga sepatu serta

identifikasi senyawa golongan alkaloid dengan uji pereaksi Bouchardat, Meyer,


Dragendorf dapat disimpulkan bahwa :

Senyawa metabolit sekunder dari daun bunga sepatu teridentifikasi


adanya terpenoid, tanin dari kunyit teridentifikasi flavanoid, kuinon

dan tanin dan babadotan teridentifikasi terpenoid.


Senyawa golongan alkaloid dengan uji pereaksi bouchardat, meyer,
dragendorff dari daun bunga sepatu tidak teridentifikasi alkaloid, dari
kunyit tidak teridentifikasi adanya alkaloid, dan babadotan juga tidak
teridentifikasi adanya alkaloid.

VIII.

DAFTAR PUSTAKA
Air.Retrieved 10 9, 2015, from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Asam-asetat. (2009, 10 25). Retrieved 10 9, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Bahan-bahan-kimia.Retrieved 11 7, 2015, from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Besi(III)-klorida. (2009, 10 25). Retrieved 11 7, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Chapter(II)-pdf.Retrieved 11 7, 2015, from www.respository.com:
http://www.respository.com

Etanol.Retrieved 11 7, 2015, from www.wikipedia.com:


http://www.wikipedia.com
Ejournal-pdf.2012.Retrieved 11 21, 2015, from www.repository.com:
http://www.repository.com
Ilmu-kimia. (2012, 06 03). Retrieved 11 21, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Jurnal-analisis-kualitatif-senyawa-metabolit-sekunder-pdf.Retrieved 11
21, 2015, from www.repository.com: http://www.repository.com
Mayo, D.W, R.M, Forbes, D,C. 2011, Microscale Organic Laboratory:
with Multistep and Multiscale Synthesis, 5th edition, John Wiley & Sons, New
York, p.85 91 ; 111 114.
Metanol. (2013, 07 07). Retrieved 11 21, 2015, from www.wikipedia.com:
http://www.wikipedia.com
Penapisan-fitokimia-golongan-senyawa-metabolit-sekunder.(2011, 09
04).Retrieved 11 7, 2015, from www.blogspot.com: http://www.blogspot.com
Uji-fitikimia.(2012, 11 03).Retrieved 11 7, 2015, from
www.wikipedia.com: http://www.wikipedia.com
Pasto, D. Johnson, C, Miller, M. 1992, Experiments and Techniques in
Organic Chemistry, Prentice Hall Inc, New Jersey, p. 43 46; 387 395.\
Williamson. 1999, Microscale Organik Experiments, 3rd edition Boston, p.
122 126; 39 65.

Anda mungkin juga menyukai