Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Bata ringan adalah batu bata yang memiliki berat jenis lebih ringan daripada bata

pada umumnya. Bata ringan sebagai bahan bangunan yang biasa digunakan untuk
mendirikan struktur dinding. Bata ringan dikenal ada 2 (dua) jenis: Autoclaved Aerated
Concrete (AAC) dan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Keduanya didasarkan pada
gagasan yang sama yaitu menambahkan gelembung udara ke dalam mortar akan
mengurangi berat beton yang dihasilkan secara drastis. Perbedaan bata ringan AAC
dengan CLC dari segi proses pengeringan yaitu AAC mengalami pengeringan dalam oven
autoklaf bertekanan tinggi sedangkan bata ringan jenis CLC yang mengalami proses
pengeringan alami. CLC sering disebut juga sebagai Non-Autoclaved Aerated Concrete
(NAAC).
Bata ringan CLC adalah beton seluler yang mengalami proses curing secara alami,
CLC adalah beton konvensional yang mana agregat kasar (kerikil) diganti dengan
gelembung udara, dalam prosesnya mengunakan busa organik yang kurang stabil dan tidak
ada reaksi kimia ketika proses pencampuran adonan, foam/busa berfungsi hanya sebagai
media untuk membungkus udara.
Pabrikasi dan peralatan yang digunakan untuk menghasilkan CLC juga standard,
sehingga produksi dengan mudah dapat pula diintegrasikan ke dalam pabrikasi beton
konvensional. Hanya pasir, semen, air dan foam yang digunakan dan kepadatan yang
didapatkan dapat disesuaikan mulai dari 350 kg/m sampai 1.800 kg/m dan kekuatan
dapat juga dicapai dari serendah 1,5 sampai lebih 30 N/mm.
Pasir sungai berukuran 2, 4, 6 dan 8mm dapat digunakan, tergantung pada
kepadatan yang diinginkan. Semen portland menawarkan kinerja paling optimal tetapi
kebanyakan jenis lain semen juga bisa digunakan. kepadatan beton bisa disesuaikan,
berbagai ukuran dan maupun panel prefab dapat diproduksi, di atas kepadatan dari
1

1.200 kg / m (setengah dari berat beton konvensional) untuk aplikasi struktural dapat
mengunakan rangka baja.
Pada CLC Gelembung udara yang dihasilkan benar-benar terpisah satu sama lain,
sehingga penyerapan air jauh lebih sedikit dan baja tidak perlu dilapisi dengan lapisan anti
korosi, beton dengan kepadatan diatas 1.200 kg/m3 juga tidak memerlukan plaster, seperti
pada AAC, hanya cukup di cat saja. Penyerapan air lebih rendah daripada di AAC dan
masih cukup baik dibandingkan dengan beton konvensional.
CLC sama halnya dengan beton konvensional kekuatan akan bertambah seiring
dengan waktu melalui kelembapan alamiah pada tekanan atmosfer saja. Meskipun tidak
seringan AAC, CLC tetap menawarkan penurunan berat badan yang cukup besar
dibandingkan dengan beton konvensional dan isolasi termal 500% lebih tinggi dan tahan
api.
Paku dan Sekrup dapat dengan mudah dipaku ke CLC terus tanpa harus menggunakan
pen, CLC juga dapat dipotong atau digergaji. Bahkan panel dinding rumah seluruhnya
dapat dicetak hanya dalam sekali tuang.
Saat ini, bata ringan lebih disenangi daripada batu bata dan batako karena
mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu. Di antaranya seperti bobotnya enteng,
bentuknya

presisi,

kuat.

Pembangunan

dinding

menggunakan hebel juga

tidak

memerlukan plester lagi, melainkan langsung bisa diaci. Sehingga dapat menghemat
rencana anggaran biaya.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tentu dengan bertambahnya produk bata ringan di daerah Sulawesi Utara
khususnya Kota Manado, konsumen memiliki kemudahan dalam mencari bata ringan
sehingga tidak perlu lagi memesan keluar kota bagi konsumen yang membutuhkan bata
ringan dalam jumlah yang banyak. proses pekerjaan yang cepat dan ringan sehingga
banyak sekali tukang yang lebih senang menggunakan material ini dibanding dengan bata
merah. Selain cepat juga tidak membutuhkan pasir sebagai perekat bata ringan sehingga
lebih praktis dan dari segi kebersihan tentu lebih memuaskan. Selain itu juga untuk
2

memberikan eksistensi produk ini kepada masyarakat Kota Manado. Memperkenalkan


kepada masyarakat luas tentang kelebihan dan keunggulan dari bata ringan dibandingkan
dengan bata lainnya seperti batubata dan batako.

1.3 Ruang Lingkup


Beton CLC menawarkan banyak ruang lingkup pengaplikasian, mulai dari isolasi atap
rumah pada kepadatan serendah 350 kg / m sampai dengan produksi panel dan lantai
beton dengan kepadatan 1800 kg / m.

BAB 2
METODE PELAKSANAAN

2.1 Pengamatan Lingkungan


Sebagai awal dari pendirian suatu usaha, hal yang pertama dilakukan adalah
melakukan pengamatan langsung terhadap lingkungan sekitar kita. Tujuan dari
dilakukannya pengamatan lingkungan sekitar kita adalah untuk mencari peluang usaha
yang sekiranya nanti bisa berkembang dengan baik ke depannya.
Dari hasil pengamatan, Kota Manado sedang berkembang diimbangi adanya proses
pembangunan dan proyek dimana-mana, sehingga dibutuhkan bahan bangunan seperti
bata ringan ini. Maka diperlukannya produksi bata ringan dalam jumlah yang besar.
3

2.2 Pembuatan Planning Usaha


Langkah selanjutnya setelah mendapatkan ide untuk mendirikan suatu usaha adalah
membuat planning usaha. Di dalam planning usaha ini dijelaskan tentang latar belakang
usaha, jenis usaha, lokasi usaha, strategi pemasaran, jadwal kegiatan, sumber dana,
estimasi biaya yang diperlukan, penerimaan, dan keuntungan yang akan didapatkan. Di
samping itu, juga dicantumkan analisa kelayakan usaha yang akan kami jalankan.

2.3 Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat bata ringan dengan penjaminan kualitas baik dalam segi kekuatan, kualitas
bahan, dan proses pembuatan yang sudah di standarisasi.
2. Menjual produk dengan harga yang terjangkau.
3. Menyebarkan brosur yang berisikan keunggulan dan kelebihan bata, ukuran yang
ditawarkan, serta detail lainnya.
4. Menawarkan produk via online, mendatangi beberapa developer perumahan dengan
memberikan sample, dan menjalin kerjasama dengan toko-toko bangunan yang ada di
Manado.
5. Mengadakan pameran di tempat-tempat keramaian dan pusat perbelanjaan.

2.4

Persiapan Usaha

Persiapan usaha yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan dana, segala bahan
yang dibutuhkan dalam membuat bata ringan, Alat cetak, lahan, mesin yang akan diperlukan
dalam proses pembuatan, serta lokasi pabrik, gudang, dan kantor yang mencukupi.
2.4.1

Peralatan
Dalam pembelian mesin/alat penunjang usaha dibeli diluar kota dan dalam sistem

paket. Yang dimana dalam satu paket terdiri dari berbagai macam alat, antara lain :
Mixer 650 Liter

1 unit

Foam Generator 250 Liter /menit

1 unit

Cetakan Besi 60cm x 20cm x 10cm

5 m3

Cetakan Besi 60cm x 20cm x 7.5cm

5 m3

Bucket Cor (kapasitas 200 liter)

3 unit

Timbangan Duduk 50 kg

1 unit

Timbangan Jarum 5 kg

1 unit

Timbangan Digital 5 kg

1 unit

Water Jet Steamer (semprot cuci)

1 unit

Foam Agent

100 kg

Selain itu juga diperlukan alat-alat lainnya seperti drum plastik/besi untuk wadah larutan
foam agent, 20 s.d 40 buah ember plastik untuk angkut pasir ke mixer, cangkul dan sekop.
2.4.2

Pembuatan
Adapula persiapan usaha lainnya yaitu mengetahui cara pembuatan adonan bata

ringan CLC.
Langkah awal, dari proses pembuatan adonan adalah penentuan bahan baku, yang perlu
diperhatikan dalam menentukan bahan baku adalah ketersediaan material itu sendiri
disekitar lokasi pabrik, kemudahan pengadaan, distribusi, serta harga material. Pada
umumnya bahan baku utama dari adonan bata ringan adalah: Semen sebagai binder
5

(pengikat), Pasir sebagai filler, Flay ash, Kapur yang tidak kalah pentingnya adalah
ketersediaan air mutlak diperhatikan.
Langkah kedua, sebelum membuat adonan, hal yang perlu dilakukan adalah menentukan
volume adonan yang dikehendaki, hal ini hanya dilakukan satu kali dalam setiap proses,
serta dimensi chamber dari mixer yang digunakan. Hal yang sama seperti tersebut diatas
dilakukan kembali apabila menghendaki volume yang berbeda atau dimensi chamber
mixer yang berbeda. Setelah volume ditentukan maka isilah chamber dengan air sesuai
volume yang dimaksud, kemudian tandai permukaan air dengan sesuatu yang bersifat
permanen (bisa menggunakan kayu, atau menggunakan bahan lain yang penting mudah
dilihat tanda volume yang dimaksud). Kemudian buang air yang berada dalam chamber.
Langkah ketiga, hitung jumlah total material yang akan menyusun adonan dengan cara
sederhana, sebabagai berikut :

Total Material (Kg) = Volume adonan X 0,8


= Z (Kg)
Kemudian langkah selanjutnya adalah membagi Z (Kg)/3 maka akan didapat Y (Kg).
Y (Kg) ini adalah jumlah masing2 material yang dimasukan kedalam chamber, sebagai
penyusun adonan. Untuk formula standar bata ringan pada umumnya perbandingan
antara semen (binder) dengan pasir (filler), filler bisa (pasir, fly ash atau kapur) adalah
1:2 (1 binder : 2 filler). Apabila filler yang digunakan berupa material fly ash atau kapur,
dan atau keduanya, maka jumlah yang diijinkan tidak lebih dari 17% dari total material
penyusun adonan. Apabila menggunakan bahan additive dalam adonan berupa katalis
atau polimer maka jumlah bahan additive yang dijinkan adalah (0,4-0,5)% dari berat
semen yang digunakan dalam adonan.
Langkah keempat, penentuan jumlah air untuk membuat adonan, secara prinsip air
berfungsi untuk membuat pasta semen, sehingga semen dapat berfunsi sebagaimana
mestinya. Air yang diperlukan untuk membuat pasta semen sebaiknya tidak terlalu
banyak, sehingga waktu curing adonan tidak terlalu lama, tetapi tidak membuat adonan
kurang slump (mudah mengalir), sehingga mudah dalam proses pengisian dalam cetakan.
Pada umumnya air yang diperlukan untuk membuat pasta semen adalah 0,4-0,6 dari berat
6

semen yang digunakan (mis: semen yang digunakan 100 Kg, maka air yang diperlukan
untuk memastakan adalah 40-60 liter).
Langkah kelima, adalah memasukkan material penyusun adonan secara berurutan yang
dimulai dari air untuk membuat pasta semen, additive (jika ada) kemudian semen dan
disusul dengan filler, semua material yang dimasukkan adalah sesuai dengan jumlah dari
hasil perhitungan teorinya. Aduk hingga mendapatkan adonan yang homogen dengan
berat jenis yang sesuai dengan permintaan, untuk adonan tanpa foam. Adapun berat jenis
yang di ijinkan adalah 1,8-2,2 kg/ltr, apabila ternyata adonan masih melebihi dari range
yang ditentukan maka tambahkan air
Menentukan mix design mortar (adonan), yang paling penting adalah menentukan
jumlah air yang diperlukan untuk membut pasta semen, secara umum penentuan jumlah
air untuk pasta semen adalah 0,4-0,6 dari jumlah semen yang dipastakan. Jumlah
pastinya ditentukan berdasarkan berat jenis mortar (adonan) sebagai penyusun adonan
bata ringan (Foam concrete), apabila berat jenis masih terlalu besar maka tambahkan air
sedikit demi sedikit sehingga berat jenis tersebut tercapai, akan tetapi yang harus
diperhatikan adalah total air yang dipergunakan diusahakan tidak melebihi ketentuan
umum pembuatan mortar (adonan).
Penentuan mix design foam concrete (adonan bata ringan), pada umumnya adalah
0,4:0,6, yang dimaksud perbandingan tersebut diatas adalah perbandingan jumlah antara,
adonan (mortar) penyusun dengan foam itu sendiri (bukan cairan foam tetapi foam jadi),
masukan foam dengan spesifikasi yang telah ditentukan sampai batas volume yang telah
ditentukan dari awal proses, untuk melakukan quality control dari foam concrete maka
lakukan pengukuran berat jenis sampel foam concrete yang diambil dari tiga titik
chamber, yaitu tengah, dasar dan permukaan.

2.4.3 Lahan Pabrik


Kebutuhan pabrik bata ringan
Dibutuhkan lahan + 150 m2 untuk setiap 1 m3 produksi.
Perincian:

Fondasi Mixer (ukuran fondasi bisa dilihat di bagian product mixer)


Lantai Kerja floor beton beratap untuk Proses Mixing 10 m2 untuk satu mixer
7

Lantai Kerja floor beton beratap untuk Pengecoran 2.5 m2 untuk satu cetakan
Lantai Kerja floor beton beratap untuk Curing Area 100 m2 untuk 1m3 produksi
Lahan terbuka untuk stock barang jadi 3 m3 untuk 1m3 produksi
Lahan terbuka untuk stock pasir dan bak cuci pasir
Kebutuhan lain :

Tandon air minimal 1m3 yang harus terisi penuh (ada pompa pengisi)
Gudang semen
Kantor

Untuk kapasitas 10m3 dengan satu mixer dibutuhkan lahan sekitar 2000 m2 dengan
perincian :
Lantai beton dengan atap :

untuk mixing 10 m2
untuk pengecoran 200 m2
untuk curring 1000 m2
Ruang Terbuka (lapangan) :

Stock barang jadi 300 m2


Stock pasir 50m2
Gudang Semen 30m2

Sisa untuk, kantor dan akses jalan

Gambar 2.1 Layout Pabrik

2.5 Hasil yang Diharapkan


Dari menjalankan usaha ini diharapkan bisa berjalan dengan baik dari proses awal
hingga berjalannya usaha. Diharapkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik,
dapat memberikan pelayanan yang terbaik serta kualitas produk yang tidak diragukan lagi
dan tentunya dapat bersaing di dunia industri bahan bangunan.

BAB 3
PENUTUP

3.1

Jadwal Pelaksanaan
9

Jenis Kegiatan

Nov-16

Des-16

Jan-16

Feb-16

Persiapan proposal usaha


Survey lokasi usaha dan bahan baku
Pengadaan peralatan
Menjalankan usaha
Pengurusan sertifikasi SNI
Pengadaan media promosi
Pemasaran produk
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan

3.2

Anggaran Biaya
No
.

Jenis Pengeluaran

Biaya (Rp.)

Pembelian Lahan Lokasi (150 m)

25.000.000.000,-

Pengurusan Sertifikat SNI

Pengadaan Alat

221.000.000,-

Pengiriman Alat

10.000.000,-

Pengadaan Bahan

6.000.000,-

Infrastruktur Pabrik
Total

6.500.000,-

100.000.000,25.343.500.000,-

Tabel 3.2 Anggaran Biaya

10

DAFTAR PUSTAKA
http://arafuru.com/sipil/cara-membuat-bata-ringan-hebel-secara-manual.html
http://teknotrek.blogspot.co.id/2013/05/cara-membuat-bata-ringan-ala-hebel.html
http://www.bataringanvoscon.com/2014/07/cara-menghitung-kebutuhan-bata-ringan.html
http://www.jasasipil.com/2015/09/menghitung-jumlah-kebutuhan-bata-ringan-dinding.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bata_ringan
http://pusatmesinbataringan.blogspot.co.id/2015/04/membuat-adonan-bata-ringan-clc.html
http://www.mesinbataringan.com/paketalatbataringan.php
11

12

Anda mungkin juga menyukai